Disusun Oleh :
1. ANITA
2. ATIKAH RAHMAH
3. PUTRI SEPTIANI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan
glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin
yang diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2017)
Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan
oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk kedalam sel.
Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi.
Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (WHO,
2018).
2. Etiologi
Menurut Smeltzer, S.C dan B (2019) Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan
kedalam 2 kategori klinis yaitu:
a) Diabetes Melitus tergantung insulin (DM TIPE 1)
1) Genetik Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 namun
mewarisi sebuah predisposisis atau sebuah kecendurungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe 1. Kecendurungan genetik ini ditentukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
ialah kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi & proses
imunnya.
2) Imunologi Pada diabetes tipe 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum.
Ini adalah respon abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
secara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan
asing.
3) Lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
b) Diabetes melitus tidak tergantung insulin (DM TIPE II)
Menurut Smeltzel 2019 Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-
faktor resiko : usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th,
obesitas, riwayat keluarga.
3. Patofisiologi
Menurut Joyce M. Black (2017) Proses patofisiologi Diabetes Mellitus bisa
disebabkan faktor keturunan, pola hidup, usia dan obesitas. Faktor-faktor ini
bisa mengakibatkan penurunan sekresi insulin sehingga tubuh mengalami
kekurangan insulin (defisiensi insulin). Kondisi ini akan menyebabkan peningkatan
glukosa darah dan peningkatan produksi glukagon. Peningkatan kadar glukosa darah
terjadi karena jumlah insulin yang tidak adekuat, sehingga glukosa tetap berada di
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel.
Defisiensi insulin juga bisa menyebabkan peningkatan produksi glukagon.
Produksi glukagon yang meningkat akan mengakibatkan terjadinya proses
glukogeogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari selain karbohidrat. Pada
pembentukan glukosa baru dari lemak mengakibatkan pemecahan produk baru yang
dinamakan keton. Karena adanya peningkatan badan keton didalam darah, maka
akan berdampak kepada keseimbangan ph tubuh sehingga terjadi penurunan pH darah
yang membuat penderita mengalami mual muntah atau tidaknafsu makan. Penurunan
ph darah juga akan menyebabkan asidosis yang akan menyebabkan komplikasi baru
berupa koma bahkan kematian. Sedangkan dalam protein akan mengakibatkan
penurunan kadar albumin dalam darah. apabila kadar albumin menurun
mengakibatkan sel mengalami kelaparan (asthenia) sehingga memicu rangsangan rasa
lapar dalam pasien. Peningkatan rasa lapar akan menyebabkan pasien banyak makan
(poliphagia) dan Keletihan.
Peningkatan kadar glukosa darah bisa mengakibatkan peningkatan
konsentrasi darah yang akan mengakibatkan komplikasi mikrovaskular dan
terbentuknya aterosklerosis. Komplikasi mikrovaskular bisa terjadi dalam saraf
sebagai akibatnya dapat terjadi neuropati diabetikum yang akan menimbulakn
masalah keperawatan gangguan persepsi sensori, pada retina terjadi retinopati
diabetikum yang bisa mengakibatkan kebutaan, dan dalam ginjal terjadi nefropati
yang mengakibatkan gagal ginjal tahap akhir. Aterosklerosis yang bisa terjadi bisa
menyebabkan thrombosis yang berakibat komplikasi makrovaskular. Jika
thrombosis terjadi dalam jantung dapat mengalami infark miokard, dalam otak
sehingga klien mengalami stroke, dan dalam ekstremitas akan mengalami
penurunan sirkulasi perifer.
4. Phatway
Produksi insulin
KELETIHAN
PH darah
KETIDAKSTABILAN KADAR
GLUKOSA DARAH
Poliphagia
asidosis metabolik
DEFISIT NUTRISI
NYERI AKUT
2) Olahraga
Dalam program penurunan berat badan, aktivitas fisik atau olahraga bagi
pasien diabetes dianjurkan sebanyak 150 menit per minggu. Lama waktu tersebut
bisa dibagi ke dalam 5 hari dengan rata-rata sekitar 30 menit setiap harinya. Jika
merasa sanggup, durasi olahraga bisa dibagi menjadi 1 jam per hari selama 3 hari
dalam satu minggu. Olahraga untuk diabetes yang dianjurkan adalah olahraga
aerobik seperti, lari, jogging, berenang, senam, atau bersepeda. Aktivitas olahraga
juga bisa dilakukan di rumah, misalnya jalan kaki, lari di tempat menggunakan
alat treadmill dan senam mengikuti panduan virtual dari video di internet.
3) Edukasi/penyuluhan
4) Pemberian obat-obatan
b. Penatalaksanaan Medis
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Fokus pengkajian
a. Identitas :
1) Identitas pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS),
nomor register, dan diagnosa medic.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien seperti :
1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea
2) Lelah, pusing
3) Nyeri dada
4) Edema ektremitas bawah
5) Nafsu makan menurun, nausea (mual), distensi abdomen
6) Urine menurun
7) 3P (Poliuri, Polidipsi, Poliphagi)
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan tentang
kronologi keluhan utama.Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala kongesti
vaskuler pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal
akut.Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit kesehatan dahulu tanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium, hipertensi, DM, atau
hiperlipidemia.Tanyakan juga obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada
masa lalu, yang mungkin masih relevan.Tanyakan juga alergi yang dimiliki pasien.
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan penyakit
keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
f. Pola Fungsional
1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang istirahat, sakit
dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.
2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia, fibrilasi
atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis, pucat.
3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat penyakit paru.
4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau
konstipasi.
6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.
7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis.
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distres, sikap dan
tingkah laku pasien.
2) Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan Darah Nilai normalnya : Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
b) Nadi
Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi atau takikkardi).
c) Pernapasan
Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit Pada pasien : respirasi
meningkat, dipsnea pada saat istirahat / aktivitas.
d) Suhu
Badan Metabolisme menurun, suhu menurun.
1) Tinggi Badan
Tinggi Badan :
Berat Badan :
2) Kepala :
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Mata : konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
c) Mulut : apakah ada tanda infeksi?
d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan
e) Muka : ekspresi, pucat
f) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
3) Dada : gerakan dada, deformitas
a) Paru-paru
Inspeksi : bentuk, Kesimetrisan
Palpasi : Taktil fremitus ka/ki
Perkusi : bunyi sonor/hypersonor
Bunyi nafas : bunyi nafas normal atau ada bunyi tambahan seperti ronchi atau
wheezing
4) Jantung
a) Inspeksi
(1) Bentuk prelordium : simetris/tdk; iktus cordis tampak/tidak, di ICS ke
berapa
(2) Ada tidaknya denyutan di ICS II Kanan (Aneurisma aorta ascenden)
(3) Ada tidaknya denyutan di ICS II kiri (dilatasi pulmonalis dan aneurisma
aorta descenden)
b) Palpasi :
(1) Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang intercostal kiri
V, agak ke medial (2cm) dari linea midklavikularis kiri.
(2) Diameter iktus kordis, jarak IC dengan midklavikula
(3) Palpasi area katup jantung
(4) Palpasi area epigastrik untuk mengetahui adanya pembesaran jantung
antero posterior
c) Perkusi :
(1) Lakukan perkusi dari arah lateral ke medial
(2) Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relative kita
tetapkan sebagai batas jantungkiri
(3) Normal
Atas : SIC II kiri di linea parasternalis kiri (pinggang, jantung)
Bawah : SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri (tempat
iktus)
d) Auskulatsi :
(1) S1 dan S2 di : area aortic di ICS 2 kanan dekat sternum; area pulmonic di
ICS 2 kiri dekat sternum; area trikuspidalis di ICS 3, ICS 4 dan ICS 5;
mitral/Apeks
(2) S3 dan S4 di apeks : ada/Tidak
(3) Murmur/bising jantung: ada/tidak
5) Abdomen
a) Inspeksi : bentuk perut dan gerakan kulit pada abdomen saat inspirasi dan
ekspirasi, adakah benjolan umbilikus, asites atau tidak
b) Auskultasi : peristaltik usus berapa jumlah …x/menit
c) Perkusi : bunyi timpani, hypertimpani, redup (tergantung kuadran yang mana)
d) Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak
6) Genetalia
Kebersihan, apakah terpasang kateter, volume urin
7) Anus
Adakah benjolan pada anus atau tidak
8) Ekstremitas
Superior : Gerak, deformitas atau tidak, adakah kelainan bawaan, cacat, lumpuh,
akral, oedema, varises, pemeriksaan nadi radialis ka dank i
Inferior : gerak, deformitas atau tidak, adanya kelainan bawaan, cacat, lumpuh,
akral, oedema, varises, ROM, kekuatan otot, reflex
9) Kuku dan Kulit
Warna, kelembapan, suhu, tekstur turgor, mobilitas, letak anatomi, susunan, jenis,
lesi, warna dasar kulit, sudut antara kuku dan dasar kuku, kokoh dan tidaknya
dasar kuku, sirkulasi dan pengisian kapiler.
10) Pemeriksaan penunjang
a) Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau
efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
b) EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), ekokardiogram.
c) Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada tahap lanjut dari
gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin meningkat,
peninkatan bilirubin dan enzim hati.
3) Nursing care plan (Rencana Asuhan Keperawatan)
a. Diangnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut (D.0077)
2) Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
3) Keletihan (D.0057)
4) Defisit Nutrisi (D.0019)
5) Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
6) Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
(DPP PPNI, 2017)
b. Tujuan dan kriteria hasil
1) Tingkat Nyeri (L.08066)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Tingkat nyeri
menurun.
Kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Gelisah menurun
d) Kesulitan tidur menurun
2) Kestabilan kadar Glukosa Darah (L.05022)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan meningkat
Kriteria hasil :
a) Kesadaran meningkat
b) Mengantuk menurun
c) Keluhan lapar menurun
d) Kadar glukosa dalam darah membaik
3) Tingkat Keletihan (L.05046)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Tingkat keletihan
menurun
Kriteria Hasil:
a) Verbalisasi kepulisan energi meningkat
b) Tenaga meningkat
c) Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
d) Lesu menurun
4) Status Nutrisi (L.03030)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi
membaik
Kriteria Hasil:
a) Nyeri abdomen menurun
b) Sariawan menurun
c) Rambut rontok menurun
d) Berat badan membaik
5) Perfusi Perifer
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perfusi perifer
membaik
Kriteria Hasil:
a) Denyut nadi perifer meningkat
b) Edema perifer menurun
c) Nyeri ekstremitas menurun
d) Tekanan darah sistolik atau diastolik membaik
6) Mobilitas Fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan mobilitas
fisik teratasi
Kriteria Hasil :
a) Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri sesuai kemampuan
b) Nyeri menurun
c) Kelemahan fisik menurun
c. Intervensi
1) Nyeri akut (D.0077)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi:
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri.
Terapeutik:
Edukasi:
Kolabosari:
Terapeutik:
b) Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Edukasi:
a) Anjurkan menghindari oalahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/Dl
Kolaborasi:
3) Keletihan (D.0057)
Observasi:
Terapeutik:
d) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi:
Kolaborasi:
Observasi:
Terapeutik:
g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi:
Kolaborasi:
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Observasi:
Terapeutik:
f) Lakukan hidrasi
Edukasi:
Observasi
a) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
b) Monitor kondisi umum
Terapeutik
a) Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
b) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan mobilisasi
Edukasi
a) Anjurkan melakukan mobilisasi dini
b) Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, berjalan dari tempat
tidur kekursi roda)
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
1. ANITA
2. ATIKAH RAHMAH
3. PUTRI SEPTIANI
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 19 Mei 2022 di Ruang Cempaka II, RSUD Dr.
Loekmono Hadi Kudus secara autoanamnesa dan alloanamnesa.
1. Identitas
a. Identitas Klien
Umur : 74 tahun
Agama : Islam
Nama : Tn. A
Umur : 72 tahun
Agama : Islam
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sebelum datang ke rumah sakit mengalami luka sejak 10 mei
2022, kemudian di bawa keluarga ke RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus pada tanggal
19 Mei 2022 pada jam 15.30 setelah dilakukan penanganan kemudian dipindah ke
ruang cemapak 2 pada tanggal 19 mei 2022 jam 16.15 dan kemudian dilakukan
pengkajian pada 19 maret jam 16.25 didapatkan data TD : 130/79 mmHg, RR: 20x/
mnt, N : 87x/mnt, S: 36,5◦C, SPO2 : 98%, TB : 160 cm, BB : 55 kg, GDS :
344mg/dl.
P : Nyeri ulkus DM
S : Score 5
T : terus menerus
4. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki tanda gejala yang sama dengan
penyakit yang dialaminya.
Klien mengatakan berusaha untuk sembuh dengan beristirahat yang cukup dan
memeriksakan kesehatannya jika kurang baik.
Sebelum sakit : klien mengatakan makan nasi yang berlebihan dan suka meminum
minuman yang manis. Makan 3x sehari dengan nasi yang porsi besar, bisa habis satu
piring penuh atau bahkan lebih.
Selama sakit : klien mengatakan makan nasi sesuai yang diberikan oleh rumah sakit ,
makan bubur diet DM dan lauk pauk dari RS, kadang merasa kurang lengkap jika
belum makan nasi dan minum makanan yang manis.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1 x sehari dan BAK 4x sehari warna kuning dan bau khas
tekstur padat
Selama sakit : klien mengatakan BAB 1x sehari dan BAK menggunakan alat bantu
DC sebanyak 1500cc/hari.
Sebelum sakit : klien mengatakan sebagai ibu rumah tangga bekerja sebagai petani,
mandi 2x sehari dan mengganti pakaian sesuai dengan kebutuhan.
Selama sakit : klien mengatakan saat sakit lebih sering istirahat dan tidur, karena
memiliki ulkus dikaki sebelah kirinya, mandi 1x sehari dan berganti pakaian di bantu
oleh keluarga.
Keterangan :
0: Mandiri
1: memerlukan alat
2: memerlukan bantuan
Sebelum sakit : klien mengatakan bisa tidur 7-8 jam dalam sehari dengan nyaman.
Selama sakit : klien mengatakan selama sakit kurang tidur dan merasa kurang nyaman
dan hanya tidur selama 5-6 jam/ hari.
Klien mengatakan sudah lama mengidap hiperglikemia tetapi sulit untuk mengontrol
nafsu makan.
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin segera beraktivitas, ketika sudah
sembuh akan berusaha untuk menjaga pola hidup yang sehat.
Klien mengatakan sebelum sakit dan selama sakit tidak memiliki masalah dengan
siapapun dan menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, tetangga dan
masyarakat.
Selama sakit : klien tidak melakukan hubungan karena ada masalah dengan
kesehatannya.
Klien mengatakan sebelum sakit dan selama sakit selalu membicarakan masalah atau
keluhannya dengan keluarganya.
Sebelum dan selama sakit : klien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah,
saat ini klien hanya bisa berdoa meminta kesehatan.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : 15 E 4 M 6 V 5
TD : 130/79 mmHg
RR : 20x/mnt
N : 87x/mnt
S : 36,5◦C
SPO2 : 99%
4. Kepala
a. Bentuk kepala
Rambut bersih, warna hitam putih beruban dan tidak ada lesi
c. Mata
Pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan
kacamata
d. Hidung
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak memakai alat bantu
pendengaran
f. Mulut
Keadaan lidah lembab, tidak ada karies gigi, bibir kering pucat
g. Leher
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran getah bening
5. Dada
a. Paru-paru
b. Jantung
Palpasi Pada keadaan normal ikttus kordis dapat teraba diruang inter
costa kiri V
Perkusi Pekak
6. Abdomen
Inspeksi : bentuk datar terdapat ada lesi, tidak ada benjolan umbilikus
9. Ekstremitas
Inferior : gerak normal, terdapat ulkus di kaki sebelah kiri pada tumit, ada nyeri
P : Nyeri ulkus DM
S : Score 5
T : terus menerus
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Program Therapy
TERAPI OBAT
NO NAMA OBAT KEGUNAAN DOSIS
1. INF NACL 20 TPM (500 ml)
2. Cefotaxime Antibiotik 2 X 1gram/hr ( 2 gram : 2
3. Ketorolac Meredakan nyeri flacon)
4. Lanzoprazole Menurunkan asam lambung 3 X 1 amp/hr (30mg : 3 ampul)
5. Ondansetron Mencegah mual dan muntah 1x sehari (30 mg : 1 tablet)
6. Apidra Solostar Menstabilkan gula darah 2 x 1 amp/hr (4 ml : 2 ampul)
20 ui
Terapi obat dari tanggal 19 mei 2022- 22 mei 2022
>350 : 20
300 - 350 : 16 ui
250 – 300 : 12 ui
200 – 250 : 8 ui
150 – 200 : 4 ui
<150 : 0 ui
ANALISA DATA
Nama : Ny. T
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. T
No. Hari/Tanggal Jam Dx. Keperawatan TTD
1. Kamis, 19 Mei 2022 17.00 WIB Nyeri Akut Berhubungan dengan agen pencedera fisiologis tim
(D.0077)
2. Kamis, 19 Mei 2022 17.00 WIB Ketidak Stabilan Kadar Glukosa darah berhubungan dengan Tim
Resistensi Insulin (D.0027)
3. Kamis, 19 Mei 2022 17: WIB Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan ulkus DM Tim
(D.0054)
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. T
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.T
EVALUASI
Nama : Ny. T