Anda di halaman 1dari 32

Stress & Adaptasi

By :
Ns.Muhamad Idris, S.Kep.,M.KKK
Pengertian
 Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau
mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam
diri seseorang” (Soeharto Heerdjan, 1987).
 “Stres adalah segala masalah atau tuntutan
penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang
mengganggu keseimbangan kita” (Maramis, 1999).
 “Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,
yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun
penampilan individu di dalam lingkungan tersebut”
(Vincent Cornelli 2000)
Stressor
 Menurut Emanualsen & Rosenlicht,
stressor merupakan faktor internal
maupun eksternal yang dapat mengubah
individu dan berakibat pada terjadinya
fenomena stress.
Menurut Grant Brecht (2000), penyebab dari
stress dibedakan menjadi dua macam:

 Penyebab makro, yaitu menyangkut


peristiwa besar dalam kehidupan, seperti
kematian, perceraian, pensiun, luka batin,
dan kebangkrutan.
 Penyebab mikro, yaitu menyangkut
peristiwa kecil sehari-hari, seperti
pertengkaran rumah tangga, beban
pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan, dan antri.
Sumber Stressor

1. Lingkungan
a. berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif thd keberhasilan
bekerja.
b. Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya mendapatkan pekerjaan
c. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK)
2. Diri sendiri
a. Kebutuhan psikologis yaitu keinginan yang harus dicapai
terhadap yang diinginkannya.
b. Proses internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang
diinginkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangannya
3. Pikiran
a. Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan
pengaruhnya pada diri serta persepsi terhadap lingkungan
b. Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian
yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
Pengaruh Respon Terhadap Stress
1. Sifat stressor
Pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan
pengaruhnya pada individu tersebut
2. Jumlah stressor
Banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu
bersamaan. Jika individu tidak siap akan menimbulkan perilaku
yang tidak baik. Misalnya marah pada hal-hal yang kecil.
3. Lama stressor
Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin
sering individu mengalami hal yang sama maka akan timbul
kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu
menghadapi masalah
5. Tingkat perkembangan
Tiap individu tingkat perkembangannya berbeda.
Macam-Macam Stress

1. Stress fisik  suhu, suara


2. Stress kimia  obat2, hormonal
3. Stress mikrobiologik  virus, bakteri
4. Stress fisiologis  fungsi organ tubuh
5. Stress proses Tumbang
6. Stress psikologis
Menurut Maramis (1999), ada empat
sumber atau penyebab stres Psikologis
 Frustasi  kegagalan dalam mencapai
tujuan
 Konflik  tidak bisa memilih antara dua
/lebih keinginan, kebutuhan, tujuan
 Tekanan  tekanan hidup sehari-hari
 Krisis  keadaan yang mendadak
Tahapan Stress
menurut Van Amberg
 Tahap Pertama  tahap ringan, merasa
mampu tapi kemampuan berkurang
 Tahap kedua  letih saat bangun pagi,
cepat lelah, sakit lambung, jantung
berdebar
 Tahap ketiga  ada gg pada usus,
lambung,bab tdk teratur, tegang, sukar
tidur, lemah spt tdk bertenaga
 Tahap keempat  pekerjaan
membosankan, ADL dibantu, pola tidur
terganggu, tdk bergairah, konsentrasi
menurun, ketakutan dan cemas berlebih.
 Tahap kelima  kelelahan fisik
mendalam, tdk mampu menyelesaikan
pekerjaan ringan/sederhana, cemas makin
meningkat
 Tahap keenam  panik, takut mati,
jantung berdebar kencang, berkeringat,
pingsan
RESPON FISIOLOGI TERHADAP
STRESS
Hans Selye (1956)
Mengidentifikasi dua respon fisiologis terhadap
Stress, yaitu :
1. Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh
menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Respon setempat ini termasuk
pembekuan darah dan penyembuhan luka,
akomodasi mata terhadap cahaya, dll.
Responnya berjangka pendek.
2. General Adaptation Syndrom (GAS)
 Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan
mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk
menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight”
dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung
meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas.
Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress
memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun
 Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh
berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis
sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh
mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab
stress. Bila teratasi à gejala stress menurun
àtau normal
 Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang
belum dapat tertanggulangi pada fase
sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras.
Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan
mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka
kelelahan dapat mengakibatkan kematian
 Koping (Cara penyelesaian masalah)

Koping adalah cara yang dilakukan


individu, dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan
keinginan yang akan dicapai, dan
respons terhadap situasi yang menjadi
ancaman bagi diri individu.
Adaptasi
 Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Karena banyak
stressor tidak dapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasi
individu, keluarga atau komunitas terhadap
stress
 Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme
otomatis untuk perlindungan, mekanisme
koping dan idealnya dapat mengarah pada
penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye,
1976)
Homeostatis
 Homeostasis adalah keadaan yang relatif
konstan di dalam lingkungan internal tubuh,
dipertahankan secara alami oleh mekanisme
adaptasi fisiologis.
Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keadaan relatif seimbang
 Homeostasis menekankan pada perlunya
penyesuaian yang harus segera dilakukan
tubuh untuk menjaga komposisi internal
selalu dalam batas yang bisa diterima
Macam-macam Adaptasi
 ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah
objektif, lebih mudah diidentifikasi dan
secara umum dapat diamati atau diukur.
Namun demikian, indicator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien
yang mengalami stress, dan indicator
tersebut bervariasi menurut individunya.
Tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu
untuk beristirahat dan berkonsentrasi
 Indikator fisiologis stress
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
 Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
 Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
 Postur tubuh yang tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala
 Gangguan lambung
 Gelisah
Adaptasi Psikologi
 Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam
berbagai cara. Karena kepribadian individual mencakup
hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka
reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan
dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang
terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor,
mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi
peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan
kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di
duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik
ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan,
komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan
antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan
untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ;
Tarstasky, 1993).
c. Adaptasi Perkembangan

 Stress yang berkepanjangan dapat


mengganggu atau menghambat
kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan tersebut. Dalam bentuk
yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada
krisis pendewasaan.
Adaptasi Sosial Budaya
 Mengkaji stressor dan sumber koping
dalam dimensi sosial mencakup
penggalian bersama klien tentang
besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi
sosial yang ada. Stresor pada keluarga
dapat menimbulkan efek disfungsi yang
mempengaruhi klien atau keluarga secara
keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Adaptasi Spritual

 Orang menggunakan sumber spiritual


untuk mengadaptasi stress dalam banyak
cara, tetapi stress dapat juga
bermanifestasi dalam dimensi spiritual.
Stress yang berat dapat mengakibatkan
kemarahan pada Tuhan, atau individu
mungkin memandang stressor sebagai
hukuman
Cara Penyesuaian Diri
Berorientasi pada tugas
Misalnya : seseorang yang menghadapi
kegagalan kemungkinan bereaksi :
• penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih
keras) atau menghadapi secara terang-terangan
• menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak
berusaha)
• kompromi atau mengurangi keinginannya lalu
memilih jalan tengah
 Mekanisme Pembelaan EGO
Bila digunakan terus menerus akibatnya
ego bukannya mendapat perlindungan,
melainkan lama kelamaan akan mendapat
ancaman/bencana. Oleh karena
mekanisme ini Tidak realistik Mengandung
banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi
realitas pemutarbalikan realitas)
 REPRESI
Penyingkiran unsur psikis (sesuatu afek, pemikiran,
motif, konflik) sehingga menjadi nirsadar (dilupakan/tidak
dapat diingat lagi). Represi membantu individu
mengontrol impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu
pengalaman traumatis menjadi terlupakan
 REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah
laku yang bersifat primitif).
Contoh :
Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi,
ketika seorang adiknya dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak
adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit
 DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber
yang sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada
orang lain, benda atau keadaan lain.
Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan
sepulangnya ke rumah marah-marah pada adik-adiknya

 SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat
dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat, oleh
karena itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga
tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus
mendapatkan pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha
yang bermanfaat
 DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi
kenyataan yang tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan
pacarnya, menghindarkan diri dari pembicaraan
mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan

 KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan
kemampuannya atau kelebihannya.
Misalnya :
Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai
sesuatu yang negatif, berusaha dalam hal
menonjolkan prestasi pendidikannya
 RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya
menurut alasan yang seolah-olah rasional, sehingga
tidak menjatuhkan harga dirinya.
Misalnya :
Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya
ketika ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai
semesternya buruk.

 FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek
tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran, dsb)
sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan
atau seseorang yang tidak dapat mandiri dan selalu
mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang
lain.
 Proyeksi
mekanisme pertahanan diri dgn cara menempatkan sifat
batin sendiri ke dalam sifat batin orang lain.
misalnya :
membenci org lain kemudian mengatakan pd org lain yg
membencinya.
 KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk
gejala-gejala jasmani.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-
tugasnya tiba-tiba merasa sakit sehingga tidak masuk
kuliah
Manajemen Stress
 Pengaturan diit & nutrisi  makan teratur,
variasi
 Istirahat dan tidur
 Olahraga  daya tahan tubuh
 Tidak merokok & Minum Miras
 Managemen waktu
 Terapi psikofarmaka  anti depresan
 Psikoterapi  support system
 Terapi religi  pendekatan agama (Al Qur’an)
ferdyidris@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai