Anda di halaman 1dari 16

ANALISA MODEL KONSEPTUAL DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Filsafat Edan Teori Keperawatan (KUP600)

Oleh :
Nur Zuhri 22020116410027
Yeni Nur Rahmayanti 22020116410028
Luluk Purnomo 22020116410039
Hendrik Kurniawan 22020116410041
Amalia Mastuty 22020116410050

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur pada ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan
nikmatNya serta selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Dengan kekuatan dan
hidayah-Nya kelompak 3 dapat menyelesaikan tugas Filsafat Dan Teori Keperawatan dengan
judul makalah analisa model konseptual dan paradigm keperawatan.

Tugas ini dapat tersusun dan terselesaikan dari beberapa literatur dan referensi berbeda
yang didapat, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadikan tambahan
kasanah keilmuan bagi pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................ 4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Sains Keperawatan ................................................ 5


B. Sifat dan karakteristik sains keperawatan ............................... 6
C. Filosofi sains keperawatan ...................................................... 7
D. Konsep pengembangan sains keperawatan ............................. 9
E. Teory critical ........................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Filosofi bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mencakup penegasan ontologis


tentang suatu fenomena sentral dari suatu disiplin, penegasan epistemik tentang bagaimana
fenomena ini diketahui dan penegasan ethical tentang apa penilaian dari anggota disiplin
tersebut. Fungsi filosofis adalah mengkomunikasikan apakah anggota suatu disiplin meyakini itu
benar berhubungan dengan fenomena yang diminati disiplin tersebut. Apakah mereka meyakini
tentang bagaimana ilmu tentang fenomena ini sebaiknya dikembangkan dan apakah mereka
menilai dengan menghargainya lewat tindakan dan prakteknya. Fungsi filosofis ini kadang-
kadang diperkenalkan ke dalam bentuk pemikiran. Tiga pemikiran utama yang jelas sedang
dalam perencanaan sarjana perawatan adalah pemikiran reaksi, interaksi pemikiran yang timbal-
balik dan pemikiran tindakan simultan.
Model konseptual didefiniskan sebagai sekumpulan dari abstrak relatif dan konsep umum
yang ditujukan fenomena dari minat sentral dari suatu disiplin, dalil-dalil yang secara luas
menggambarkan konsep tersebut, dan dalil-dalil yang dinyatakan secara relatif dan hubungan
umum antara dua atau lebbih dari konsep. Fungsi setiap model konseptual adalah menyediakan
suatu kerangka acuan yang khusus yang dikatakan kepada anggota suatu disiplin bagaimana
mengamati dan menginterpretasikan fenomena dari minat disiplin. Meskipun, model konseptual
menunjuk pada semua konsep yang mewakili materi pokok suatu disiplin, sebagaimana yang
diidentifikasi pada metaparadigma, setiap konsep metaparadigma didefinisikan dan digambarkan
dalam cara yang berbeda pada model konseptual yang berbeda.
Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep secara relatif konkrit dan spesifik yang
diperoleh dari model konseptual, dalil-dalil yang sedikit menggambarkan konsep tersebut, dan
dalil-dalil yang menyatakan hubungan secara relatif konkrit dan spesifik antara 2 atau lebih dari
konsep. Fungsi dari suatu teori adalah mempersempit dan lebih menspesifikkan fenomena yang
dimuat dalam model konseptual dan menyediakn struktur yang secara konkrit dan spesifik untuk
menginterpretasi perilaku, situasi dan kejadian yang membingungkan.
Alligood &Tomey (2006) menjelaskan bahwa teori muncul atas usaha individual dari
para pemimpin keperawatan. Perkembangan teori muncul sebagai produk dari ilmu professional
dan proses pertumbuhan dari pemimpin keperawatan , administrator, pendidik, dan praktisioner
yang telah mendapat pendidikan tinggi dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain. Dalam
membuat suatu teori mereka mempunyai filosofi atau falsafah sebagai pedoman untuk mengkaji
tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang
gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dari pada metode empiris. Dengan
cara menganalisis suatu fenomena keperawatan secara rasional dan logis.
Salah satu teoris dengan teorinya Philosophy and Science of Caring yaitu Jean Watson
menggunakan suatu filosofi untuk mendeskripsikan teorinya. Dia percaya bahwa perawat harus
mengembangan filosofi kemanusiaan dan system nilai. Karena kedua hal tersebut merupakan
dasar yang kuat dari ilmu caring (currentnursing, 2011). Salah satu contoh aplikasi teori
Philosophy and Science of Caring pada pasien dengan hipertensi. Penerapan teori model watson
dipercaya dapat meningkat kualitas hidup dan menurunkan tekanan darah. Karena penerapan
model caring ini memandang manusia sebagai mahkluk yang holistik: biologis, psikologis,
sosial, spiritual, kultural dan (Erci. B., 2003 ). Model teori caring watson direkomendasikan
pada perawat yang merawat pasien dengan hipertensi agar meraka dapat meningkatkan
kemampuannya dan lebih efektif dengan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kualitas
hidup pasien (Erci. B., 2003 ).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MODEL KONSEPTUAL
Model konseptual didefenisikan sebagai sekumpulan dari abstrak dan konsep umum
yang merupakan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Fungsi setiap model konseptual adalah
menyediakan suatu kerangka acuan yang khusus yang dikatakan pada suatu disiplin ilmu
bagaimana mengamati dan menginterpretasikan fenomena dari disiplin ilmu. Model
konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan visualisasi symbol
(dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis dan kuantitatif) dan fisik
( Asmadi, 2008).
Model konseptual adalah sekumpulan ide yang menjelaskan dengan menggunakan
visualisasi symbol (dapat berupa kata-kata baik secara lisan maupun verbal, skematis atau
kuantitatif) dan fisik. Model konseptual merupakan sekumpulan konsep dan dalil-dalil umum
yang memberikan perspektif pada konsep utama dari metaparadigma, seperti orang, kesehatan
dan lingkungan. Model konsep juga mencerminkan sekumpulan nilai dan keyakinan sebagai
pernyataan filosofis dan juga pilihan pada pendekatan praktek dan penelitian (Parker, 2001).
Tujuan model konseptual adalah sebagai rujukan yang nyata bagi perawat untuk
mengamati dan menafsirkan suatu fenomena. Contoh model konseptual antara lain Johnson's
Behavioral System Model, King's Konseptual system, Levin's Conservation Model, Neuman's
System Model, Orem's Self-care Frame Work, Rogers's Science Of Unitary Human Beings,
dan Roy's Adaptation. Model konseptual keperawatan telah memperjelas spesifikasi area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu Manusia, Lingkungan,
Kesehatan, dan Keperawatan.
B. TEORI KEPERAWATAN
Teori adalah kumpulan konsep-konsep, defenisi dan usulan yang memproyeksikan
sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan merancang hubungan-hubungan khusus
diantara konsep-konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan, perkiraan dan atau
mengendalikan fenomena. Teori keperawatan merupakan pernyataan yang terorganisir dan
sistematik dan berhubungan dengan pertanyaan didalam displin keperawatan. Menurut Power
& Knapp (1995) dalam Sell & kalofissudis (2008), teori keperawatan adalah penyataan yang
menjelaskan, menggambarkan atau memprediksi hubungan antar konsep yang sistematik dan
terorganisir tentang beberapa fenomena. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori,
yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
Tingkatan Teori Dalam Keperawatan
1. Philosophical theory
Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah BS dalam keperawatan, MS dalam
Psychiatric-Mental Health Nursing dari University of Colorado, Denver, dan PhD dalam
Educational Psycology. Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter buku dan buku
lainnya. Penelitiannya tentang perawatan manusia dan kehilangan. Teorinya yang telah
dipublikasikan dalam keperawatan adalah Human Science and Human Care. Dia percaya
bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari
Humanistik perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk
perawat pengembangan humanistic filosofi dan system nilai, serta latar belakang seni yang
kuat itu perlu. Filososfi dan system nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu
asuhan keperawatan. Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
Pengembangan ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana focusnya
lebih kepada peningkatan kesehatan daripada pengobatan penyakit.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari kata Philosophia
yang berarti cinta kebijaksanaan. Terdiri dari kata Philos yang berarti cinta, dan kata
Sophia yang berarti kebijaksanaan (Ali, 1986: 7), jadi orang yang berfilsafat adalah orang
yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harol Titus mengemukakan pengertian filsafat
sebagai berikut, diantaranya:
a. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara kritis;
b. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat kita junjung tinggi;
c. Filsafat adalah sekumpulan masalah-masalah yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (Jalaludin dan Said, 1994: 9).).
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai pengertian filsafat.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas atau komprehensif yang berusaha untuk
memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan tuang lingkup
pengalaman manusia. Dengan demikain diharapkan agar manusia dapat mengerti dan
memiliki pandangan yang menyeluruh dan sistematis mengenai alam semesta dan tempat
manusia didalamnya.
Dari keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan
kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat
berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-
peristiwa yang pelik dari pengalaman imat manusia. Dengan kata lain filsafat sampai
kepada merangkum (synopsis) tentang pokok-poko
2. Grand Theory
Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan
dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi
tersebut nyata dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand theory
kurang abstrak dan lebih spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan
sespesifik middle range theory (Fawcett, 2005). Grand theory merupakan teori yang
cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam
melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teori-teori dengan
cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).
Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan
dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi
dan mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain
tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur
kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(McKenna, 1997).
Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai
pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu
pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang
masih bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji
secara empiris, tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

3. Middle Range Theory


Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, Middle Range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, sebagai petunjuk riset dan praktik , Middle Range
Theory lebih banyak digunakan dari pada Grand Theory, dan dapat diuji dalam pemikiran
empiris.
Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktek. Hubungan antara penelitian dan praktek menurut Merton (1968), menunjukan
bahwa Middle Range Theory amat penting dalam disiplin praktek, selain itu Walker and
Avant (1995) mempertahankan bahwa Middle Range Theory menyeimbangkan
kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam Grand Theory.
Middle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan
dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas,
dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range
Theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan Middle
Range Theory mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis
keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:

a. Ruang lingkupnya lebih sempit (Fawcett, 2000)


b. Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract (Fawccet, 2000)
c. Teridri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas (Fawccet, 2000, Walker,
1995)
d. Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik /nyata ( Jacox, 1974)
e. Lebih dapat diuji secara empiris (Parker, 2001)
f. Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan klinik (Renpening, 2001)

Contoh middle range theory yaitu Pender’s health promotion in nursing practice,
Beck’s postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).
Penggunaan Middle Range Theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktek dan penelitian. Teori ini
mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian serta
membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian (Lenz,1998, p.26)
Middle Range Theory dapat membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman terhadap
perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

4. Practice Theory/Micro Theory


Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory,
teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific
theory, dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan
yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang
spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan mempunyai
pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice
theory menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil
dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow, 2004).
Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik
keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber
utama untuk pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas
teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan (McKenna,
1997). Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch,
exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll
(Peterson & Bredow, 2004).
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut :
Philosophical theory  Falsafah keperawatan merupakan karya awal
yang mendahului era teori.
 Falsafah berkontribusi umtuk pengetahuan
keperawatan dengan memberikan arahan untuk
disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan
professional, yang mengarah kepada pemahaman
teoritis baru.
Grand theory  Cakupannya luas dan kompleks.
 Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum
dapat sepenuhnya di ujicobakan
 Tidak memberikan panduan terhadap intervensi
keperawatan yang spesifik, namun memberikan
kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak.
Middle range theory  Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak
 Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan
mencerminkan praktek keperawatan
Practice Theory  Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya
lebih sempit di bandingkan dengan middle range
theory.
 Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk
tujuan yang spesifik.
 Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik yang
mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas
kepada populasi atau bagian dari situasi pada
teori.
BAB III

PEMBAHASAN

Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki
suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam
profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan
profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk
dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala
macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-
stressor yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan
harus berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam
rentang kesehatan yang optimal.Terdapat hubungan yang saling terkait antara model konseptual /
teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma keperawatan, dimana falsafah keperawatan
merupakan sistem nilai yang mendasari munculnya beberapa teori seperti Methatory, Grand
theory, Middle range theory, dan Practice theory.

Falsafah keperawatan sebagai keyakinan dasar dalam menerapkan teori keperawatan


terhadap metaparadigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Dalam hal ini paradigma dapat dijadikan parameter dasar dan kerangka kerja untuk
mengatur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, hal ini berarti paradigma keperawatan akan
memberikan banyak kontribusi terhadap pengembangan teori-teori keperawatan. Fungsi
paradigma selain sebagai parameter adalah untuk mengidentifikasi batas-batas materi subjek
yang menjadi perhatian sebuah disiplin ilmu, paradigma juga memberikan kesimpulan
intelektual dan tujuan sosial dalam penerapan disiplin ilmu.

Falsafah keperawatan yang merupakan landasan dasar praktik keperawatan harus dimiliki
oleh setiap perawat sebagai pedoman untuk berfikir, mengambil keputusan dan bertindak.
Falsafah ini juga terkait dengan model konseptual keperawatan, yang diaplikasikan melalui
metode ilmiah akan menghasilkan teori-teori keperawatan baru. Teori-teori yang awalnya
bersifat abstrak akan menjadi konkret dengan melalui penelitian menggunakan metode ilmiah,
sehingga penerapanya dapat sesuai dengan tujuan.

Pada skema di atas digambarkan bahwa grand theory yang merupakan konsep paling
abstrak karena hanya terdiri dari konsep global yang menguraikan perspektif yang luas tentang
praktek dan cara melihat fenomena keperawatan. Untuk menerapkan teori tersebut dalam praktik
keperawatan masih perlu penjabaran lebih spesifik .

Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing practice maka
muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat dimanfaatkan untuk riset dan
praktik. Peterson, Bredow (2004) dalam riset middle range theory digunakan sebagai panduan
dalam memilih variabel dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam praktik middle range
theory memfasilitasi pemahaman terhadap prilaku klien, menekankan intervensi, dan
menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian ilmiah middle range theory
ini akan menjadi lebih spesifik dan aplikatif yang dijabarkan dalam nursing practice.

Meskipun teori keperawatan relevan untuk praktik keperawatan tetapi tidak semua teori
dapat diterapkan dalam praktik. Marriner-Tomey (1994) mendeskripsikan tentang teori bahwa
“theoritical models of reality, often a reality that is not directly observable”. Teori keperawatan
dibuat berdasarkan kondisi sesungguhnya di masyarakat, namun keadaan yang sesungguhnya
sering tidak diobservasi secara langsung, sehingga tidak semua teori keperawatan dapat
diaplikasikan secara langsung pada tatanan praktik. Penerapan teori-teori keperawatan masih
memerlukan kerangka kerja yang lebih nyata dan lebih aplikatif, hal ini dapat dilakukan dengan
pemilihan yang teliti sehingga dapat menentukan intervensi dan tujuan perawatan yang tepat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Falsafah Keperawatan yang meyakini manusai sebagai individu yang unik dan
holistik dan melalui Model konseptual keperawatan yang berlandaskan paradigma
keperawatan (manusia, sehat, kesehatan dan lingkungan) pada akhirnya akan melandasi
lahirnya teori – teori keperawatan mulai dari yang paling abstrak (grand theory) sampai
dengan teori yang lebih konkret dan aplikatif (practice theory).
Teori-teori keperawatan akan selalu berkembang melalui pengalaman empiris yang
menunjang masing-masing bidang dan tujuan utama teori keperawatan. Proses
pengembangan teori keperawatan dapat meliputi pengujian teori, memperbaiki teori maupun
memodifikasi serta menggunakan penelitian dalam penerapan teori tersebut.
Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing practice
maka muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat di manfaatkan untuk
riset dan praktek. Peterson, Bredow (2004) dalam riset middle range theory digunakan
sebagai panduan dalam memilih variabel dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam
praktik middle range theory memfasilitasi pemahamn terhadap perilaku klien, menekankan
intevensi, dan menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian ilmiah
middle range theory ini akan menjadi lebih spesifik dan aplikatif yang dijabarkan dalam
nursing practice.
Meskipun teori keperawatan relevan untuk praktek keperawatan tetapi tidak semua
teori dapat diterapkan dalam praktek. Marinner Tomey(1994) mendeskripsikan tentang teori
bahwa “Theoritical models of reality, often a reality that is not directly observable”. Teori
keperawatan dibuat berdasarkan kondisi sesungguhnya di masyarakat, namun keadaan
yang sesungguhnya sering tidak diobservasi secara langsung, sehingga tidak semua teori
keperawatan dapat di aplikasikan secara langsung pada tatanan klinik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perawat diharapkan mampu mengembangan ilmu yang menjadi satu kewajiban dilandasi
dengan ilmu pengetahuan / body of knowledge, falsafah dan paradigma keperawatan.
2. Perawat diharapkan mampu terus mengembangkan riset dan menelaah teori keperawatan
guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan / asuhan keperawatan.
3. Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-harinya
4. Untuk menambah wawasan pembaca dapat melihat reverensi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat (2008), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,Salemba Medika, Jakarta
Alligood, MR 2014, Nursing Theorists and Their Work (ed.8).
Ali H, Zaidin. Dasar-Dasar Keperawatan Professional, 2001, Jakarta : Widya Medika
Asmadi, 2008, Konsep dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. pengantar keperawatan professional, 1999, Jakarta : EGC
Meleis, A 1997, Theoritical Nursing Development and Progress (3rd edt). Philadelphia, PA
lippincott-Raven
Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin. Fundamental Keperawatan, 2005, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai