Kelompok 4
Lilik Tri Rahayu
Gauri Saskia
Eny Purwaningsih
Fenty Fajri Handayani
DEFINISI………
Keracunan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami gangguan fungsi organ tubuh karena adanya
kontak dengan bahan kimia (Putra, 1999). Racun
merupakan suatu bahan yang dapat menyebabkan sakit
atau kematian apabila ditelan, diminum, disuntikan,
dihirup atau di absorbs dalam jumlah yang sedikit
(Schottke, 2001).
PATOFISIOLOGI……..
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaraanya yaitu
faktor bahan kimia, mikroba, toksin dan lain sebagainya. Dari beberapa
penyebab tersebut, dapat mempengaruhi vaskeluer siskemik sehingga
terjadi penurunan fungsi organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari
keracunan makanan ini dapat menimbulkan mual, muntah, diare, perut
kembung, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan
kerusakan hati (sebagai akibat dari keracunan obat dan bahan kimia).
Terjadi mual dan muntah dikarenakan iritasi pada lambung sehingga
HCL dalam lambung meningkat. Makanan yang mengandung bahan
kimia beracun (IFO) dapat menghambat (inktivasi) enzim
asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normalenzim KhE
bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat
AKH-KhE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi
dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi akibatnya akan terjadi
penumpukan AKH di tempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala-
gejala rangsangan Akh yang berlebihan. (Wirasuta & Niruni, 2006)
ETIOLOGI…………..
Faktor- faktor yang dapat menyebabkan keracunan makanan meliputi :
1. kondisi tempat mempertahankan panas yang tidak baik,
6. kontaminasi silang,
10. penggunaan zat adiptif kimia, dan sumber bahan makanan yang
memang tidak aman (Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan,
Dr. Arisman, MB,M.Kes).
Secara garis besar masuknya racun kedalam tubuh melalui :
Ingesti/tertelan : merupakan sesuatu yang terjadi apabila
racun masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan diabsorbsi
disaluran pencernaan.
Inhalasi/terhirup : merupakan sesuatu yang terjadi apabila
racun masuk kedalam tubuh melalui mulut atau hidung dan
diabsorbsi di membrane mucus saluran pernapasan.
Injeksi/tertusuk : merupakan sesuatu yang terjadi apabila
racun masuk kedalam tubuh melalui luka kecil pada kulit
yang terbuka dan menyebar melalui system sirkulasi. (Buku
Ajar Keperawatan Pertolongan pertama gawat darurat, 2019)
KLASIFIKASI……….
Klasifikasi keracunan ada 2 meliputi :
Keracunan korosif merupakan keracunan yang
disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk
deterjen, alkali dan pembersih toilet.
Keracunan non korosif merupakan keracunan yang
disebabkan oleh zat non korosif meliputi obat-obatan,
gas dan makanan
MANIFESTASI KLINIS…..
Gejala keracunan sangat bervariasi tergantung penyebabnya,
masing-masing pestisida memounyai efek yang berbeda dan
menimbulkan gejala yang berbeda juga. Umumnya racun nya
tertelan akan mengakibatkan gejala muntah, sakit perut, dan
mencret.
1. Keracunan ringan : anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa
takut, tremor lidah, tremor kelopak mata, pupil miosis.
2. Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram
perut, hipersalivasi, hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi.
3. Keracunan berat : diare, pupil pin-point , reaksi cahaya
negatif, sesak nafas, sianosis, edema paru, inkontinensia urin
dan feses, konvulsi, koma, blokade jantung, akhirnya
meninggal. (Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 2, 2015).
PENATALAKSANAAN ATAU PENANGANAN
KERACUNAN AKUT……….
Penanganan keracunan akut secara lengkap dapat meliputi
penanganan umum dan khusus penanganan umum meliputi
tindakan ABCDE, pemberian antidot dan tindakan suportif.
Tindakan ABCDE :
1. Airway (jalan nafas)
2. Breathing (pernafasan)
4. Decontamination (pembersihan)
5. Elimination
KOMPLIKASI……..
Komplikasi yang pernah dilaporkan adalah
bronkospasme berat, hipotensi, dan angioedema. kejang,
koma, henti jantung, henti nafas (apneu), dan syok (Buku
Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan, Dr. Arisman,
MB,M.Kes)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorik
Pemeriksaan rutin tidak banyak menolong. Pengukuran kadar
KhE dalam sel darah merah dan plasma, penting untuk
memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik
(menurun sekian % dari harga normal).
2. Terapi
Resusitasi : nafas buatan + O2 dan infus bila hipotensi.
Identitas klien
Nama : An. T
Usia : 8 Tahun
Pengkajian primer :