PROF.DR.W.Z.JOHANNES KUPANG
OLEH:
RIO HERMAWAN SODAKAIN
KELAS B / SEMESTER 6
Fakultas Kesehatan
Program Studi Keperawatan
Universitas Citra Bangsa
2022/2023
A.Konsep Penyakit
1.Definisi
Diabetes Melitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis adalah
penyakit gangguan metabolisme tubuh yang menahun akibat hormon insulin
dalam tubuh yang tidak dapat digunakan secara efektif dalam mengatur
keseimbangan gula darah sehingga meningkatkan konsentrasi kadar gula di
dalam darah (hiperglikemia) (Febrinasari, Sholikah, Pakha, & Putra, 2020).
3.Patofisiologi
Menurut (Darliana, 2017), sebagian besar gambaran patologik dari DM
dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin
berikut:
A)Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel–sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah.
B).Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak
yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
C).Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Defisiensi insulin membuat seseorang tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau
toleransi sesudah makan.Pada hiperglikemia berat yang melebihi
ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160–180
mg/100 ml), akan timbul glikosuria karena tubulus–tubulus
renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi
dan timbul polidipsi.
Adanya glukosa yang keluar bersama urine akan menyebabkan pasien
mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta
cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah asthenia
atakekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan
mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer, Hal ini akan
memudahkan terjadinya gangren.
Mekanisme terjadinya DM tipe 2 umumnya disebabkan karena
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe
2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan.
b.Laboratorium
a.Perencanaan Makan
Faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan ialah
cara memasak, proses penyiapan makanan dan bentuk makanan serta
komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein), yang dimaksud
dengan karbohidrat adalah gula, tepung dan serat. Semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin patuh dalam diet, serta ada kecenderungan
semakin baik dukungan keluarga semakin patuh dalam
diet.Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika
Merekomendasikan = 50 – 60% kalori yang berasal dari:
1).Karbohidrat 60 – 70%
2).Protein 12 – 20 %
3), Lemak 20 – 30 %
b.Latihan Jasmani
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan jalan kaki
ringan 30 menit sangat penting bagi penderita diabetes melitus tipe 2
karena hal ini terbukti bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes melitus. Selain itu, latihan jasmani dapat menurunkan berat
badan (jalan, bersepeda santai, jogging, berenang). Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Perlu
dibatasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak
(menonton televisi).
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metablisme istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan
tubuh. Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah, dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin, serta
pada saat pengendalian metabolic buruk. Gunakan alas kaki yang tepat
dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.
Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan. Terapi
kombinasi premixed insulin dengan biguanid merupakan terapi yang
banyak menunjukkan keberhasilan terapi. Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara kepatuhan dengan keberhasilan terapi.
Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat).
d.Pemeriksaan Gula Darah
Tujuan pemeriksaan laboratorium bagi penderita Diabetes Mellitus
yaitu untuk menegakkan diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya
komplikasi. Perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah
komplikasi.
7.Komplikasi
Komplikasi pada Diabetes Mellitus ada dua, yaitu komplikasi akut
dan komplikasi kronik. Adapun yang termasuk komplikasi akut yakni
diabetik ketoasidosis, sedangkan komplikasi kronik terdiri dari
komplikasi makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler. Penyakit
retinopati, nefropati, dan neuropati merupakan jenis komplikasi
mikrovaskuler.
Sedangkan penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak,
dan penyakit pembuluh darah perifer merupakan jenis komplikasi
makrovaskular (Suciana, Daryani, Marwanti, & Arifianto, 2019).