DIFISEINSI INSULIN
- Sel dan pulau langerhans kurang peka
terhadap rangsangan -->sentak insulin
sesudah makan tidak begitu kuat
- Menekan jumlah resptor insulin pada
target
- Faktor Herediter:
- Degenerasi/tertekannya sel/
perbedaan kepekaan seseorang
terhadap pertambahan umur
- Faktor Herediter:
Berkembangnya kekebalan pada
sel -> distruksi, autonom pada sel
- Degenerasi ringan pada sel
- Penyakit virus
Diabetes Mellitus
IDDM
NON IDDM
Glikosuria
Glikosilasi
Retina
Retina angiopati
katarak lentis
Fasilitas
transmembran
asam amino
berkurang
Hiperglikemia
Lensa mata
PK
Arterosklerosis
Angiopati
Berat badan
menurun
Mk: Penurunan
dtt, kelelahan
Asam amino
sulit masuk
sel
Berat badan
menurun
Asetil Ko A meningkat
Mk: Penurunan
dtt, kelelahan
Ketogenesis meningkat
kolesterol meningkat
Hiperkolesterolemia dan
ketonimia
Osmolalitas
urine meningkat
Volume urine
meningkat
Masalah Kesehatan:
Gangguan pola makan
PK:
Neuropati
MK:
-Potensial cedera
-Potensial kerusakan
jaringan kulit
Gagal
jantung
Pembuluh
darah kecil
Ganggren
dengan arkus
kecil
Trombosis dengan
oklusi p.d
Perubahan
kulit, atropi
Amputasi minor
Gangguan luas
Ulserasi
MK: Kerusakan
jaringan perifer
Osmotik diuresis
Rasa haus
meningkat
Sisntesis
protein
menurun
PK: Ketoasidosis
Penurunan Proses
-Transkripsi
-Translasi
-Replikasi
-Proliterasi sel
Pertumbuhan jaringan
terhambat
PK Infeksi
Arterosklerosis
Masalah kesehatan:
Resiko tinggi perluasan
infeksi dan Kelelahan
Diuresis
Pembuluh darah besar/
makrovaskuler/makroangiopati
-Berkeringat
-Gemetar, sakit
kepala, Palpitasi
Hipoglikemia
Kelainan Metabolisme
Mk:
Kebutuhan belajar
penatalaksanaan
penyakit
Poliori
MK:
-Gangguan pola
eliminasi
-Gangguan
volume cairan
Dehidrasi
(air dan glukosa
terbuangan
PK: Koma
Diabetikum
MK: Gangguan
pemenuhan
kebutuhan O
Uraian:
Kekurangan insulin mengakibatkan diabetes mellitus/kencing manis, yang terbagi
atas insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan non insulin dependent diabetes
mellitus (NIDDM). Penyakit ini dapat menimbulkan kelainan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein.
Kelainan metabolisme karbohidrat dapat meningkatkan glikolisis dan
glikoneogenesis serta menurunkan proses gula darah yang berakibat terjadinya
hiperglikemi yang melebihi ambang ginjal (lebih dari 180 mg%) dan timbul glukosurya
sehingga terjadi diuresis yang berakhir dengan dehidrasi. Glukosurya yang lama
mengakibatkan arteriosclerosis sehingga terjadi gangguan pada pembuluh darah mikro
dapat terjadi retinopati dan perubahan kulit (ulserasi) kemudian infeksi tidak kunjung
sembuh, ganggren dan akhirnya amputasi. Kadar gula darah meningkat yang lama dapat
timbul glikosilasi, glukosurya dapat meningkatkan volume urine sehingga terjadi poliuri.
Dimana yang terbuang adalah air dan glukosa sehingga terjadi koma diabetikum.
Pada kelainan metabolisme lemak menyebabkan mobilisasi lemak meningkat
sehingga berat badan menurun dan meningkatkan asetil co A, benda-benda keton
meningkat, nafsu makan meningkat, dan terjadi hipekolesterolemia yang berakibat terjadi
aterosklerotik dan ketonemia sehingga terjadi ketoasidosis komadiabetikum.
Sedangkan kelainan metabolisme protein mempengaruhi fasilitas transmembran
asam amino berkurang sehingga asam amino sulit masuk ke dalam sel yang akhirnya terjadi
penurunan sintesa protein, juga terjadi proses penurunan transkripsi, translasi, replikasi, dan
proliferasi sel. Keadaan ini dapat menghambat pertumbuhan jaringan, maka jika terjadi
cidera atau luka tidak terkontrol akan sulit sembuh, infeksi, gangren dan amputasi.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (dari hiperglikemia),
kehilangan gastric berlebihan (diare, muntah), masukan dibatasi (mual, kacau mental).
2. Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar glukosa tinggi,
Penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada
sebelumnya, atau ISK.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan perubahan
kimia endogen (ketidakseimbangan glukosa/insulin/elektrolit.
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic, perubahan kimia
darah (insufisiensi insulin), peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik/infeksi)
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak
dapat diobati, ketergantungan kepada orang lain.
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi dan rasional
Dx.
Tujuan
1
2
1. Hidrasi adekuat 1.
dengan kriteria:
- Tanda vital stabil,
nadi perifer dapat
diraba,
2.
- Turgor kulit dan
pengisian kapiler 3.
baik, haluaran
urine tepat secara
individu, dan
5.
kadar elektrolit
dalam batas
normal.
6.
Intervensi
3
Rasional
4
1
1.
3
4
7. Pertahankan untuk membe- Mempertahankan hidrasi/volume cairan
rikan cairan minimal 2.500
ml/hari dalam batas yang
dapat ditoleransi jantung.
8. Ciptakan lingkungan yang Menghindari pemanasan yang berlebihan
nyaman
terhadap pasien lebih lanjut akan dapat
menimbulkan kehilangan cairan.
9. Kaji adanya perubahan
Perubahan mental dapat behubungan dengan
mental/sensori.
glukosa yang tinggi/rendah, elektrolit yang
abnormal, asidosis, Penurunan perfusi serebral
.
dan berkembangnya hipoksia
10 Observasi: mual, nyeri
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
. abdomen, muntah dan
motilitas lambung, yang seringkali akan
distensi lambung
menimbulkan muntah dan secara potensial akan
menimbulkan kekurangan cairan/elektrolit.
11.Observasi adanya perasaan Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat
kelelahan yang meningkat, mungkin sangat berpotensi menimbulkan
edema, peningkatan berat kelebihan beban cairan dan GJK
badan, nadi tidak teratur,
dan adanya distensi pada
vaskuler.
12 Kolaborasi:
. Berikan terapi cairan se- Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat
suai dengan indikasi: Nor- kekurangan cairan dan respon pasien secara
mal salin/tanpa dextrose individual.
Albumin, plasma atau
Plasma ekspander kadang dibutuhkan jika
kekurangan tersebut mengancam kehidupan/TD
dekstran
sudah tidak dapat kembali normal dengan
usaha rehidrasi yang telah dilakukan
Pasang kateter urine tetapMemberikan pengukuran yang akurat terhadap
Pantau pemeriksaan
haluaran urine
laboratorium seperti:
Heamatokrit (Ht)
kalori/nutrien yang
tepat dengan
2.
kriteria: berat
badan stabil/
penambahan
kearah rentang
3.
biasanya, nilai
laboratorium
normal.
4.
5.
6.
7.
8.
1
2.
8 Pantau pemeriksaan
Gula darah akan menurun perlahan dengan
penggantian cairan dan terapi insulin terkontrol.
laboratorium, seperti
glukosa darah, aseton pH,Dengan pemberian insulin dosis optimal,
dan HCO3.
1
3.
4. Pertahankan teknik aseptic Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan
pada prosedur invasive
menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman
(seperti pemasangan infus,
dan kateter folley) pemberian
1
4.
3. Jadwalkan intervensi
Meningkatkan tidur, menurunkan rasa letih dan
keperawatan agar tidak
dapat memperbaiki daya pikir
mengganggu waktu
istirahat pasien
4. Pelihara aktivitas rutin
Membantu memelihara pasien tetap berhubungan
pasien sekonsisten mungkin, dengan realitas dan mempertahankan orientasi
pada lingkungan
Pasien mengalami disorientasi merupakan awal
kemungkinan timbulnya cedera, terutama malam
hari dan perlu pencegahan sesuai indikasi.
Munculnya kejang perlu diantisipasi untuk
mencegah trauma fisik, aspirasi dan lain-lain
3
4
3. Pantau nadi, frekuensi
Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat
pernafasan dan tekanan
ditoleransi secara fisiologis.
darah sebelum/sesudah
melakukan aktivitas.
4. Diskusikan cara menghemat Pasien akan dapat melakukan lebih banyak
kalori selama mandi, berpin- kegiatan dengan Penurunan kebutuhan akan
dah tempat dan sebagainya energi pada setiap kegiatan.
1
2
7. Pemahaman tentang 1.
penyakit dengan
kriteria: Mengidentifi-kasi hubungan
tandagejala dengan 2.
proses penyakit dan
menghubungkan
gejala dengan faktor 3.
penyebab, menjelaskan posedur dan
rasional tindakan,
melakukan perubahan gaya hidup
dan berpartisipasi
3
4
Ciptakan lingkungan saling Menanggapi dan memperhatikan perlu
percaya dengan mendengar- diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil
kan penuh perhatian, dan bagian dalam proses belajar
selalu ada untuk pasien
Bekerja den pasien dalam Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
menata tujuan belajar yang antusias dan kerjasama pasien dengan prinsipdiharapkan
prinsip yang dipelajari
Pilih berbagai strategi bela- Penggunaan cara yang berbeda tentang
jar, seperti teknik demonstrasimengakses informasi meningkatkan penerapan
yang memerlukan keteram- pada individu yang belajar
pilan dan biarkan pasien
mendemonstrasikan ulang,
gabungkan keterampilan
baru ini kedalam rutinitas
dalam program
pengobatan.
rumah sakit
3. Diskusikan topik-topik
Pengetahuan tentang faktor pencetus dapat
utama:
membantu menghindari kambunya serangan itu
Rasional terjadinya
serangan ketoasidosis
Apakah kadar glukosa
Memberikan pengetahuan dasar di mana pasien
normal itu dan bagaimana dapat membuat pertimbangan dalam memilih
hal tersebut dibandingkangaya hidup.
dengan kadar gula darah
pasien, tipe DM yang
dialami pasien, hubungan
antara kekurangan insulin
dengan kadar gula darah
yang tinggi.
Komplikasi penyakit akut Kesadaran tentang apa yang terjadi membantu
dan kronis meliputi gang- pasien untuk lebih konsisten terhadap
guan penglihatan (retino- perawatannya dan mencegah/mengurangi
pati), perubahan dalam awitan komplikasi tersebut
neurosensori dan kardiovaskuler, perubahan
fungsi ginjal/hipertensi
5. Demonstrasikan cara peme- Melakukan pemeriksaan gula darah oleh diri
riksaan gula darah dengan sendiri 4 kali atau lebih dalam setiap harinya
menggunakan finger stick memungkinkan fleksibilitas dalam perawatan
dan berikan kesempatan diri, meningkatkan kontrol kadar gula darah
pasien untuk mendemon- dengan ketat (misal 60-150 mg/dl) dan dapat
strasikan kembali. Instruk- mencegah mengurangi perkembangan
sikan pasien untuk pemerik- komplikasi jangka panjang.
saan keton urinenya jika
glukosa darah lebih tinggi
dari 250 mg/dl
6. Diskusikan tentang rencana Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan
diet, penggunaan makanan membantu pasien dalam merencanakan
tinggi serat dan cara untuk makan/mentaati program. Serat dapat
melakukan makan di luar memperlambat absorpsi glukosa yang akan
rumah
menurunkan fluktuasi kadar gula dalam darah,
tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan
pada saluran cerna, platus meningkat dan
mempengaruhi absorpsi vitamin/mineral.
7. Tinjau ulang program
Pemahaman tentang semua aspek yang digunapengobatan meliputi awitan kan obat meningkatkan penggunaan yang tepat.
puncak dan lamanya dosis Algoritma dosis dibuat yang masuk dalam perinsulin yang diresepkan, bila hitungan dosis obat yang dibuat selama evaluasi
disesuaikan dengan pasien rawat inap; jumlah dan jadwal aktivitas fisik
atau keluarga
biasanya, perencanaan makan. Dengan
melibatkan orang terdekat/sumber untuk pasien
8. Tekankan pentingnya mem- Membantu menciptakan gambaran nyata dari
pertahankan pemeriksaan keadaan pasien untuk melakukan kontrol
gula darah setiap hari, waktu penyakitnya dengan lebih baik dan
dan dosis obat, diet,
meningkatkan perawatan diri/kemandirian
aktivitas, perasaan/sensasi
dan peristiwa hidup
3
4
9. Tinjau kembali pemberian Mengidentifikasikan pemahaman dan
insulin oleh pasien sendiri kebenaran dan prosedur atau masalah yang
dan perawatan terhadap
potensial dapat terjadi (seperti penglihatan dan
peralatan yang digunakan. daya ingat), sehingga solusi alternatif dapat
Berikan kesempatan pada ditentukan untuk pemberian insulin tersebut
pasien untuk mendemonstrasikan prosedur tersebut
(misal, menentukan daerah
penyuntikan dan cara
menyuntik atau penggunaan
alat suntik pompa kontinyu
10 Diskusikan faktor-faktor
Informasi ini akan meningkatkan pengendalian
. yang memegang peranan terhadap DM dan dapat sangat menurunkan
dalam kontrol DM tersebut, berulangnya kejadian ketoasidosis. Catatan:
seperti latihan (areobik
Latihan aerobik (seperti berjalan dan berenang)
versus isometric), stres,
meningkatkan keefektifan penggunaan insulin
pembedahan dan penyakit yang menurunkan kadar gula darah dan
tertentu
memperkuat sistem kardiovaskuker.
Perencanaan penanganan Sick day
1
7.
3
4
15 Tekankan pentingnya
Perubahan dalam penglihatan dapat terjadi
. pemeriksaan mata secara secara perlahan dan lebih sering pada pasien
teratur terutama pada
yang jarang mengontrol DM. Masalah yang
pasien yang telah
mungkin terjadi termasuk perubahan dalam
mengalami DM tipe I
ketajaman penglihatan dan mungkin
selama 5 tahun atau lebih. berkembang kearah retinopati dan kebutaan.
16 Susun alat bantu pengli- Alat bantu adaptif telah dikembangkan 5 tahun
. hatan ketika diperlukan, terakhir untuk membantu individu dengan
misal memperbesar garis gangguan penglihatan DM-nya sendiri dengan
skala pada jarum insulin, lebih efektif.
instruksikan dengan cetakan
besar, pengukuran glukosa
darah sekali sentuh.
17 Diskusikan mengenai
Seringkali terjadi impoten (mungkin gejala
. fungsi seksual dan jawab pertama dari serangan DM). Catatan:
semua pertanyaan pasien Konseling dan/atau penggunaan penis prostese
atau orang terdekat.
mungkin bermanfaat.
18 Tekankan pentingnya
Dapat mempercepat masuk ke dalam pusat. penggunaan dari gelang pusat sistem kesehatan dan perawatan yang
bertanda khusus.
sesuai dengan akibat komplikasi yang lebih
kecil pada keadaan darurat.
19 Rekomendasikan untuk
Produktivitas mungkin mengandung gula atau
Sumber:
Doenges Marilynn E, 2000,Rencana Asuhan Keperawatan,Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,Edisi 3, EGC, Jakarta.
Gallo & Hundak, 1987, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, EGC, Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa
: SUKRIYADI
NIM
: 9901075047-72
Ruang
: 22
Definisi
RENCANA KEPERAWATAN :
No DIAGNOSA
1. Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan ketidak
cukupan
insulin,
penurunan
masukan oral,
status
hipermetabolis
me.
TUJUAN
Mencerna jumlah
kalori/ nutrien yang
tepat dengan
kriteria : berat
badan stabil/
penambahan kearah
rentang biasanya,
nilai lab.normal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RENCANA INTERVENSI
Timabng BB setiap hari.
Tentukan program diet dan pola makan
pasien dan bandingkan dengan pola
makanan yang dapat dihabiskan.
Auskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen/ perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat
dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung
zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat
mentoleransinya melalui pemberian
cairan melalui oral.
Identifikasi makanan yang disukai/
dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/
cultural.
Libatkan keluarga pasien pada
perencanaan makan sesuai indikasi.
2.
Tidak terjadinya
infeksi/sepsis
dengan kriteria :
mendemonstrasikan
teknik, perubahan
gaya hidup untuk
mencegah
terjadinya infeksi.
3.
Risiko tinggi
terhadap
perubahan
perfusi jaringan
: yang
berhubungan
dengan
gangguan aliran
darah serebral,
hemoragi
serebral,
peningkatan
TIK.
Pasien akan
mempertahankan
tekanan perfusi
serebral sedikitnya
60 mmHg dan TIK
kurang dari 20
mmHg.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.
Risiko terhadap
cidera : yang
berhubungan
dengan aktivias
kejang,
perubahan
proses pikir,
imobilitas,
kerusakan
mekanisme
perlindungan
diri, kelemahan
motorik,
impuls,
penurunan
tingkat
kesadaran, atau
disfagia/
aspirasi.
Tingkat kesadaran
akan dipertahankan
atau ditingkatkan
dan pasien akan
bebas dari cedera
fisik.
1.
Pendahuluan
Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologis, suatu
onsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut hendak
mencoba menghubungkan hal-hal tersebut dengan morbiditas dan mortalitas pada
beberapa golongan penduduk dan menghubungkannya dengan faktor sosio ekonomi
serta demografi masyarakat masing-masing.
Pada periode I yaitu era pestilence dan kelaparan dengan berkembangnya
penyakit menular. Periode II kelaparan berkurang dengan adanya perbaikan gizi,
hygiene serta sanitasi, penyakit menular berkurang dan mortalitas menurun. Periode III
yaitu era penyekit degeneratif dan pencemaran.
Kejangkitan penyakit diabetese mellitus pada negara berkembang kurang
mendapat perhatian hingga diadakan Kongres internasional Diabetes Federation (IDF)
ke IX tahun 1973 di Brussel.
Bila kita melihat angka kejangkitan disbetes saat ini ternyata peradaban barat
sangat mempengaruhi peningkatan kejangkitan diabetes mellitus.Juga meningkatnya
prevalensi DM saat ini akibat peningkatan kemakmuran seiring dengan peningkatan
inkam per kapita dan perubahan gaya hidup terutama dikota-kota besar, menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degenaratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK),
hipertensi, DM dll.
Tujuan :
EVALUASI SUMATIF
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. Jb selama 3 hari mulai
tanggal 23 Juli 2001 s.d. 25Juli 2001 disimpulkan sebagai berikut :
A.
2.
3.
4.
B.
diabetes mellitus yang dirawat diruang 22 ini dapat teratasi masalahnya dalam waktu yang
tidak lama.
KESIMPULAN.
1. DM + pasca stroke yang terjadi pada klien Ny.Jb adalah karena klien tidak
konsisten dalam kontrol glukosa darah dan tidak adanya pernecanaan diet yang
ketat.
2. Klien datang memeriksakan dirinya setelah ada gejala-gejala lemas, ngantuk,
pusing, dan mual muntah serta kelemahan pada ekstremitas. Dalam pemeriksaan
glukosa darah didapatkan 337 mg/dl.
B.
SARAN.
1. Diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan perwatan terhadap penderita
DM apalagi klien lanjut usia.
2. Diperlukan pemantauan yang ketat terhadap diet yang telah direncanakan terutama
dengan keinginan klien untuk makanan tambahan diluar dari program diet.
Oleh :
SUKRIYADI
NIM : 9901075047-72