Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN KEBUTUHAN

CAIRAN AKIBAT PATOLOGIS


SISTEM METABOLIK ENDOKRIN

(DIABETES INSIPIDUS)
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. AMELIA WILDANI (A0019056)
2. DIMAS BAKTI P. (A0019061)
3. INDAH NURUL H. (A0019066)
4. INTAN NURIZKILAH A. (A0019067)
5. IRKHAM MAULANA (A0019068)
6. ITSNA NADZIFAH (A0019069)
7. LUTFIANA (A0019072)
8. MAEROSANI DWI F. (A0019073)
9. M. RIZKI NUGROHO (A0019074)
10. NILA NURUL AZKIA (A0019077)
DEFINISI DIABETES INSIPIDUS

Diabetes insipidus di artikan sebagai gangguan pada


metabolisme air, terjadi karena defisiensi hormon
vasopresin (yang juga dinamakan antidiuretic hormone
[ADH] atau hormon antidiuretik) yang beredar di dalam
darah (Kowalak, 2011)
Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditandai oleh
penurunan produksi, sekresi, atau fungsi ADH. Istilah
diabetes insipidus berhubungan dengan kuantitas dan
kualitas urine : penyakit berkaitan dengan jumlah urine
yang banyak, keruh atau tawar (Crowin, 2009).
KLASIFIKASI
 Diabetes insipidus sentral
Pada dewasa penyebab yang sering antara lain karena
kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus akibat
pembedahan, tumor, inflamasi, cedera kepala, atau
penyakit (seperti meningitis). Sedangkan pada anak-anak,
penyebab karena kalainan genetik. Kerusakan ini
menganggu pembuatan, penyimpanan, dan pelepasan
ADH.
 Diabetes insipidus nefrogenik

Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan


ginjal tidak berespons baik terhadap ADH.
LANJUTAN..

 Diabetes insipidus gestasional


Kelainan akibat degredasi ADH oleh vasopressinase
yang dihasilkan berlebihan oleh plasenta. Keadaan ini
berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi pada
kehamilan, sepserti pre-eklampsia.
 Diabetes insipidus dipsogenik (polidipsi primer)

Kelainan akibat asupan cairan berlebihan yang merusak


pusat haus di hipotalamus. Asupan air berlebihan jangka
panjang dapat merusak ginjal dan menekan ADH, sehingga
urin tidak dapat dikonsentrasikan.
(Kusmana, Felix. Diabetes Insipidus-Diagnosis dan Terapi.
CDK-246/ vol. 43 no 11 th. 206)
ETIOLOGI

Menurut Kowalak (211), penyebab dari diabetes insipidus


meliputi :
1. Gangguan yang didapat (akuisita), familial, idiopatik,
neurogenik atau nefrogenik.
2. Berkaitan dengan stroke, tumor hipotalamus atau hipofisis
dan trauma atau pembedahan kranial (diabetes insipidus
neurogenik).
3. 3. Galur terkait- X resesif atau gagal ginjal stadium
terminal (end- stage renal failure) (diabetes insipidus
nefrogenik yang lebih jarang terjadi)
4. Obat- obat tertentu, seperti litium (Duralith),
fenitonin  (Dilantin), atau alkohol (diabetes insipidus
transien).
PATOFISIOLOGI

ADH berperan penting dalam sistem regulasi volume cairan


dan osmolalitas plasma tubuh. ADH di produksi oleh
hipotalamus, kemudian di simopan di hipofisis posterior, dan
disekresikan saat diperlukan, yaitu jika osmolalitas plasma
meningkat. Setelah disekresikan, ADH akan merangsang duktus
kolektikus di nefron ginjal untuk menyerap kembali cairan,
mengakibatkan osmolalitas urine dan osmolalitas plasma
menurun.
Bila osmolalitas plasma turun, sekresi ADH akan berkurang.
Segala kondisi yang mengakibatkan penurunan sekresi ADH atau
berkurangnya respons nefron ginjal terhadap ADH akan
menimbulkan diabetes insipidus.
(Kusmana, Felix. Diabetes Insipidus-Diagnosis dan Terapi.
CDK-246/ vol. 43 no 11 th. 2016).
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Kowalak (2011), tanda dan gejala diabetes insipidus meliputi :


1. Polisipsia (tanda utama) – asupan cairan 5 hingga 20 L/hari.

2. Poliuria (tanda utama) – haluaran urine yang encer sebanyak 2 hingga 20 L


dalam periode 24 jam.
3. Nokturia yang menimbulkan gangguan tidur dan rasa lelah

4. Berat jenis urine yang rendah – kurang dari 1,006

5. Demam

6. Perubahan tingkat kesadaran

7. Hipotensi

8. Takikardia

9. Sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat gangguan elektrolit dan


dehidrasi.
10. Rasa penuh pada abdomen, anoreksia dan penurunan berat badan akibat
konsumsi cairan yang hampir terus- menerus.
PENATALAKSANAAN

Menurut kowalak (2011), Sebelum penyebab diabetes insipidus dapat


dikenali dan diatasi, kita dapat memberikan dahulu preparat vasopresin
(Pitressin) untuk mengendalikan keseimbangan cairan dan mencegah
dehidrasi. Obat- obatan yang diberikan meliputi :
1. Hidroklorotiazid dengan suplemen kalium untuk diabetes insipidus
sentral dan nefrogenik.
2. Preparat akueus vasopresin yang di suntikan subkutan beberapa kali
sehari dan bekerja efektif hanya selama dua hingga enam jam
(digunakan sebagai preparat diagnostik dan kadang- kadang pada
penyakit yang akut).
3. Desmopresin asetat (DDAVP) yang dapat berikan peroral, melalui
semprot nasal agar obat tersebut diabsorpsi melalui membran mukosa
atau suntikan subuktan atau intravena, yang akan berkerja efektif
selama 8 hingga 20 jam menurut besarnya takaran yang di berikan.
4. Klorpropamid (Diabinese) untuk mengurangi rasa haus pada pasien
dengan hipernatremia yang berkelanjutan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Kowalak (2011), pemeriksaan penunjang yang


dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit ini, meliputi :
1. Hasil urinalisis yang memperlihatkan urine yang
hampir tidak berwarna dengan osmolaritas rendah (50
hingga 200 mOsm/kg yang lebih kecil daripada
osmolaritas plasma) dan berat jenis yang rendah
(kurang dari 1.005).
2. Tes eliminasi air untuk mengidentifikasi defisiensi
vasopresin yang menyebabkan ketidakmampuan ginjal
dalam memkatkan urine.
KOMPLIKASI

Komplikasi diabetes insipidus menurut kowalak (2011),


yang mungkin terjadi meliputi :
1. Pelebaran traktus urinarius

2. Dehidrasi berat

3. Syok dan gagal ginjal jika dehidrasi berat


Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Identitas Pasien
a. Umur
b. Jenis Kelamin
2. Riwayat Kesehatan
c. Keluhan Utama
d. Riwayat Penyakit Sekarang
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pola kesehatan fungsional
a. Pola persepsi dan pemeliharaan
b. Pola nutrisi dan metabolic
c. Pola eliminasi
d. Pola aktifitas dan latihan
e. Pola istirahat dan tidur
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
g. Pola hubungan dan orang lain
h. Pola reproduksi dan seksual
i. persepsi diri dan konsep diri
j. Pola mekanisme koping
k. Pola nilai dan kepercayaan
l. Data penunjang
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Tanda tanda vital
d. Pemeriksaan kepala dan leher
e. Leher dan tenggorokan
f. Dada dan thorak
g. Abdomen
h. Genital
i. Ekstremitas
j. Kulit
k. Data penghitungan balance cairan
MASALAH KEPERAWATAN

A. Kekurangan volume cairan


B. Gangguan eliminasi urine
C. Kurang pengetahuan
D. Gangguan pola tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin akan muncul


pada pasien diabetes insipidus adalah :
1. Kurangnya volume cairan berdasarkan ekskresi yang
meningkat dan intake cairan yang tidak adekuat.
2. Gangguan eliminasi urine berdasarkan penurunan
produksi ADH.
3. Kurang pengetahuan berdasarkan informasi mengenai
proses penyakit.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Kurangnya v  Keseimbangan Manajemen cairan
volume cairan Cairan -      Monitoring status hidrasi
b/d ekskresi v  dehidrasi (mis. Membran mukosa,
yang meningkat Kriteria hasil denyut nadi, TD)
dan intake -      Output sesui -      Monitoring TTV
cairan yang dengan input -      Monitoring perubahan
tidak adekuat -      Ttv dalam batas berat badan
norma -      Catat intake dan output
-      Berat badan sesuai cairan
dengan tinggi
-      Tingkatkan asupan oral
badan
dan tawari makanan ringan
-      Tidak ada tanda
(mis. Buah – buahan segar/
dehidrasi
jus buah)
(elastisitas turgor
kulit baik, -      Dukung pasien dan
membran mukosa keluarga dalam pemberian
lembab, tidak ada minuman
rasa haus -      Kolaborasi pemberian
berlebihan) cairan IV sesuai kebutuhan
2 Gangguan v Eliminasi urine Manajemen eliminasi urine
eliminasi urine Kriteria hasil: -        monitor dan kaji
b/d penurunan -       Jumlah eliminasi karakteristik urine meliputi
produksi ADH urine kembali frekuensi, konsistensi, bau,
normal (0,5-1 cc/kg volume dan warna
BB/jam) -        Jika berkemih malam
-       Karakteristi urine mengganggu, batasi
kembali normal asupan cairan waktu
(frekuensi, malam dan berkemih
konsistensi, bau, sebelum tidur
volume dan warna) -        anjarkan dan
-       Balence cairan instruksikan pasien/
seimbang keluarga untuk mencatat
output urin
-        kolaborasi pemberian
ADH
3 Kurang Pengetahuan: proses Pengajaran : proses penyakit
pengetahuan b/d penyakit -     kaji pengetahuan awal klien
kurangnya Kriteria hasil: mengenai penyakitnya.
informasi -          Klien dan -     Jelaskan patofisologi
mengenai proses keluarga mengetahui penyakitnya dan bagaimana itu
penyakit definisi diabetes bisa berpengaruh terhadap
insipidus. bentuk dan fungsi tubuh.
-          mengetahui factor -     Deskripsikan tanda dan
penyebab diabetes gejala penyakit yang diderita
insipidus. klien.
-          mengetahui tanda -     Diskusikan terapi
dan gejala awal pengobatan yang diberikan
diabetes insipidus. kepada klien.
-          mengetahui terapi -          Diskusikan perubahan
pengobatan yang gaya hidup yang dilakukan
diberikan pada klien untuk mencegah terjadinya
dengan penyakit komplikasi dan atau
diabetes insipidus. mengontrol proses penyakit
tersebut.
IMPLEMENTASI

a. Menjelaskan deskripsi dan patofisiologi penyakit.


b. mengajarkan dan menginstrusikan pasien atau keluarga
untuk mencatat output dan input.
c. Mengganti cairan infus RL 20 kali/menit.
d. Memberikan obat anti diuretic melalui IM.
e. Mendiskusikan terapi pengobatan yang tepat dengan
pasien dan keluarga.
f. Mengkaji keluhan pasien dan mengobservasi TTV.
g. Observasi status hidrasi.

Anda mungkin juga menyukai