Anda di halaman 1dari 9

EVIDENCE BASE PRACTICE (EBP)

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP INTENSITAS NYERI


PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG IRNINA ABLU
RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO

I. PENDAHULUAN
Klien yang mengalami nyeri kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dan
nyeri yang berat dapat menghambat gaya hidup seseorang apabila tidak segera diatasi maka
nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu untuk
melaksanakan aktivitas perawatan diri. Nyeri juga menyebabkan isolasi sosial, depresi dan
perubahan konsep dari oleh karena itu peran perawat sangat diperlukan untuk membantu
klien dan anggota keluarga dalam upaya mengatasi nyeri. Penting juga perawat memahami
makna nyeri secara holistik pada setiap individu sehingga dapat mengembangkan strategi
penatalaksanaan nyeri selain pemberian analgetik yaitu terapi non farmakologi (Potter &
Perry, 2005).
Penatalaksanaan nyeri di bagi menjadi dua yaitu dengan farmakologi dan non
farmakologis. Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari berbagai tindakan penanganan
fisik meliputi stimulus kulit, stimulus elektrik saraf kulit, akupuntur dan pemberian placebo.
Intervensi prilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, tehnik relaksasi, imajinasi terbimbing,
umpan balik biologis, hypnosis dan sentuhan terapeutik (Tamsuri, 2006).
Berdasarkan Depkes RI, 2007 badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005
terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2
juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar 46,2% dari
insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi diistegritas
tulang, penyebab terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses
degeneratif juga dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur (Rohimin, 2009). Penyebab
yang berbeda, dari hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25% penderita fraktur yang
mengalami kematian, 45 mengalami cacat fisik, 15% mengalami stress psikologis karena
cemas dan bahkan depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik. (Rohimin, 2009).
II. ANALISA JURNAL
Judul : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Fraktur Di Ruang Irnina Ablu Rsup Prof Dr. R.D Kandou Manado
Penulis : Suhartini Nurdin, Maykel Kiling, dan Julia Rottie
Komponen Jurnal Hasil Analisa
A. pendahuluan 1. Masalah penelitian yang di sampaikan:
Masalah penelitian yang disampaikan peneliti yaitu dari hasil
survey awal yang dilakukan peneliti di ruang irina A BLU
Prof.Kandou Manado, umumnya perawat tidak melakukan teknik
relaksasi pada pasien yang mengalami nyeri khususnya pasien
post operasi fraktur karena perawat hanya melaksanakan instruksi
dokter berupa pemberian analgetik
2. Besar masalah menurut peneliti:
Berdasarkan Depkes RI 2007 badan kesehatan dunia (WHO)
mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang yang
meninggal di karenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta
orang mengalami kecatatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan
yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur
ekstremitas bawah sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang
terjadi. Penyebab yang berbeda dari hasil survey tim Depkes RI di
dapatkan 25% penderita fraktur yang mengalami kematian 45%
mengalami cacat fisik ,15% mengalami stress psikologis karna
cemas dan bahkan depresi dan 10% mengalami kesembuhan
dengan baik (Rohimin ,2009)
3. Dampak masalah jika tidak diatasi:
Menurut Walsh dalam Harnawatiaj (2008) pada pasien post
operasi seringkali mengalami nyeri hebat meskipun tersedia obat-
obat analgesik yang efektif, namun nyeri pasca bedah tidak dapat
diatasi dengan baik, sekitar 50% pasien tetap mengalami nyeri
sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien.
4. Kesenjangan yang terjadi / perbandingan antara masalah yang ada
dengan harapan/ target:
Nyeri bersifat subjektif dan tidak ada individu yang mengalami
nyeri yang sama. Untuk itu perawat perlu mencari pendekatan
yang paling efektif dalam upaya pengontrolan nyeri (potter,2005).
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau
bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik, pembedahan
dan pengobatan
5. Tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur
Di Ruang Irnina Ablu Rsup Prof Dr. R.D Kandou Manado
Hipotesis:
Peneliti tidak mencantumkan mengenai hipotesis
B.1. Populasi dan 6. Populasi target penelitian:
Sampel Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien pasca operasi fraktur di irina A BLU RSUP
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado sebanyak 20 orang.
7. Sampel penelitian:
Sampel yang dijadikan subyek penelitian adalah pasien yang telah
menjalani tindakan operasi fraktur selama penelitian berlangsung
di irina A BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado
8. Metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target:
Metode sampling yang digunakan yaitu Accidental Sampling
9. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian:
Jumlah sampel penelitian yang diteliti sebanyak 20 orang
B.2 Desain Penelitian 10. Desain penelitian yang digunakan
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian Pra-
Eksperiment (One-Group Pra-Post Test Design).
11. Variabel yang diukur dalam penelitian:
Variabel independent yaitu tekhnik relaksasi sedangkan variabel
dependent adalah intensitas nyeri
B.3 Pengukuran atau 12. Metode Pengumpulan Data:
pengumpulan data Data Primer, data pasien diambil langsung dari responden dengan
cara penggunaan lembar observasi yang telah disusun mengacu
pada kriteria yang perubahan intensitas nyeri pada pasien post
operasi fraktur.
Data sekunder, data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi
penelitian dan data pasien yang telah menjalani tindakan operasi
fraktur
13. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data:
Peneliti tidak mencantumkan mengenai alat ukur yang digunakan
untuk pengumpulan data.
14. Validitas dan Reabilitas alat ukur:
Peneliti tidak mencantumkan mengenai uji validitas yang
reabilitas.
15. Yang melakukan pengukuran:
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.
16. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisa data:
Uji statistik yang digunakan yaitu uji paired samplet-test
17. Program atau software statistik yang digunakan untuk
menganalisis data:
Menggunakan program komputer SPSS
C.1. Alur penelitian 18. Alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
dan data base line mengikuti penjelasan data base line kelompok eksperimen dan
kelompok penelitian sampai selesai, drop out dan loss of follow
up:
Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,2008),
Pasien pasca operasi fraktur yang berada di irina A BLU RSUP
Prof.Dr.R.D.Kandou manado, Pasien pasca operasi fraktur yang
bersedia menjadi responden, belum mendapatkan teknik relaksasi.
Kriteria ekslusi adalah menghilangnya atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteri inklusi dari studi karena berbagai sebab
(Nursalam ,2008). Kritria Ekslusi dalam penelitian ini adalah :
Pasien yang telah menjalani tindakan pasca operasi fraktur yang
mengundurkan diri menjadi responden dalam penelitian, pasien
yang tidak responsif
19. Karakteristik responden:
- Umur
- Jenis kelamin
- Tingkat pendidikan
- Pekerjaan
20. Hasil Penelitian:
Pada penelitian ini, sesudah dilakukan teknik relaksasi terjadi
perubahan intensitas nyeri. Hal ini dapat diketahui dari 11 orang
(55,0 %) dengan intensitas nyeri hebat terkontrol berkurang
menjadi 10 orang dengan intensitas nyeri sedang dan 1 orang
dengan intensitas tidak nyeri. Hal yang sama juga terjadi pada 8
orang (40,0 %) dengan intensitas nyeri sedang berkurang menjadi
intensitas nyeri ringan. Intensitas nyeri ringan 1 orang (5,0%)
berkurang menjadi tidak nyeri.
Adanya perubahan intensitas nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan teknik relaksasi diketahui setelah dilakukan uji statistic
menggunakan uji paired sample ttest pada tingkat kemaknaan 95
% (=0,05). Nilai mean sebelum dilakukan teknik relaksasi 6,20
dan sesudah dilakukan teknik relaksasi yaitu 3,85. Hasil analisi
diperoleh nilai p sebesar 0,000 dengan kata lain p < 0,05. Oleh
karena itu maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi hasil penelitian
ini menunjukan bahwa teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri
pada pasien pasca operasi fraktur secara bermakna.
21. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ada
pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri
pada pasien pasca operasi fraktur di Irina A BLU RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado, nilai p = 0,000 (p<0,05), Tingkat nyeri
pasca operasi fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi di Irina
A BLU RSUP Prof. R. D. Kandou Manado, yaitu : nyeri ringan 1
orang ,nyeri sedang 8 orang nyeri hebat terkontrol 11 orang
Tingkat nyeri pasca operasi sesudah dilakukan teknik relaksasi di
Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, yaitu : tidak
nyeri 1 orang, nyeri ringan 9
orang dan nyeri sedang 10 .
22. Penjelasan tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian:
Peneliti tidak menjelaskan nilai kepentingan klinis dari hasil
penelitian
23. Interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian :
Peneliti tidak menjelaskan mengenai interpretasi hasil penelitian
24. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukan adanya
relevansi:
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayudianningsih
dan Novarizki Galuh, 2010 dengan judul pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada
pasien post operasi fraktur femur di Rumah Sakit Karima Utama
Surakarta, didapatkan hasil tingkat nyeri responden sebelum
perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok control
sebagian besar mengalami nyeri hebat, tingkat nyeri responden
sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen sebagian besar
mengalami nyeri sedang dan ringan sedangkan pada kelompok
kontrol rata-rata mengalami nyeri hebat dan pasien pasca operasi
fraktur femur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta, dan Ada
pengaruh yang signifikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Rumah Sakit
Karima Utama Surakarta (pv= 0,006).
25. Penjelasan peneliti tentang makna dan relevansi hasil
penelitiannya dengan perkembangan ilmu kesehatan serta
terhadap pemecahan masalah:
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
26. Nilai kepentingan (importance) hasil penelitian:
Teknik relaksasi merupakan salah satu terapi non farmakologis
untuk membantu menurunkan intensitas nyeri
27. Kemampulaksanaan applicability hasil penelitian menurut
peneliti:
Peneliti tidak menjelaskan secara langsung kemampuan
pelaksanaan (applicability) hasil penelitian pada tatanan klinik.
28. Replikasi hasil penelitian ini pada setting praktik klinik lainnya:
Peneliti tidak mencantumkan replikasi hasil penelitian ini pada
setting praktik klinik lainnya.
29. Penjelasan peneliti tentang kekuatan dan kelemahan penelitian:
Peneliti tidak mencantumkan mengenai kekuatan dan kelemahan
penelitian.
30.Level evidence penelitian :
Level evidence penelitian ini adalah level III

III.KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Teknik relaksasi merupakan metode yang dapat di lakukan terutama pada pasien yang
mengalami nyeri, merupakan latihan pernafasan yang menurunkan komsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan,frekuensi jantung dan ketegangan otot. Teknik relaksasi perlu
diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang oiptimal dan perlunya instruksi
mengunakan teknik relaksasi untuk menurunkan atau mencegah meningkatnya nyeri.
b. Saran
Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut terhadap teknik non farmokologi
lainnya yang berhubungan dengan penurunan nyeri

IV. DAFTAR PUSTAKA


Galuh Novarizki Ayudianningsih, (2009).pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur di rumah sakit karima
utama Surakarta.http://etd.eprints.ums.ac.id/6424/ di akses pada tanggal 28 april 20013.
Ni Made Dewi Ratnasari. (2012).Pengaruh pemberian Guided Imagery terhadap nyeri pada
pasien post operasi fraktur di RSUD PENEMBAHAN SENOPATI BANTUL.http://ejournal.
respati.ac.id di akses pada tanggal 28 april 2013.
Nursalam (2008).Konsep dan Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta :
salemba Medika
Potter &Perry ,2005. Fundamental Keperawatan Volume 2.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Syahriyani (2010). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Apendiktomi di Ruang Perawatan Bedah RSU TK II Pelamonia
Makassar http://myzonaskripsi.com/2011/01/pengaruh-teknikrelaksasi-terhadap. Html
didowload tanggal 27 April 2013, pukul 12.00 WITA
Setiadi, 2007 ,Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan . Yogyakarta ; Graha ilmu
Smeltzer .Suzanne C, dan Bare,Brenda G, 2002 . Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart edisi 8 vol 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Smeltzer ,dkk, 2002 .Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart edisi 8 vol 2.Jakarta :
Buku Kedokteran EGC Soekidjo ,Notoadmojo ,2005. Metodologi Penelitian Kesehatan
.Jakarta : Rineka Cipta
Soekidjo ,Notoadmojo ,2005. Metodologi Penelitian Kesehatan .Jakarta : Rineka Cipta

JURNAL & EVIDENCE BASE PRACTICE (EBP)


PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP INTENSITAS NYERI
PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG IRNINA ABLU
RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO

Kelompok 8 :

Program Profesi Ners


STIKes Karsa Husada Garut
2016-2017

Anda mungkin juga menyukai