DISUSUN OLEH :
FITRIA AGUSTINA
NIM : 1503041
A. Pengertian
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam
frekuensi yang sering. (Carpenito & Lynda Juall, 2012)Diare adalah
pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk. (Herlman & Heather, 2012)
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare
merupakan situasi dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit
perut seperti melilit atau mulas kemudian defekasi berupa feses yang encer
atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus
dengan frekuensi lebih dari 3 kali
C. Klasifikasi
Menurut (Nurarif Huda Amin & Kusuma Hardhi, 2015) diare dapat
diklasifikasikan berdasarkan:
1. Lama waktu diare:
a. Akut :Berlangsung kurang dari 2 minggu
b. Kronik :berlangsung lebih dari 2 minggu
2. Mekanisme patofisiologis: osmotik atau sekretorik dll
3. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi atau non infeksi
4. Penyebab organik atau tidak: organik atau fungsional
D. Patofisiologi/Pathway
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
4. Patogenesis diare akut :
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
b. Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus
halus.
c. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
d. Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
5. Patogenesis diare kronis :
Lebih komplek dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi,
bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll. Sebagai akibat diare baik
akut maupun kronis akan terjadi :
a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan
terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik,
hipokalamia).
b. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan
kurang, pengeluaran bertambah).
c. Hipoklikemia
d. Gangguan sirkulasi darah.
Phatway
Infeksi Makanan
Diare
Hipetermi
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
Dehidrasi
F. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif: Diare
2. Hipertemia berhubungan dengan Dehidrasi
G. Rencana Tindakan Keperawatan Berdasarkan NIC, NOC
DIAGNOSA
NO TINJAUAN/ KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Kekurangan volume NOC NIC
cairan berhubungan Fluid balance Fluid Management
dengan kehilangan Hydration Timbang popok/pembalut
cairan aktif: diare Nutritional status: foodand jika diperlukan
fluid intake Pertahankan catatan intake
Kriteria Hasil
dan output yang akurat
Mempertahankan
Monitor status hidrasi
urineoutput sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine (kelembaban membran
normal, HT normal mukosa, nadi adekuat,
Tekanan darah, nadi, suhu tekanan darah ortostatik),
tubuh dalam batas normal jika di perlukan
Tidak ada tanda-tanda Monitor vital sign
dehidrasi, elastisitas turgor
Monitor masukan
kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada makanan/cairan dan hitung
rasa haus yang berlebihan intakekalori harian
Kolaborasikan pemberian
cairan IV
Monitor status nutrisi
Brikan cairan IV pada suhu
ruangan dorong masukan
oral
Berikan pergantian
nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
Kolaborasi dengan dokter
Atur kemungkinan transfusi
Persiapan untuk transfusi
DIAGNOSA
NO TINJAUAN/ KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
2 Hipertemia NOC NIC
berhubungan Thermoregulation Fever treatment
dengan Dehidrasi Kriteria Hasil Monitor suhu sesering
Fases berbentuk, BAB mungkin
sehari sekali tiga hari Monitor IWL
Menjaga daerah sekitar
Monitor warna dan suhu
rectal dari iritasi
kulit
Tidak mengalami diare
Menjelaskan diare dan Monitor tekanan darah, nadi
rasional tindakan dan RR
Mempertahankanturgor Monitor penurunan tingkat
kulit kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi pemberian cairan
intervena
Kompres pasien pada liipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
H. Evaluasi
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien tidak diare lagi
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konsistensi feces berbentuk
dan tidak cair
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien tidak merasa mulas
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, & Lynda Juall. (2015). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.
Definisi Dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Nim : 1607083
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Senin 25 Juni 2018 di Ruang Melati RSUD
UNGARANa
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama :An. A
Umur : 6 bulan
Jenis Kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Suku Bangsa :Suku Jawa, Bangsa Indonesia
Status Perkawinan :Belum Kawin
Pendidikan Terakhir :Tidak ada
Pekerjaan :Tidak ada
Alamat :Nyatnyono Rt 02/3 Ungaran
No. RM :589683
Tanggal Masuk RS :25-06-2018 Jam 03.00 WIB
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 28 Tahun
Hubungan dengan klien : Bapak
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTP
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Diare 5 kali sehari Muntah 1 kali
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sudah 2 hari pasien diare, sebelumnya sudah periksa di dr.
Spesialis anak di rumah sakit yang sama untuk rawat jalan namun
belum ada perbaikan kemudian tanggal 25 - 06 2018 jam 03.00
WIB pasien dibawa ke IGD di RS yang sama karena lemas dan
rewel terus, diare sudah 5 kali dalam 1 malam
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit lain seperti asma, dan
pasien belum pernah opname sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak pernah ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti
pasien
Sebelum sakit, pasien tidur jam 19.00 WIB sampai dengan jam
06.00 WIB namun selama sakit pasien rewel terus dan tidur
terganggu
2. Hygiene personal
3. Keselamatan
Rentang gerak baik, namun pasien sering minta digendong
4. Cairan
5. Nutrisi
6. Pola Asuh
7. Eliminasi
8. Oksigenasi
A. Keluarga
1. Genogram
Keterangan:
: Mninggal
: Pasien
2. Kondisi rumah
Kondisi rumah permanen
3. Lingkungan tempat tinggal
Lingkunagntempat tinggal
4. Kebersihan rumah dan lingkungan
Kebersihan rumah dan lingkungan cukup bersih
e. Hidung
Rongga hidung : kotor, terdapat cairan yang keluar dari hidung
Septum deviasi tidak ada, concha normal.
f. Telinga
Daun telinga simetris antara kanan dan kiri ada darah, bersih
Liang telinga bersih kiri dan kanan
Fungsi pendengaran tidak ada gangguan pendengaran
g. Mulut
Rongga mulut : mulut bersih dan berbau, tengorokan
tampak kemerahan
Gigi : gigi bersih, tidak terdapat gigi berlubang
Bibir : mukosa bibir kering. tidak terdapat bibir
pecah-pecah
Kesulitan pada saat menelan makanan
h. Leher
Tidak ada Kemerahan dan peradangan dinding belakang
mukosa mulut
Tidak terdapat nyeri tekan pada tenggorokan
i. Thorax
Inspeksi
Bentuk dada normal simetris antara kiri dan kanan,
pengembangan paru normal antara kiri dan kanan, pernafasan
20x/menit
Auskultasi
Bunyi nafas normal atau vesikuler, inspirasi sama dengan
ekspirasi, tidak terdapat suara tambahan seperti ronchi dan
wheezing
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada dada , getaran pada dada kiri
dan kanan sama,
perkusi
bunyi paru normal sonor, sisi dada kiri ICS 7/8 (paru-lambung)
sonor, sisi dada kanan ICS 4/5 (paru-hati)
i. Kardio
Inspeksi
Bentuk dada normal simetris antara kiri dan kanan, tidak
menonjon yang menandakan tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi
- BJ I (S1) penutupan katub mitral dan triskuspidalis LUB
- BJ II (S2) penutupan katub aorta dan plumonal DUB
- Jarak S1-S2: 1 detik atau kurang, S1 lebih keras dari S2
Palpasi
Denyut jantung apeks dalam keadaan normal
Perkusi
Bunyi jantung redup dalam keadaan normal
j. Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut datar, warna kulit sawo matang, tidak adanya
retraksi, simetris,
Auskultasi
Peristaltik usus normal 15 x/menit
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada perut, tidak di temukan
pembesaran hepar
Perkusi
Terdengar suara pekak pada area hepar.
k. Urogenital
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Ekstremitas
Atas
Tangan kiri dan kanan normal dan tidak ada kelainan
Bawah
Terpasang infus Assering di sebelah kaki kiri 20x tetes/menit
m. Status nutrisi
Status gizi baik, tampak sehat
D. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tgl 25 Juni 2018
Hemoglobin 10.8
Leukosit 13,5
Hematokrit 42,0
Eritrosit 4,2
Trombosit 282
MCV 75
MCH 26
MCHC H34
2. Pemeriksaan Diagnostik
Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Terapi medikasi
4. Tanda-tanda vital
Ds:
Orang tua pasien mengatakan
pasien demam
Do:
Suhu 38,3oC
nadi 130x/menit
2 Frekwensi pernafasan 30 kali/ Hipertemia Proses infeksi
menit
Anak tidak mau minum
Susu habis 1/3 porsi
Kulit terlihat kemerahan
Leukosit 13.5
NO
TUJUAN DAN NOC NIC TANDA TANGAN
DP
Tujuan: setelah dilakukan NIC :
tindakan keperawatan Fluit Management:
selama 3x24 jam maka a. Monitor warna, jumlah dan
masalah kekurangan
frekuensi kehilangan cairan
volume cairan akan teratasi
dalam 24 jam
dengan kriteria hasil:
NOC : b. Observasi kehilangan cairan
- Fluit balance yang tinggi: diare,
- Hydration c. Monitor intake dan
-Fluit intake pengeluaran
Ditandai dengan: d. Timbang popok/ pembalut
Urune (0,5-1
jika diperlukan
cc/kgBB/hr)
Tidak ada tanda-tanda
e. Monitor status hidrasi:
dehidrasi: BB tidak kelembaban membran
turun, elastisitas dan mukosa, nadi, suhu, respirasi
turgor kulit baik, f. Berikan intake cairan berupa
DX 1 membran mukosa susu LLM
lembab, mata/UUB g. Kolaborasi pemberian cairan
tidakcekung)
intervena, sesuai program
Frekuensi, dan irama
nafas dalam rentang
normal Hypovolemia management
TTV dalam batas a. Monitor status cairan
normal: termasuk intake dan output
Tekanan darah: 90/60 cairan
mmHg b. Pelihara IV line
Nadi 120-130x/ mnit
c. Monitor respon pasien
Suhu : 36 - 37 C
Nafas 20-30 x/ mnit terhadap penambahan
cairan
d. Dorong dan edukasi keluarga
untuk menambah intake
oral.
DX 2 TUJUAN : Perawatan Hipertermi :
1. Monitor tanda-tanda vital
Setelah dilakukan tindakan
2. Monitor suhu tubuh dengan
keperawatan selama 3 x 24
alat yang sesuai
hipertermi teratasi , dengan
3. Monitor urin output
kriteria hasil :
4. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
Hipertermi dengan
awal kondisi sakit yang
indikator menununjukkan:
berhubungan dengan panas
1. Hipertermi dari dan kapan mencari bantuan
sedang(2) menjadi petugas kesehatan.
ringan(4) 5. Anjurkan minuman yang
mengandung elektrolit
Skala 36 ringan, 37
6. Berikan kompres hangat
sedang 38 cukup berat
untuk menurunkan suhu
dan lebih 38 berat
tubuh pasien
4(ringan)
1. Catat input dan out put
1. Tanda - tanda vital pasien
dengan indikator:Tanda 2. Monitor status hidrasi
- tanda vital dalam pasien( membran mukosa
batas normal lembab dan denyut nadi
adekuat
Tekanan darah: 90/60
3. Berikan terapi cairan IV
mmHg yang sesuai
Nadi 120-130x/ mnit
Suhu : 36 - 37 C Manajemen pengobatan :
Nafas 20-30 x/ mnit 1. Tentukan obat yang
diperlukan dan kelola
Kontrol Hipertermi dengan
menurut resep
indikator:
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang yang
1. Mampu mengontrol
sesuai
peningkatan suhu
3. Monitor efek samping obat
tubuh ( tahu penyebab
4. Tentukan kemampuan
peningkatan suhu
pasien untuk mengobati diri
tubuh, mampu
sendiri dengan cara yang
menggunakan tehnik
tepat
nonfarmakologi untuk
mengurangi hipertermi. 5. Berikan informasi tentang
obat yang diberikan ke
pasien
V. CATATAN KEPERAWATAN
NO TANDA
HARI TANGGAL IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
DP TANGAN
DX 1 a. Memonitoring warna, Ds:orang tua pasien
jumlah dan frekuensi mengatakan
kehilangan cairan dalam pasien BAB 5x
sehari dan encer
24 jam
Do:pasien nampak
lemas
b. Mengobservasi Ds: orang tua pasien
kehilangan cairan yang mengatakan
tinggi: diare, drainase pasien banyak
mengeluarkan
luka, diaforesis (banyak
keringat
keringat), IW
Do:pasien nampak
pengisapan nasogatrik, gelisah
perdarahan
HARI
NO TANDA
TANGGAL RESPON PERKEMBANGAN
DP TANGAN
PUKUL
S :orang tua pasien mengatakan pasien sudah tidak
diare
DX
O :BAB 2x sehari
1
A :masalah sebagian teratasi
P :lanjutkan intervensi
S :orang tua pasien mengatakan pasien sudah tidak
demam
DX
O :suhu tubuh 36oC
2
A :masalah sebagian teratasi
P :lanjutkan intervensi