Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Ketoasidosis diabetes merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai
dengan gangguan metabolisme protein,(Hudak & Gallo, 1996).Ketoasidosis diabetik
(KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia,
asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.

KAD  adalah  keadaan  yang  ditandai  dengan  asidosis  metabolik  akibat


pembentukan keton  yang  berlebihan,  sedangkan  SHH  ditandai  dengan  hiperos
molalitas  berat  dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD
murni (American  Diabetes  Association, 2004).

Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis, dan


ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean
Nordmark, 2008)

Salah  satu  kendala  dalam  laporan  mengenai  insidensi,  epide miologi dan angka
kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD.
Sindroma  ini  mengandung  triad  yang  terdiri  dari  hiperglikemia,  ketosis  dan  asi
demia. Konsensus diantara  para  ahli  dibidang  i ni   mengenai  kriteria  diagnost ik 
untuk  KAD  adalah pH  arterial  <  7,3,  kadar  bikarbonat  <  15  mEq/L,  d an 
kadar  glucosa  darah  >  250  m g/dL disertai ketonemia dan ketonuria moderate
(Kitabchi dkk, 1994).

B. Etiologi
Dalam 50% kejadian KAD, kekurangan insulin, peningkatan konsumsi atau produksi
glukoasa, atau infeksi adalah faktor pencetus. Stressor-stressor utama lain yang dapat
mencetuskan diabetic ketoasidosis adalah pembedahan, trauma, terapi dengan steroid
dan emosional. (Samijean Nordmark,2008)
C. Patofisiologi
Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya hiperglikemia dan
ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya hiperglikemia
atau peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan protein dan glikogen atau
lipolisis atau pemecahan lemak. Hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik dengan
hipovolemia kemudian akan berlanjut terjadinya dehidrasi dan renjatan atau syok.
Glukoneogenesis menambah terjadinya hiperglikemik. (Price, Sylvia : 1990)

Defisiensi insulin

Penurunan pemakaian glukosa, sehingga


Terjadi peningkatan glukoneogenesis

Hiperglikemia.

Osmitik diuresis

 Dehidrasi intrasel.
 Glukosuria
 Kehilangan cairan dan elektrolit.
 Peningkatan serum osmolalitas.
 Penurunan fungsi renal ( BUN meningkat

shock

D. Manifestasi Klinik
 Poliuria
 Polidipsi  Hiperventilasi
 Penglihatan kabur  Terdapat keton di urin
 Lemah  Nafas berbau aseton
 Sakit kepala  Keringat
 Anoreksia, Mual, Muntah  Pernapasan kussmaul
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan KGD
 Pertahankan jalan nafas
 Pada syok berat berikan oksigen 100%
 Jika syok berikan larutan isotonik
 Bila terdapat penurunan kesadaran perlu pemasangan NGT untuk menghindari
aspirasi lambung
2. Penatalaksanaan Keperawatan
 Pemeriksaan klinis awal : pemeriksaan fisik (BB, TD, GCS, derajat rehidrasi)
 Pemantauan status volume cairan
 Pemantauan kalium

F. Komplikasi
 Edema paru
 Infark miokard akut
 Hipoglikemia
 Hipokalsemia
 Hiperkloremia
 Edema otak
 Hipokalemia

G. Pengkajian
a. Airway
Kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda asing yang
menhalangi jalan nafas.
b. Breathing
Kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu
pernafasan.
c. Circulation
Kaji nadi, capillary refill (CRT).
d. Pemeriksaan Laboratorium
 Glukosa  Natrium
 Kalium  Gas Darah Arteri
 Bikarbonat  Keton
 Kadaer Kreatinin
 Urinalisis
 Osmolalitas
 Fosfor
 Sel Darah Lengkap
e. Pemeriksaan Diagnostik
 Tes Toleransi Glukosa (TTG)
 Gula Darah Puasa
 Gas Darah Arteri
 Trombosit Darah
 Ureum/ Kreatinin
(Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007)

H. Diagnosa Keperawatan Utama


a. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikema, pengeluaran cairan berlebihan
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis
metabolik
c. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme.
(sudoyo Aru 2015, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose
medis dan nic noc)

I. Intervensi Keperawatan
(sudoyo Aru 2015, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis
dan nic noc)

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATA KRITERIA HASIL
N
1 Defisit volume NOC:  NIC :
cairan  Fluid balance  Fluid management
berhubungan  Hydration  Pertahankan catatan
dengan diuresis  Nutritional Status : intake dan output
osmotik akibat Food and Fluid Intake yang akurat
hiperglikema,  Monitor status hidrasi
pengeluaran cairan Kriteria Hasil : (kelembaban
berlebihan  Mempertahankan membran mukosa,
urine output sesuai nadi adekuat, tekanan
Batasan dengan usia darah ortostatik), jika
Karakteristik :
 Tekanan darah, nadi, diperlukan
-    Kelemahan
-    Haus suhutubuh dalam  Monitor vital sign
-    Penurunan turgor
batas normal  Monitor masukan
kulit/lidah
-    Membran  Tidak ada tanda tanda makanan/ cairan dan
mukosa/kulit
kering dehidrasi hitung intake kalori
-    Peningkatan harian
denyut nadi,
penurunan tekanan  Kolaborasikan
darah, penurunan pemberian cairan IV
volume/tekanan
nadi  Monitor status nutrisi
-    Pengisian vena  Berikan cairan IV
menurun
-    Perubahan status pada suhu ruangan
mental
 Dorong masukan oral
-    Konsentrasi urine
meningkat  Berikan penggantian
-    Temperatur tubuh
nesogatrik sesuai
meningkat
-    Hematokrit output
meninggi
-    Kehilangan berat  Dorong keluarga
badan seketika untuk membantu
(kecuali pada third
spacing) pasien makan
Faktor-faktor yang  Tawarkan snack (jus
berhubungan:
-    Kehilangan buah, buah segar)
volume cairan  Kolaborasi dokter
secara aktif
-    Kegagalan jika tanda cairan
mekanisme berlebih muncul
pengaturan
meburuk
 Atur kemungkinan
tranfusi
 Persiapan untuk
tranfusi

2 Pola nafas tidak NOC : NIC :


efektif  Respiratory status : Airway Management
berhubungan Ventilation  Buka jalan nafas,
dengan  Respiratory status : guanakan teknik chin
kompensasi lift atau jaw thrust
asidosis metabolik Airway patency bila perlu
 Vital sign Status  Posisikan pasien
Batasan untuk
karakteristik : Kriteria Hasil :
memaksimalkan
-    Penurunan
tekanan  Mendemonstrasikan ventilasi
inspirasi/ekspirasi
-    Penurunan batuk efektif dan suara  Identifikasi pasien
pertukaran udara nafas yang bersih, perlunya
per menit
-    Menggunakan otot tidak ada sianosis dan pemasangan alat
pernafasan dyspneu jalan nafas buatan
tambahan
-    Nasal flaring  Menunjukkan jalan  Pasang mayo bila
-    Dyspnea nafas yang paten perlu
-    Orthopnea
-    Perubahan  Tanda Tanda vital  Lakukan fisioterapi
penyimpangan dalam rentang normal dada jika perlu
dada
-    Nafas pendek  Keluarkan sekret
-    Assumption of 3- dengan batuk atau
point position
-    Pernafasan suction
pursed-lip  Auskultasi suara
-    Tahap ekspirasi
berlangsung sangat nafas, catat adanya
lama suara tambahan
-    Peningkatan
diameter anterior-  Lakukan suction
posterior
pada mayo
-    Pernafasan rata-
rata/minimal  Berikan
§  Bayi : < 25 atau > 60
bronkodilator bila
§  Usia 1-4 : < 20 atau
> 30 perlu
§  Usia 5-14 : < 14 atau
> 25  Monitor respirasi
§  Usia > 14 : < 11 atau dan status O2
> 24
-    Kedalaman
pernafasan Terapi oksigen
§  Dewasa volume  Bersihkan mulut,
tidalnya 500 ml
saat istirahat hidung dan secret
§  Bayi volume trakea
tidalnya 6-8 ml/Kg
-    Timing rasio  Pertahankan jalan
-    Penurunan nafas yang paten
kapasitas vital
 Atur peralatan
Faktor yang oksigenasi
berhubungan :
        Hiperventilasi  Monitor aliran
        Deformitas tulang
oksigen
        Kelainan bentuk
dinding dada  Pertahankan posisi
        Penurunan
energi/kelelahan pasien
         Onservasi adanya
Perusakan/pelemah
an muskulo- tanda tanda
skeletal hipoventilasi
        Obesitas
        Posisi tubuh  Monitor adanya
-          Kelelahan otot kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
 Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer

3 Ketidakseimbanga NOC : NIC :


n nutrisi:kurang Nutrition Management
 Kaji adanya alergi
dari kebutuhan  Nutritional Status :
makanan
berhubungan food and Fluid Intake
dengan ketidak  Anjurkan pasien
 Nutritional Status :
cukupan insulin, untuk meningkatkan
nutrient Intake
penurunan protein dan vitamin C

masukan oral,  Yakinkan diet yang


Kriteria Hasil :
status dimakan mengandung
 Adanya peningkatan
hipermetabolisme tinggi serat untuk
berat badan sesuai
mencegah konstipasi
dengan tujuan
Batasan  Berikan makanan
karakteristik :  Berat badan ideal
-    Berat badan 20 % yang terpilih
sesuai dengan tinggi
atau lebih di  Ajarkan pasien
bawah ideal badan
-    Dilaporkan adanya bagaimanamembuat
 Mampumengidentifika
intake makanan catatan makanan
yang kurang dari si kebutuhan nutrisi
RDA harian
 Tidk ada tanda tanda
(Recomended  Berikan informasi
Daily Allowance) malnutrisi
-    Membran mukosa tentang kebutuhan
 Tidak terjadi
dan konjungtiva nutrisi
pucat penurunan berat badan
-    Kelemahan otot  Kaji kemampuan
yang berarti
yang digunakan
pasien untuk
untuk
menelan/menguny mendapatkan nutrisi
ah
yang dibutuhkan
-    Luka, inflamasi
pada rongga mulut  Kolaborasi dengan
-    Mudah merasa
ahli gizi untuk
kenyang, sesaat
setelah mengunyah menentukan jumlah
makanan
kalori dan nutrisi
-    Dilaporkan atau
fakta adanya yang dibutuhkan
kekurangan
pasien
makanan
-    Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring
perubahan sensasi  Monitor adanya
rasa
-    Perasaan penurunan berat
ketidakmampuan badan
untuk mengunyah
makanan  Monitor interaksi
-    Miskonsepsi anak atau orangtua
-    Kehilangan BB
dengan makanan selama makan
cukup
 Monitor kulit kering
-    Keengganan untuk
makan dan perubahan
-    Kram pada
pigmentasi
abdomen
-    Tonus otot jelek  Monitor turgor kulit
-    Nyeri abdominal
dengan atau tanpa  Monitor mual dan
patologi muntah
-    Kurang berminat
terhadap makanan  Monitor makanan
-    Pembuluh darah kesukaan
kapiler mulai
rapuh  Monitor
-    Diare dan atau pertumbuhan dan
steatorrhea
-    Kehilangan perkembangan
rambut yang cukup  Monitor pucat,
banyak (rontok)
-    Suara usus kemerahan, dan
hiperaktif kekeringan jaringan
-    Kurangnya
informasi, konjungtiva
misinformasi
 Monitor kalori dan
Faktor-faktor yang intake nuntrisi
berhubungan :
 Catat jika lidah
Ketidakmampuan
pemasukan atau berwarna magenta,
mencerna makanan
scarlet
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan
dengan faktor
biologis,
psikologis atau
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

Wilikinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Hyperglycemic  crises  in  patien ts  with  diabetes  mellitus. American  Diabetes 
Association. Diabetes Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.

Samijean Nordmark.2008 Critical Care Nursing Handbook.


http://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 13 Desember 2017

sudoyo Aru 2015, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan nic
noc

Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA. 


http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au. Diakses pada tanggal 17 November 2012.

Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai