PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat yang sampai
saat ini masih banyak orang yang salah mengerti tentang hemoroid danmasalah-
masalah kesehatan yang berhubungan dengan hemoroid. Hemoroid dikenal dengan
banyak istilah. Kata hemoroid sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu haem : darah
dan rhoos : mengalir, jadi semua perdarahan yang ada di anusdisebut hemoroid.
Sedangkan di Amerika dan Inggris memakai istilah piles yang berasal dari bahasa
Latin yang berarti bola. Istilah lain yang juga sering digunakan adalah ambeien yang
berasal dari bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia sendiri istilah yang paling sering
digunakan adalah wasir yang pada orang awam mempunyi arti berak darah.Hemoroid
sudah dikenal selama berabad-abad dan diduga masih termasuk salah satu penyakit yang
umum ditemukan di mana-mana. Di Amerika Serikat, hemoroid ditemukan dengan jumlah
kasus meliputi 4,4% dari seluruh penduduk dan orang yang memiliki usia 50 tahun keatas
beresiko besar untuk menderita hemoroid. Sepuluh juta orang di Indonesia dilaporkan
menderita hemoroid, dengan prevalensi lebih dari 4%. Penelitian menunjukan bahwa
ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya. Masyarakt banyak yang
belum mengerti bahkan tidak mengetahui gejala dan komplikasi dari penyakit ini.
Namun sayangnya frekuensi pasti dari hemoroid sulit diketahui. Seseorang yang
menderita hemoroid cenderung malu mengutarakan penyakitnya dan takut
membayangkan tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter. Disamping itu,
hemoroid memang bukanlah penyakit yang mematikan. Gejalanya dapat hilang
timbul, dan pada sebagian besar kasus gejala hemoroid sudah lenyap dalam beberapa
hari saja.
Menurut anatomi atau letaknya, hemoroid dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Batas antara interna dan eksterna
adalah suatu garis pada anus yang disebut linea dentata atau pectinateline. Linea
dentata adalah garis pertemuan antara permukaan usus besar di sisidalam dan
permukaan kulit di sisi luar. Jika benjolan berasal dari atas linea dentata, maka
hemoroidnya termasuk hemoroid interna. Sebaliknya jika benjolan berasal dari bawah
linea dentata, hemoroidnya termasuk hemoroid eksterna.
Gejala hemoroid sangat mirip dengan gejala karsinoma kolorektal. Oleh karena itu
pasien yang datang dengan keluhan hemoroid harus mendapat pemeriksaan yang
adekuat untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma kolorektal. Selain itu
pemeriksaan yang adekuat juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan
klasifikasi serta derajat hemoroid sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan.
Pengobatan hemoroid dapat dilakukan dengan tiga modalitas utama, yaitu modifikasi
gaya hidup, obat-obatan (farmakologis), tindakan (nonfarmakologis)
BAB II
ISI JURNAL
Terlampir
BAB III
RESUME JURNAL
“LigaSure Haemorrhoidectomy versus Conventional
Diathermy for IV-Degree Haemorrhoids: Is It the Treatment
of Choice? A Randomized, Clinical Trial”
A. Nama Peneliti
Maurizio Gentile, Michele De Rosa, Gabriele Carbone, Vincenzo Pilone,
Francesca Mosella, and Pietro Forestieri
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keefektifan Ligasi Hemoroidektomi atau Konvensional
Diatermi pada terapi pasien dengan hemoroid.
D. Metode Penelitian
Prospective controlled randomized trial.
Langkah penelitian dimulai dengan menentukan sampel, dilanjutkan dengan
mengacak tindakan penanganan hemoroid yang akan diberikan , kemudian
dilakukan pengawasan tindak lanjut yang berlangsung sampai 12 bulan
pasien/responden. Pengawasan dilakukan dalam hal lamanya waktu tundakan
operasi, nyeri yang dirasakan setelah operasi, lamanya waktu rawat di rumah sakit,
komplikasi setelah operasi, lamanya waktu untuk kembali melakukan
aktifitas/bekerja.
E. Hasil Penelitian
Ligasi Hemoroidektomi memiliki hasil yang lebih efektif pada pengangkatan
hemoroid yang lebih besar. Ligasi Hemoroidektomi lebih efektif dibandingkan
dengan Konvensional Diatermi dalam hal lamanya waktu operasi, nyeri post-
operasi, lama hari untuk melakukan aktifitas kembali, sedangkan dalam hal lama
rawat di rumah sakit dan komplikasi post-operasi tidak ada perbedaan signifikan.
F. Saran Penelitian
Penelitian ini mendukung penggunaan Ligasi Hemoroidektomi sebagai pengobatan
pilihan untuk hemoroid derajat IV. Keterbatasan penelitian dalam hal besarnya
jumlah sampel dan lamanya waktu follow-up terhadap sampel.
BAB IV
ANALISA JURNAL
2. Intervensi yang diberikan dibedakan menjadi dua grup, yaitu pasien dengan
tindakan Konvensional Diatermi dan pasien dengan Ligasi Hemoroidektomi.
Faktor pengganggu yang kemungkinan memepengaruhi adalah keadaan
lingkungan dan aktifitas dari responden setelah menjalani operasi, kemungkinan
besar setiap responden memiliki aktifitas dan lingkungan yang berbeda, dan
tentu saja akan mempengaruhi hasil dari penelitian.
3. Metode dalam penelitian ini dimulai dengan tahap menentukan sampel yang
telah melewati kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian ditentukan secara acak
jenis tindakan yang akan dilakukan, setelah dilakukan tindakan baik Ligasi
Hemoroidektomi atau Konvensional Diatermi, responden akan di follow-up
untuk mendapatkan perbandingan dari outcome yang diharapkan. Dalam jurnal
ini tidak dijelaskan mengenai langkah-langkah tindakan Ligasi
Hemoroidektomi, sehingga kurang dipahami mengenai maksud dari tindakan
tersebut, beberapa referinsi menyebutkan bahwa
4. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
Konvensional Diatermi dengan Ligasi Hemoroidektomi, perbandingan kedua
jenis tindakan tersebut ditinjau dari lama waktu operasi, nyeri post operasi,
komplikasi, dan waktu kembali untuk beraktifitas. Jika dilihat dari hasil
pembandingan Ligasi Hemoroidektomi lebih efektif, namun dari penelitian
tersebut tidak dibahas mengenai perbandingan biayanya serta kemungkinan
untuk terjadinya hemoroid ulang (rekuren), untuk mendukung aplikatif tidaknya
tindakan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setiap tindakan pembedahan dalam penanganan hemoroid terutama pada grade III
dan IV memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang telah dijelaskan diatas, dalam
penelitian ini dinyatakan bahwa Ligasure Hemoroidektomi dianggap lebih efektif dalam
penanganan hemoroid grade III dan IV, namun tidak semua aspek dikaji dalam penelitian
ini, terutama kemungkinan untuk terjadinya kekambuhan. Untuk sementara, tindakan
pembedahan yang sudah umum dilakukan untuk penanganan hemoroid lebih dianjurkan,
secara tidak langsung pelaksanaan tindakan tersebut juga merupakan penelitian, karena
diobservasi secara langsung dampak atau efek samping dari tindakan tersebut. Oleh karena
itu perlu dilakukan tinjauan ulang atau penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
keefektifan dari masing-masing tindakan jika dilihat dari keseluruhan aspek.
DAFTAR PUSTAKA
David C., Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah: Bagian 2. Jakarta. EGC.
Hadi a., Khan S.A., Aman Z., Zafar H. 2011. Post Operative Outcomes Of Open Versus
Closed Haemorrhoidectomy. JPMI 2011.Vol.25. No. 03: 252-256.
The University of Sheffield. 2012. The HubBLe trial: Haemorrhoidal Artery Ligation
(HAL) versus Rubber Band Ligation (RBL) for haemorrhoids. Version 3.0, 14th
August 2012.
K.-Y. Tan, T. Zin, H.-L. Sim, P.-L. Poon, A. Cheng, K. Mak. 2008. Randomized clinical
trial comparing LigaSure haemorrhoidectomy with open diathermy
haemorrhoidectomy. Department of Surgery Colorectal Service Alexandra Hospital.
Gentile M., Rosa M.D., Carbone G., Pilone V., Mosella F., and Forestieri P. . 2011.
Clinical Study LigaSure Haemorrhoidectomy versus Conventional Diathermy for IV-
Degree Haemorrhoids: Is It the Treatment of Choice? A Randomized, Clinical Trial.
International Scholarly Research Network ISRN Gastroenterology Volume 2011,
Article ID 467258.
Gupta P.J. and Kalaskar S. 2008. Ligation and mucopexy for prolapsing hemorrhoids – a
ten year Experience. Annals of Surgical Innovation and Research 2008, 2:5
doi:10.1186/1750-1164-2-5.
LAPORAN JURNAL DAN KASUS
KEPERAWATAN BEDAH
DENGAN HEMOROID DI RSUD JOGJA
Disusun Oleh :
Arie Rahmadi 3213005
Arief Nurlianto W 3213006
Disusun Oleh :
Arie Rahmadi 3213005
Arief Nurlianto W 3213006