Nim : 2021206203194P
M.K : Psikososial
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya stress pada perawat antara lain :
hubungan kurang baik antara penyelia, dokter, rekan perawat, pasien dan keluarga pasien,
perawat menciptakan harapan yang tinggi terhadap diri sendiri sebagai cara untuk
kurang kondusif.
Stress yang dialami seorang perawat dapat bervariasi dengan perawat lain, karena
stress merupakan proses persepsi yang bersifat individual. Profesi perawat rentan akan
mengalami stress, hal ini di sebabkan karena karateristik pekerjaan perawat yang diharapakan
dapat secara cepat dan tepat dalam menangani pasien. Situasi pekerjaan yang sering kali
bertemu dengan pasien dalam kondisi kritis dan resiko terpaparnya penyakit dari pasien bisa
menjadi salah satu faktor munculnya stress pada perawat. Stress kerja yang dialami karyawan
merupakan hubungan yang timbal balik antara sesuatu yang berada di dalam diri individu
dengan sesuatu yang berada di luar karyawan tersebut, artinya sering kali perawat mengalami
situasi yang kontradiksi dengan nilai yang dipahami oleh perawat. Faktor lain yang
menyebabkan stress pada perawat adalah pembagian shift kerja, ambiguitas peran dan
hubungan kerja yang buruk antara atasan, bawahan dan rekan kerja.
Perawat adalah profesi yang rentan terkena stress karena perawat memiliki peran
utama dalam kontak dengan pasien dan kebanyakan tindakan dilakukan oleh perawat. Stress
yang sering dialami selama menjadi perawat adalah ketika diberikan beban kerja yang berat
dan melebihi kemampuan,dituntut bekerja sempurna dan cepat,dengan jam kerja yang cukup
lama dan rekan kerja terbatas namun pasien cukup banyak sehingga mengharuskan bekerja
dengan system multi tasking dan sulit untuk istirahat, bekerja dengan system senioritas yang
dimana junior yang bekerja lebih keras dibandingkan senior dan apabila melakukan
pekerjaan nya sehingga perawat merasa tidak nyaman dan tidak senang,tingginya beban kerja
1.Perubahan Emosi
Perubahan emosi menjadi salah satu tanda paling umum yang terjadi pada pengidap stres.
Kondisi ini menyebabkan seseorang mudah gusar, merasa frustasi, dan suasana hati menjadi
mudah berubah-ubah alias mood swing. Orang yang mengalami stres umumnya akan sulit
untuk menenangkan pikiran, merasa rendah diri, kesepian, bingung, menghindari orang lain,
2. Gejala Fisik
Perubahan kondisi fisik juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami stres. Hal ini
menyebabkan seseorang mudah merasa lemas, pusing, migrain, gangguan pencernaan, nyeri
otot, serta jantung berdebar. Stres juga sering ditandai dengan sulit tidur di malam hari, tubuh
gemetar, kaki terasa dingin dan berkeringat, mulut kering, sulit menelan, hingga menurunnya
hasrat seksual.
3. Perubahan Kognitif
Selain ciri fisik, stres juga bisa menyebabkan seseorang mengalami perubahan kognisi.
Kondisi ini membuat seseorang menjadi sering lupa, sulit memusatkan perhatian, selalu
berpikir negatif, pesimis, dan sering membuat keputusan yang tidak baik.
4. Perubahan Perilaku
Dalam tingkat yang parah, rasa tertekan dan stres bisa menyebabkan seseorang mengalami
perubahan perilaku. Kondisi ini menyebabkan penurunan nafsu makan, tidak fokus dan
sering menghindari tanggung jawab, sering gugup, mudah marah, hingga mencari
Stressor dapat terdiri atas kelebihan beban kerja, kebijakan institusi tempat bekerja, konflik
dengan rekan kerja atau karakteristik klien (Foxall, Zimmermen, dan Bene, 1990; Skipper,
Jung dan Coffey, 1990). Reaksi terhadap stressor yang berkaitan dengan pekerjaan
pengaruh stress dimana bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan mengetahui tehnik
tehnik pengelola stress sehingga org lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan dari
1. Mendengarkan musik.
2. Menonton film.
6. Liburan.