Anda di halaman 1dari 11

FALSAFAH, FILOSOFI DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

PADA TEORI GRAND

MATA KULIAH SAINS KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK ANAK :

1. SAFIYAH KAMILAH BP 2021312002


2. MUTIA REZKY BP 2021312003
3. PRIMA YOSELINA BP 2021312004
4. DELTA APRIANTI BP 2021312005
5. ERA NELTIA SONARTA BP 2021312009
6. NOVITA SARI BP 2021312021
7. ELVITRIYA YUNESTY BP 2021312022
8. SRI WAHYNINGSIH BP 2021312023

DOSEN:
Nelwati, SKp, MN, PhD

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG
TA. 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, hidayah, keberkahan serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok “Falsafah, filosofi dan Paradigma
Keperawatan Pada Teori Grand” Mata Kuliah Sains Keperawatan.
Sholawat beringkan salam marilah kita haturkan Kepada junjungan besar
kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita menuju alam yang penuh
pengetahuan serta terang benderang ini. Semoga Rahmat selalu tercurah kepada
beliau, keluarga dan seluruh pengikutnya.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada ibu Nelwati,
SKp, MN, PhD sebagai dosen pengajar dalam mata kuliah ini. Terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki
kekurangan. Untuk itu kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini kedepannya. Harapan kami semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Atas semua perhatian pembaca, kami ucapkan
terimakasih.

Padang, Oktober 2020


Hormat kami,

Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Filosofi Keperawatan Teori Grand


Filosofi bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mencakup
penegasan ontologis tentang suatu fenomena sentral dari suatu disiplin,
penegasan epistemik tentang bagaimana fenomena ini diketahui dan
penegasan ethical tentang apa penilaian dari anggota disiplin tersebut. Fungsi
filosofis adalah mengkomunikasikan apakah anggota suatu disiplin meyakini
itu benar berhubungan dengan fenomena yang diminati disiplin tersebut.
Apakah mereka meyakini tentang bagaimana ilmu tentang fenomena ini
sebaiknya dikembangkan dan apakah mereka menilai dengan menghargainya
lewat tindakan dan prakteknya. Fungsi filosofis ini kadang-kadang
diperkenalkan ke dalam bentuk pemikiran. Tiga pemikiran utama yang jelas
sedang dalam perencanaan sarjana perawatan adalah pemikiran reaksi,
interaksi pemikiran yang timbal-balik dan pemikiran tindakan simultan.
Teori mengutamakan fokus pada lingkungan dalam penerapannya.
Walaupun secara pernyataan tidak pernah menyebutkan lingkungan. Ia
menggambarkan lingukungan dengan mendefinisikan tentang ventilasi,
kehangatan, cahaya / penerangan, makanan, kebersihan, dan suara.
Nightingale tidak secara khusus membedakan lingkungan pasien dengan
aspek fisik, psikologis, dan sosial, tetapi dari tulisan-tulisan yang ada, ia
memberi penekanan pada lingkungan fisik.
Lingkungan sehat dilihat dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal
dan kondisi fisik pemukiman. Lima komponen penting lingkungan yang sehat
menurut Nightiangale meliputi udara bersih, air bersih, pembuangan air yang
efesien, kebersihan ruangan dan pencahayaan.
Sedangkan secara umum filosofi keperawatan adalah pedoman dan pegangan
dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan praktek keperawatan
terhadap klien dalam rentang sehat-sakit. Dengan konsep yang mendasari
keperawatan diantaranya : manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan.

B. Falsafah Keperawatan Teori Grand


Falsafah Keperawatan adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki
perawat sebagai kerangka dalam berfikir, pengambilan keputusan dan
bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang sehat sakit, yang
memandang manusia sebagai makhluk yang holistic, yang harus dipenuhi
dalam hal kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural dan spiritual melalui
upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis, dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap klien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama, status sosial dan
ekonomi.
Falsafah Keperawatan menurut teori grand adalah :
a. Myra Estrin Levine : the conservation model
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk
hidup terintegrasi yang berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya. menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang
keperawatan terdapat empat konservasi diantaranya energi klien, struktur
integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan
asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber
kekuatan klien secara optimal
b. Martha E Roger : unitary human being
Keperawatan adalah sebuah pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit
serta penyandang cacat.
c. Dorothea E Orem : self care deficit theory of nursing
Menurut Orem tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri
serta mengatur dalam kebutuhannya. Sistem perawatan diri berorientasi
pada individu
d. Imogene king : interacting system framework and middle range theory of
goal attainment
King berpendapat, model dan konsep keperawatan dengan
menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang
konstan dengan lingkungan. Dalam mencapai hubungan interaksi ada
suatu konsep kerja meliputi sistem personal dan sistem sosial yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
e. Betty neuman : system model
Newman menggunakan pendekatan manusia utuh dengan
memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep
stresor.
Sistem klien terdiri dari lima variabel yang beriteraksi:
- fisiologi; struktur tubuh dan fungsi
- psikologi: proses mental dan hubungan
- sosiokultural: kombinasi fungsi sosiol dan kulkural
- perkembangan: proses perkembangan manusai
- spiritual: keyakinan spiritual
f. Sister callista roy : adaptation model
Falsafah keperawatan menurut Roy adalah :
- memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang
merupakan dasar bagi kehidupan yang baik.
- Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada
praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan
untuk memberikan pelayanan kepada klien. Konsep inti dari teori
Roy ini menekankan pada kemanusiaan dan kebenaran dalam
melaksanakan praktik keperawatan
g. Dorothy E Johnson : behavioral system model
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah
dengan pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai
sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas,
baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan
dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.
h. Anne Boykin & Savina O. Schoenhofer : Nursing as Caring: A model for
Transforming Practice.Anne Boykin & Savina O.Schoen
Konsep utama dalam teori ini antara lain :
- Focus and Intention of Nursing : merawat sesorang dalam
kehidupannya yang akan menumbuhkan sikap atau perilaku
caring/kepedulian yang meningkatkan kenyamanan pasien sehingga
pasien merasa seperti dirumahnya sendiri.
- Perspective of Persons as Caring : Menjelaskan sebenarnya manusia
memiliki sifat kepedulian meskipun kelihatannya tindakan seseorang
tidak menunjukan caring. Dalam aplikasi di dunia keperawatan
caring antara klien dan perawat ini secara tidak langsung terbentuk
dalam praktiknya perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang
obat yang akan diberikan maka disini ada sifat caring dari klien yaitu
menerima pengetahuan yang diberikan dari perawat.
- Nursing situation
Menjelaskan tentang semua keadaan, proses, dan tempat kegiatan
yang berhubungan dengan keperawatan yang melibatkan ekspresi
terhadap nilai-nilai, tujuan, dan tindakan dari dua orang atau lebih
yang memilih untuk saling berhubungan . Dalam praktiknya perawat
harus mengetahui kondisi klien, apa yang akan dilakukan untuk
klien, guna mewujdkan tujuan dari keperawatan, dalam hal ini
perawat tidak hanya bekerja sendirian tetapi lebih dalam kolaborasi
antar tenaga medis.
- Personhood
Mengimplikasikan siapa kita dan bagaimana kita mau peduli dengan
orang lain dan bagaimana kita menerima kepedulian orang lain.
Dalam keperawatan yang caring menghormati diri sebagai pribadi
dan menghormati lainnya adalah nilai-nilai yang menegaskan
kepribadian yang dimiliki perawat. Dalam aplikasinya perawat
seharusnya menghormati hak-hak pasien, jika ada pasien perempuan
tidak mau dirawat oleh perawat laki-laki karena menurut klien
dipandang dari segi spiritual klien itu hal yang kurang baik maka kita
harus menghormati dan menghargai klien dengan menempatkan
perawat perempuan untuk merawatnya.
- Direct Invitation
Dalam situasi keperawatan direct invitation membuka hubungan
caring antara perawat dan yang dirawat. Dengan intensitas yang baik
kedatangan perawat langsung kepada klien untuk sekedar apa yang
dirasakan klien kemudian apa yang dibutuhkan klien, hal ini akan
membuka sikap caring antar perawat dan klien.
- Call for nursing : perawat tanpa diminta oleh klien, perawat bisa
mengetahui apa yang dibutuhkan klien. Dalam aplikasinya perawat
seharusnya cepat tanggap apa yang terjadi pada pasien.
- Caring Between/ kepedulian sesama : Menjelaskan adanya
kepedulian antara perawat dan klien sehingga antara perawat dan
klien masing-masing mengekspresikan diri dan menerima orang lain
menjadi orang yang peduli terhadap dirinya.
- Nursing respon : seorang perawat mengetahui kebutuhan klien dan
selanjutnya memberikan respon
- Story as method for knowing nursing : saling bercerita antara klien
dan perawat sehingga perawat dapat mengidentifikasi apa yang
terjadi dari klien mulai dari awal mula terkena suatu masalah
kesehatan sampai dalam penatalaksanaan keperawatan.

C. Paradigma Keperawatan Teori Grand


Paradigma diartikan sebagai kacamata atau sudut pandang dalam melihat
obyek sesuatu yang diamati. Menurut Kuhn (1970). Paradigma adalah satu kerangka
referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu
teori. Paradigma juga inti dari ilmu pengetahuan.\
Penggolongan paradigma bermacam-macam sesuai dengan asumsi-asumsi dan
cara pikir ahli dibidangnya masing-masing. Menurut Dedy N. Hidayat, paradigma-
paradigma tersebut diantaranya:
1. Paradigma Klasik (Classical Paradigm)

Paradigma ini menempatkan ilmu-ilmu sosial seprti halnya ilmu-ilmu alam


fisika. Menempatkan ilmu sosial sebagai metode yang terorganisir untuk
mengkombinasikan deductive logic dengan pengamatan empiris. Bertujuan
menemukan hubungan sebab akibat yang dapat digunakan untuk memprediksi
pola-pola umum dari gejala sosial tertentu.

Menurut Dedy N Hidayat, bersifat interventionist yakni melakukan


pengujian hipotesis dalam struktur hypotetico-deductive method, melalui
laboratorium, eksperimen, atau survey eksplanatif dengan analisis kuantitatif .

Dengan demikian objektivitas, validitas dan reliabilitas diutamakan dalam


paradigma ini.

2. Paradigma konstruktivis (constructivism paradigm)

Menurut Paradigma ini, antara peneliti dengan subjek yang diteliti, perlu
acta empati dan interaksi dialektis agar mampu merekonstruksi realitas yang
diteliti melalui metode kualitatif seperti “participant observation”

Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap


socially meaningful action. Ilmu diperoleh melalui pengamatan langsung dan
rinci terhadap perilaku sosial dalam suasana keseharian yang alamiah, agar
mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang
bersangkutan menciptakan atau mengelola dunia sosial mereka.
Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh
seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan
oleh kaum klasik. Paradigma konstruktivisme menilai perilaku manusia secara
fundamental berbeda, karena manusia bertindak sebagai agen yang
mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna
ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri. Kajian paradigma
konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin
masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan mengkonstruksikan
sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek yang akan diteliti.

3. Paradigma kritis (critical paradigm)

Paradigma kritis lebih berorientasi “participative” dalam arti


menggutamakan analisis komprehensif, kontekstual, multi level analisis dan
peneliti berperan sebaagi aktivis/partisipan.

Paradigma ini mendefinisikan ilmu sebagai suatu proses yang secara kritis
berusaha mengungkap “the real structures” dibalik ilusi atau kesadaran palsu
yang ditampakkan dipermukaan. Bertujuan membantu membentuk suatu
kesadaran sosial agar seseorang atau masyarakat dapat memperbaiki dan merubah
kondisi kehidupannya.

Paradigma ini memiliki ide suatu teori atas ketidakadilan yang terjadi
dibalik fenomena sosial. Teori kritis banyak diilhami oleh ajaran Marxis atau
neo-Marxis (kiri baru). Dalam teori kritis, perilaku orang akan mengubah makna
konteks yang terkandung selanjutnya. Teori kritis bersifat aktif dalam
menciptakan makna, bukan hanya sekedar pasif menerima makna atas dasar
perannya pada teori konflik.

D. Teori Grand
1. Definisi
Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan kompleks, terdiri
dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan prespektif praktek
keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena
keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan
yang lebih kecil (Aligood, 2014).
Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan
mengidentifiasi konsep atau point pentng serta menghubungkannya dengan
praktik keperawatan. Grand theory pada umumnya masih sangata abstrak dan
normative sehingga sulit untuk mengaplikasikannya secara empiris namun grand
theory ini dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle range theory dan teori
praktis yang lebih spesifik. (Siokal, 2017).
2. Kriteria Grand Theory
Grand theory mempunyai beberapa kriteria atau penciri yang
membedakannya dengan level teori lainnya menurut Alligood (2014) grand
theory mempunyai scope atau ruang lingkup yang luas, karena grand
theory memiliki sudut pandang yang umum dan komperhensif yang
memperhatikan seluruh aspek dan respon manusia.
Kriteria kedua, grand theory memiliki tingkat abstraksi yang cukup besar
sehingga kurang mampu diterapkan langsung pada penelitian. Kriteria ketiga,
Grand theory masih general dan belum terfokus pada area yang spesifik pada
salah satu respon manusia. Kriteria berikutnya, grand theory tidak dapat langsung
digunakan dalam uji empirik, hal ini dikarenakan grand theory masih memiliki
konsep yang sangat abstrak sehingga tidak dapat di susun kedalam definisi
operasional.

3. Pengelompokan Grand Theory Menurut Alligood


Terdapat perbedaan dalam pengelompokkan grand theory. Alligood (2014)
mengelompokan grand theory berdasarkan scoop atau ruang lingkup teori,
yaitu Conceptual model theory dan nursing theory. Pengelompokan yang
berbeda dipaparkan oleh McEwen & Wills (2011) yang mengelompokkan grand
theory berdasarkan pada paradigma keperawatan dengan analisis yang dilakukan
yang akan lebih memudahkan perawat untuk mencari dan memahami grand
theory sesuai sudut pandang dan kebutuhan.

Alligood (2014) membagi grand theory berdasarkan cakupan


atau scope atau ruang lingkup dari teori. Conceptual model theory dan nursing
theory menjadi pengelompokkan dari grand theory berdasarkan tingkat
keabtrakkan dari masing masing teori dan ruang lingkup fenomena atau
spesifikasi dari teori tersebut. Berikut ini teori yang termasuk dalam Grand
Theory menurut Alligood (2014).
4. Teori Model Konseptual
a. Myra E. Levine : Teori Konservasi
b. Martha E. Rogers : Manusia yang seutuhnya (Unitary Human Beings)
c. Dorothea E. Orem : Teori Defisit Perawatan Diri (Self-Care Deficit Theory
of Nursing)
d. Imogene M. King : Sistem Konseptual dan Teori dari Middle Range
Theory- Pencapaian tujuan (Conceptual System and Middle-Range Theory
of Goal
Attainment)
e. Betty Neuman : Model Sistem Konseptual
f. Sister Callista Roy : Adaptation Model
g. Dorothy E. Jhonson: Model Sistem Prilaku (Behavioral System Model)
5. Teori Keperawatan (Nursing Theory)
a. Anne Boykin and Savina O. Schoenhofer : The Theory of Nursing as
Caring: A Model for Transforming Practice
b. Afaf Ibrahim Meleist : Transitions Theory
c. Nola J. Pender : Health Promotion Model
d. Madeleine M. Leininger : Teori Keperawatan berbasis Diversitas dan
Universalitas Budaya (Culture Care Theory of Diversity and Universality)
e. Margaret A. Newman : Health as Expanding Consciousness
f. Resemarie Rizzo Parse : Human becoming theory
g. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Mary Ann P. Swain: Modeling and
Role Modeling
h. Gladys L. Husted and James H. Husted: Symphonological Bioethical Theory
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2010).Nursing Theorist and


TheirWorks,Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.

Alligood,M.R. (2013).Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health


Sciences.

Alligood, Martha Raile. (2014). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka.
Singapore: Elsevier.
Aini Nur.(2018).Teori Model Keperawatan beserta Aplikasinya dalam
Keperawatan.Malang : UMM Press

Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012).Contemporary Nursing Knowledge:


Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories: F.
A.DavisCompany.

Siokal, Brajakson dkk. (2017).Falsafah dan Teori dalam Keperawatan. Jakarta:


CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai