Anda di halaman 1dari 36

42

BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN RUANG RAWAT FILIPUS

3.1 Profil Rumah Sakit Immanuel


Rumah Sakit Immanuel adalah rumah sakit swasta yang
diselenggarakan oleh Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan.
Rumah sakit Immanuel sebagai rumah sakit pendidikan swasta yang
mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan serta
penelitian di bidang kedokteran, keperawatan dan kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan serta melaksanakan upaya rujukan, yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan.
Rumah Sakit Immanuel Bandung merupakan Rumah Sakit Swasta
setara tipe B dan telah mengikuti ISO 9001 : 2008. Dan telah lulus akreditasi
rumah sakit dengan kelulusan paripurna. Rumah Sakit Immanuel Bandung
mempunyai tiga area rawat inap yaitu Rawat Inap Prima I, Rawat Inap Prima
II, dan IPI (Instalasi Perawatan Intensif). Area Rawat Inap Prima I terdiri dari
kelas IIIB - 1C, Rawat Inap Prima II terdiri dari kelas I, VIP,VVIP.
Sedangkan ruang IPI terdiri dari ruang HCU, ICU, NICU-PICU, Cath-Lab
atau biasa disebut juga ruang Cateterisasi Jantung. Rumah Sakit Immanuel
mempunyai falsafah, visi, misi, tujuan, dan mutu kebijakan yaitu :
3.1.1 Falsafah Rumah Sakit Immanuel Bandung
Falsafah Rumah Sakit adalah “Buah Kasih Adalah Pelayanan”.
3.1.2 Nilai Rumah Sakit Immanuel
43

“Heman Geten Ka Papancen”


Arti yang tersirat dalam logo Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja
Kristen Pasundan
Heman : Penuh Kasih Sayang
Geten : Penuh Perhatian dan Telaten
Ka : Kepada
Papancen : Tugas dan Kewajiban
Arti warna pada lambang rumah sakit Immanuel menunjukan :
Merah : Darah Yesus yang menyelamatkan
Biru : Kedamaian, Kejujuran, Ketulusan
Kuning : Keagungan karya penyaliban Yesus Kristus Juru Selamat
Dunia
3.1.3 Visi Rumah Sakit Immanuel Bandung
Memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan yang prima dan
inovatif berfokus kepada pasien sebagai perwujudan cinta kasih Allah.
3.1.4 Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
3.1.4.1 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima
dan berbasis keselamatan pasien.
3.1.4.2 Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
mengembangkan budaya ilmiah di bidang kesehatan.
3.1.4.3 Mengembangkan layanan tersier, unggul, dan berkembang.
3.1.4.4 Membangun budaya kerja dan karakter SDM yang
berlandaskan nilai-nilai Kristiani agar memberikan pelayanan
terbaik, handal dan beretika dalam menjalankan
kompetensinya.
3.1.4.5 Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya
memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan dan
pendidikan kesehatan
3.1.5 Tujuan Rumah Sakit Immanuel
3.1.5.1 Terwujudnya layanan dan pendidikan kesehatan yang memberikan
kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
44

3.1.5.2 Adanya penelitian dan pengembangan di bidang pelayanan dan


pendidikan kesehatan yang menghasilkan produk inovatif.
3.1.5.3 Terwujudnya sinergitas kerjasama dengan semua pihak dalam
rangka memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan dan
pendidikan kesehatan.
3.1.6 Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung
Kebijakan mutu Rumah Sakit Immanuel adalah : “Rumah Sakit
Immanuel senantiasa berupaya memenuhi kepuasan pelanggan dengan
perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan
serta konsisten dalam sistem manajemen mutu pelayanan, pendidikan
dan penelitian kesehatan yang berbasis bukti.”
3.1.7 Profil Keperawatan
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit
memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Keberhasilan pelayanan kesehatan
bergantung juga pada kontribusi perawat dalam memberikan
perawatan yang berkualitas bagi pasien.
Perawat melakukan praktik keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien yang terganggu karena sakit dalam bentuk
respon bio-psiko-sosio-spiritual sehingga setiap pasien dapat secara
mandiri melaksanakan program keperawatan dan pengobatannya
sampai sembuh atau meninggal dengan sejahtera.
Untuk menjamin bahwa asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien aman dan efektif, maka Rumah Sakit Immanuel telah
memastikan bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan
keperawatan memiliki kompetensi yang selalu dipertahankan dan
dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya sesuai dengan
penerapan jenjang karir perawat di rumah sakit berdasarkan peraturan
Mentri Kesehatan No 40/2017.
Berdasarkan data yang kelompok kami terima, dengan perawat
sejumlah 578 orang yang terdiri dari 133 pria dan 445 wanita dengan
45

level pendidikan D3 keperawatan dan D3 kebidanan, SI keperawatan


serta S2 keperawatan, yang menjadikan kekuatan yang bagi Rumah
Sakit Immanuel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
(Bidang Keperawatan , Maret 2018).

3.1.8 Falsafah Keperawatan Rumah Sakit Immanuel


Falsafah Rumah Sakit Immanuel yakni EMPATI artinya melakukan
tindakan nyata untuk untuk mengatasi penderitaan atau kesulitan
orang lain yang dijabarkan sebagai berikut :
E : Energik, bersemangat untuk melaksanakan tugas
M : Mutu, memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan dengan kualitas terbaik yang memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan
P : Profesional, memberikan pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan berdasarkan standar profesi dank
ode etik profesi.
A : Aman, memberikan pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan yang bebas dari bahaya atau resiko tinggi bagi
pasien, diri sendiri, staf lain dan rumah sakit.
T : Tekun, senantiasa memberikan pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan dengan sungguh-sungguh
I : Integritas, bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai
kebijakan, pedoman, panduan dan standar yang berlaku di
Rumah Sakit Immanuel

3.1.9 Visi Keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung


Menjadikan keperawatan Rumah Sakit Immanuel sebagai profesi
unggulan dalam menyediakan pelayanan kesehatan bermutu kepada
masyarakat.
46

3.1.10 Misi Keperawatan Rumah Sakit Immanuel Bandung


3.1.10.1 Memberikan pelayanan keperawatan bermutu sesuai dengan
harapan pelanggan
3.1.10.2 Menjadi wahana pendidikan, penelitian dibidang keperawatan
untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang professional dan
beretika
3.1.10.3 Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
terselenggaranya pelayanan keperawatan

3.1.11 Tujuan Keperawatan Immanuel Bandung


3.1.11.1 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang holistic, bermutu
dan terintegrasi
3.1.11.2 Terwujudnya iklim kerja akademis dan professional di pelayanan
keperawatan
3.1.11.3 Tersedianya sarana dan prasaran yang mendukung
penyelenggaraan pelayanan keperawatan

3.1.12 Kebijakan Mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung


Kebijakan mutu Runah Sakit Immanuel adalah “Rumah Sakit
Immanuel senantiasa berupaya memenuhi kepuasan pelanggan dengan
perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan yang berkesinambungan
serta konsisten dalam sistem manajemen mutu pelayanan, pendidikan
dan penelitian kesehatan yang berbasis bukti”.

3.2 Profil Ruang Filipus


Rumah sakit Immanuel Bandung memiliki ruang rawat inap salah
satunya adalah ruang Filipus sebagai ruang rawat multi. Pelayanan yang
diberikan ruangan Filipus yaitu pada berbagai jenis penyakit, meliputi
pelayanan dengan penyakit dalam maupun bedah. Tenaga perawat di ruang
Filipus ada 15 orang dengan tingkat pendidikan Ners dan DIII keperawatan
dengan masa kerja 0.5 bulan sampai 30.1 tahun. Pembagian jadwal dinas
47

terbagi menjadi 3 shift yaitu dinas pagi berjumlah 4 perawat, dinas sore
berjumlah 4 dan dinas malam berjumlah 4 yang telah disusun dan diatur oleh
kepala ruangan dan ruangan filipus memiliki tenaga inventaris berjumlah I
orang.
Ruang Filipus memiliki 21 bed dengan BOR pada bulan Januari 57.14
%, bulan Februari 47.27 %, dan pada bulan Maret 50.23 %. Terdiri dari 20
tempat tidur bangsal dan 1 tempat tidur untuk ruang tenang.
Adapun rincian program kerja Ruang Rawat Inap Filipus 2018 adalah sebagai
berikut :
3.2.1 Melakukan diskusi refleksi kajian kasus (menjadi penyaji dan peserta
refleksi kasus).
3.2.2 Mengikuti prlatihan-pelatihan yang akan diselenggarakan oleh Diklit.
3.2.3 Melengkapi fasilitas pemeliharaan ruangan (melengkapi kebutuhan
bed combustion).
3.2.4 Pohon keizen mengenai patient safety
3.2.5 Melengkapi kebutuhan untuk pasien baru (orientasi pasien baru)
3.2.6 Indicator kepuasan pasien
48

3.3 Sumber Daya Manusia Ruang Filipus


3.3.1 Struktur Organisasi
Bagan 2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Filipus

Kepala instalasi
Liana Ginting, S.Kep, Ners

Kepala Ruangan
Firdaus Murdianso, S.Kep, Ners

Penanggung jawab shift:


Fanny Octavian S.Kep, Ns
Risda Banjarmahor, AMK
Amir, AMK
Taufik Saleh, AMK
Renny Septiany, S.Kep, Ns
Mena Purba, AMK

Gilang F. Ramadhan, AMK


Rafael Benyamin Amd.Kep
Hermanto A.Manullang, Amd.Kep
Esti Yunitha S.Kep.,Ners
Juliansyah Gusliana, S.Kep.,Ners
Rikka uli Lubis S.Kep.,Ners
Erlin Damelia, S.Kep., Ners
Viendra Meydizka, S.Kep, Ners
49

3.3.2 Ketenangaan
Tabel 1 Distribusi Tenaga Perawat
Lama
No Nama Pendidikan PK Kerja
(Tahun)
1 Firdaus Murdianso, S. Kep, Ns. S1 3 10.3
2 Risda Banjarnahor, AMK D3 2 30.1
3 Renny Septiany, S. Kep, Ns. S1 2 6.8
4 Fanny Octavian, S. Kep, Ns. S1 2 4.7
5 Gilang F. Ramadhan, AMK. D3 2 4.3
6 Juliansyah Gusliana, S. Kep, S1 2 3.5
Ns.
7 Rikka Uli Lubis, S. Kep, Ns. S1 1 1.5
8 Hermanto A. Manuliang, Amd. D3 2 3.6
Kep
9 Amir, AMK D3 2 21.8
10 Taufik Saleh, AMK D3 2 8.2
11 Mena Purba, AMK D3 2 7.1
12 Erlin Damelia, S. Kep, Ns S1 2 5.7
13 Rafael Benyamin, Amd. Kep D3 2 3.6
14 Esti Yunitha, S. Kep, Ns S1 1 1.7
15 Viendra Meydizka, S. Kep. Ns S1 1 0.5

Tabel 2 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Perawat di Ruang Filipus


No Pendidikan Jumlah
1. Sarjana Keperawatan 8
2. DIII Keperawatan 7
Total 15
(Sumber : Data Kepegawaian Ruang Filipus, 2018)

3.3.3 Perhitungan BOR

Table 3. Nilai BOR ( Bed Occupancy Rate)

Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018


Ruang TT
BOR BOR BOR
Filipus 21 57.14 % 47.27 % 50.23 %
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama dua hari dari
mulai tanggal 24 april 2018 sampai 25 april 2018 dari tabel diatas dapat
50

diketahui bahwa BOR di ruang Filipus yaitu pada bulan Januari 57.14 %,
bulan Februari 47.27 %, dan pada bulan Maret 50.23 %.

3.3.4 Perhitungan Jumlah Perawat


Tabel 4 Perhitungan Jumlah Perawat menurut rumus Douglass
Kategori Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 x 1 = 0.17 0.14 x 3 = 0.42 0.07 x 4 = 0.28
Parsial 0.27 x 11 = 2.97 0.15 x 8 = 1.2 0.1 x 13 = 1.3
Total 0.36 x 2 = 0.72 0.30 x 5 = 1.5 0.20 x 0 = 0
Jumlah 3.86 3.12 1.58

3.863.12 + 1.58 = 8.56 dibulatkan menjadi 9 orang


Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 9 orang.
Los Day: (Hari Libur/ Hari besar/ Cuti)

Ju mlah hari minggu dalam 1tahun+ cuti+hari besar x jumlah perawat


jumlah hari kerja efektif

( 52+12+14 ) x 15 1170
= =4.07
287 287

Kebutuhan tenaga : 9 orang + 4 orang = 13 orang perawat yang


dibutuhkan diruangan. Dengan demikian jumlah perawat sudah memenuhi
dengan kualifikasi jumlah pasien yang ada di ruangan.

3.4 Sarana dan Prasarana (M2-Material)


3.4.1 Lokasi dan Denah Ruang Filipus
3.4.1.1 Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini
dilakukan pada ruangan Filipus Rumah Sakit Immanuel
Bandung dengan uraian denah sebagai berikut :
3.4.1.1.1 Sebelah utara berbatasan dengan Poliklinik B
3.4.1.1.2 Sebelah selatan ruang berbatasan dengan ruangan
Elisabeh
51

3.4.1.1.3 Sebelah barat ruang berbatasan dengan ruangan


Debora
3.4.1.1.4 Sebelah timur ruang berbatasan dengan ruangan HD
3.4.1.2 Sarana dan Prasarana
Berdasarkan data sarana dan prasarana sebagai berikut :
3.4.1.2.1 Fasilitas Kamar Pasien
Table. 5 Fasilitas kamar pasien
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
Bangsal kelas III (Bed 1-21)
1 Tempat Tidur 21 Baik
2 Lemari Pasien 21 Baik
3 Kursi 36 Baik
4 Rak pispot 2 Baik
5 Tempat sampah 9 Baik
6 Jam dinding 2 Baik
7 Kamar mandi 6 Baik
8 Tiang infuse 2 baik
9 Kulkas 2 Baik
(Sumber : Data Inventaris Ruang Filipus, 2018)

3.4.2.2. Distribusi Inventaris Ruangan


Tabel. 6 distribusi iventaris ruangan

Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1 Tensimeter 3 Baik
2 Suction pump Thomas 1 Baik
2006
3 Timbangan badan smic 1 Baik
2008
4 EKG 1 Baik
5 Infus set 2 Baik
6 Blood set 2 Baik
52

7 IV cath no. 22 1 Baik


8 IV cath no. 20 2 Baik
9 IV cath no. 18 2 Baik
10 Urine bag 1 Baik
11 Nacal canule 1 Baik
12 Face mask nebu 1 Baik
13 Kondom Kateter 1 Baik
14 Termometer 2 Baik
15 Meteran 1 Baik
16 LILA 2 Baik
17 Three Way 1 Baik
Kesiapan Obat
1 Aquadest 5 Baik
2 Dex 40 % 4 Baik
3 Dopamine 200 mg 1 Baik
4 Ranitidine 1 Baik
5 Puyer 1 Baik
6 Furosemid 20 mg 2 Baik
7 Ketorolac 1 Baik
8 Tomit 1 Baik
9 Dupamin HCL 1 Baik
Trolly Emergency Kit
1 Adrenalin 10 Baik
2 Atropine 5 Baik
3 Spuit 3 cc 1 Baik
4 Spuit 5 cc 1 Baik
5 Spuit 10 cc 1 Baik
53

6 ETT no 7 1 Baik
7 Plester cokelat 1 Baik
9 NaCl 0,9 % 100 ml 2 Baik
10 NaCl 0,9 % 500 ml 1 Baik
11 Torniquet 1 Baik
(Sumber : Data Inventaris Ruang Filipus, 2018)

3.5 Model Asuhan Keperawatan Ruang Filipus (M3-Methode)


Berdasarkan hasil wawancara dengan clinical instructure, metode
keperawatan yang digunakan yaitu metode modular dimana
merupakan gabungan dari metode tim-primer. Model ini bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan karena pada metode ini
perawat penanggung jawab pasien diharapkan dapat memberikan
asuhan keperawatan secara intensif yaitu dari pasien masuk sampai
pulang.
Di ruang Filipus pembagian shift dibagi menjadi 3 shift yaitu dinas
pagi berjumlah 4 orang perawat, dinas sore berjumlah 4 orang
perawat, dan dinas malam berjumlah 3 orang perawat yang
perbulannya diatur oleh kepala ruangan.

3.6 Keuangan (M4-Money)


Biaya perawatan pasien di ruangan Filipus sebagian besar dari
BPJS. Namun juga terdapat biaya perawatan yang berasal dari biaya
umum dan asuransi. Masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi
bisa dikatakan tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan
rumah sakit untuk tiap-tiap ruangan

3.7 Mesin (M5-Machine)


Tabel 7 Fasilitas di Ruangan Filipus
No Alat mesin Jumlah Keadaan
54

.
1 Computer 1 Baik
2 EKG 1 Baik
3 Suction 1 Baik
Sumber : dokumentasi ruang Filipus. 2018

3.8 Lingkungan (E1-Enviroment)


Tabel 8 Kajian Lingkungan Ruang Filipus
KATEGORI KEADAAN USULAN
Ventilasi Baik
Pencahayaan Baik
Kebersihan Baik -
Kerapian tempat tidur Baik -
Penempatan safety box Baik -
Sumber : dokumentasi ruang Filipus, 2018

3.9 Hasil Kajian Analisis Internal dan Eksternal


3.8.1 Kekuatan (Strenght)
3.8.1.1 Jumlah perawat 15 orang, lulusan S1 + Ners = 8 orang
(termasuk kepala ruangan) dan D3 = 7 orang
3.8.1.2 Ruang Filipus dipimpin oleh seorang kepala ruangan
dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners dengan
pengalaman kerja selama 10,3 tahun
3.8.1.3 Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman dengan
masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 7 orang
3.8.1.4 Tersedianya nurse station yang berada pada bagian tengah
dan terdapat ruang obat serta lemari penyimpanan obat
yang tersusun rapi sesuai dengan bed pasien.
3.8.1.5 Terdapat ruang penyimpanan alat tenun
3.8.1.6 Adanya lemari penyimpanan status pasien yang berurutan
sesuai nomor kamar pasien
3.8.1.7 Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien.
55

3.8.2 Kelemahan (Weakness)


3.8.2.1 Perawat jarang membuka SPO diruangan sebanyak 100 %
3.8.2.2 Belum optimalnya waktu tiba diruangan Filipus sebanyak
53 %
3.8.2.3 Belum optimalnya perawat dalam melakukan ronde
keperawatan atau visite kepada pasien saat akhir operan
dinas sebanyak 100%
3.8.2.4 Belum optimalnya pemberian obat oral pada pasien
sebanyak 20 %
3.8.3 Peluang (opportunity)
3.8.3.1 Adanya organisasi PPNI sebagai badan yang menaungi
profesi keperawatan
3.8.3.2 Adanya kerjasama dengan lRumah Sakit lain di Bandung
3.8.3.3 Adanya UUD No. 38 tahun 2014 yang melindungi profesi
keperawatan
3.8.3.4 Adanya UU tentang konsumen No. 8 TAhun 1999
3.8.3.5 Adanya hak dan kewajiban pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang maksimal
3.8.4 Ancaman (Threats)
3.8.4.1 Teknologi yang semakin berkembang membuat pasien
menjadi lebih kritis tentang pelayanan kesehatan di RS
3.8.4.2 Adanya RS lain yang memiliki akreditasi lebih tinggi,
contohnya : Rumah Sakit Santosa dengan akreditasi JCI
3.8.4.3 Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dapat
menjadi persaingan dalam dunia kesehatan semakin
tinggi.
3.8.4.4 Kesibukan ruangan atau banyak tindakan keperawatan
lain yang dilakukan
3.8.4.5 Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat didalam
hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang prima
56

3.8.4.6 Banyaknya informasi kesehatan dari pasien yang mudah


diakses di media social
3.8.4.7 Ada proses pembangunan RS Khusus Ibu dan anak
didaerah Leuwi Panjang.
57

3.10 Matriks Strategi


Internal Strength Weakness
1. Jumlah perawat 15 orang, lulusan S1 + Ners 1. Perawat jarang membuka SPO
= 8 orang (termasuk kepala ruangan) dan D3 diruangan
= 7 orang 2. Belum optimalnya waktu tiba
2. Ruang Filipus dipimpin oleh seorang kepala diruangan Filipus
ruangan dengan jenjang pendidikan S.Kep, 3. Belum optimalnya perawat dalam
Ners dengan pengalaman kerja selama 10,3 melakukan ronde keperawatan atau
tahun visite kepada pasien saat akhir operan
3. Memiliki tenaga perawat yang dinas
berpengalaman dengan masa kerja lebih dari 4. Belum optimalnya pemberian obat
5 tahun sebanyak 7 orang oral
4. Tersedianya nurse station yang berada pada
5.
bagian depan dan terdapat ruang obat serta
6.
lemari penyimpanan obat yang tersusun
rapi sesuai dengan bed pasien.
5. Terdapat ruang ganti dan fasilitas kamar
Eksternal mandi yang terpisah dari ruangan lain
6. Terdapat ruang penyimpanan alat, sprei,
58

selimut, dan sarung bantal pasien


7. Adanya lemari penyimpanan status pasien
yang berurutan sesuai nomor kamar pasien
8. Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien.
Opportunity SO Strategi WO Startegi
1. Adanya organisasi PPNI 1. Jumlah perawat 15 orang, lulusan S1 + Ners 1. Perawat jarang membuka SPO
sebagai badan yang = 8 orang (termasuk kepala ruangan) dan D3 diruangan
menaungi profesi = 7 orang 2. Belum optimalnya waktu tiba
keperawatan 2. Ruang Filipus dipimpin oleh seorang kepala diruangan Filipus
2. Adanya kerjasama dengan ruangan dengan jenjang pendidikan S.Kep, 3. Belum optimalnya perawat dalam
Rumah Sakit lain di Ners dengan pengalaman kerja selama 10,3 melakukan ronde keperawatan
Bandung tahun atau visite kepada pasien saat
3. Adanya UUD No. 38 tahun 3. Memiliki tenaga perawat yang akhir operan dinas
2014 yang melindungi berpengalaman dengan masa kerja lebih dari 4. Belum optimalnya pemberian
profesi keperawatan 5 tahun sebanyak 7 orang obat oral
4. Adanya hak dan kewajiban 4. Tersedianya nurse station yang berada pada
pasien untuk mendapatkan bagian depan dan terdapat ruang obat serta
pelayanan kesehatan yang lemari penyimpanan obat yang tersusun
maksimal rapi sesuai dengan bed pasien.
59

5. Terdapat ruang ganti dan fasilitas kamar


mandi yang terpisah dari ruangan lain
6. Terdapat ruang penyimpanan alat, sprei,
selimut, dan sarung bantal pasien
7. Adanya lemari penyimpanan status pasien
yang berurutan sesuai nomor kamar pasien
8. Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien.
Threats ST WT
1. Teknologi yang 1. Jumlah perawat 15 orang, lulusan S1 + Ners 1. Perawat jarang membuka SPO
semakin ber-kembang = 8 orang (termasuk kepala ruangan) dan D3 diruangan
membuat pasien = 7 orang 2. Belum optimalnya waktu tiba
menjadi lebih kritis 2. Ruang Filipus dipimpin oleh seorang kepala diruangan Filipus
tentang pelayanan ke- ruangan dengan jenjang pendidikan S.Kep, 3. Belum optimalnya perawat dalam
sehatan di RS Ners dengan pengalaman kerja selama 10,3 melakukan ronde keperawatan
2. Adanya RS lain yang tahun atau visite kepada pasien saat
memiliki akreditasi 3. Memiliki tenaga perawat yang akhir operan dinas
lebih tinggi, contohnya: berpengalaman dengan masa kerja lebih dari 4. Belum optimalnya edukasi
RS Santosa dengan 5 tahun sebanyak 7 orang pemberian obat oral
akreditasi JCI 4. Tersedianya nurse station yang berada pada
60

3. Adanya MEA bagian depan dan terdapat ruang obat serta


(Masyarakat Ekonomi lemari penyimpanan obat yang tersusun
ASEAN) dapat menjadi rapi sesuai dengan bed pasien.
persaingan dalam dunia 5. Terdapat ruang ganti dan fasilitas kamar
kesehatan semakin mandi yang terpisah dari ruangan lain
tinggi. 6. Terdapat ruang penyimpanan alat, sprei,
4. Kesibukan ruangan atau selimut, dan sarung bantal pasien
banyak tindakan 9. Adanya lemari penyimpanan status pasien
keperawatan lain yang yang berurutan sesuai nomor kamar pasien
dilakukan 7. Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien.
5. Persaingan antar rumah yang berurutan sesuai nomor kamar pasien
sakit yang semakin 8. Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien.
ketat didalam hal
sarana dan prasarana
serta pelayanan yang
prima
6. Banyaknya in-formasi
kesehatan dari pasien
yang mudah diakses di
61

media social
62

3.11 Matriks IFE


N
FAKTOR BOBOT RATING SKOR
O
INTERNAL FACTOR S–W
Kekuatan (Strenghts)
0.98 – 0.69 = 0.29
1 Jumlah perawat 15 orang, lulusan S1 + Ners = 8 orang 0.06 3 0.18
(termasuk kepala ruangan) dan D3 = 7 orang
2 Ruang Filipus dipimpin oleh seorang kepala ruangan 0.08 3 0.24
dengan jenjang pendidikan S.Kep, Ners dengan
pengalaman kerja selama 10,3 tahun
3 Memiliki tenaga perawat yang berpengalaman dengan 0.05 3 0.15
masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 7 orang
4 Tersedianya nurse station yang berada pada bagian 0.05 3 0.15
depan dan terdapat ruang obat serta lemari
penyimpanan obat yang tersusun rapi sesuai dengan
bed pasien.
5 Terdapat ruang ganti dan fasilitas kamar mandi yang 0.04 2 0.08
terpisah dari ruangan lain
6 Terdapat ruang penyimpanan alat, sprei, selimut, dan 0.04 2 0.08
sarung bantal pasien
7 Adanya lemari penyimpanan status pasien yang 0.03 2 0.06
63

berurutan sesuai nomor kamar pasien


8 Sudah ditetapkannya jam kunjung pasien. 0.02 2 0.04
Total Skor 0.98
Kelemahan (Weakness)
1 Perawat jarang membuka SPO diruangan 0.03 3 0.09
2 Belum optimalnya waktu tiba diruangan Filipus 0.06 3 0.18
3 Belum optimalnya perawat dalam melakukan ronde 0.08 3 0.24
keperawatan atau visite kepada pasien saat akhir
operan dinas
4 Belum optimalnya pemberian obat oral 0.06 3 0.18
Total Skor 0.69

3.12 Matriks EFE

N
FAKTOR BOBOT RATING SKOR
O
EXTERNAL FACTOR O–T
64

Peluang (Opportunity) 4.31 – 1.56 = 2.75


1 Adanya organisasi PPNI sebagai badan yang menaungi 0.23 3 0.69
profesi keperawatan
2 Adanya kerjasama dengan Rumah Sakit lain di 0.19 2 0.38
Bandung
3 Adanya UUD No. 38 tahun 2014 yang melindungi 0.28 3 0.84
profesi keperawatan
4 Adanya hak dan kewajiban pasien untuk mendapatkan 0.8 3 2.4
pelayanan kesehatan yang maksimal
Total Skor 4.31
Ancaman (Threats)
1 Teknologi yang semakin berkembang membuat pasien 0.12 3 0.36
menjadi lebih kritis tentang pelayanan kesehatan di RS
2 Adanya RS lain yang memiliki akreditasi lebih tinggi, 0.10 3 0.3
contohnya : Rumah Sakit Santosa dengan akreditasi
JCI
3 Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dapat 0.08 3 0.24
menjadi persaingan dalam dunia kesehatan semakin
tinggi.
4 Kesibukan ruangan atau banyak tindakan keperawatan 0.06 3 0.18
lain yang dilakukan
5 Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat 0.10 2 0.2
65

didalam hal sarana dan prasarana serta pelayanan yang


prima
6 Banyaknya informasi kesehatan dari pasien yang 0.14 2 0.28
mudah diakses di media social
Total Skor 1.56
66

Gambar 3.3 Diagram Cartesius

opportunities
3

2.5

1.5

0.5

0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
-0.5

-1

-1.5

-2

-2.5

-3
67

Kuadran positif-positif ini menandakan ruangan Filipus sangat kuat dan berpeluang, artinya dalam kondisi prima sehingga mungkin
untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan ruangan dan secara maksimal
68

3.13 Prioritas Masalah


C : Ketersediaan sumberdaya ( dana, sarana dan prasarana)
A : Kemudahan masalah yang ada ( mudah diatasi atau tidak)
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana
L : Seberapa besar pengaruh kreteria yang satu dengan yang lain.

No Alternatif pemecahan C A R L Skor


masalah
1 Belum optimalnya perawat
dalam melakukan ronde 5 5 4 4 22
keperawatan atau visite
kepada pasien saat akhir
operan dinas
2 Belum optimalnya waktu 5 4 5 4 23
tiba perawat diruangan
3 Belum optimalnya 5 4 5 5 24
pemberian obat oral pada
pasien

Keterangan :
69

Sangat penting :5
Penting :4
Cukup penting :3
Kurang penting :2
Sangat kurang penting :1

Berdasarkan skoring yang telah dilakukan terhadap alternative penyelesaian masalah atau rencana strategi diatas maka
didapatkan rencana strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan diruang Filipus
antara lain :

3.11.1 Belum optimalnya edukasi pemberian obat oral pada pasien


3.11.2 Belum optimalnya waktu tiba perawat diruangan
3.11.3 Belum optimalnya perawat dalam melakukan ronde keperawatan atau visite kepada pasien saat akhir operan dinas.

3.14 Hasil Analisis dan Assesment


3.14.1 Belum optimal edukasi dalam pemberian obat oral
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 April 2018 sampai tanggal 26 April 2018 didapatkan
data 70 % perawat belum optimal dalam edukasi pemberian obat oral sesuai SOP.
70

3.14.2 Belum optimalnya kehadiran perawat dengan tepat waktu. Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 24 april 2018
sampai 26 Mapril 2018 didapatkan data kehadiran perawat dengan tidak tepat waktu di ruangan Filipus sebesar
72,41% perawat
3.14.3 Belum optimalnya perawat dalam melakukan ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 24 april 2018 sampai tanggal 26 April 2018 didapatkan
data sebanyak 82,20% perawat tidak melakukan ronde keperawatan.
71

Analisis Fish Bone

Sebelum rencana intervensi di susun maka di lakukan suatu analisis terhadap aspek Man (Sumber daya manusia), Money
(uang atau dana), Material (materi atau bahan), Method (metode), Mechine (mesin) dan Environment (lingkungan) sebagai
penyebab dari masalah yang muncul menggunakan metode analisis Fish bone.

Belum optimalnya edukasi pemberian obat oral


MAN
Kurangnya motivasi perawat MONEY
membuka dan membaca SPO tidak mengeluarkan MATERIAL
karena kesibukan biaya Tersedianya SPO

PROBLEM

Belum optimalnya
edukasi dalam
pemberian obat oral

METHODE MECHANIS ENVIRONMENT


SPO pemberian obat Tersedianya tempat obat Ruangan Filipus merupakan ruang
oral rawat inap bedah laki- laki yang
mempunyai 21 bed dan
Kesibukan ruangan dan banyak
tindakan
72

Belum optimalnya kehadiran perawat dalam tepat waktu

MATERIAL
Adanya peraturan jam dinas di RS
MAN Immanuel Bandung yaitu
Kurangnya motivasi perawat MONEY Dinas pagi sebelum 07 : 00
dalam mentaati jam datang tidak mengeluarkan Dinas sore sebelum 14 : 00
tepat waktu diruangan biaya Dinas malam sebelum 21 : 00

PROBLEM

Belum optimalnya
kehadiran perawat dalam
tepat waktu

METHODE MECHANIS ENVIRONMENT


Sistem pengawasan jam Absensi Kehadiran keryawan Ruangan filipus jauh dari pintu
tiba perawat belum ada menggunakan scan barcode pada masuk RS imanuel yang
nametag karyawan dijalan Peta
73

Belum optimalnya perawat dalam melakukan ronde keperawatan atau visite ke pasien

MAN
Kurangnya motivasi MONEY MATERIAL
perawat dalam melakukan tidak mengeluarkan Tersedianya SPO komunikasi
ronde keperawatan biaya serah terima antar shift jaga
tenaga keperawatan rawat inap

PROBLEM

Belum optimalnya
perawat dalam
melakukan ronde
keperawatan atau visite
ke pasien
METHODE MECHANIS ENVIRONMENT
SPO komikasi serah Buku catatan dan alat tulis
terima shift jaga menulis, status atau dokumentasi
tenaga keperawatan keperawatan pasien
MONEY :

-
74

3.15 Planning Of Action (POA)

No Masalah Tujuan Strategi Kegiatan Media Sasaran Waktu PJ


1 Belum Diharapkan se- 1. Melakukan koordinasi 1. Membaca SOP SPO Perawat Disesuaikan Gede,
optimalnya telah dilakukan dengan kepala ruangan 2. Mengobservasi pemberian ruangan dengan jadwal Melisa,
edukasi re-sosialisasi cara dan CI mengenai perawat dalam obat oral Filipus dinas Febrianty
dalam pem- mengedukasi pe- penatalaksaan pemberian obat oral Devi,
berian obat mberian obat pemberian edukasi sesuai SOP Mia,
oral oral, pemberian dalam pemberian obat 3. Mengkoordi-nasi Alfa
edukasi dalam oral sesuai SPO dengan kepala
pemberian obat 2. Melakukan negosiasi ruangan untuk
oral pada pasien dengan kepala ruangan mengingat-kan
bisa optimal dan CI mengenai solusi setiap perawat
dilakukan untuk meningkatkan ruangan dalam
pemberian edukasi dalam pemberian
pemberian obat oral edukasi obat oral
sesuai SPO sesuai SOP pada
saat pre-
conference.
75

2 Belum Diharapkan 1. Melakukan koordinasi 1. Sosialisasi Jam Perawat Disesuaikan Gede,


optimalnya setelah dilakukan dengan kepala ruangan 2. Memberikan dinding ruangan dengan jadwal Melisa,
kehadiran sosialisasi, dan CI mengenai motivasi kepada diruangan Filipus dinas Febrianty
perawat pemberian penatalaksaan dalam perawat filipus Devi,
dalam tepat motivasi dan mengoptimalkan waktu diruangan dijadikan Mia,
waktu pembuatan tiba perawat diruangan patokan. Alfa
komitmen filipus Pagi:
bersama 2. Melakukan negosiasi 07.00 wib
diruangan Filipus dengan kepala ruangan Siang:
dapat dan CI mengenai solusi 14.00 wib
mengoptimalkan untuk meningkatkan Malam:
waktu tiba waktu tiba di ruangan 21.00 wib
perawat filipus.
diruangan 3. membicarakan dengan
kepala ruangan, CI dan
perawat ruangan untuk
76

Membuat komitment
bersama agar perawat
diruangan tepat waktu
tiba diruangan
3 Belum Diharapkan 4. Melakukan koordinasi Re-sosialisasi : 1. SPO Perawat Disesuaikan Gede,
optimalnya setelah dilakukan dengan kepala ruangan Mengoptimalkan timbang ruang dengan jadwal Melisa,
perawat sosialisasi, dan CI mengenai penatalaksanaan terima Filipus dinas Febrianty
dalam pelaksanaan penatalaksaan timbang timbang terima pasien Devi,
melakukan timbang terima terima sesuai SPO antar perawat sesuai Mia,
ronde sesuai SPO 5. Melakukan negosiasi dengan SPO Alfa
keperawatan dengan kepala ruangan
atau visite ke Setelah dan CI mengenai solusi
pasien dilakukannya untuk mengatasi
sosialisasi penatalaksanaan
mengenai timbang terima pasien
pelaksanaan sesuai SPO
timbang terima
optimal
dilaksanakan
77

sesuai SPO

Anda mungkin juga menyukai