Anda di halaman 1dari 8

Vol.

VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

MANAGEMEN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU

Titin Suprihatin
RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAK

ICU (Intensive Care Unit) merupakan salah satu lingkungan kerja yang memiliki kecenderungan
stres tinggi. penyebab stres perawat ICU diantaranya adalah: kondisi klien yang kritis, ruang ICU yang
dilengkapi dengan fasilitas canggih, suasana kerja yang sibuk serta menuntut ketrampilan yang khusus. Jika
stres kemudian bertambah maka perawat akan mengalami berbagai gejala stress yang dapat mempengaruhi
kinerja dan kesehatannya, bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk mengatasi lingkungannya. Upaya
pencegahan stres kerja perawat di Icu dapat melalui pendekatan individual, pendekatan organisasi, dan
pendekatan sosial budaya, agama, olah raga dan medik / psikiatrik.

Kata-kata kunci: manajemen stress, perawat, ICU

STRESS MANAGEMENT NURSE WORKING IN ICU

ABSTRACT

ICU (Intensive Care Unit) is one of the working environment has a tendency to high stress. ICU
nurses causes of stress include: client's critical condition, the ICU is equipped with advanced facilities, a busy
working environment and demands special skills. If stress increases, the nurse will then experience the
symptoms of stress that can affect the performance and health, can even threaten its ability to cope with their
environment. Prevention of work stress in Icu nurse can go through an individual approach, the organization's
approach, and the approach to social, cultural, religious, sports and medical / psychiatric.

Key words: stress management, nurses, ICU

PENDAHULUAN keluarga klien sering mengeluh dan memberikan


kritikan sepihak tanpa mempertimbangkan beban
Stres dalam hidup sehari–hari banyak dan situasi kerja perawat. Kondisi ini dapat pula
dijumpai, apalagi dalam lingkup pekerjaan. Stres menimbulkan stres bagi perawat. Disamping
dalam lingkup kerja dapat berasal dari lingkungan kondisi klien yang kritis, ruang ICU yang
kerjanya maupun dari individu itu sendiri (Tedy, dilengkapi dengan fasilitas canggih seperti monitor
1998: 229 ). Perubahan lingkungan dapat jantung, respirator, fibrilator, suasana kerja yang
menimbulkan ketegangan atau stress pada sibuk memberikan kesan serius, serta menuntut
manusia. Untuk dapat bertahan manusia harus ketrampilan yang khusus untuk dapat
selalu melakukan adaptasi diri terhadap melaksanakan pekerjaan di ICU, hal tersebut juga
perubahan lingkungan. Bila manusia tidak berhasil merupakan stresor yang kuat terhadap stres
beradaptasi terhadap perubahan tersebut akan perawat ICU.
jatuh pada kondisi sakit. Stres pekerjaan dapat Menurut hasil survey yang dilakukan oleh
disebabkan oleh kondisi kerja (Abraham dan Robinson dan Lewis pada tahun 1990 dikatakan
shanley, 1992 ). bahwa angka kejadian stress pada perawat ICU
Salah satu faktor penentu citra baik dan sama tingginya dengan angka kejadian stres pada
buruknya institusi pelayanan kesehatan di pilot pesawat terbang. Dari 577 perawat ICU di
masyarakat adalah mutu asuhan keperawatan. Texas USA yang dilakukan survey maka
Asuhan keperawatan dapat berhasil dengan ditemukan bahwa penyebab stres perawat ICU
ditunjang oleh banyak faktor, salah satunya diantaranya adalah: Kondisi lingkungan kerja yang
adalah kondisi fisik dan psikologis dari perawat menegangkan, kurangnya pengalaman dalam
(Azwar, 1996). ICU (Intensive Care Unit) menangani klien kritis. giliran tugas shift pagi,
merupakan salah satu lingkungan kerja yang sore dan malam, kurangnya harmonis hubungan
memiliki kecenderungan stres tinggi. Hal ini dengan atasan dan rekan kerja, serta kurangnya
dimungkinkan karena perawat ICU dihadapkan penghargaan.
pada klien dengan kondisi kritis yang mengancam Jika tekanan kerja mulai terjadi, hal ini
jiwa, sehingga membutuhkan perhatian, dapat menyebabkan hambatan proses berpikir,
pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk dapat lebih emosional dan gangguan pada kondisi fisik.
memberikan tindakan dengan cepat dan tepat. Jika stres kemudian bertambah maka perawat
Klien yang dirawat di ICU juga akan mengalami berbagai gejala stress yang
merupakan stres bagi keluarga klien. Sehingga dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatannya,

JURNAL KEPERAWATAN 103


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk


mengatasi lingkungannya. 2. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja yang terjadi akan berdampak
sangat bervariasi dan komplek baik secara Stress kerja adalah kondisi yang terjadi
langsung maupun tidak langsung terhadap aspek akibat interaksi antara manusia dengan
fisik, psikologis maupun perilaku, antara lain pekerjaannya yang ditandai perubahan dalam
mencakup sakit kepala, keluar keringat dingin, dirinya yang mengakibatkan penyimpangan dari
jantung berdebar, tidak puas terhadap pekerjaan, fungsi yang normal (Bohr dan New Man, 1984).
konflik hubungan interpersonal, mudah Sedangkan menurut Clouse dan June, stress kerja
tersinggung, mudah marah, menarik diri, merupakan kondisi di mana beberapa factor
produktivitas menurun dan loyalitas kurang pekerjaan berinteraksi dengan pekerja yang
(Abraham dan Shanley, 1992 ). mengganggu keseimbangan psikologis dan
Perawat di ruang ICU harus mampu fisiologis.
melakukan interpretasi keadaan klien, mendeteksi
perubahan-perubahan fisiologis yang dapat 3. Konsekuensi Stres
mengancam jiwa serta dapat bertindak mandiri
dalam menagani kegawatan sebelum dokter Konsekuensi stres dirumuskan oleh Meg
datang. Sehingga apabila kondisi fisik dan Bond (1986 : 5), dalam tiga kategori:
psikologis perawat terganggu akan 1. Gejala Fisiologis meliputi : mual, jantung
membahayakan keselamatan klien karena perawat berdebar, frekuensi pernafasan meningkat,
tidak mampu melaksanakan tugas dengan sesak nafas, banyak keringat, sakit perut /
semestinya. nyeri pada uluhati, gangguan istirahat, sakit
kepala / migrain, otot terasa kaku, mulut
Konsep Stres kering, gangguan penglihatan, gangguan
tidur, peningkatan tekanan darah, keletihan,
1. Pengertian Stres merasakan kedinginan, kaku leher, nyeri
tubuh yang tidak spesifik, gatal yang tidak
Stres mempunyai efek yang holistik, spesifik, constipasi, diare, telapak tangan
mempengaruhi seluruh dimensi kehidupan lembab, akral dingin, lutut gemetar, pucat,
manusia baik fisik, emosi, intelektual maupun penurunan berat badan.
spiritual. Presepsi terhadap stres merupakan 2. Gejala psikologi meliputi : Kecemasan,
reaksi yang sangat individual tidak hanya antara ketakutan, mudah tersinggung dan marah,
satu orang dengan orang lain tetapi juga antara depresi, menangis tanpa sebab, histeri,
suatu saat yang lain pada orang yang sama. menyalahkan diri sendiri, apatis, frustasi,
Stres adalah suatu keadaan yang terjadi tidak punya harapan, merasa bodoh, merasa
pada manusia/individu yang mengakibatkan tidak mampu melakukan sesuatu, merasa
individu itu mengalami gangguan perasaan dalam kehilangan pikirannya,, kegembiraan /
dirinya dan berpengaruh dalam kehidupan sehari- kesedihan yang berlebihan, penuh
hari. Perasaan yang terganggu itu karena adanya kebencian, berprasangka negatif, jenuh
tuntutan atau stimuli yang tidak biasa dengan kehidupan, selalu curiga dengan
menimbulkan jawaban respon dari tubuh secara orang lain membicarakan dirinya. Gangguan
khusus, tuntutan terhadap tubuh itu membuat berfikir meliputi : Tidak dapat konsentrasi
tubuh mengadakan penyesuaian secara kontan penuh, mudah lupa, hilang ingatan, sering
untuk memelihara physiological dan psychososial berbuat kesalahan, bingung, selalu berpikir
serta homeostatis. Stress juga dapat diartikan tidak cukup waktu untuk mengerjakan
sebagai respon tubuh yang tidak spesifik terhadap sesuatu, selalu menghindar dari masalah,
setiap kebutuhan yang terganggu. Faktor yang selalu berganti – ganti rencana, selalu
menyebabkan perubahan/gangguan kebutuhan berfikir hal yang kecil sampai detail.
disebut stressor. 3. Gejala perilaku meliputi : pendiam, kata –
Menurut Kozier (1989) dikatakan bahwa katanya bersifat profokatif, argumentasi
stress memberikan dampak secara total pada yang tidak beralasan, sikap yang agresif
individu yaitu fisik, emosi, intelektual, sosial dan impulsif, hiperaktif, tidak sensitif pada
spiritual. Stress fisik mengancam keseimbangan lingkungan, reaksi yang lamban terhadap
secara fisiologis, stress emosi dapat menimbulkan situasi yang membahayakan, kehilangan
perasaan negatif atau destruktif terhadap daya tarik terhadap sesuatu yang disuka,
diri sendiri, stress intelektual akan sikap kompetisi yang rendah, menarik diri,
mengganggu presepsi dan kemampuan banyak mengkomsumsi rokok, minuman
menyelesaikan masalah. Stress sosial akan keras, makan yang berlebihan, kehilangan
mengganggu hubungan individu dengan orang nafsu makan, banyak bicara, kebersihan diri
lain, serta stress spiritual akan merubah rendah, tangan gemetar saat menulis,
pandangan individu terhadap kehidupan. penurunan produktifitas kerja, tidak puas

JURNAL KEPERAWATAN 104


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

terhadap pekerjaan, putus asa pada ICU adalah unit atau tempat perawatan
pekerjaan dan meninggalkan pekerjaan. klien – klien dalam keadaan kritis yang disebabkan
Sedangkan menurut Stephen P. Robbins oleh penyakit atau trauma, dengan cara
(1996), konsekuensi stres mencakup : perawatan intensif serta pengobatan yang cepat
1. Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres : dan tepat dilengkapi peralatan khusus dan
Penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak canggih serta para dokter dan staf perawat yang
lambung, kolitis ulseriva, gangguan sudah terlatih ( Yoseph Varon, MD,1994 ).
menstruasi, gangguan pencernaan, mual dan Sedangkan menurut Hardiono dalam buku materi
muntah, alergi, serangan asma, diabetes pelatihan perawat ICU tingkat dasar dikatakan
serta kanker. bahwa ICU adalah tempat merawat klien
2. Kecelakaan kerja, terutama pada pekerja kritis/gawat atau klien yang mempunyai resiko
dengan tuntutan kinerja yang tinggi, tinggi terjadinya kegawatan, dengan sifat penyakit
perhatian kurang, bekerja gilir, dan yang reversible, dengan penerapan: Terapi
penyalahgunaan zat adiktif. agresif, teknologi tinggi, monitoring invasive dan
3. Absentateisme, sering terjadi pada individu non invasive serta penggunaan obat-obat patent.
yang sulit menyesuaikan diri dengan Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas
pekerjaannya sebagai akibat stres pekerjaan. menangani klien pasca bedah atau ventilasis saja ,
Tidak hadir yang sering karena pilek, sakit namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
kepala dan penyakit ringan lainnya selalu Intensive Care Madicine “ Ruang lingkup
menimbulkan pertanyaan. pelayanannya meliputi dukungan fungsi – fungsi
4. Lesu kerja ( Burn Out ), terjadi bila individu organ – organ vital seperti pernafasan ,
kehabisan motivasi dalam upaya meneruskan kardiosirkulasi, susunan syaraf pusat, ginjal dan
suatu kinerja yang tinggi. Mereka kecewa lain lannya, baik pada klien dewasa atau klien
terhadap pekerjaannya tidak sesuai yang anak. ( Kementrian Kesehatan RI 2011 ).
diharapkan, sehingga mereka merasa
dibodohi atau dikhianati. 2. Standar Pelayanan ICU

4.Kualitas Stres Menurut buku standar pelayanan ICU


yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (
Menurut Seyle ( 1956 ) respon terhadap 2011 ) dikatakan bahwa ICU harus memiliki
stresor dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu : kekhususan seperti :
1. Tahap alarm ( Alarm stage ), seluruh 1) Memiliki ruangan khusus tersendiri didalam
sistem berubah menjadi keadaan rumah sakit.
siaga, dengan tanda : 2) Memiliki kriteria penderita masuk, keluar
1) Terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan rujukan.
dan segera. 3) Memiliki dokter spesialis yang dibutuhkan
2) Mempunyai ketegangan yang tinggi. dan dapat dihubungi, datang setiap saat
3) Tubuh bereaksi seperti : denyut nadi diperlukan.
meningkat, frekkuensi pernafasan 4) Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi
bertambah, tekanan darah naik, kadar konsultan intensive care atau dokter ahli
glukosa, kolesterol dan adrenalin konsultan intensive care yang lain yang
meningkat. bertanggung jawab secara keseluruhan dan
2. Tahap resistensi ( Adaption stage ), bila dokter jaga yang minimal mampu resusitasi
stres terus berlangsung, maka gejala yang jantung paru
semula ada akan menghilng atau berkurang, 5) ( bantuan hidup dasar dan bantuan hidup
karena terjadi penyesuaian dengan lanjut).
lingkungan dan peningkatan daya tahan 6) Mampu menyediakan tenaga perawat
terhadap stress. dengan perbandingan klien : perawat sama
3. Tahap exhausted (Exhause stage ), pada dengan 1: 1 untuk klien dengn ventilator,
tahap ini tubuh tidak mampu mengatasi renal replacement terapy, dan 2 : 1 untuk
stres, energi yang digunakan untuk kasus-kasus lainnya.
menyesuaikan diri telah menurun dan 7) Memiliki lebih dari 75 % perawat bersertifikat
terjadilah kelelahan, akhirnya muncul terlatih perawatan/ terapi intensif atau
berbagai gangguan sampai kematian. minimal berpengalaman kerja 3 ( tiga )
tahun di ICU.
8) Mampu melakukan semua bentuk
Konsep ICU pemantauan dan perawatan/terapi intensif
baik non – invasif maupun invasif.
1. Pengertian ICU ( Intensive Care Unit) 9) Mampu melayani pemeriksaan laboratorium,
roentgen, kemudahan diagnostic dan

JURNAL KEPERAWATAN 105


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

fisioterapi selama 24 ( dua puluh empat ) tim, peran dalam organisasi, Tanggung jawab
jam. terhadap orang lain, pengembangan karier,
10) Memiliki paling sedikit seorang yang mampu pengaruh kepemimpinan.
dalam mendidik tenaga medik dan para
medik agar dapat memberikan pelayanan 1) Lingkungan Fisik.
yang optimal pada klien. Lingkungan fisik perawat ICU, menurut Mary
11) Memiliki prosedur untuk pelaporan dan Lou, 1997 meliputi :
pengkajian. 1. Bunyi alarm ventilator dan bunyi monitor
12) Memiliki staf tambhan yang lain, seperti jantung
tenaga administrasi, tenaga rekam medik, 2. Banyaknya alat canggih
tenaga untuk kepentingaan ilmiah dan 3. Lingkungan ruang ICU yang tertutup
penelitian. dengan dunia luar.
4. Suara rintihan dan jeritan klien.
3. Tugas Perawat ICU 5. Kondisi klien dengan balutan yang
lembab dengan cairan yang purulen,
Tugas Perawat ICU adalah : darah, terpasangnya berbagai berbagai
1) Memberikan Asuhan keperawatan secara slang seperti slang infus, drainage, slang
holistik meliputi aspek Bio, Psiko, Sosial. Dan oksigen, endotracheal tube, cubing
Spiritual. ventilator, maag slang, kateter dan urine
2) Melaksanakan semua tindakan keperawatan bag.
dan pemantauan klien 6. Terdapatnya ekskresi saluran cerna,
3) Melaksanakan tugas limpahan tindakan genitalia, mukosa, berupa darah, bekas
medik sesuai dengan rencana pengelolaan muntahan, urine dan feses.
klien 7. Kemungkinan memburuknya kondisi klien
4) Dalam keadaan darurat dapat memberikan yang tiba-tiba, situasi kerja saat
pertolongan pertama sesuai dengan kaidah – melakukan resusitasi (penanganan
kaidah Resusitasi Kardiopulmoner Penunjang kegawatan), kondisi klien menjelang
Hidup Dasar dan Lanjut ( Basic and kematian dan menghadapi kematian
Advanced Life Support ). klien.
5) Melaporkan kepada dokter ICU atau dokter 8. Kondisi keluarga klien yang cemas dan
jaga ICU tentang perubahan keadaan klien tidak kooperatif.
yang bdirawat. 9. Keadaan dansituasi gawat yang tidak
6) Menulis dan mencatat setiap tindakan yang dapat diramalkan.
dilakukan di pada status klien.
7) Melakukan timbang terima secara 2) Hubungan antar kerja tim
menyeluruh pada setiap pergantian tugas. Hubungan kerja antar tim adalah
8) Membuat laporan inventaris klien dan hubungan dengan atasan, dengan teman sejawat
tindakan keperawatan setiap hari. dan dengan bawahan. Yang menjadi penyebab
9) Ikut menjaga dan bertangguang jawab agar stres pada perawat ICU yang dikarenakan
semua peralatan medik maupun non medik hubungan antar anggota tim meliputi:
di ICU berada dalam kondisi prima dan siap 1. Terbatasnya waktu untuk berkomunikasi
pakai. dengan sesama anggota tim
10) Sebagai anggota tim medik wajib menjaga 2. Kurangnya kerja sama atau ketidak
agar policy, prosedur perawatan dan harmonisan dengan antar anggota tim
pengendalian infeksi tetap ditegakan dan 3. Ketidak harmonisan hubungan dengan
dilaksanakan dengan baik. atasan
11) Pengaturan jaga di ICU dilakukan oleh 4. Ketidak harmonisan atau kurangnya kerja
penanggung jawab urusan SDM ICU. sama antara perawat dengan tim
kesehatan yang lain.
5. Ketidak seimbangan pemahaman antar
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Stres individu.
Kerja 6. Selain hubungan antar anggota tim juga
mencakup kondisi keluarga yang
1. Kondisi Kerja 7. kurang kooperatif dan menuntut perawat
untuk berbuat lebih (Suthurland & Cary
Kondisi kerja adalah keadaan lingkungan, L Looper, 1990).
atmosphere kerja dimana diartikan sebagai situasi
yang ditanggapi individu perawat (Vechio, 1995). 3) Peran dalam Organisasi
Tanggapan individu dapat mencakup tanggapan Stres kerja dapat timbul bila terjadi
fisik maupun mental. Lingkungan pekerjaan kekaburan peran dan konplik peran. Kekaburan
meliputi: Lingkungan fisik, hubungan kerja antar peran adalah suatu kesenjangan antara jumlah

JURNAL KEPERAWATAN 106


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

informasi yang dimiliki seseorang dengan yang Beban kerja adalah tanggapan individu (
dibutuhkannya untuk dapat melaksanakan pekerja ) terhadap lama dan banyaknya
perannya dengan tepat. Kekaburan dalam peran pekerjaan. Beban kerja sebagai sumber stres
dapat menjadi sumber stres karena menghambat disebabkan oleh kelebihan beban kerja baik
individu dalam menjalankan tugasnya dan secara kuantitatif maupun kualitatif.
menyebabkan timbulnya perasaan tidak aman dan 1) Kelebihan beban kerja secara kuantitatif di ICU
tidak menentu. Ciri – ciri kekaburan peran adalah meliputi :
ketidak jelasan peran yang dimainkannya, ketidak 1. Harus melaksanakan observasi klien
jelasan kepada siapa dia bertanggung jawab dan secara ketat selama jam kerja.
kepada siapa dia melapor serta ketidakcukupan 2. Terlalu banyak dan beragamnya
wewenang untuk melaksanakan tanggung pekerjaan yang harus dikerjakan.
jawabnya. Sedangkan konflik peran merupakan 3. Rasio antara klien dengan perawat
ketidaksesuaian antara harapan atau tuntutan kurang dari standar.
peran dengan nilai – nilai individu, ciri-ciri adanya 4. Kontak langsung dengan klien secara
konflik peran antara lain individu menerima terus menerus selama jam kerja.
perintah atau permintaan yang bertententangan, 2) Beban kerja secara kualitatif meliputi :
atau terjepit di antara 2 atau lebih kepentingan 1. Pengetahuan dan ketrampilan yang
yang berbeda (Teddy, 1998) dimiliki perawat tidak mampu
mengimbangi sulitnya pekerjaan di ICU.
4) Tanggung jawab terhadap orang lain ( 2. Tanggung jawab yang tinggi terhadap
Responsibility for people) asuhan keperawatan klien sakit kritis di
Ditinjau dari urusannya dapat dibagi ICU.
menjadi tanggung jawab atas orang dan tanggung 3. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap
jawab atas barang ( uang, alat ), Tanggung jawab pelayanan yang berkualitas
terhadap orang secara mental emosional 4. Tuntutan keluarga klien terhadap
pengaruhnya lebih besar dibandingkan tnggung keselamatan klien.
jawab terhadap barang. Meningkatnya tanggung 5. Setiap saat dihadapkan pada
jawab atas orang akan memerlukan waktu lebih pengambilan keputusan yang tepat.
banyak untuk berinteraksi (Caplan, 1991). 6. Menghadapi klien dengan karakteristik
tidak berdaya, koma dan kondisi
5) Pengembangan karir ( Career development) terminal.
Dua aspek yang merupakan sumber stres
yaitu overpromotion dan undepromotion. 3. Sistem Penghargaan (Reward Systems)
Overpromotion terjadi oleh karena suatu sebab
seseorang dipromosikan terlalu cepat sehingga Yang dapat mempengaruhi stres kerja
sampai suatu tingkatan, pengetahuan yang dalam masalah ini adalah meliputi : Tidak adanya
dimilikinya tidak cukup lagi untuk menjalankan sistem yang mengatur pemberian penghargaan
tugas dengan baik. Underpromotion terjadi bila terhadap karyawan yang berprestasi, kurangnya
individu seharusnya sudah memenuhi syarat untuk penghargaan, dan salah sasaran dalam pemberian
dipromosikan tetapi tidak dipromosikan. Bagi penghargaan (Makmuri, 1999 ).
individu kesempatan memperoleh promosi bukan
hanya berarti akan mendapatkan penghasilan
yang lebih besar, tetapi juga berarti status dan Upaya – upaya Pencegahan Stres Kerja dan
tantangan pekerjaan baru yang mereka idam- Penanggulangan stres
idamkan (Teddy, 1998 ).

6) Pengaruh kepemimpinan (Leadership Cara mencegah stres kerja menurut


Influence) Makmuri (1999) dilakukan dengan cara
Dalam setiap organisasi kedudukan manajemen stres yang dapat dilakukan dengan
pemimpin sangat penting, ini dapat dipahami cara melakukan pendekatan – pendekatan
karena melalui pengaruhnya pemimpin dapat individual dan organisasi.
memberikan dampak yang berarti terhadap 1. Pendekatan – pendekatan Individual
aktivitas kerja, iklim organisasi dan kelompok. (1) Manajemen waktu
Dalam pekerjaan yang penuh stres, para Prinsip – prinsip yang dianggap terkenal
karyawan bekerja lebih baik mnakala pemimpin dalam manajemen waktu adalah :
mengambil tanggung jawab lebih besar dalam 1. Membuat daftar harian tentang
memberi pengarahan. kegiatan – kegiatan yang harus
diselesaikan
2. Beban Kerja 2. Memprioritaskan kegiatan – kegiatan
atas dasar kepentingan dan
urgensinya

JURNAL KEPERAWATAN 107


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

3. Membuat jadwal kegiatan – kegiatan tentang problem – problem mereka.


menurut prioritas yang telah Konseling ini meliputi masalah – masalah
ditetapkan. pekerjaan maupun masalah – masalah
(2) Latihan fisik pribadi.
Latihan fisik yang non – kompetitip seperti Jenis – jenis konseling yang sering
aerobik, latihan jalan dan jogging, dilakukan adalah:
berenang dan bersepeda, 1.Konseling Direktif
direkomendasikan oleh para dokter sebagai Konseling direktif adalah proses
cara untuk mengatasi berbagai tingkatan mendengarkan problem karyawan,
stres, karena bentuk – bentuk latihan ini memutuskan bersama karyawan apa
dapat meningkatkan kapasitas jantung dan yang harus dilakukan, dan kemudian
dapat melepaskan diri dari memberitahu dan memotivasi
ketegangan. karyawan untuk melakukan
(3) Latihan relaksasi keputusan tersebut.
Melalui tenik – teknik zikir, meditasi, hinotis 2.Konseling non – direktif
dan yoga. Tujuannya adalah untuk Konseling ini berpokus pada klien
mencapai status relaksasi yang dalam, (Client centered), dimana
dimana seseorang merasa rileks secara karyawan dimotivasi untuk berani
fisik, agak menjauhkan diri dari pengaruh mengungkapkan problem – problem
lingkungan dan menjauhkan diri dari yang mengganggu, mengerti problem
sensasi tubuh. Lima belas atau dua puluh – problem tersebut, serta dapat
menit sehari melakukan relaksasi yang menetapkan solusi yang tepat.
dalam, dapat melepaskan ketegangan dan 3. Konseling partisipatif
memberikan orang yang bersangkutan Konseling non – direktif pada para
perasaan penuh kedamaian yang indah. karyawan terbatas, karena
(4) Bantuan sosial memerlukan para konselor
Memiliki banyak kawan, keluarga atau professional dan mahal. Sedangkan
teman – teman sekerja untuk teman konseling direktif kerap kali tidak
bicara, sebagai pendengar tentang diterima oleh para karyawan yang
problem yang sedang dialami, dapat modern dan idependen. Sehingga
memberikan jalan keluar ketika tingkat jenis konseling yang khusus dalam
stres menjadi eksesif. Oleh karena itu berbagai 0rganisasi / perusahaan
memperluas jaringan sosial dapat berperan adalah konseling partisipatif
dalam pengurangan ketegangan. Bantuan (Participative counseling) yaitu
sosial dapat memoderatkan akibat dari hubungan saling menguntungkan
hubungan stres - kerja, sehingga stres antara konselor dan konseli ( klien ),
ditempat kerja yang beratpun tidak dapat terjadi saling pertukaran idea – idea
meruntuhkan seseorang. untuk membantu menyelesaikan
(5) Konseling karyawan problem – problem dari klien.
Konseling adalah diskusi sebuah
problem yang biasanya memiliki unsur 2. Pendekatan Organisasi
emosional dengan seorang karyawan, 1) Seleksi dan Penempatan
supaya dapat membantu karyawan Disamping ada beberapa pekerjan yang lebih
tersebut mengatasi emosinya lebih baik menimbulkan stres dari pada pekerjan
(Cairo, 1983). Konseling itu mencari cara – lainnya, orang – orangnya juga berbeda satu
cara untuk memperbaiki kesehatan jiwa sama lain dalam responnya terhadap situasi
karyawan. Memiliki kesehatan yang lebih kerja. Misalnya beberapa orang yang sedikit
baik berarti bahwa orang itu merasa pengalamannya atau mereka yang pusat
bahagia tentang dirinya, merasa baik – kontrol pribadinya bersifat eksternal,
baik saja dengan orang lain dan dapat cenderung untuk lebih beresiko stres.
memenuhi tuntutan hidupnya. Sehingga keputusan – keputusan untuk
Sedangkan menurut Menurut seleksi dan penempatan harus
Prayitno (1998), konseling adalah suatu memperhatikan hal tersebut diatas.
proses yang terjadi dalam hubungan tatap 2) Penetapan Tujuan
muka antara seorang individu yang Penggunaan tujuan – tujuan dapat
terganggu oleh karena masalah – masalah mengurangi stress dan dapat memberikan
yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan motivasi. Tujuan khusus yang dipersepsikan
seorang konselor yang professional. oleh yang bersangkutan akan memperjelas
Konseling ini biasanya bersifat konfidensial, harapan – harapan dan meningkatkan
sehingga para karyawan akan merasa kinerja.
bebas untuk berbicara secara terbuka 3) Pendisainan Kembali Pekerjaan

JURNAL KEPERAWATAN 108


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

Pendisainan kembali pekerjaan – pekerjaan keagamaan, menyadari hidup didunia ini


dapat memberikan para karyawan tanggung hanyalah merupakan persemaian untuk
jawab yang lebih tinggi, kerja yang lebih kehidupan kelak di akhirat.
berarti, autonomi yang lebih banyak dan 3) Pendekatan olah raga : Lakukan olah raga dua
peningkatan umpan balik. kali dalam seminggu, pilihlah olah raga yang
4) Pengambilan keputusan Secara Partisipatif. dapat memberikan nilai jasmani yang tinggi
Dengan memberikan para karyawan suara dan bersifat sosial seperti lari pagi.
dalam keputusan – keputusan, dapat 4) Pendekatan medis / psikiatri : Dengan
mempengaruhi kinerja. psikoterapi dan pemberian obat – obatan.
5) Komunikasi Organisasi
Menggunakan komunikasi efektif sebagai PENUTUP
cara untuk memperbaiki presepsi karyawan.
6) Mengadakan program – program kebugaran Beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain:
7) Mengadakan Pelatihan yang baik untuk 1. penyebab stres perawat ICU diantaranya
pekerjaan adalah: Kondisi lingkungan kerja yang
8) Memberikan kursus – kursus managemen menegangkan, kurangnya pengalaman dalam
stres menangani klien kritis. kurangnya harmonis
hubungan kerja, serta kurangnya
penghargaan. kondisi klien yang kritis, ruang
Menurut Levi (1991), upaya ICU yang dilengkapi dengan fasilitas canggih
penanggulangan dan pengobatan stres dapat serta menuntut ketrampilan yang khusus
dilakukan dengan cara : untuk dapat melaksanakan pekerjaan di ICU,
1) Memindahkan individu dari situasi yang 2. Dampak stres kerja perawat ICU antara lain
memungkinkan terjadi stres kebagian lain Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres,
sesuai ketrampilannya yang dimiliki. Kecelakaan kerja, Absentateisme, Lesu kerja (
2) Psikoterapi : yaitu dengan cara konsultasi Burn Out )
dengan ahli jiwa atau psikiatri. 3. Upaya pencegahan stres kerja perawat di Icu
3) Farmakoterapi : yaitu dengan dapat melalui: 1. pendekatan individual; 2)
memberikan obat – obatan yang dapat pendekatan organisasi; 3) pendekatan sosial
mendorong sistim saraf simpatik dan budaya, agama, olah raga dan medik /
para simpatik. psikiatrik
4) Mendiskusikan penemuan masalah
kesehatan dilingkungan kerja dengan
pekerja yang terpapar kemudian DAFTAR PUSTAKA
mengusulkan perbaikan lingkungan kerja.
5) Menentukan langkah – langkah yang Abraham & Shanley, 1992, Psikologi Sosial Untuk
dapat meningkatkan kepuasan dan Perawat , EGC Jakarta
kesehatan kerja.
6) Informasi yang dapat diterapkan pada Azwar S ( 1996 ), Mutu Pelayanan Kesehatan , Pustaka
skala yang lebih luas dan perlu di sinar Harapan Jakarta
evaluasi.
Caplan HI, Sadock Bj, ( 1991 ) Synopsis Of Psychiatry,
Menurut Lestari (1994), cara lain Behavior Science, Clinical Psychiatry, Baltimore,
penanggulangan stres perlu dilakukan beberapa Tokyo
pendekatan sosial budaya, agama, olah raga dan
medik / psikiatrik Dewa Ketut Sukardi, ( 2000 ) , Pengantar Pelaksana
1) Pendekatan sosial budaya : Secara teratur Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ,
menghadiri kegiatan – kegiatan sosial, Penerbit Rineka Jaya
berusaha mempunyai sahabat, setidaknya
seminggu sekali melakukan sesuatu untuk Hardiono ( 2000 ), Konsep Dasar ICU ,Instalasi Rawat
hiburan, berusaha mengatur waktu secara Intensif RSUD Dr Soetomo
efektif, secara teratur bercakap – cakap
urusan domestic misalnya keberhasilan dan Hudak & Gallo, ( 1994 ), Keperawatan Kritis, EGC
kehidupan sehari – hari, berusaha mempererat Jakarta
tali persaudaraan, berusaha setiap hari untuk
menenangkan diri. Kozier B & Erb G, ( 1983 ) Fundamental Of Nursing:
2) Pendekatan agama : Berusaha menambah Concept and Procedure, Wesley
pengetahuan agama untuk meningkatkan iman PublishingCompany California.
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beribadah secara teratur, menghadiri Levi, ( 1984 ), Stress In Industry Causes Effect and
pertemuan – pertemuan yang bersifat Preventive, Switzerlan, Co Geneva

JURNAL KEPERAWATAN 109


Vol. VIII No 1 Agustus 2015 ISSN 1979 - 8091

Lestari, KW ( 1994 ), Penanggulangan Stres, SMF


Psikiater Fakulatas Kedokteran Universilas
Airlangga / RSUD Dr Soetomo Surabaya

Makmuri Muchlas, ( 1999 ), Perilaku Organisasi :


Dengan Studi Kasus Pelayanan Kesehatan,
Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister
Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gajah Mada

Tedy Hidayat, 1998, Stress Dalam Lingkup Pekerjaan,


SMF Psikiater Fakultas Kedokteran Universitas
Pajajaran / RSHS Bandung

JURNAL KEPERAWATAN 110

Anda mungkin juga menyukai