Anda di halaman 1dari 51

PERENCANAAN

PERENCANAANTENAGA
TENAGA
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Program Studi S1 Keperawatan

STIKes ARTHA BODHI ISWARA

Surabaya

2020
DEFINISI PERENCANAAN KETENAGAAN
DEFINISI PERENCANAAN KETENAGAAN

 Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi di unit kerjanya, termasuk organisasi keperawatan,
sehingga berhubungan dengan keberhasilan suatu organisasi atas kualitas
SDM.
 Perencanaan ketenagaan merupakan proses estimasi terhadap jumlah sumber
daya keperawatan berdasarkan tempat, ketrampilan, dan perilaku yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan keperawatan dan meramalkan atau
memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan
dibutuhkan dan berapa jumlahnya serta dilakukan dengan analisis kebutuhan
tenaga keperawatan.
 Dalam merencanakan tenaga keperawatan hal pertama yang harus dilakukan
adalah mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan (berupa
pelayanan yang dependent, independent, interdependent, langsung maupun
tidak langsung), membutuhkan waktu berapa lama, harus dikerjakan oleh
perawat yang memiliki kemampuan seperti apa, dan sebagainya sehingga bisa
ditentukan kategori dan jumlah perawat yang dibutuhkan. Dilanjutkan dengan
proses seleksi, proses orientasi, penempatan, pembagian tenaga setiap shift
dan tanggungjawab apa yang harus dijalankan oleh tenaga keperawatan
tersebut
FUNGSI UTAMA KETENAGAAN
FUNGSI UTAMA KETENAGAAN

 Memenuhi falsafah organisasi dan budget organisasi, dimana


pelayanan keperawatan tergantung pada kuantitas tenaga
keperawatan yang bertugas selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shif dan pelaksanaannya saling berkesinambungan

 Dukungan SDM yang optimal diharapkan mampu meningkatkan


mutu pelayanan keperawatan. Untuk itu selain kuantitas tenaga
diperlukan juga pengembangan karir bagi perawat, seperti
keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan, peningkatan jenjang
pendidikan dan lain-lain.   
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN

Untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu


ruangan ada beberapan rumusan, yaitu :

1. Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979).

Metode penghitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat


tidur sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan.
Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.
Kelemahan dari metode ini adalah hanya mengetahui jumlah perawat
secara kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat di
rumah sakit dan kapan tenaga perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap
unit di rumah sakit. Metode ini bisa digunakan jika kemampuan dan
sumber daya untuk perencanaan tenaga terbatas, sedangkan jenis,
tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.
Cara perhitungan ini masih ada yang
Cara perhitungan
menggunakan, ini masih
namun banyak ada
rumahyangsakit
menggunakan, namun banyak rumah
yang lambat laun meninggalkan cara ini sakit
yang lambatadanya
karena laun meninggalkan
beberapa cara ini
alternatif
karena adanya
perhitungan beberapa
yang lain alternatif
yang lebih sesuai
perhitungan yang lain yang lebih sesuai
dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
2. Metode Need.
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang
jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit.
Sebagai contoh pasien rawat jalan, mendapatkan pelayanan pembelian
karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotek dan sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu
yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik.
Beberapa metodenya yaitu : Hudgins, Douglas
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
a. Hudgins.
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat jalan dengan
menetapkan standar waktu pelayanan pasien rawat jalan, yaitu :

Notes : pasien baru memerlukan waktu pelayanan lebih banyak


PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
b. Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut.
1) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
2) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3−4 jam/24 jam.
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5−6 jam/24 jam.
 Semakin pasien tidak mampu melakukan pemenuhan kebutuhan secara mandiri maka akan
lebih banyak membutuhkan waktu bagi perawat untuk memberikan asuhan.

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kategori I: perawatan mandiri/minimal
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sif.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)

2) Kategori II: perawatan 3) Kategori III: perawatan total.


intermediate. a)Dibantu segala sesuatunya,
a) Dibantu dalam kebersihan diri, posisi diatur.
makan dan minum, ambulasi. b)Observasi tanda vital tiap 2 jam.
b) Observasi tanda vital tiap 4 c)Pemakaian selang NGT.
jam. d)Terapi intravena.
c) Pengobatan lebih dari satu kali. e)Pemakaian suction.
d) Pakai kateter Foley. f) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak
e) Pasang infus intake-output sadar.
dicatat.
f) Pengobatan perlu prosedur.
Catatan:
 Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari;
 Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi pasien;
 Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi di
atasnya.
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
 Formula yang sering digunakan untuk menghitung jumlah tenaga
perawat di Ruang Model Praktek Keperawatan Profesional adalah
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
 Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing
kategori mempunyai nilai standar per shift, yaitu :
CONTOH PERHITUNGAN DOUGLAS
CONTOH PERHITUNGAN DOUGLAS
 Jika jumlah di Ruang Perkutut pada hari ke 1 sampai dengan ke 6 adalah
sebagai berikut (idealnya dilakukan pengamatan selama 1 tahun dengan
metode sampling)
CONTOH PERHITUNGAN DOUGLAS (lanjutan)
CONTOH PERHITUNGAN DOUGLAS (lanjutan)
HARI KE-1 :
HARI KE-1 :
* = Nilai 6,55 diperoleh dari : (2 x 0,17)
* = Nilai 6,55
+ (15 diperoleh
x 0,27) + (6 xdari : (2 →pagi
0,36) x 0,17)
** +
= (15 x 0,27)
Nilai + (6 x 0,36)
4,33 diperoleh dari →pagi
: (2 x 0,14)
** = Nilai
+ 4,33
( 15 x 0,15) + (6 x 0,30)x →sore
diperoleh dari : (2 0,14)
***+= Nilai
( 152,84
x 0,15) + (6 x 0,30)
diperoleh dari : →sore
(2 x
*** = Nilai 2,84 diperoleh dari : (2
0,07) + (15 x 0,10 ) + ( 6 x 0,20)x
0,07) + (15 x 0,10 ) + ( 6 x 0,20)
→malam
→malam

 Berdasarkan penghitungan di atas,


 Berdasarkan penghitungan di atas,
maka jumlah tenaga perawat yang
maka jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan setiap hari adalah : 5,94
dibutuhkan setiap hari adalah : 5,94
+ 3,86 + 2,19 = 11,99 dibulatkan
+ 3,86 + 2,19 = 11,99 dibulatkan
menjadi 12 orang perawat
menjadi 12 orang perawat
 Bila kita asumsikan perawat yang libur
 Bila kita asumsikan perawat yang libur
Keterangan : dan cuti/ijin tiap hari adalah 4 orang
Keterangan : dan cuti/ijin tiap hari adalah 4 orang
12 orang perawat pelaksana + 1 Ka. Ruangan + 4 Ketua Tim ( 25 % dari jumlah tenaga yang
12 orang perawat pelaksana
( 2 Orang Ka Tim untuk dinas + 1 Ka. Ruangan + 4 Ketua Tim ( 25 % dari jumlah tenaga yang
( 2 Orang
pagi, Ka ka.
1 orang TimTim
untuk dinas
untuk dinas sore dan 1 orang Ka. Tim untuk dibutuhkan), metode penugasan
pagi,malam)
1 orang+ ka. Tim untuk dinas sore dan 1 orang Ka. Tim untuk dibutuhkan), metode penugasan
dinas 4 orang keperawatan menggunakan metode
dinas malam) + 4 orang
libur/ cuti/ijin = 21 orang perawat keperawatan menggunakan metode
libur/ cuti/ijin = 21 orang perawat
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
3. Metode Gilles.
Menentukan kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan dapat berdasarkan
pada (Gillies, 1989) :
a. Jumlah jam perawatan efektif klien yang dirawat setiap 24 jam
b. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu tahun
c. Penggunaan tempat tidur rata-rata (akan lebih obyektif bila
menggunakan rata penggunaan tempat tidur pertahun)
d. Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan klien
METODE GILLES
METODE GILLES

1) Kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan dapat dihitung sebagai berikut:

Distribusi frequensi perawat perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, oleh


karena itu perlu diantisipasi dengan estimasi tenaga perawat cuti hamil
METODE GILLES (lanjutan)
METODE GILLES (lanjutan)

2) Pertimbangan Cuti Hamil


 Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka
jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil adalah
= 5% × jumlah hari cuti hamil × jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga:
METODE GILLES (lanjutan)
METODE GILLES (lanjutan)

2) Pertimbangan Cuti Hamil (lanjutan)


Penghitungan jumlah tenaga yang diperlukan juga harus
mempertimbangkan adanya tenaga yang cuti hamil. Diasumsikan
tenaga yang cuti adalah x %, dari tenaga yang dinas tiap hari, sehingga
jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil adalah x % X jumlah cuti
hamil X jumlah jam kerja perhari, maka diperlukan tambahan tenaga :

 Anda telah belajar tentang penghitungan jumlah tenaga per tahun dan
selanjutnya Anda pelajari bagaimana menghitung kebutuhan tenaga
perawat untuk dinas setiap hari.
METODE GILLES (lanjutan)
METODE GILLES (lanjutan)

3) Cara penghitungan jumlah tenaga perawat yang bertugas setiap


hari

 Untuk keperluan penghitungan perawat yang dibutuhkan dan untuk


keperluan penjadwalan dinas maka diperlukan juga perhitungan
jumlah perawat yang bebas tugas tiap hari.
METODE GILLES (lanjutan)
METODE GILLES (lanjutan)

4) Cara penghitungan jumlah perawat yang bebas tugas tiap hari

Keterangan :
 Rata-rata jam perawatan tiap klien per 24 jam dihitung dari tingkat
ketergantungan klien atau berdasarkan kondisi klien
 Jumlah jam kerja per tahun dihitung dari jumlah hari dalam tahun (365
hari) dikurangi hari tidak bekerja dalam setahun (hari minggu + Cuti
tahunan+ hari besar dalam setahun+Cuti sakit atau ijin)
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
 R. Perkutut adalah ruangan penyakit bedah di “Rumah Sakit Permata
Hati”, memiliki rata-rata klien 30 orang perhari. Jam perawatan yang
dibutuhkan klien perhari setelah dihitung didapatkan kurang lebih 3 jam.
Jam kerja perorang perhari adalah 7 jam. Saat ini R Perkutut memiliki 17
orang perawat pelaksana, 10 perawat diantaranya adalah perawat
wanita usia subur.
 Maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan rumus dari
Gillies adalah :
1) Jumlah hari tak kerja pertahun :
(Hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari) + (Cuti tahunan = 12
hari) + (hari besar dlm setahun = 10 hari) + Cuti sakit& Ijin = 12
hari)
Jadi jumlah keseluruhan = 52 + 12 + 10 + 12 = 86 hari
2) Jumlah hari kerja efektif pertahun :
365 hari - 86 hari = 279 hari
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
3) Jumlah tenaga yang diperlukan :

4) Jumlah yang bertugas tiap hari :

5) Asumsi jumlah tenaga cuti hamil adalah 10/13 x 100 % = 77 %, maka


jumlah tambahan tenaga yang diperlukan adalah :
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
6) Jumlah tenaga yang bebas tugas perhari :

Untuk pembagian shift dapat menggunakan rumus dari Calis dengan


uraian sebagai berikut :
Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan malam 17%.
• Shift pagi ; 47 % x 13 orang*** = 6,11 orang dibulatkan menjadi 6
orang
• Shift sore : 35 % x 13 orang = 4,55 orang dibulatkan menjadi 5 orang
• Shift malam 17 % x 13 orang = 2,21 orang dibulatkan menjadi 2
orang
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
CONTOH PERHITUNGAN METODE GILLES:
 Berdasarkan penghitungan di atas maka jumlah tenaga perawat
pelaksana yang dibutuhkan di R Perkutut sesuai dengan penghitungan
kebutuhan tenaga berdasarkan rumus dari Gillies dengan asumsi cuti
hamil adalah 17 orang perawat, namun bila kita asumsikan dengan
tambahan tenaga yang cuti hamil, maka R Perkutut membutuhkan
tambahan tenaga sebanyak 3 orang jadi jumlah total tenaga yang
dibutuhkan berdasarka rumus Gillies dengan asumsi cuti hamil adalah
20 orang perawat.
 Keterangan :
* Merupakan prosentase jumlah perawat wanita usia produktif dari
jumlah tenaga yang dinas tiap hari
** Lamanya waktu cuti hamil yaitu 12 mgg x 6 hari = 72 hari
*** Jumlah perawat yang dinas tiap hari
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)

4. Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menurut Depkes 2002,


caranya yaitu :

a. Pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit

Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan


unit kerja yang ada di Rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan sebagi berikut: rawat inap dewasa, rawat inap anak /
perinatal, rawat inap intensif, rawat darurat/IGD, kamar bersalin,
kamar operasi, rawat jalan
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
1) Rawat Inap
a) Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara penghitungan berdasarkan :
 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
 Rata-rata pasien perhari
 Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
 Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
 Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari
Contoh perhitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan/ Pavilyun dengan
berbagai macam bagian/jenis penyakit :
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah :

 Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan


faktor koreksi , yang meliputi :
 Hari libur/Cuti/hari besar (loos day)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan seperti: membuat perincian biaya pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien dll. Bila diperkirakan 25 % dari
jam perawatan maka diperoleh tambahan :

 Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 13 + 3,5 + 4,1 =


20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat)
 Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh di atas adalah
21 orang
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
 Selain penghitungan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan
Douglas dengan klasifikasi perawatan total, partial, dan minimal care,
ada cara lain untuk mengklasifikasikan tingkat ketergantungan pasien,
silakan Anda perhatikan klasifikasi pasien di bawah ini
 Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan, meliputi :
(a) Asuhan keperawatan minimal (minimal care)
(b) Asuhan keperawatan sedang
(c) Asuhan keperawatan agak berat
(d) Asuhan keperawatan maksimal
1) Asuhan keperawatan minimal 2) Asuhan keperawatan sedang, dengan
(minimal care), dengan kriteria: kriteria:
a) kebersihan diri, mandi, ganti a) kebersihan diri dibantu makan
pakaian dilakukan sendiri; minum dibantu;
b) makan dan minum dilakukan b) observasi tanda-tanda vital setiap
sendiri; empat jam;
c) ambulasi dengan pengawasan; c) ambulasi dibantu, pengobatan
d) observasi tanda-tanda vital lebih dari sekali.
dilakukan setiap sif;
e) pengobatan minimal, status
psikologis stabil.
3) Asuhan keperawatan agak berat, 4) Asuhan keperawatan maksimal,
dengan kriteria: dengan kriteria:
a) sebagian besar aktivitas dibantu; a) segala aktivitas dibantu oleh
b) observasi tanda-tanda vital setiap perawat;
2–4 jam sekali; b) posisi pasien diatur dan observasi
c) terpasang kateter Foley, intake dan tanda-tanda vital setiap dua jam;
output dicatat; c) makan memerlukan NGT dan
d) terpasang infus; menggunakan suction;
e) pengobatan lebih dari sekali; d) gelisah/disorientasi.
f) persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

 Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor


koreksi) dengan:

 Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas


nonkeperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya: membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :


PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan
faktor koreksi yaitu :
a) Hari libur /cuti/hari besar (loss day)

b) Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non


keperawatan. Bila diperkirakan 25 % dari jam pelayanan perawatan
maka :

Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 12,5 + 3,4 +


3,9 = 19,8 (dibulatkan 20 orang perawat)
Jadi, tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam contoh kasus di atas adalah
sebanyak 20 orang.
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
2) Kamar Operasi
a) Di kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi, yaitu :
(1) Jumlah dan jenis operasi
(2) Jumlah kamar operasi
(3) Pemakaian kamar operasi(diprediksi 6 jam perhari)pada hari kerja
(4) Tugas perawat di kamar operasi, instrumentator, perawat sirkulasi (2
orang/tim)
(5) Ketergantungan pasien
Operasi besar : 5 jam / 1 operasi Operasi sedang : 2 jam / 1 operasi
Operasi kecil : 1 jam / 1 operasi
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
Contoh kasus
Dalam suatu RS terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian : Operasi besar : 6 orang,
Operasi sedang : 15 orang, Operasi kecil : 9 orang. Penghitungan kebutuhan tenaga
perawat adalah sbg berikut :

Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di kamar operasi untuk


contoh kasus di atas adalah 20 orang + 1 perawat cad. Inti
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
2) Kamar Operasi
b) Di Ruang penerimaan dan Recovery Room
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan = 15 menit = 1,25 jam
Ketergantungan pasien di Recovery Room = 1 jam

 Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan penerimaan dan


RR adalah 5 orang
 Penghitungan diatas dengan kondisi : alat tenun dan set operasi
dipersiapkan oleh CSSD
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
3) Instalasi gawat darurat
Dasar penghitungan di Unit Gawat darurat adalah :
a) Rata-rata jumlah pasien perhari
b) Jumlah jam perawatan perhari
c) Jam efektif perawat/hari
Contoh:
• Rata-rata jumlah pasien / hari = 50 pasien
• Jumlah jam perawatan 4 Jam
• Jam kerja efektif perawat / hari = 7 jam
• Jadi kebutuhan tenaga perawat di UGD :

8 8,9 = 37,9 (dibulatkan menjadi 38


6 orang)
279
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
4) Critical Care
Contoh:
• Rata-rata jumlah pasien /hari = 10 pasien
• Jumlah jam perawatan / hari = 12 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat critical care adalah :
8 5,2 = 22,2 (dibulatkan menjadi 22
10 x 12 : 7 = 17,15
6 (dibulatkan menjadi 17 orang)
orang)
279

5) Rawat jalan
Contoh:
• Rata-rata jumlah pasien per hari = 100 pasien
x jumlah
• Jumlah jam perawatan perhari = 15 menit kebutuhan

Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :


PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
PERHITUNGAN TENAGA KEBERAWATAN (lanjutan)
6) Kamar bersalin
• Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV = 4
jam/pasien
• Jam efektif kerja bidan = 7 jam / hari
• Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 pasien
Jumlah bidan yang diperlukan adalah :

Penyelenggaraan layanan keperawatan di suatu rumah sakit akan dapat berjalan


dengan baik bila ada suatu keseimbangan antara jumlah tenaga dengan beban
kerja, oleh karena itu di samping masalah kualitas tenaga, penyediaan jumlah
tenaga keperawatan yang berimbang akan menunjang kualitas layanan yang
akan diberikan.
ALOKASI
ALOKASIDAN
DANPENJADWALAN
PENJADWALAN
 Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga
tercapai hasil yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-
keterbatasan yang ada (Husen, 2008).
 Penjadwalan perawat juga didefinisikan sebagai latihan bulanan dalam
pengaturan organisasi yang kompleks dengan obyektifitas ganda dan banyak
tantangan yang bertujuan meminimalkan biaya, memaksimalkan kepuasan
perawat dan pemerataan beban kerja (Legrain et al., 2015).
 Penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman terhadap pekerjaaan/kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan alat bagi pihak manajemen untuk mengkoordinir secara
sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber
daya dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjadwalan
Dinas dalam Ketenagaan
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Manajemen Penjadwalan Dinas Perawat

Manajer yang bertanggung jawab membuat jadwal dinas harus memperhatikan


beberapa hal, meliputi:
1. Kompetensi perawat;
2. Penjadwalan fleksibel
3. Mengupayakan keadilan dalam pembuatan jadwal dinas;
4. Skill mix perawat;
5. Pemanfaatan Ketenagaan tambahan Ketenagaan;
6. Ketenagaan siklik yaitu diketahui jadwal kerja selanjutnya karena pola
Ketenagaan berulang setiap empat minggu sekali
7. Pelaksanaan napping;
8. Tidak boleh melaksanakan longshift
 (Kim & Windsor, 2015; Maenhout & Vanhoucke, 2009; Marquis & Huston, 2012;
NHS, 2016; Okonkwo, 2014; Trinkoff et al., 2011; Wright & Mahar, 2013).
“The best view comes after the hardest climb”
“The best
Pemandangan view comesdating
menakjubkan after setelah
the hardest climb”
pendakian yang
Pemandangan menakjubkan dating
melelahkan setelah pendakian yang
melelahkan

Anda mungkin juga menyukai