Rasa cemas (anxiety) merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subyektif.
Penyebab rasa cemas dapat dikelompokkan pula menjadi tiga faktor, yaitu :
a. Faktor biologis/fisiologis, berupa ancaman akan kekurangan makanan, minuman,
perlindungan dan keamanan.
b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan orang/benda
yang dicintai, perubahan status sosial/ekonomi.
c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi, anak, remaja.
STRESS ADAPTASI
STRESS
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari
yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap
sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti
cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat
menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta
JENIS STRESS
Stress fisik
Stress kimiawi
Stress mikrobiologis
Stress fisiologis
Stress proses tumbuh kembang
Stress psikologis atau emosional
Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran
Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap
stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem
endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
KONSEP ADAPTASI
DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial
dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini. Oleh karenanya, ketika
mengkaji adaptasi klienterhadap stress, perawat harus mempertimbangkan individu
secara menyeluruh.
ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati
sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin
tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini
dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan
intensitas stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh
karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua
sistem.Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi pikiran
tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola
penyakit. Pada masa lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama,
tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat, pengetahuan
tentang nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan
angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup
stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress
1. Kenaikan tekanan darah
2. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
3. Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
4. Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
5. Postur tubuh yang tidak tegap
6. Keletihan
7. Sakit kepala
8. Gangguan lambung
9. Suara yang bernada tinggi
10. Mual,muntah dan diare.
11. Perubahan nafsu makan
12. Perubahan berat badan
13. Perubahan frekwensi berkemih
14. Dilatasi pupil
15. Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur
ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku
klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena
kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor,
maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya
hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor,
mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan
yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi
media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa
kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan
sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky,
1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
Ansietas
Depresi
Kepenatan
Peningkatan penggunaan bahan kimia
Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
Kelelahan mental
Perasaan tidak adekuat
Kehilangan harga diri
Peningkatan kepekaan
Kehilangan motivasi.
Ledakan emosional dan menangis.
Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
Mudah lupa dan pikiran buntu
Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
Letargi
Kehilangan minat
Rentan terhadap kecelakaan.
ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan
tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya
menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau
menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk
yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis
pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika
diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan
harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat
(Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka mulai
mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat
membantu mereka mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan
berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh
ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan
berteman.Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada waktu
yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung
sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial sering menunjukkan
peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung jawab
orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan dan
keluarga. Stresor mencakup konflik antara harapan dan realitas.
MANAJEMEN STRESS
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau
intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung
pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat
bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa
daerah perawatan.
MANAJEMEN STRESS UNTUK KLIEN
—REGULER EXERCISE
—DIET DAN NUTRISI
—SUPPORT SISTEM
—TIME MANAGEMENT
—HUMOR
—ISTIRAHAT
—TEHNIK RELAKSASI
—SPIRITUALITAS
Cara Penyesuaian Diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini
dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan
pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada
bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ).
Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian
somatik, terjadi reaksi :
•Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun
•Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
•Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya
Usaha tubuh untuk mencapai keseimbangan kembali
Berorientasi pada tugas : Bertujuan menghadapi stressor secara sadar, realistik,
objektif, rasional
Pembelaan ego
Melindungi individu dari kecemasan
Meringankan penderitaan bila mengalami suatu kegagalan
Menjaga harga diri
Misalnya : seseorang yang menghadapi kegagalan è kemungkinan bereaksi :
• penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara
terang-terangan
• menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha)
• kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah
Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :
a.Mempelajari dan menentukan persoalan
b.Menyusun alternatif penyelesaian
c.Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasil
d.Bertindak
e.Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang
memuaskan