Konsep Medis
1. Definisi
Diabetes Mellitus (DM)
didefinisikan sebagai
sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai
oleh
kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau
hiperglikemi
(Smeltzer, 2013) dalam
(Andari et al., 2020).
Diabetes
Mellitus adalah gangguan
metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan
manifestasi
berupa hilangnya
toleransi karbohidrat. Jika
telah
berkembang penuh secara
klinis, maka diabetes
mellitus
ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan
postprandial,
aterosklerotik, penyakit
vaskular mikroangiopati,
dan
neuropati (Price,
2013) dalam (Andari et al.,
2020).
Menurut American
Diabetes Association
(ADA)
tahun 2019, diabetes
melitus adalah suatu
penyakit
metabolik yang ditandai
dengan adanya
hiperglikemia
yang teijadi karena
pankreas tidak mampu
mensekresi
insulin, gangguan keija
insulin, ataupun keduanya.
Dapat
teijadi kerusakan jangka
panjang dan kegagalan
pada
berbagai organ seperti
mata, ginjal, saraf,
jantung, serta
pembuluh darah apabila
dalam keadaaan
hiperglikemia
kronis (Association, 2S
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN
DIABETES MELITUS
OLEH :
DEKA INDRIANI
NIM : 2023207209006
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai olehkenaikan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemi (Smeltzer, 2013) dalam (Andari et al., 2020).
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Jika telahberkembang penuh secara klinis, maka diabetes
mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerotik, penyakit vaskular mikroangiopati, danneuropati
(Price,2013) dalam (Andari et al., 2020). Menurut American Diabetes
Association (ADA) tahun 2019, diabetes melitus adalah suatu
penyakitmetabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang
terjadi karena pankreas tidak mampu mensekresi insulin, gangguan
keija insulin, ataupun keduanya. Dapat terjadi kerusakan jangka panjang
dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf, jantung,
serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia kronis
(Association, 2019). Diabetes adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan adanya peningkatankadar gula dalam darah.
Diabetes teijadi karena adanyamasalah karena produksi hormone insulin oleh
pancreas,baik hormone itu tidak diproduksi dalam jumlah yangbenar,
maupun tubuh tidak bisa menggunakan hormoneinsulin yang benar
(Manurung, 2018). Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolic kronis
yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi, yaitu Ketika tubuh tidak
dapat memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein karena kekurangan
hormone insulin atau penggunaan hormone insulin yang tidak efektif
(Doenges, Moorhouse, & Murr, 2018). Diabetes Mellitus (DM) merupakan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan membutuhkan pengelolaan
seumur hidup dalam mengontrol kadar gula darahnya agar dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita (Sundari, 2016) dalam (Muliasari et
al., 2019). Penderita DM yang tidak dapat mengontrol gula darahnya akan
memiliki potensi mengalami komplikasi hiperglikemi, dimana kondisi ini
akan selalu diikuti komplikasi penyempitan vaskuler, yang berakibat pada
kemunduran dan kegagalan fungsi organ otak, mata, jantung dan ginjal
(Darmojo, 2005) dikutip dalam (Muliasari et al., 2019)
2. Etiologi
Insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) ataudiabetes mellitus
tergantung insulin (DMTI) disebabkanoleh destruksi sel P pulau
lagerhans akibat prosesautoimun. DM tipe 1 ini biasanya ditandai oleh
awitanmendadak yang teijadi pada segala usia, tetapi biasanyausia muda (<30
tahun). Sedangkan Non-Insulin dependentdiabetes mellitus (NIDDM)
disebabkan oleh karenakegagalan relatif sel P dan resistensi insulin.
Resistensiinsulin adalah turunnya kemampuan insulin untukmerangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan periferdan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel Ptidak mampu mengimbangi resistensi ini
sepenuhnya,artinya teijadi defisiensi relative insulin. Ketidakmampuanini
terlihat dari berkurangnya sekresi insulin padarangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosabersama bahan perangsang sekresi
insulin lain. Berarti selP pancreas mengalami desintisasi terhadap
glukosa(Manurung, 2018).
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensimetabolic
defisiensi insulin (Nurarif & Kusuma, 2015).a. Kadar glukosa puasa tidak
normalb. Hiperglikemia berat akibat glucosuria yang akan menjadidieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin(polyuria) dan timbul rasa
haus (polydipsia)c. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB
berkurangd. Lelah dan mengantuke. Gejala lain yang dikeluhkan adalah
kesemutan, gatal,mata kabur, impotensi, peruritas vulva
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah
b. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus padasedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
1) Glukosa plasma sewaktu >200mg/dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jamkemudian
sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat(2jam post prandial (pp) > 200
mg/dl)
c. Tes laboratorium DMJenis tes pada pasien DM dapat berupa tes
saring,terdiagnostik, tes pemantauan, terapi dan tes untukmendeteksi
komplikasid. Tes saringTes-tes saring pada DM adalah:
1) GDP/ GDS2) Tes glukosa urin:
a) Tes konvensional (metode reduksi/ benedict)
b) Tes Tarik celup (metode glucose exidase/hexokinase)
d. Tes diagnosticTes-tes diagnostic pada DM adalah: GDP< GDS, GD2PP
(glukosa Darah2 Jam Post Prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO
f. Tes monitoring terapiTes-tes monitoring terapi DM adalah:
1) GDP: plasma vena, darah kapiler
2) GD2PP: plasma vena
3) Alc: darah vena, darah kapiler
g. Tes untuk mendeteksi komplikasiTes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah:
1) Mikroalbuminuria: urin
2) Ureum, kreatinin, asam urat
3) Kolestrol total: plasma vena (puasa)
4) Kolestrol LDL: plasma vena (puasa)
5) Kolestrol HDL: plasma vena (puasa)
6) Trigliserida: plasma vena (puasa)
B. PROSES KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan menurut (Nugroho, 2010) :
1. Pengkajian
a. Identitas umum : Nama pasien, usia pasien, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, Pendidikan, pekeijaan, alamat tempat tinggal, suku bangsa.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeriabdomen, nafas
pasien mungkin berbau asetonpemapasan kussmaul, poliuri,
polidipsi,penglihatanyang kabur, kelemahan, dan sakit kepala.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan teijadinya penyakit, penyebabteijadinya penyakit
serta upaya yang telah dilakukanoleh penderita untuk mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan dahuluAdanya Riwayat penyakit DM atau
penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensiinsulin
misalnya penyakit pancreas. Adanya Riwayatpenyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis,Tindakan medis yang pemah di dapat maupun
obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
4) Riwayat kesehatan keluargaDari genogram keluarga biasanya terdapat
salah satuanggota keluarga yang juga menderita DM ataupenyakit
keturunan yang dapat menyebabkanteijadinya defisiensi insulin
missal hipertensi,jantung.
5) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
c. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara,tinggi badan, berat badan,
dan tanda-tanda vital.
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakahpembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidahsering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigimudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah,apakah penglihatan kabur/ ganda,
diplopia, lensamata keruh.
3) System integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warnakehitaman bekas luka,
kelembaban, dan suhu kulit,tekstur rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Padapenderita DM mudah
teijadi infeksi.
5) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atauberkurang,
takikardi/ bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
6) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, muntah,diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan,peningkatan lebar abdomen, obesitas.
7) Sistem urinary
Poliuri, retensi urin, inkontinensia urin, rasa panasatau sakit saat berkemih.
8) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahantinggi badan, cepat lelah,
lemah, dan nyeri, adanya gangrene di eksremitas.
9) Sistem neurologis
Teijadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia,letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi (Sya’diah, 2018).
1. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas
b. Defisit nutrisi
c. Hipovolemia
d. Gangguan integritas kulit
e. Hipetermi
2. Rencana Keperawatan
a. Intervensi aktivitas
Tujuan :
Intervensi :
1. Identifikasi fungsi tubuh mengakibatkan kelelahan
2. Monitor dan emosional
3. Sediakan nyaman dan stimulus
4. Lakukan rentang pasif
5. Anjurkan tirah
6. Melakukan secara bertahap
7. Kolaborasi gizi tentang meningkatkan makanan
Hasil yang diharapkan :
1. Dapat perubahan
2. Mendukung istirahat adekuat
3. Mendukung klien ketingkat yang lebih normal bertahap
b. deficit nutrisi
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi :
1. identifikasi status nutrisi
2. identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
3. monitor asupan makanan
4. monitor berat badan
5. berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. berikan suplrmrnmakanan jika perlu
7. ajarkan diet yang diprogramkan
Hasil yang diharapkan : meminimalisir anoreksia dan mual yang
berkaitan dengan kondisi uremia dan penurunan peristaltic
c. hipopolemia
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
1. periksa tanda dan hipopolemia
2. monitor intake output cairan
3. hitung cairan
4. berikan asupan oral
5. anjurkan memperbanyak cairan oral
6. kolaborasi cairan IV
Hasil yang diharapkan :
1. membantu cairan dalam tubuh
2. memberikan kebutuhan volume scara fungsi ginjal,
keefektifan terapi
3. menghundari dehidrasi
4. Tanda-tanda vital stabil
C. DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik : Pedoman Penatalaksaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Bustan. 2007. Epidermiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta.
Cahyono, S. 2008. Gaya Hidup Dan Penyakit Modern. Yogyakarta : Kanisius
Darmojo, R. Boedhi. (2010). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta :
FKUI
Departemen Kesehatan RI. 2012. Pharmaceutical care untuk penyakit
hipertensi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Junaedi, E. 2013. Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta Selatan.