DISUSUN :
CI LAHAN CI INSTITUSI
................................ ...............................
A. Definisi
B. Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi
umumnyadiketahui kekurangan insulin adalah penyebab
utama dan faktor herediter yangmemegang peranan
penting.Yang lain akibat pengangkatan pancreas,
pengrusakan secara kimiawi sel beta pulaulangerhans.
2. . Faktor predisposisi herediter, obesitas.
3. . Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya
DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini
mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan
tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
C. Patofisiologi
2
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah
menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi
hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena
ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi
hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah
glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air
maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria.
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang
disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini
akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus
menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi
ginjal menurun mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan
timbul hiperosmolar hiperglikemik.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya
transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan
simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena
digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan
merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut
poliphagia.
3
D. Pathway
Intoleransi aktifitas
Hiperaktivitas seluer
pd penyakit
Gangguan fs Gangguan
sensorik rasa nyaman
Menghasilkan Menghasilkan
asam laktat badan keton
Kelemahan Mual
muskuloskeletal muntah
Intoleransi
aktivitas
4
E. Manifestasi Klinik
. Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa
darah) polipagi, polidipsi, dan
poliuri.
2. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering.
3. Rasa kesemutan, kram otot.
4. Visus menurun.
5. Penurunan berat badan.
6. Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
F. Komplikasi
a) Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolic
Ketoasidosis diabetic
Koma hiperglikemik hiperismoler non
ketotik
Hipoglikemia
Asidosis lactate
2. Infeksi berat
b) Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh
darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik
gastroporesis, diare diabetik, buli – buli
neurogenik, impotensi,
gangguan refleks kardiovaskuler.
3. Campuran vascular neuropati
Ulkus kaki
4. Komplikasi pada kulit
5
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hb
2. Gas darah arteri
3. Insulin darah
4. Elektrolit darah
5. Urinalisis
6. Ultrasonografi
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.
a) Diet
1. Komposisi makanan :
Karbohidrat = 60–70%
Protein 10–15%
Lemak 20–25%
2. Jumlah kalori perhari
Antara 1100–2300 kkal
Kebutuhan kalori basal : laki-laki : 30
BB
BBR = x 100 % TB
– 100
Kurus : BBR 110%
Obesitas bila BBRR > 110% Obesitas
ringan 120 – 130% Obesitas sedang
130 – 140% Obesitas berat 140 – 200%
Obesitas morbit > 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang
bekerja biasa adalah :
6
Kurus : BB x 40 – 60 kalori / hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori / hari
Gemuk : BB x 20 kalori / hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori / hari.
b) Latihan Jasmani
c) Penyuluhan
I. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah ; meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
b. Aseton plasma ; Positif secara mencolok.
c. Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
d. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
mOsm/l.
e. Elektrolit : Natrium : Mungkin normal,
meningkat atau
menurun.
f. Kalium Normal atau peningkatan semu
(perpindahan seluller), selanjutnya akan menurun.
g. Fospor : Lebih sering menurun.
h. Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan
terakhir (lama hidup SDM) dan karenanya sangat
bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat Versus DKA yang berhubungan
dengan insiden.
i. Glukosa darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendahdan
penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi
alkalosis
respiratorik.
j. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat
(dehidrasi), leukositiosis, hemokonsentrasi, merupakan respon
terhadap stress atau infeksi.
k. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau
8
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian primer :
Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada
tidaknya sputumatau benda
asing yang menghalangi jalan nafas
Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada
tidaknya penggunaan otot bantu
pernafasan.
Circulation : kaji nadi, capillary refill
2. Pengkajian sekunder
a) Data subyektif :
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang
melebihi kebutuhan kalori,infeksi atau penyakit-penyakit
akut lain, stress yang berhubungandengan faktor-faktor
psikologis dan social, obat-obatan atau terapi lainyang
mempengaruhi glikosa darah, penghentian insulin atau
obat
antihiperglikemik oral.
b) Data Obyektif
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus ototmenurun, gangguan istrahat/tidur
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi,
kebas dankesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yanglama, takikardia.
9
Integritas/ Ego
Eliminasi
Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah,
tidak mematuhi diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penurunan berat
badanlebihdari beberapa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretik (Thiazid)Tanda : Kulit
kering/bersisik, turgor jelek,
kekakuan/distensiabdomen, muntah, pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhanmetabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah
(napas aseton)
Neurosensori
10
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk
dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak)Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa
sputum purulen,
frekuensi pernapasan meningkat .
Keamanan
Seksualitas
Penyuluhan/pembelajaran
11
INTERVENSI:
jenis urine.
Ukur berat badan setiap hari
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/hari dalam batas yang dapat
di toleransi jantung.
Tingkatkan lingkungan yang dapat
(kolaborasi)
Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui IV
dan atau melalui oral sesuai
indikasi.
INTERVENSI :
Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada
semua orang yang berhubungan dengan pasien.
Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive
Pasang kateter/lakukan perawatan perineal dengan baik
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Awasi bunyi napas
Berikan tindakan kenyamanan pada pasien
Bantu pasien untuk melakukan oral hygine
Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat
13
INTERVENSI:
Pantau tanda-tanda vital dan setatus mental
Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan
kebutuhan
Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak terganggu waktu istirahat
pasien.
Pelihara aktivitas pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk
melakukan aktivitas
Sehari-hari kemampuannya
Lindungi dari cidera (gunakan pasien tingkat kesadaran pengikat
Evaluasi lapang pandang penglihatan sesuai dengan indikasi
Berika tempat tidur yang lembut Bantu pasien dalam ambulasi atau
perubahan posisi.
INTERVENSI:
27
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksaan
• Berfokus pada klien.
• Berorientasi pada tujuan dan kriteria hasil.
• Memperhatikan keamanan fisik dan spikologis klie
• Kompeten.
28
Evaluasi
Volume cairan dalam batas seimbang
Nutrisi terpenuhi
Infeksi (sepsis) tidak terjadi
Perubahan persepsi sensori tidak terjadi
Kelelahan tidak terjadi
Komplikasi tlebih lanjut lebih terja
29
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2017. Bahan ajar Kebidanan Anatomi dan Fisiologi.
INSTALASI GAWAT.
30
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2016.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
31
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2016.Standar Luaran Keperawatan Indonesia
32
33
34