Anda di halaman 1dari 49

Kesehatan Penerbangan Haji

Dr. Hannie Masyita


TUJUAN PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR
Peserta mampu menerapkan kesehatan
penerbangan pada Jemaah haji

Indikator Hasil Belajar


SETELAH MENGIKUTI MATA PELATIHAN INI, PESERTA MAMPU:
 Menjelaskan Konsep kesehatan penerbangan
 Melakukan pelayanan medik kesehatan penerbangan
(preflight, inflight dan post flight)
Kesehatan Penerbangan
Kesehatan secara jasmani dan rohani pada pelaku
perjalanan udara untuk dapat melakukan
penerbangan dengan aman dan tidak mengganggu
keselamatan penerbangan
Fisiologi
Penerbangan

• Komposisi udara (Table 1.1).


• Tekanan atmosfer pada ketinggian permukaan air laut
sebesar 760 mmHg/ 14.7 psi
• Gas tunduk pada hukum-hukum fisika
• Hukum Boyle
• Volume berbanding terbalik dengan tekanan
• Gas mengembang saat tekanan menurun
• Hukum Dalton
– Jumlah tekanan udara = jumlah tekanan parsial (tekanan
setiap gas)
• Komposisi persen dari atmosfer tetap konstan tetapi
tekanan berkurang dengan ketinggian
– Suhu udara rata – rata turun −1.98 °C setiap naik
ketinggian 1000 kaki dari permukaan air laut ke
36.089 kaki.
Ernsting’s Textbook of Aviation Medicine
HUKUM HENRY
HUKUM BOYLE

FISIKA
PENERBANGAN
HUKUM DALTON
HUKUM GRAHAM

HUKUM CHARLES
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi
Fisiologi Tubuh selama Penerbangan

Faktor Fisiologis (Hipoksia , Perubahan tekanan udara,


dst)
Faktor Fisik ( masalah ergonomi, dst)

Faktor Psikologik (Ofensif,dst)

ERNSTING, IATA Medical Manual edisi 12


Perubahan Fisiologis akibat
Ketinggian/ Penerbangan
 Tekanan Udara menurun, tekanan parsial
oksigen dalam darah menurun
 Expansion/ trapped gas
 Suhu menurun
 Kebisingan
 Vibrasi
 Adanya percepatan/ akselerasi
 Masalah ergonomik
 Faktor psikologis
 Pelintasan Zona Waktu
7
Risiko Gangguan Kesehatan Selama
Perjalanan

Hipoksia Dehidrasi

DVT
Mabuk Udara

Hipotermi Trapped Gas


Kesehatan Penerbangan Pre-Flight

Outlines Kesehatan Penerbangan In-Flight

Kesehatan Penerbangan Post-Flight


Pre-Flight
Pendahuluan

Lingkungan penerbangan bukan Sesuai peraturan


lingkungan alamiah manusia, internasional penerbangan
perubahan – perubahan sipil (IATA) bahwa
fisiologis yang terjadi dapat penumpang pesawat udara
memicu timbulnya penyakit/ diharuskan mempunyai
masalah kesehatan baru,
maupun memperberat kondisi/ kesehatan yang baik
penyakit sebelumnya ( fitness for air travel)

IATA Medical Manual edisi 12


KELAIKAN TERBANG

Pemeriksaan kelaikan terbang penumpang pesawat udara adalah uji


pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani calon penumpang pesawat
udara yang meliputi rangkaian kegiatan anamnesis, PF, px penunjang yg
hasilnya digunakan untuk menentukan status kesehatan calon penumpang
apakah laik/ aman untuk terbang.
Dilaksanakan oleh Dokter yang mempunyai kompetensi dalam kesehatan
penerbangan (SpKP, FS, dokter umum dgn pelatihan Kes. penerbangan)
dibantu tim kesehatan (FN, perawat terlatih,dsb ).

Penumpang dengan kondisi tertentu, sedang atau setelah sakit perlu


mendapatkan pertimbangan medis dari dokter sebelum melakukan
penerbangan dengan aman.

KepDirjen PP&PL No. HK.03.05/D/I.4/273/2007


KONDISI / PENYAKIT YANG PERLU PENILAIAN MEDIK

1. PENYAKIT YANG DIPERBERAT DENGAN PERJALANAN UDARA


( Penyakit Jantung,THT, dll)
2. PENYAKIT MENULAR ( COVID 19, TB Paru , Cacar, dll)
3. PENDERITA YANG MENGGANGGU PENUMPANG LAIN (Penderita
Penyakit Kejiwaan, gangguan perilaku, dll)
4. KONDISI YANG MEMERLUKAN PENILAIAN MEDIK KHUSUS
( Kehamilan, Geriatri, dll)

IATA Medical Manual edisi 12


DOKUMEN PEMERIKSAAN KELAIKAN TERBANG PENUMPANG PESAWAT
UDARA

Medical Information Form for Air Travel (MEDIF)

Surat Rujukan

Medical Clearance dari KKP

Juknis Laik Terbang Penumpang Pesawat Udara, 2007


MEDIF GARUDA INDONESIA
MEDIF
Penilaian oleh medis dengan
DIAGNOSIS kompetensi Kesehatan LAIK KETERANGAN
Penerbangan
Saturasi Oksigen <95% >95%  
Kardiovaskular dan Gangguan Peredaran Darah Lainnya
Angina Unstable Angina atau Angina  Terkontrol dengan obat-  
dengan minimal aktivitas obatan
 Tidak terjadi saat istirahat
Infark Miokard Kurang dari 10 hari atau berisiko ≥ 10 hari jika tanpa komplikasi  
tinggi
Gagal Jantung Gagal jantung akut atau gagal Gagal jantung terkontrol dan Dikatakan adekuat jika mampu
jantung kronis tidak terkontrol kondisi stabil berjalan 50 meter atau dapat
menaiki tangga dengan
kecepatan normal tanpa sesak
Meskipun demikian perlu
dipertimbangkan adanya oksigen
di pesawat
Edema Paru Belum sembuh Sudah sembuh Perhatikan kemungkinan terjadi
infark miokard
Deep Vein Trombosis (DVT) Jika aktif Asimtomatik Stabil dengan antikoagulan oral

Kelainan Darah
Anemia Hb < 8,5 g/dl (5,3 mmol/L) Hb > 8,5 g/dl (5,3 mmol/L) Jika akut anemia, kadar Hb
kecuali karena penyakit kronis harus dinilai lebih dari 24 jam
setelah kehilangan darah terakhir
dimana perdarahan harus
berhenti
Gangguan Pernapasan
Bronkiektasis
Asma Hipoksemia
  Tidak ada infeksi
Asimtomatik dan tanpa infeksi  
Membawa obat yang dikonsumsi
  dalam tas
Hipertensi Pulmonal NYHA klasifikasi II dan III NYHA klasifikasi I  
 
Tuberkulosis Tidak diobati atau pada dua Setelah 2 minggu atau lebih  
minggu pertama pengobatan dilakukan pengobatan adekuat
dan tanpa gejala (BTA -)

Pneumotorak Enam hari atau kurang setelah Tujuh hari setelah paru  
paru mengembang penuh mengembang penuh dan 14 hari
setelah paru mengembang dari
pneumotoraks traumatik
COPD - Memerlukan oksigen saat di - Sembuh total setelah  
ground level eksaserbasi
- PO2 < 50 mmHg - Tidak ada infeksi
- Eksaserbasi yang belum - mampu berjalan lebih dari 50 m
sembuh tanpa sesak
Kelainan Darah
Anemia Hb < 8,5 g/dl (5,3 mmol/L) kecuali Hb > 8,5 g/dl (5,3 mmol/L) Jika akut anemia, kadar Hb harus
karena penyakit kronis dinilai lebih dari 24 jam setelah
kehilangan darah terakhir dimana
perdarahan harus berhenti
Sickle Cell Disease
Gangguan Pernapasan Sebelum 9 hari masa krisis ≥ 10 hari Dibutuhkan suplemen oksigen
Bronkiektasis sickling
Hipoksemia Tidak ada infeksi  
 
Penyakit Neuromuskular Terbatasnya pengembangan paru    
yang sangat berat sehingga
memerlukan alat ventilasi di
rumah
Malformasi Arteri Vena Pulmoner Hipoksemia berat (SpO2 < 80%)    

Hipertensi Pulmonal NYHA klasifikasi II dan III NYHA klasifikasi I  


 
Cystic fibrosis VEP1 / FEV1 < 50% Tidak ada infeksi  

Asma   Asimtomatik dan tanpa infeksi Membawa obat yang dikonsumsi


dalam tas
Tuberkulosis Tidak diobati atau pada dua Setelah 2 minggu atau lebih  
minggu pertama pengobatan dilakukan pengobatan adekuat
dan tanpa gejala (BTA -)
Pneumotorak Enam hari atau kurang setelah Tujuh hari setelah paru  
paru mengembang penuh mengembang penuh dan 14 hari
Ventilator Kasus serius harus Kasus yang
setelah paru stabil dan hanya
mengembang dari  
dikonsultasikan dahulu dengan memerlukan ventilasi
pneumotoraks normal
traumatik
kedokteran penerbangan
COPD, Emfisema, - Memerlukan oksigen saat di - Sembuh total setelah  
Fibrosis Paru, ground level eksaserbasi
Efusi Pleura dan - PO2 < 50 mmHg - Tidak ada infeksi
Hemotoraks - Eksaserbasi yang belum - mampu berjalan lebih dari 50 m
  sembuh tanpa sesak

Bedah Thorax 10 hari atau kurang > 11 hari tanpa komplikasi saat Misal: lobektomi, pleurectomy,
pemulihan biopsi terbuka paru
Gangguan Sistem Saraf Pusat (SSP)

TIA (Transient Ischemic Attack) 2 hari atau kurang Setelah 2 hari  

CVA (Stroke) 4 hari atau kurang - 5-14 hari jika stabil atau ada Jika telah sembuh tanpa komplikasi
perbaikan dengan pendampingan tidak perlu pendampingan perawat
perawat.
- 2 minggu paska stroke harus
diberikan oksigen tambahan
Grand mall fit 24 jam atau kurang >24 jam jika keadaan umumnya baik  
dan terkontrol
Gangguan kognitif/ Demensia Riwayat delusional, paranoid, Tidak ada paranoid yang signifikan, Memerlukan pendampingan saat
perilaku agresif, disorientasi, agitasi perilaku agresif atau agitasi. terbang
di lingkungan keluarga dan Tidak ada deteriorasi sejak serangan
kecemasan yang signifikan terakhir
Gastro-intestinal
Perdarahan saluran cerna Perdarahan terjadi 24 jam atau ≥ 10 hari  
kurang 1-9 hari jika pemeriksaan
endoskopi baik. Hb terus
meningkat sebagai tanda
penyembuhan
Gangguan THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan)
Otitis Media dan Sinusitis Keadaan akut atau hilangnya    
fungsi Eustachius

Penyakit Jiwa
Psikosis akut Episode dalam 30 hari (misalnya   Untuk alasan keamanan
mania, skizofrenia)
Ganggguan jiwa kronis Jika terdapat risiko signifikan Stabil dan dapat dikendalikan  
dalam penerbangan dengan pengobatan
Lain-lain
Penyakit menular Selama masa penularan   Lepra, Herpes Zooster, Varicella
 
 
Kehamilan
Penilaian oleh medis dengan
kompetensi kesehatan
penerbangan

Usia kehamilan
14-26 minggu
Pre Flight Check

Pemeriksaan Tekanan
Darah & Saturasi Pemeriksaan HB rapid
Oksigen: test, konjungtiva & jari :
Jemaah dengan komorbid
Jemaah dengan komorbid anemia dan riwayat
penyakit jantung dan perdarahan
paru-paru.
TAS KLOTER
In-Flight
H i p o k si a
P enyebab:
a. Penambahan ketinggian tanpa
penambahan oksigen yang
mencukupi, kegagalan alat bantu
napas atau penurunan tekanan
kabin pesaw at secara t iba- t iba.

b. Kondisi yang mengganggu


kemampuan darah untuk membawa
oksigen dapat menyebabkan
hipoksia ( misal: anemia, P P OK,
PJK dll).
Gejala hipoksia sering tidak disadari, onset
timbul perlahan pada ketinggian di atas 10.000
kaki .
Pe n a n ga n a n h i p o k si a d i l a k u k a n
d e n ga n p e m b e r i a n o k s i g e n
tambahan.
(Deep Vein Thrombosis)

Deep vein thrombosis adalah terjadinya pembekuan darah di pembuluh darah


balik (vena) dalam, biasanya terjadi di daerah tungkai.

Panduan Sehat Penumpang Pesawat Udara


ra s i /
Dehid
n ga n
kekura
cair a n
Gunakan pelembab

• Kadar kelembaban di
dalam kabin rendah
(< 20%)

Minum 200 mL/jam Tidak menahan kencing


HIPOTERMIA
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis
hingga di bawah 35oC.

Suhu udara turun −1,98 °C


setiap naik ketinggian 1000 kaki
dari permukaan air laut

Penyebab
•Berada di tempat dingin dalam waktu yang lama (8-10 jam)
•Mengenakan pakaian yang terbuka & kurang tebal
•Aktivitas tubuh yang minimal
Gunakan baju tebal & tertutup
(ditambah jaket / selimut)

Minum air minum hangat (wedang


jahe,dll)

Lakukan senam peregangan tiap 2


PENANGANAN jam sekali

Tutup panel ac pesawat di atas kursi


Jemaah

Oleskan Balsam / minyak kayu putih


A Meminum obat anti mabuk
seperti Dimenhydrinate

B Batasi konsumsi makanan


atau minuman yang
banyak menghasilkan gas
sebelum atau selama
penerbangan
M a buk Uda ra C
Longgarkan sabuk pengaman
(Air M o tio n S ic kness)
yang dipakai

Koordinasi mata dan sistem


vestibular di telinga dalam
tidak bekerja selaras dalam
mengirimkan informasi ke
otak

D
Nyeri pada telinga • Nyeri pada telinga terjadi pada saat
awal terbang dan mendarat
• Nyeri dapat diatasi dengan
gerakan menelan, mengunyah
atau menguap
• Bila masih belum membaik, maka
Manuver Valsava dapat
dilakukan.
• Pada jemaah dengan infeksi telinga,
hidung atau sinus yang ringan, perlu
diberikan dekongestan untuk
mengurangi edema mukosa.

• Hindari makanan dan


minuman yang mengandung
Perut Kembung gas sebelum terbang

• Riwayat dyspepsia, perlu


disiapkan antasida
Penanganan Trapped Gas

Gunakan manuver Toynbee untuk


Gunakan manuver valsalva untuk melepaskan melegakan telinga.
tekanan pada telinga. • Manuver ini dapat membantu melegakan
• Tutup kedua lubang hidung dan mulut Anda. tekanan di telinga tengah dan
• Hembuskan napas perlahan dengan mencoba menghilangkan sumbatan yang membuat
mengeluarkannya dari hidung. Anda merasa tidak nyaman.
• Jangan mengembuskan udara terlalu kuat karena • Minumlah seteguk air, tetapi jangan
langsung ditelan.
bisa merusak gendang telinga. Anda mungkin bisa
• Tutup mulut Anda dan gunakan jari
mendengar suara letupan kecil saat tekanan pada tangan untuk menutup lubang hidung.
telinga terlepas, tetapi seharusnya tidak merasa Setelah itu, telan air yang ada di dalam
nyeri. mulut. Anda boleh mengulangi manuver ini
maksimal 5 kali.
In-Flight Medical
Emergency
EMERGENCY IN FLIGHT

Kondisi kesehatan penumpang bersifat dinamis,


mungkin saat berangkat sehat, tetapi karena
berbagai faktor seperti stress perjalanan,
lamanya waktu menunggu di bandara dan
faktor kelelahan selama penerbangan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada saat
penerbangan, apalagi bila penerbangan itu
membutuhkan waktu yang lama
PERLENGKAPAN MEDIS
DI PESAWAT
STANDARD OF AIRLINE FIRST AID KIT

No Name Quantity

1 Adhesive bandages comp 1.inch 2 packs

2 Adhesive roll type 1 pack


3 Ammonia inhalant 1 pack
4 Antimo tab 10 tablets
5 Bandages compresses 4 inch 8 packs
6 Bandages scissors 1 pieces
7 Burn Gel 1 tube
8 Examination gloves 1 pack
9 Gauze bandages 4 inch 2 packs
10 Dumin / Paracetamol 500mg 10 tablets
11 Polacel tab 10 tablets
12 Povidone swabs 2 packs
Triangular bandages comp 40
13 5 packs
inch
14 Wire splint 2 packs
STANDARD OF AIRLINE FIRST AID KIT
No Name Quantity
  Drug  
1 Aminophylin injeksi 1 ampul
2 Aqua pro injeksi 1 vial
3 Atropin sulfas injeksi 2 ampul
4 Ephineprin injeksi 2 ampul
5 Cortison Acetate injeksi 1 vial
6 Dexamethason injeksi 2 vial
7 Dextrose 40% 25 ml injeksi 2 kolf
Diazepam injeksi / Valdimex
8 2 ampul
injeksi
9 Paradryl injeksi 1 vial
10 Lidocain 2% injeksi 2 ampul
11 Piralen injeksi 2 ampul
12 Novalgin injeksi 2 ampul
13 Ascardia 80 mg tab 10 tablet
14 Betadine solution 30 ml 1 botol
15 Polacel tab 10 tablet
16 Scopamin plus tab 10 tablet
17 Isosorbide dinitrate 5 mg tab 10 tablet
18 Mefenamic acid 500 mg tab 10 tablet
Metvell 0.125 mg / Methergin
19 4 tablet
0,125 mg tab
20 Ventolin Inhaler 1 can
STANDARD OF AIRLINE FIRST AID KIT
No Name Quantity
  Health Apparatus  
1 Alcohol swabs 5 sheets
2 Battery Flash 1 piece
3 Blood presure meter anaroid 1 piece
4 Disp syringe 1 ml 1 piece
5 Disp syringe 10 ml 1 piece
6 Disp syringe 5 ml 2 piece
7 Hansaplast Bandage 10 sheets
8 Minor surgery 1 set
Oropharingeal Airway tube
9 1 piece
adolescent
10 Oropharingeal Airway tube adult 1 piece
11 Oropharingeal Airway tube infant 1 piece
12 Protective latex gloves steril no.8 1 piece
13 Protective latex gloves steril no.7 1 piece
14 Stetoscop 1 piece
15 Surgical face masker 3 ply earloop 2 piece
16 Thermometer digital 1 piece
 17  Tas Ampul 1 piece 
17 Tas ampul 1 piece
Post-Flight
Penyesuaian umumnya lebih cepat jika
penerbangan dilakukan ke arah barat
dibandingkan penerbangan ke arah timur

Cara Mengatasi:

1) M enyesuaikan diri dengan tempat tujuan.


H inda ri kopi, teh da n minuma n bersoda .
2) Nikmati perjalanan
3) M inum air putih minima l 200 m L/ jam ( 1
gelas/ jam).
4) Usahakan tetap terjaga satu jam sebelum
5) mendarat.
6) Posisikan badan senyaman mungkin dan
7) Isti rahat yang cukup.
FATIGUE

• Kelelahan (Fatigue) kondisi


penurunan kemampuan fisik dan atau
mental dan meningkatnya penurunan
kewaspadaan/kesiapsiagaan dari hasil
atau gabungan faktor fisik, mental,
kesehatan, faktor psikososial serta
kurangnya kualitas tidur

05/11/2023
FATIGUE TEST*

Fatigue
Test

*Jongen et all. Sensitivity and Validity of Psychometric Tests for Assessing Driving Impairment:
Effects of Sleep Deprivation, Plos One Journal. (2015). 1-22
05/11/2023
Penanganan
• Hindari minuman berkafein
• Istirahat yang cukup
• Minum air yang cukup
• Hindari aktivitas berlebihan

05/11/2023
Koordinasi Post Flight

• Visitasi dan triase jemaah yang sakit / butuh


penanganan emergensi
• Koordinasi dengan purser tentang evakuasi
jemaah yang sakit
• Koordinasi dengan EMT & Tim Daker Bandara
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai