A. Definisi
Hiperosmolar hiperglikemia state adalah komplikasi metabolik akut
diabetes, biasanya pada penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 yang lebih
tua. Pada kondisi ini, terjadi hiperglikemia berat (kadar glukosa serum > 600
mg/dL) yang tanpa disertai ketosis. Hiperglikemia menyebabkan
hiperosmolalitas, diuresis osmotik, dan dehidrasi berat. Pasien dapat
menjadi tidak sadar dan meninggal bila tidak segera ditangani
C. Etiologi
1. Lansia dengan riwayat DM tipe 2 (NIDDM)
2. Dehidrasi akibat hiperglikemia
3. Insulin tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia tetapi cukup untuk
mencegah ketoasidosis signifikan
4. Sakit berat atau stres fisiologis pada pasien usia lanjut
D. Patofisiologi
Hiperosmolar Hiperglikemik State (HHS) terjadi sebagai akibat dari
kombinasi penurunan fungsi insulin dan peningkatan kontra-regulatori
hormon, seperti glukagon, katecholamin, kortisol, dan growth hormon yang
ditandai dengan sindrom HHS yaitu dehidrasi, hiperglikemia, hiperosmolar
tanpa disertai adanya ketosis. Hal ini menyebabkan peningkatan
glukoneogenesis di hati dan produksi insulin di ginjal serta gangguan
penggunaan insulin pada jaringan perifer, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan hiperglikemi dan hiperosmolar pada ruang ekstraseluler tanpa
ketosis karena pada HHS insulin plasma tidak adekuat untuk memfasilitasi
penggunaan glukosa oleh jaringan akan tetapi sangat adekuat untuk
mencegah lipolisis dan ketogenesis lewat mekanisme yang belum diketahui.
HHS biasanya terjadi pada orang tua dengan DM, penyakit penyerta, infeksi,
efek pengobatan, penyalahgunaan obat, dan noncompliance.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda dehidrasi berat
seperti turgor yang buruk, mukosa pipi yang kering, mata cekung, perabaan
ekstremitas yang dingin dan denyut nadi yang cepat dan lemah. Temuan
laboratorium awal pada pasien dengan HHS adalah kadar glukosa darah
yang sangat tinggi ( >600 mg per dL) dan osmolaritas serum yang tinggi
( >320 mOsm per kg air [normal = 290 ± 5]) dengan Ph lebih besar dari 7,30
dan disertai ketonemia ringan. HHS menyebabkan tubuh banyak kehilangan
berbagai macam elektrolit.
Pathway
Defisiensi Insulin Peningkatan Hormon Defisiensi Insulin Relatif
Hiperglikemi
Glikosuria
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
E. Manifestasi Klinik
1. Hiperglikemia : glukosa serum 600 mg/dl atau lebih
2. Hiperosmolaritas : osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
3. Dehidrasi berat
4. pH >7,3
5. Konsentrasi bikarbonat >15 mEq/L
6. Tanpa ketoasidosis bermakna, ketonuria sedikit, ketonemia rendah/tidak
ada
7. Pada pasien DM tipe 2
8. Poliuri, polidipsi, polifagi
9. BB turun drastis
10. Mual, muntah
11. Nyeri perut tidak tipikal
12. Dehidrasi
13. Badan lemas
14. Deficit neurology fokal/global: kejang, hemiparesis, deficit sensoris,
pandangan kabur
15. Gangguan kesadaran (apatis-koma)
F. Komplikasi
1. Koma
2. Gagal jantung
3. Gagal ginjal
4. Gangguan hati
G. Penatalaksanaan
1. Terapi cairan
Jika kadar gula darah mencapai 300 mg/dL pada HHS, penggantian
cairan harus mengandung glukosa 5-10% untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia karena pemberian insulin juga akan dilakukan untuk
koreksi keadaan ketonemia. Tujuan dari terapi ini adalah untuk
mengganti setengah defisit cairan selama 12 – 24 jam. Kegagalan
koreksi keadaan dehidrasi dapat mengakibatkan penundaan pada
koreksi elektrolit.
2. Terapi insulin
Jika glukosa darah telah mencapai 250 mg/dL pada KAD atau 300
mg/dL pada SHH, kecepatan pemberian insulin dikurangi menjadi 0,05
U/kgBB/jam (3-5 U/jam) dan ditambahkan dengan pemberian dextrosa
5-10% secara intravena. Pemberian insulin tetap diberikan untuk
mempertahankan glukosa darah pada nilai tersebut sampai keadaan
ketoasidosis dan hiperosmolalitas teratasi.
H. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium yang dapat ditemukan:
I. Masalah Keperawatan
1. Pengkajian
1. Anamnesa
2. Keluhan utama
3. Datang dengan atau tanpa keluhan Poliuria, Polidipsi, Polifagi; lemas,
luka sukar sembuh atau adanya koma/penurunan kesadaran dengan
sebab tidak diketahui. Pada lansia dapat terjadi nepropati, neurophati
atau retinophati, serta penyakit pembuluh darah.
4. Riwayat penyakit sekarang, Berapa berat keluhan yang dirasakan
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Penyakit DM yang tertanggulangi maupun tidak terdiagnosis. Penyakit
hipertensi dan pankreatitis kronik.
7. Riwayat penyakit keluarga, DM dan penyakit jantung pada anggota
keluarga.
8. Riwayat psikososial spiritual
1. Aktivitas / istirahat
a. lemah, lelah, kejang otot, gangguan istirahat tidur
b. Takhikardi, tachipneu saat istirahat / aktifitas, koma, penuruna
kekuatan otot.
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Makanan/ cairan
5. Respirasi
6. Neurosensori
7. Keamanan
Intervensi