Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TERKAIT PENYAKIT


KANKER PARU

KELOMPOK 2
ENY PURWA NINGSIH 17031046
WIWI RAHAYU 17031044
FIONA ZULFA 17031048
SRI MELDA 17031052
INDAH KURNIWATI 17031063
IRVANSYAH 17031074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes Hang Tuah PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
karunia nikmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tidak akan terwujud, jika tidak ada dorongan dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Terima kasih.

Pekanbaru, 06 april 2020

Kelompok 2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem keperawatandan praktik kesehatan
masyrakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. seirin
dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menintut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia
keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien
serta komperhensif. Perawat di anggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
indonesia.
Kanker paru (bronchogenic carcinoma) merupakan penyebab tertinggi kematian di dunia,
umumnya prognosisnya dengan buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat di obati,
pengobatan mungkin hanya dengan jalan pembedahan, dimana sekitar 13% dari pasien
dengan pembedahan mampu bertahan selama lima tahun.
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru
(Underwood, Patologi, 2000).
Penyebab utama kematian pada kasus-kasus kanker adalah kanker paru (kanker paru
berkontribusi pada 32% kematian pada pria dan 25% pada wanita). 90% penderita kanker
paru adalah perokok aktif atau mantan perokok. Sebagaimana diketahui asap rokok adalah
penyebab utama kanker paru (tipe karsinoma) karena mengandung lebih dari 4.000 zat kimia,
dimana 50 jenisnya bersifat karsinogen dan beracun.
Menurut hasil epidemiologi sebelumnya, presentase tertinggi distribusi letak massa kanker
diparu adalah pada lobus atas kanan yaitu 30,2%. Sebagian besar kasus kanker paru terjadi
pada individu berusia 35-75 tahun dengan insidensi puncak terjadi antara 55-65 tahun.
Di Amerika Serikat pada tahun 2010, 157.300 orang di proyeksikan meninggal akibat
kanker paru. Angka tersebut melebihi total jumlah kematian akibat kanker kolon, rectum,
payudara, dan prostat. Hanya sekitar 2% pasien kanker paru yang di diagnosis dapat tetap
hidup lima tahun setelah diagnosis. Tingkat kelangsungan hidup untuk kanker paru yang di
diagnosis pada stadium awal lebih tinggi, yakni sekitar 49% dapat bertahan hidup selama
lima tahun atau lebih.
1.2Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian keperawatan komunitas dan defenisi


penyakit paru

2. Mahasiswa mampu memahami tujuan keperawatan komunitas dan defenisi penyakit


paru

3. Mahasiswa mampu memahami peran perawat tentang komunitas dan defenisi


penyakitparu

1.3. Manfaat

Dengan disusunnya makalah keperawatan komunitas dan penyakit paru diharapkan mahaiswa
dapat memahami konsep keperawatan komunitas serta asuhan keperawatan kepada pasien
penyakit paru

BAB 2

TINAJUAN TEORI
2.1. Konsep keperawatan komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa menegbaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarok, 2005).
2.2. Sasaran keperawatan komunitas
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai satuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan karena
ketidakmampuan merawat diriya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnnya dan keluarga yang ada di ingkungan
sekitar tempat tinggal mereka. Maka disini peran perawat komuitas adalah membantu
individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan
mental yang dialami, keterbatasan pengetahuaannya dan kekurangan kemampuannya
menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, didalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
c. Kelompok khusus
Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai persamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan. Kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan antara lain:
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan seperti ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah,
dan lansia
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan kesehatan antara lain, kasus
penyakit kelamin, tuberculosis, kanker, AIDS, dll.

2.3. Prinsip keperawatan komunitas


a. Pemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian
b. Otonomi
Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan atau
memilih alternatif-alternatif terbaik yang disediakan.
c. Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas.
2.4. Starategi pelaksanaan keperawatan komunitas
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan juga bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2006).
2. Proses kelompok (Group Process)
bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk subsistem yang terdapat di dalamnya, yaitu individu, keluarga, dan
kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model perorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial, atau
pengembangan masyarakat (Elisabet, 2006).
3. Kerja sama atau kemitraan (Partner ship)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau ebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien atau masyarakat di konseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap
segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
(Elisabeth, 2006)
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai scara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2006)
2.5. Peran perawat komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah:
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care Provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkasi masalah keperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan yang
mengevaluasi pelayanan yangtelah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Sebagai pendidik (Edukator)
Memberikan pendidikan kessehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik dirumah, puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Konseling (Concelor)
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.
4. Sebagai Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata
cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
5. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien, Tugas perawat sebagai
pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan
informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent )
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. (Mubarak, 2005).
6. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
7. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan
yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
8. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien
yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
9. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
10. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
2.6. Asuhan keperawatan komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum
mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas),
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas.

b. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras
atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposisi
keluarga.
c. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
2) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik antara lain:
dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status
kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia
sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja
industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian
selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
ISPA, Penyakit asma, TBC paru, kanker paru, Penyakit kulit, Penyakit mata,
Penyakit rheumatic, Penyakit jantung, Penyakit gangguan jiwa, Kelumpuhan,
Penyakit menahun lainnya
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
Pola pemenuhan nutrisi, Pola pemenuhan cairan elektrolit, Pola istirahat tidur,
Pola eliminasi, Pola aktivitas gerak, Pola pemenuhan kebersihan diri.
f. Status psikososial
g. Status pertumbuhan dan perkembangan
h. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
3) Data lingkungan fisik
a.Pemukiman
Luas bangunan , Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion, Jenis
bangunan : permanen, semi permanen, non permanen, Atap rumah : genteng, seng,
kayu, asbes, Dinding : tembok, kayu, bamboo, Lantai : semen, keramik, tanah,
Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai, Pencahayaan : kurang, baik, Penerangan :
kurang, baik, Kebersihan : kurang, baik, Pengaturan ruangan dan perabot : kurang,
baik, Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
b. Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK), Penyediaan air minum, Pengelolaan jamban :
bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air,
Sarana pembuangan air limbah (SPAL), Pengelolaan sampah : apakah ada sarana
pembuangan sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya, Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan, Sumber polusi : pabrik,
rumah tangga, industry
c. Fasilitas
Peternakan, pertanian, perikanan, Pekarangan, Sarana olahraga, Taman, lapangan,
Ruang pertemuan, Sarana hiburan, Sarana ibadah
d. Pelayanan kesehatan dan sosial
Pelayanan kesehatan, Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan), Ekonomi, Keamanan
dan transportasi
e. Keamanan
System keamanan lingkungan, Penanggulangan kebakaran, Penanggulangan
bencana, Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
f. Transportasi
Kondisi jalan, Jenis transportasi yang dimiliki, Sarana transportasi yang ada
g. Politik dan pemerintahan
Sistem pengorganisasian, Struktur organisasi, Kelompok organisasi dalam
komunitas, Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
h. Sistem komunikasi
Sarana umum komunikasi, Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas,
Cara penyebaran informasi
1. Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
b) Jenis bahasa yang digunakan
2. Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
4) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
a. Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui
lisan.
b. Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
5) Sumber Data
a. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).
6) Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah


kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005)

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara atau anamnesa


Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,
perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format
proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang
diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang
dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
a. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai
berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
7) Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan
atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
a. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)
8) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,
2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
2.7. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah
kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan
memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2005). Diagnosis keperawatan mengandung komponen
utama yaitu :
a. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :
1. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
3. Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Symptom atau gejala :
1. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
2. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the community

Diagnosis resiko : (masalah)

Diantara : (community)

Sehubungan dengan: (karakteristik community dan lingkungan)

Contohnya:

a. Resiko timbulnya penyakit seperti : kanker paru, Tb paru sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan dalam mengubah perilaku hidup sehat

2.8. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2005). Jadi perencanaan
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan,
rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai
berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
2.9. Konsep penyakit kanker paru
1. Defenisi kanker paru
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel - sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.    Proses ini disebut
metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama ke matian akibat kanker  (WHO,
2009)
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama
asap rokok.
2. Penyebab kanker paru
1. Merokok

Merupakan penyebab utama Ca paru. Suatu hubungan statistik yang defenitif


telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker
paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh
kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang
sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan
perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan
dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan
tumor.

2. Iradiasi.

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif.

3. Zat-zat yang terhirup ditempat kerja .

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel
(pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru –
paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat
juga mengalami peningkatan insiden. Contoh : radon, nikel, radiasi dan arsen.
4. Polusi Udara

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari
pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen
dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota. Contoh: Polusi udara, pemaparan
gas RT, asap kendaraan/ pembakaran

3. Tanda dan gelaja kanker paru

Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:

a. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.

b. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.

c. Napas sesak dan pendek-pendek.

d. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.

e. Kelelahan kronis

f. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

g. Suara serak/parau.

h. Pembengkakan di wajah atau leher.

4. Pencegahan penyakit kanker paru

Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Terdapat 3 Tingkatan
pencegahan dalam epideemiologi penyakit kanker paru, yaitu :

a. Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama)

Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit. Pencegahan primer dilakukan


pada orang yang sehat (bebas kanker). Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker. Upaya yang
dapat dilakukan adalah Upaya Promosi Kesehatan, upaya untuk memberikan kondisi
pada masyarakat yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat berkembang
karena tidak adanya peluang dan dukungan dari kebiasaan, gaya hidup maupun
kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru.
Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu
merupakan kebiasaan yang tidak baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk
tidak merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun lamanya
berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru. Selain
itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur,
tidur cukup, hidup bebas stress serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara
teratur.

b. Pencegahan Tingkat Kedua

Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah
sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut dari
penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan. Upaya yang dilakukan adalah:

a. Diagnosis Dini : misalnya dengan Screening.

b. Pengobatan : misalnya dengan Kemotherapi, Pembedahan atau iradiasi,


Pneumonektomi

c. Pencegahan Tingkat Ketiga

Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan,


angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam pengobatan kanker berupa
penatalaksanaan terapi rehabilitatif, paliatif, dan bebas rasa sakit. Misalnya penderita
kanker stadium lanjut membutuhkan terapi paliatif, yaitu terapi yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien penderita kanker, baik dengan radioterapi atau
dengan obat-obatan.

5. Pengendalian penyakit kanker paru

Kanker  merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang mendapatkan


perhatian serius dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa program
pengendalian pun telah disusun dan diterapkan sejak lima tahun yang lalu. Program
pengendalian kanker secara terorganisir sudah dilakukan sejak sekitar lima tahun
terakhir di Indonesia, Mengingat pasien kanker membutuhkan perawatan jangka
panjang, maka dibutuhkan tambahan beban ekonomi tersendiri bagi diri pasien dan
keluarga. Oleh karenanya, diperlukan upaya pengendalian dari adanya penyakit ini.
Berikut lima kegiatan pengendalian kanker yang telah disusun dan dilaksanakan di Indonesia :

1.  Program Promotif dan Pencegahan

Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,
promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya
pengendalian kanker. Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi pengendalian
kanker di berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker telah disusun untuk
petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang berisiko tinggi.
Program promotif dan pencegahan dilaksanakan Kementerian Kesehatan bekerja sama
dengan lintas program, lintas sektor, organisasi pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Konten program promotif dan pencegahan yang telah dilaksanakan meliputi


Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan advokasi
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian merokok, peningkatan
aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur buah telah terintegrasi dalam program
PHBS.

2.  Program Deteksi dan Tindak Lanjut Dini

Deteksi dini kanker ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat
disembuhkan, yaitu :

a. kanker yang belum lama tumbuh,

b.  masih kecil, masih lokal,

c.  masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan masyarakat tertentu
dan pada waktu yang tertentu.

3.  Surveilans dan registrasi kanker

 Surveilans dan registrasi kanker merupakan langkah penting lainnya dalam program
pengendalian kanker. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Merupakan
analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko
untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular. Sedangkan tujuan
registrasi kanker ialah mengumpulkan dan mengelompokkan data penderita kanker dalam
upaya menghasilkan insidens kanker dalam populasi tertentu yang diketahui, dan
menyediakan kerangka penilaian dan pengontrolan pengaruh kanker pada masyarakat

4. Diagnosis dan pengobatan

Pada saat ini berbagai rumah sakit di Indonesia sudah mempunyai kemampuan untuk
diagnosis dan pengobatan berbagai jenis kanker. Diagnosis pasti kanker dengan
pemeriksaan patologi anatomik dapat dilakukan di banyak laboratorium di negara kita.
Pembedahan kanker dan pemberian kemoterapi juga sudah lama dilakukan di berbagai
rumah sakit di Indonesia

5. Pelayanan paliatif

Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang berada
pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala dan mencukupi
kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi penting.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus

Dikelurahan bucin terdapat 115 keluarga, yang dimana 75% pekerjaan kepala keluarga adalah
sopir angkot, 5% pedagang pasar, 10% pekerja kantor, 10% pekerja pabrik. Di kelurahan bucin
90% beragama islam, 10% beragama kristen. Dikelurahan bucin 50% warga suku melayu, 30%
warga suku jawa, 20% warga suku minang. Dikelurahan bucin angka kejadian penyakit kanker
paru sangat tinggi dibandingkan penyakit lainnya, data pada tahun 2019 dikatakan bahwa 50%
pasien dengan penyakit kanker paru, 10% hipertensi, 5% DM, 10% kolesterol, 10% stroke, 15%
TB paru dikelurahan bucin. Dikelurahanbucin warga sering melakukan arisan bulanan maupun
arisan mingguan, dikelurahan bucin sebagian warga kadang melakukan sholat berjamaah
dimasjid meskipun tidak setiap waktu sholat.

3.2.     DATA UMUM

I.                   Data Geografi


b.      Lokasi
c.       Luaswilayah                               : 7500 Km2/Ha
d.      Batas daerah / wilayah               :
e.       Keadaan tanah menurut pemanfaatannya :
f.       Keadaan tanah menurut jenisnya
II.                Demografi
a.  JumlahPenduduk                        : 220 jiwa
Berdasarkan jenis kelamin
  Laki-laki                                  : 100 jiwa
  Perempuan                              : 120 jiwa
Berdasarkankelompokusia
  < 1 tahun                                 : 5 orang
  1 – 5 tahun                              :10 orang
  > 5 – 12 tahun                         :25 orang
  > 12 – 18 tahun                       : 30 orang
  > 18 – 55 tahun                       :100 orang
  > 55 tahun                               : 50 orang
Berdasarkan agama
  Islam                                       :200 orang
  Kristen                                    : 20 orang
  Katholik                                  : - orang
  Hindu                                      : - orang
  Budha                                     : - orang
b. Kepadatan Penduduk                  : 4 orang/km2
c. Pertambahan penduduk               : ketika mengkaji belum ada penambahan penduduk
III.             LingkunganFisik
a. Sumber air dan air minum
Penyediaan air bersih
  PAM                                                : Ada 2
  Sumur                                   :setiap rumah memiliki sumur
  Sungai                                  : Tidak ada sungai
  Lain-lain sebutkan                : ada sekitar 10 rumah tidak memili tempat air
b. Kualitasfisik air bersih
  Memenuhi syaratkesehatan             : air yang digunakan oleh warga memenuhi standar
kesehatan air bersih
  Tidakmemenuhusyaratkesehatan  : ……………………………
c. Pengelolaan air minum
  Dimasak                               : 10 rumah yang keluarga nya menggunakan air masak
  Tidakdimasak                      : -
  Lain-lain                               : 45 rumah yang anggota keluarga nya menggunakan air
galon

d. Pembuanganlimbah
e. Kebiasaanmembuangsampah
  Ditimbun                              : masyarakat Tidak menimbun sampah
  Dibakar                                : ada 5 rumah yang masih membakar sampah dibelakang
rumah
  DiangkutPetugas                 : 30 rumah sampanya diangkut oleh petugas
  Lain-lain sebutkan               : 20 rumah yang membuang sampah ke lahan kosong
f. Pembuangan air limbah
  SPAL                                   : ……………………………………..
  Sungai                                  : warga tidak membuang limbah kesungai
  Kolam                                  : warga tidak membuang limbah ke kolam
  Sembarangtempat               : sebagian warga membuang limbah dibelakang rumah, dan
membuang limbah ke dalam selokan depan rumah
g. Jamban
Kepemilikanjamban
  Memilikijamban                  : semua warga memilik jamban dirumahnyaaa
  Tidakmemilikijamban         : -
Macamjamban yang dimiliki
  Leherangsa                          : semua warga memiliki jamban leher angsa
  WCcemplung                      : tidak
  Sungai                                  : tidak
  Kolam                                  : tidak
h. bila tidak mempunyai jamban, maka BAB di :
  WCumum                            : dikelurahan wejang terdapat 3 wc umum
  Jambantetangga                  : tidak
  Sungai                                  : tidak
  Sawah                                  : Tidak
i. Keadaanrumah
Jenisrumah:
 Permanen                           : keadaan rumah warga di kelurahan wejang sebagian
adalah rumah permanen
  Semipermanen                     : 13 rumah dikelurahan wejang semi permanen
  Darurat                                 : 10 rumah yang darurat

IV.              Pendidikan
a. Pendudukberdasarkanpendidikan (usiasekolah)
  Penduduksekolah                   : 70 orang
  Penduduktidaksekolah         : 150 orang
b. Pendudukberdasarkantingkatpendidikan formal
  Tidaksekolah / butaaksara     :10orang
  Tidaktamat SD                       : 35 orang
  SD                                           : 50 orang
  SLTP                                       : 35 orang
  SMU                                       : 65 orang
  PT                                            : 35orang

V.              Fasilitasumumdankesehatan
a. Fasilitasumum
a) Saranapendidikan formal
  Jumlah TK                         : Tidak ada
  Jumlah SD/sederajat         : Tidak ada
  SLTP/sederajat                  : Tidak ada
  SMU/sederajat                  :Tidak ada
  Jumlah PT/sederajat          : Tidak ada
b) Organisasisocial
c) Saranaibadah
  Masjid/musolla                  : 1 buah
  Vihara                               :tidak ada
  Gereja                                : tidak ada
  Pura                                   : tidak ada
d) Saranaolahraga
  Lapangansepak bola         : tidak ada
  Lapangan bola volley        : 1 buah
  Lapanganbulutangkis      : 1 buah
  Lain-lain, sebutkan            : 1 buah taman kecil
e) Tempat-tempat umum dan industri
  Terminal                            :Tidak ada
  Pasar                                  :1 buah pasar kaget
  Hotel                                 :Tidak ada buah
  Industri                             : 1 buah
c. Fasilitaskesehatan
d. Jenisfasilitaskesehatan
  RumahSakit                     : Tidak ada
  Puskesmas                         : tidak ada
  PuskesmasPembantu        : 1 buah
  Polindes                            : tidak ada
  Praktekdokterswasta       : 1 buah
  Praktekbidan                  : Tidak ada

VI.             SosialEkonomi
a. Karakteristikpekerjaan
a.1. Jenispekerjaan
  PNS/ABRI                        : 15 orang
  Pegawaiswasta                 :10 orang
  Wiraswasta                        : 10 orang
  Petani (sawah/tambak)      : 20 orang
  Buruhtani/buruhpabrik    : 70 orang
  Nelayan                             : tidak ada
  Lain-lain, sebutkan            : sopir angkot 90 orang
a.2. Status pekerjaan penduduk > 18 tahun < 65 tahun
  Penduduk bekerja             : 20
  Penduduk tidak bekerja    : 18

c.       Penghasilan rata-rat perbulan


  <Rp 450.000/bulan                 : ……………………………………..
  Rp 450.000 – Rp 600.000       : ……………………………………..
  Rp 600.000 – Rp 800.000       : ……………………………………..
  >Rp 800.000                           : ……………………………………..
  Lain-lain, sebutkan                  : pengahasilan rata-raga warga desa wejang adalah Rp. 1.500.00 -
3.000.000/bulan
d.      Pengeluaran rata-rata perbulan
  <Rp 150.000                          : ……………………………………..
  Rp 150.000 – Rp 300.000       : ……………………………………..
  Rp 300.000 – Rp 500.000       : ……………………………………..
  >Rp 500.000 / bulan              : ……………………………………..
  Lain-lain, sebutkan                  : pengeluaran rata-rat warga desa wejang Rp. 1.500.00 -
2.500.00/bulan

VII.          Keamanandantransportasi
b.      Keamanan
a.1. Saranakeamanan                   
  Pemadamkebakaran         : tidak ada
  Instansipolisi                    : tidak ada
  Poskamling                        : 2 buah
c.       Transportasi
b.1. Fasilitastransportasi
  Jalanraya                          : 150 ± km
  Jalantol                             : tidak ada
  Jalansetapak                     : 10± km
b.2. Alat transportasi yang dimiliki masyarakat
  Tidakpunya                      : tidak ada
  Sepeda                              : 10kepala keluarga yang masih menggunakan sepeda
  Mobil                                 : 10 kepala keluarga yang menggunakan mobil
  Motor                                : 35 kepala keluarga yang menggunakan motor
  Lain-lain, sebutkan            : ……………………………………..
b.3. Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
  Angkutan / kendaraanumum        : hanya sebagian warga yang menggunakan transportasi umum
  Kendaraanpribadi                                    : hampir semua warga menggunakan kendraan pribadi

VIII.       Komunikasi
b.      Fasilitaskomunikasi yang ada dimasyarakat :
  Radio                                : 10 kepala keluarga masih menggunakan radio
  TV                                     : 40 kepala keluarga menggunakan TV
  Telepon                             : 50kepalakeluarga menggunakan telefon
  Majalah/koran                   : 20 kepala keluarga menggunakan koran
  Lain-lain, sebutkan            : ……………………………………..
c.       Teknikpenyampaianinformasikepadamasyarakat
Radio – TV
Papanpengumuman:
Pengerassuarakeliling: penyampaian informasi kepada masyarakat menggunakan pengeras suara
keliling ataupun pengeras suara masjid
Lain-lain, sebutkan

IX.             Peran serta masyarakat


  Kader kesehatan                           :………………………………orang
  PMR                                              : .…………………………..…orang
  LSM                                              :………………………………orang

X.                Adat-istiadat yang berhubungan dengan kesehatan


  Selamatan                         
  Rembung desa                 
  Gotong royong

B.DATA STATUS KESEHATAN


1.      KesehatanIbudanAnak
a.      Jumlah ibu hamil                              : 5 orang
b.      Pemeriksaankehamilan
  Teratur                                           : ……………………………………..
  Tidakteratur                                 : masyarakat jarang ke pelayanan kesehatan
c.       Kelengkapanimunisasi TT 
  Lengkap                                        : ……………………………………..
  Belumlengkap                              : belum lengkap karenakurangnya pengetahuan masyarakat
tentang imunisasi TT
d.      Jumlahbalita                                     : 5 orang            
e.       Pemeriksaanbalitakeposyandu/ puskesmas
  Teratur                                           : ……………………………………..
  Tidakteratur                                : tidak teratur
f.       Kelengkapanimunisasibalita
  Lengkap                                        : ……………………………………..
  Belumlengkap                              : tidak lengkap
g.      Status gizibalitaberdasar KMS
  Garishijau                                     : ……………………………………..
  Gariskuning                                  : ……………………………………..
  GarisMerah                                  : ……………………………………..

II.  Keluargaberencana
a.Jumlah PUS                                          : …………………………………….
b.      Keikutsertaan PUS pada program KB
  Ikut program KB                          : ……………………………………..
  Belumikut KB                              : ……………………………………..
c.   Jeniskontrasepsi yang diikuti
  IUD                                               : tidam ada
  Pil                                                  : 20 ibu rumah tangga yang menggunakan pill
  Kondom                                        : 10 yang menggunakan kondom
  Suntik                                           : 15 yang menggunakan suntik
  Susuk                                            : Tidak ada
  MOW                                            : Tidak ada
  MOP                                            : Tidak ada
  Tidak KB                                      : 10 Tidak KB
III. Kesehatangigi
a.      Anakprasekolah
       Sehat
       Tidaksehat, sebutkan: tidak sehat karena masih banyak gigi anak-anak yang hitam
b. AnakSekolah
        Sehat
       Tidaksehat, sebutkan: tidak sehat karena masih banyak gigi anak dengan berlobang
c.       Ibuhamil
       Sehat: tidak ada gigi yg berlobang dan gigi terlihat bersih
       Tidak sehat, sebutkan

IV. Kesehatanremaja
a.      Jumlahpendudukusiaremaja        : 50 orang
b.      Jenis kegiatan penduduk remaja mengisi waktu luang :
  Kumpul-kumpul                           : duduk-duduk diwarung sambil merokok
  Mengikutikursus                          : tidak ada
  Olahraga                                        : hanya sebagian
  Remajamesjid/gereja                    : tidak ada
  Lain-lain, sebutkan                        : ……………………………………..

V. Kesehatanlansia
a.      Jumlahpenduduklanjutusia          : 45 orang
b.      Keadaankesehatanlansia               
  Adamasalah (sebutkan)                : masalah dengan paru-paru seperti ISPA, CA Paru
  Tidakadamasalah                                    : ……………………………………..
c.       Kegiatan yang dilakukanlansia
  Adakegiatan (sebutkan)               : tidak ada
  Tidakadakegiatan                        : hanya duduk-duduk dirumah

d.      Pendapatpenduduklansiaterhadap program kegiatanuntukparalansia


  Perlu                                              : perlu karena lansia mengatakan jika dirumah terus lansia akan
bosan
  Tidakperlu                                    : ……………………………………..

e.       Pendapat penduduk lansia terhadap program pelayanan kesehatan  untuk para lansia
  Perlu                                              : perlu karena lansia mengatakan semakin tua penyakit semakin
banyak makanya perlu adanya program pelayanan kesehatan untuk lansia
  Tidakperlu                                    : ……………………………………..

f.       Fasilitas posyandu lansia


Ada
Tidakada √

VI. Distribusi penyakit dimasyarakat


a. ISPA                                                     : 10 orang
b. Diare                                                     : tidak ada
c. Demam berdarah                                : 2 orang
d. Penyakit kulit                                        : 3 orang
e. Penyakit gigi                                        : 10 org
f. Penyakit otot dan tulang                       : 20 orang
g. Penyakit mata                                       : tidak ada
h. Penyakit kanker paru. : 15 orang

3.3 Asuhan Keperawatan Komunitas

a. Analisa Data

NO DATA MASALAH

1 1.lingkungan fisik: 1.Kurangnya perilaku hidup sehat dan


kurang pengetahuan tentang penyakit
a.Di RT 01 tidak terdapat peta rawan salah satunya kanker paru yang banyak
masalah b.Teramati adanya polusi udara di derita di lingkungan Dusun Bucin
akibat pabrik yang ada dibelakang RT 01
pemukiman warga

c.Terlihat warga mengkonsumsi rokok di


semua kalangan

d. berdasarkan kasus terdapat 50%


mengalami kanker paru.

e.Dalam 2 tahun ini di RT 01 terjadi kasus


kangker paru,sehingga sampai menyebabkan
kematian

2
b.Diagnosa keperawatan Komunitas

NO DX Keperawatan Tujuan Kriteria hasil intervensi

1 1.kurangnya pengetahuan 1.Untuk 1.Belum 1.melaukan


tentang pola hidup sehat mengatasi sepenuhnya kegiatan
dan penyakit yg di alami masalah tercapai penyuluhan dan
oleh masyarakat kesehatan di memberikan
lingkungan pendidikan
masyarakat keksehatan
dusun bucin RT kepada
01 masyarakat di
dusub bucin RT
01.

c.Perencanaan keperawatan komunitas.

NO Rencana kegiatan Sasaran Tempat Penanggung


jawab

1 a. Kegiatan yang dilakukan 1.Masyarakat di Di puskesmas


oleh pemerintah untuk warga Dusun Dusun Bucin RT
meningkatkan status
Bucin RT 01 01
kesehatan masyarakat
adalah dengan penyuluhan RW 03
kesehatan

b.Penyuluhan yang
diberikan menyesuaikan
dengan kasus

c.Setelah dilakukan
penyuluhan tidak terjadi
perubahan apapun terhadap
masyarakat dan pola hidup
masyarakat

d.Implementasi keperawatan Komunitas.

NO DX Keperawatan Hari/ tanggal/ Hasil Respon Paraf


jam Implementasi

1.kurangnya Senin, 06, Memberikan


pengetahuan tentang 10.00 kegiatan
pola hidup sehat dan penyuluhan
penyakit yg di alami kepada
oleh masyarakat masyarakat
untuk
mengatasi
masalah,dan
memperbaki
pola hidup
sehat dan
bersih, dan
hasil dari
perencanaan
kegiatan
kpada
masyarakat
belum
sepenuhnya
tercapai.
e.Evaluasi Keperawatan komunitas
1. Masyarakat dapat berperan aktif
2. Rencana tindak lanjut terhadap permasalahan yang belum terselesaikan.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh
tanpa terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak
banyak berbeda dari penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif.
Dari anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor–faktor lain
yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis.

4.2 Saran

Perlunya Upaya Kesehatan bagi Penderita penyakit paru yakni melaksanakan upaya
Promotif, Perilaku Hidup Sehat, Upaya Preventif, Upaya Kuratif, dan Upaya Rehabilitatif,
Perlunya Program alternatif yang lebih memperhatikan aspek psikologis penderita penyakit paru
dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang lainnya. Perlunya sosialisasi
terhadap seluruh kelompok umur masyarakat, agar lebih memahami karakteristik penderita
penyakit paru serta faktor resiko dan juga karakterisitik penyakit pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan  Praktik, edisi
3. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta
     : Sagung Seto

Suryatenggara W, Kurniajaya H, Swidarmoko B. 1999. Aspek Klinis Kanker Paru Dalam:


Kanker Paru Diagnosis dan Terapi.  Ed. Yunus  F.  FKUI.

Amin Z. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI; 2006.hal.1015-20.

Somantri Irman. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika,2007

Anda mungkin juga menyukai