Disusun oleh :
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana cara menggunakan sumber daya
secara efesien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen dengan melibatkan
semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan
citra dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan
memperhatikan hal tersebut, proses manajemen yang baik perlu diterapkan dalam
memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen
keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan
dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait
serta saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan
antar manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,
manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan
profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah
satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan
asuhankeperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien
maupun keluarganya.
Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang mengikuti
prinsip-prinsip manajemen. Rumah Sakit Medika Husada sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya
organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu
pelayanan bagi masyarakat. Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan,
dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami manajerial manajemen keperawatan, baik dalam hal pengelolaan
sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.
2. Tujuan Khusus
a) Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen.
b) Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
c) Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi untuk
mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan perubahan yang positif
dan pencapaian tujuan.
d) Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif dan
konstruktif.
e) Menggunakan konsep penjaminan mutu dan penampilan kerja dalam melakukan
asuhan keperawatan.
C. Manfaat
Dapat meningkatkan kemampuan mengorganiasi dan mengkoordinasi kegiatan
keperawatan secara efektif dengan penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dalam
sebuah individu maupun kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Planning
Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan
keperawatan (Huber, 2000). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan
adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana,
berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada
dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi perencanaan
pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000)
menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa
klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka inginkan. Perencanaan di
ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim
dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan
kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010)
B. Organizing
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004).
Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk
mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009).
Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan
kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing
anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (Huber, 2000). Marquis dan Huston
(2010) menyatakan bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur
diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling
ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang
meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut
Swanburg (2000) adalah:
1. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara
ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan
satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis
manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.
2. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai
satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus
mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
3. Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif
dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan
yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan
untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
4. Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau pembagian tugas yang
membentuk departement.
C. Staffing
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah
dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000).
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin,
memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau
tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan
kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan
suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan. Manager harus
merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien.
Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan personalia saat ada
fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan
harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak
boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan
ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah
memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat
menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston,
2010).
D. Actuating
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan
Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan
perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber,
2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai
tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000).
E. Kontroling
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang
terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg,
2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Huber, 2006). Selama
fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis
dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih
efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan
fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
2. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
BAB III
Analisa Situasional
Kasus :
Metode penugasan yang diterapkan di Ruang Wijaya kusuma belum ditentukan oleh Kepala
Ruang, complain dari pasien terhadap pelayanan asuhan keperawatan masih banyak antara
lain, obat yang sering terlambat diberikan, pasien yang mengeluh karena ketidaktahuan dalam
proses perawatan. Tingkat pendidikan perawat ruang Wijaya Kusuma D3 keperawatan
sejumlah 16 orang, S1 keperawatan : 1 orang, S1 ners: 3 orang. Perawat masih bekerja sesuai
keterampilannya. Terdapat perawat yang hanya bekerja membagi obat oral dan injeksi,
sebagian perawat lainnya hanya mengerjakan perawatan luka pasien. Pelaksanaan pre/post
conference kadangkala dilaksanakan tetapi pelaksanaan belum sesuai dengan standar karena
belum adanya SOP yang dimiliki ruangan. Evaluasi kondisi pasien (keliling) juga sudah
dilakukan tetapi tidak pada setiap shift. Pengaturan jadwal dinas perawat ditentukan oleh
kepala ruang sesuai dengan shift yaitu shift pagi, siang, malam, dan libur yang disesuaikan
berdasarkan metode tim. Daftar kehadiran perawat dan pegawai di RS Kota Demak masih
menggunakan cara manual. Dengan pembagian shift sebagai berikut: pagi terhitung mulai
pukul 07.00 – 14.00 WIB, siang terhitung mulai pukul 14.00 – 21.00 WIB, dan malam
terhitung mulai pukul 21.00 – 07.00 WIB. Dalam aplikasinya, perawat di ruang Wijaya
Kusuma bisa datang tepat waktu.
Metode :
Material
Secara manual
Kompetensi
Pengelolaan alat medis kurang
Tidak sesuai SOP
Keahlian
Sarana penunjang medis kurang memadai Kepuasan :Reward & punishment
Man :
Mesin
- Tingkat pendidikan perawat ruang Wijaya Kusuma D3 keperawatan sejumlah 16 orang,
S1 keperawatan : 1 orang, S1 ners: 3 orang
- Terdapat perawat yang hanya bekerja membagi obat oral dan injeksi, sebagian
perawat lainnya hanya mengerjakan perawatan luka pasien.
- Perawat di ruang Wijaya Kusuma bisa datang tepat waktu
- Kurang meratanya pemahaman perawat tentang penugasan metode tim
- Masing-masing peran sudah berfungsi perannya da nada yang belum dilakukan sesuai
perannya
- Kurang koordinasi karu dalam pembentukan organisasi keperawatan
D. Menetapkan Prioritas Masalah
Prioritas Masalah dengan metode CARL
No Masalah Kegiatan Tujuan Metodhe Sasaran Waktu Tempat Sumber informasi Penanggung jawab
Meningkatkan
Kegiatan yang
keselamatan pasien
dilakukan
sesuai dengan
berkaitan dengan
ketepatan,
kompetensi Berdasarkan Ruang
konsistensi dan
1 Ketenagaan dimulai dari saat Kasus Pasien pembagian Wijaya Jurnal Kepala Ruang
pencatatan
perawat masuk sift Kusuma
yang komprehensif
bekerja
dari asuhan
keperawatan yang
diberikan
2 Pemberian Mempersiapkan Mengidentifikasi Diskusi Karu, Setiap Ruang Mahasiswa Perawat pelaksana
obat 6 benar perencanaan kebutuhan spesifik katim, melakukang Wijaya
tentang untuk PP pemberian Kusuma
pemberian obat 6 memepertahankan obat 6 benar
benar atau untuk
mengetahui prinsip
benar obat dan untuk
mngetahui rute
pemberian obat
3 Metode Pelaksanaan pre Mengkoordinasi Tim Karu, Berdasarkan Ruang Jurnal Supervisor
Penugasan atau post kebutuhan tenaga di katim, waktu sift Wijaya
konferensi unit keperawatan PP bekerja Kusuma
dan mengatur
Pembentukan kecukupan tenaga
struktur secara keseluruhan
organisasi pada saat jam
keperawatan berdinasnya agar
pelayanan dapat
berlangsung dengan
baik
DAFTAR PUSTAKA