Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ANALISIS KASUS

DILEMA ETIK KEPERAWATAN PADA PASIEN CA. MAMMAE

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah Science in
Nursing
Dosen Pengampu: Dr. Rizal Mustansyir

Disusun Oleh:
Zulfa Mahdiatur Rasyida 17/418430

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah
etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk
didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain
tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi
tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat
dari hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang
kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam
peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan
dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional,
nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan
prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan
dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat
klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap
keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan.
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan
didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat
memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah
dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya
kasus dilema etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang
etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan
keputusan yang terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah

2
tentang etik dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang
nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah perawat memahami etika keperawatan?
2. Apakah pengambilan keputusan perawat telah sesuai dengan prinsip etik
keperawatab?
3. Bagaimana cara perawat dalam mengatasi dilemma etik yangterjadi?

C. HIPOTESIS
Perawat mengerti dan memahami etika keperawatan, prinsip etik, dan
mampu menyelesaikan asuhan keperawatan berdasarkan pengambilan
keputusan dilemma etik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ETIKA KEPERAWATAN
Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam
bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan
lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Perilaku
etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial
dalam lingkungan. Tujuan dari etika keperawatan adalah :
1. Mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan
tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip
tertentu
2. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat
dan mencari informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat.

Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan


komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam
melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien,
keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada
dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau


pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh
praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.

4
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan
tugas praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 )

B. PRINSIP ETIK KEPERAWATAN


Dalam menjalankan proses asuhan keperawatan, perlu mempertimbangkan
prinsip etik yang berlaku. Menurut Suhaemi (2004) menjelaskan tentang
prinsip etik keperawatan, yaitu:
1. Otonomi
Klien diberi kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri akan tindakan
yang akan diambil.
2. Beneficience
Prinsip etik ini adalah kemurahan hati atau kebaikan pasien. Prinsip ini
mendorong pasien untuk melakukan tindakan yang baik demi kebaikan
pasien.
3. Non Maleficience
Tindakan yang diberikan tidak merugikan pasien dan mencegah bahaya
bagi pasien.
4. Justice
Perawat berlaku adil pda setiap pasien sesuai dengan kebutuhannya.
5. Veracity
Perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan tidak membohongi
pasien.

C. TIPE-TIPE ETIKA
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul
tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan,
politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi,
dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang
lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang

5
mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang
berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara
lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan
kesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh
clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat
(sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak
dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat
manusia yang unik (k2-nurse, 2009)

D. PEMECAHAN DILEMA ETIK


Kozier dan Erb (1989) dalam Agustin (2015) menjelaskan kerangka
pemecahan dilemma etik adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. CONTOH KASUS
Di rawat inap Bangsal Penyakit Dalam suatu Rumah Sakit terdapat
pasien wanita berusia 57 tahun didiagnosa Ca mammae stadium akhir yang
mana kondisinya sudah metastase ke tulang. Saat ini kondisi pasien resisten
terhadap kemoterapi dan terapi radiasi yang diberikan. Pasien mengalami
nyeri hebat dan tidak cukup terhadap pemberian morfin secara intravena.
Ketika hanya posisi diam saja, pasien merasakan nyeri, terlebih ketika
bergerak. Berdasarkan kondisi pasien tersebut, keluarga tidak segan melihat
pasien yang terus merasakan kesakitan dan meminta kepada perawat untuk
memberikan penambahan obat anti nyeri dan meminta untuk menaikkan
dosisnya. Kemudian perawat mendiskusikan kondisi pasien dan permintaan
keluarga untuk penambahan dosis anti nyeri pada saat conference. Apabila
permintaan tersebut dipenuhi, dapat menyebabkan kematian pada pasien. Di
sisi lain, keluarga mempunyai hak untuk menentukan yang terbaik terhadap
pasien, akan tetapi penambahan dosis merupakan tindakan menimbulkan
kematian illegal. Akhirnya perawat melakukan konferens dan tidak memenuhi
permintaan keluarga.

B. METODE PENDEKATAN MASALAH


a. Mengkaji situasi
1. Pihak yang terlibat dalam kasus:
a. Perawat sebagai advokat
b. Dokter sebagai terapis
2. Tindakan yang diusulkan dan permasalahan etik
a. Peningkatan frekuensi obat dan penambahan dosis obat nyeri yang
bertujuan mengurangi penderitaan pasien yang berimpact pada
kematian pasien (euthanasia aktif).
Tindakan ini berlawanan dengan prinsip etik otonomi pasien
dan maleficient (perawat berkewajiban melindungi dan
mempertahankan kehidupan pasien dan terhindar dari harm)
b. Perawat perlu membuat alternative tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan konsekuensi tindakan

7
Apabila perawat menolak keinginan keluarga, konsekuensi
yang mungkin muncul:
- Pasien akan terus merasakan nyeri hebat dan keluarga akan
menganggap bahwa perawat tidak sensitive
- Melanggar prinsip etik otonomi, beneficence
- Perawat akan terhindar dari tindakan illegal
Apabila perawat memenuhi permintaan keluarga dan pasien,
konsekuensi yang akan muncul adalah:
- Pasien dan keluarga akan lebih tenang, karena kesakitan
pasien menurun
- Akantetapi tindakan tersebut akam mempercepat kematian
pasien (euthanasia aktif) perawat dan tim dokter bisa
dituntut secara hukum
- Melanggar prinsip etik non-maleficience (melindungi
pasien dari keburukan yang mungkin terjadi)
c. Tindakan yang sebaiknya dilakukan perawat
Mengadakan conference antara perawat, dokter, pasien, dan
keluarga untuk menjelaskan:
- Memberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga terkait
perjalanan penyakit pasien dan penatalaksanaan medis yang
diberikan untuk pasien
- Menjelaskan bahaya atau konsekuensi yang terjadi dengan
masing-masing tindakan yang diambil, baik dari segi medis
dan hukum

C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Etika Profesi
1. Beneficience
Prinsip etik ini adalah kemurahan hati atau kebaikan pasien.
Prinsip ini mendorong pasien untuk melakukan tindakan yang baik
demi kebaikan pasien. Akan tetapi pada kasus di atas, apabila perawat
melakukan penambahan frekuensi pemberian morfin dan
meningkatkan dosisnya akan berefek pada pelanggaran etik dan hukum
meskipun mengatasi permasalahan pasien saat itu.

8
2. Otonomi
Prinsip etik ini adalah menghargai apa yang telah menjadi
keputusan pasien dan keluarga, perawat akan melanggar etik ini
apabila tidak melakukan permintaan pasien dan keluarga demi
kebaikan pasien, akantetapi keputusan untuk penambahan obat nyeri
tersebut menyalahi prinsip etik yang lain dan prinsip hukum sehingga
tindakan bijak yang dapat diambil oleh perawat yatiu
mengkomunikasikan segala hal yang terjadi kepada antar pemberi
pelayanan kesehatan dan kepada keluarga dan pasien.
3. Non-Maleficience
Prinsip ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan tidak
menimbulkan kerugian atau menghindari munculnya harm. Pada kasus
ini, perawat telah melaksanakan prinsip etik ini karena
mengenyampingkan konsekuensi kematian yang disengaja atau aktif
dilakukan oleh perawat.
4. Veracity
Prinsip etik veracity adalah prinsip kejujuran, bahwa seorang
perawat harus berkata dan bertindak jujur sesuai kaidah asuhan
keperawatan. Dalam kasus ini, perawat telah menerapkan prinsip
veracity yaitu menjelaskan konsekuensi yang akan terjadi apabila
pemberian obat neri ditingkatkan, yaitu berimbas pada kematian ilegal
pasien atau yang disebut euthanasia aktif, padahal secara hukum
tindakan tersebut melanggar huku dan melanggar kode etik
keperawatan dan kesehatan lainnya.
b. Profesionalitas keilmuan Anda
Perawat profesional harus paham terkait kompetensi-kompetensi yang
dimiliki. Heydari, et al (2016) mengatakan bahwa kepribadian dan
kecerdasan emosional, dapat membantu perawat dalam meningkatkan
kompetensi profesional perawat melalui tugas yang sesuai dan melakukan
program pendidikan.
Perawat profesional harus paham tentang clinical judgmen
Graan, et al (2016) mengatakan bahwa perawat profesional penting untuk
mempunyai pengetahuan terkait clinical judgmen untuk meningkatkan
autonomous dan accountable perawatan keperawatan.

9
Menurut Hammer (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa untuk bersikap dan berperilaku profesional yaitu program
profesional, panutan dalam lingkungan profesional dan akademik, dan
lingkungan pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam
membentuk sikap dan perilaku profesional mahasiswa.

c. Way of Life Bangsa Indonesia (pancasila)


Tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan ideologi Bangsa Indonesia,
yang tertuang dalamsila ke lima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. A[likasinya adalah ketika terdapat warga negara yang
membutuhkan bantuan dalam hal kesehatan dan membutuhkan perawatan,
perawat dan tim kesehatan lainnya bersedia untuk memberikan
penatalaksanaan yang sesuai dengan indikasi tanpa menganggap ras, suku,
maupun perbedaan agama seluruh masyarakat.

10
BAB V
A. KESIMPULAN
Kesimpulan pada kasus di atas adalah perawat telah melakukan
pengambilan keputusan yang tepat dan telah menerapkan prinsip-prinsip etik
sesuai etik keperawatan, yaitu melaksanakan prinsip non maleficiensi, veracity
dan tidak melanggar ketentuan hokum untuk melaksanakan euthanasia aktif
atau menyebabkan kematian illegal karena lebih memilih menolak permintaan
keluarga untuk menambah frekuensi dan dosis obat anti nyeri. Perawat dalam
kasus ini mengambil keputusan dalam menghadapiu dilemma etik secara
bijak.
Perawat mampu memerankan fungsinya sebagai care giver dan
advokat pada kasus diatas serta mampu melakukan interprofesional
collaboration bersama dokter, sehingga asuhan yang diberikan perawat dapat
berupa patient base center.
B. SARAN
Lebih menanamkan jiwa etika dalam pendidikan keperawatan sejak dini dan
mengaplikasikan setiap tindakan keperawatan di institusi pendidikan
keperawatan maupun praktik keperwatan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, U. 2015. Etika Keperawatan: Kecenderungan dan Prinsip Etik dalam
Asuhan Keperawatan.
Kozier & Erb. 2016. Fundamentals of Nursing: Consepts, Process, and Practice
tenth Edition. Edinburgh: Pearson
Suhaemi, M. 2004. Etika Keperawatan:Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: EGC
Graan, A.C.V., Williams, M.J.S., & Koen, M.P. (2016). Professional nurses
understanding of clinical judgement: a contextual inquiry. ScenceDirect,
280-293
Hammer, D.P. (2000). Professional Attitudes and Behaviors:Tthe A’s and B’s of
Professionalism. American Journal of Pharmaceutical Education, Vol 64.
Heydari, A., Kareshki, H., & Armat, M.R. (2016). Is Nurses’ Professional
Competence Related to Their Personality and Emotional Intelligence? A
Cross Sectional Study. Journal of Caring Science, 121-132.

12

Anda mungkin juga menyukai