Anda di halaman 1dari 11

KONSEP MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIO-PSIKO-

SOSIO-SPIRITUAL

Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan


yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia
adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh
manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan
karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang
ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam
perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang
berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Manusia sebagai
mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain
dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan
spiritual.
1. Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi
manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk
satu jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan
system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia
dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya,
agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
b. Tunduk terhadap hukum alam
c. Memiliki kebutuhan

2. Manusia sebagai mahluk psikologis


a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego (
aspek psikologi ) dan Super ego ( aspek social ).
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan,
kemesraan dan cinta, kepuasan alturistik, kehormatan dan
kepuasan ego.
e. Memiliki kepribadian yang unik

3. Manusia sebagai mahluk social


Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani
kehidupannya. Ciri-ciri mahluk sosial adalah :
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia
memiliki cipta (kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa
(perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia
suci bagi manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau
adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri,
saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain
dari masa kanak-kanak sampai dengan meningal dunia.

4. Manusia sebagai mahluk spiritual


Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-
baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah
dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah tuhan

B. KONSEP SEHAT SAKIT


1. Pengertian sehat

2. Pengertian sakit

C. STRESS DAN ADAPTASI


1. Stress
Hans Selye (1956) mendefinisikan stress sebagai respon
nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan tanpa memperhatikan
sifatnya. Respon tubuh tersebut merupakan satu seri reaksi
fisiologis yang disebut General Adaptasi Sindrom (GAS).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinisikan stress psikologis
sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungan yang
dihargai oleh orang tersebut sebagai pajak terhadap sumber
dayanya dan membahayakan kemampuannya.
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas
kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang
memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau
perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera,
sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan
positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat,
perkawinan, jatuh cinta
Stress adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan
lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang,
mengancam atau merusak keseimbangan atau ekuilibrium dinamis
seseorang. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan keadaan
stress disebut stresor. Sifat stressor sangat berbeda-beda, kejadian,
atau perubahan yang dapat menimbulkan stress pada seseorang.
Seseorang akan berusaha menghindari atau mengatasi stress
dengan mengubah situasi dengan tujuan yang diingginkan sampai
tercipta keadaan adaptasi. mekanisme ini disebut stress koping
yaitu suatu kompensasi dengan mekanisme fisiologis dan
psikologis.
Jenis Stress
Stress fisik
Stress kimiawi
Stress mikrobiologis
Stress fisiologis
Stress proses tumbuh kembang
Stress psikologis atau emosional
Penyebab
Penyebab stress dapat berasal internal dan eksternal yang
bersifat bersifat fisik, fisiologis, psikososial dan spiritual.
Eksternal stressor :
Stressor fisik dapat berupa perubahan suhu panas atau dingin
dan agen kimia, model tempat tidur, alat tenun dan kebersihannya
serta tidak adanya bel.
Stresor psikologis berupa reaksi emosi, takut atau kegagalan
dalam mencapai tujuan, suara, sikap tenaga kesehatan.
Stresor social (ekonomi) berupa penolakan, kemiskinan,
hubungan klien dengan keluarga, jam berkunjung, dan informasi.
Internal stressor :
Perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala (nyeri,
kelelahan)
Proses pemeriksaan seperti rontgent, ct scan yang mengunakan
sesuatu alat yang asing dipikiran klien.
Proses perawatan seperti tindakan pemberian obat parenteral,
prosedur invasive.
Penilaian klien terhadap penyakit dan lingkungan.
Stresor transisional berupa pertumbuhan dan perkembangan,
melahirkan, perkawinan.
Respon Fisiologi Terhadap Stress
Hans Selye (1956) Mengidentifikasi dua respon fisiologis terhadap
Stress, yaitu :
a. Local Adaptation Syndrom (LAS). Tubuh menghasilkan banyak
respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk
pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap
cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
b. General Adaptation Syndrom (GAS)
1) Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme
pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor.
Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik :
curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer
dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak
organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi,
ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun
2) Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam
mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah
serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi
fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba
mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala
stress menurun àtau normal
3) Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress
yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi
penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri
koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka
kelelahan dapat mengakibatkan kematian
2. Stresor
Setressor adalah setiap faktor yang dapat menimbulkan stress/
mengganggu keseimbangan.
Dampak stressor dapat dipengaruhi oleh beberapa factor :
a. Sifat stresor
stressor yang sama memberikan arti yang berbeda bagi seseorang.
Luka diwajah seorang aktris menjadi stressor yang berat dibanding
orang biasa.
b. Jumlah stresor
Pada waktu yang bersamaan seseorang memiliki beberapa atau
banyak stressor yang harus dihadapi, sehingga stressor yang kecil
dapat menjadi berat.
c. Lama pemajanan terhadap stressor
Semakin lama seseorang terpapar stressor maka orang tersebut
mengalami penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah
karena kelelahan.
d. Pengalaman masa lalu
Pengamlaman klien masa lalu seseorang mempengaruhinya dalam
menghadapi stressor. Seorang klien yang mendapatkan perlakuan
yang kurang baik oleh perawat maka ketika sakit dan harus dirawat
kembali akan bertambah cemas.
e. Tingkat perkembangan
Menikah pada seorang yang masih remaja berbeda rekasinya
dengan seseorang yang telah dewasa (tergantung kesiapannya).
3. Koping

4. Adptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial
berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor
tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada
adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.
Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan
homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses
yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.
Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan
internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan
organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk
mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks,
mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan
idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan
situasi (Selye, 1976, ; Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).
Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek,
seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari
anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus
mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap
tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi membutuhkan
respons aktif dari seluruh individu.

DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat
dalam setiap dimensi ini. Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi
klienterhadap stress, perawat harus mempertimbangkan individu
secara menyeluruh.
ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah
diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun
demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada
semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan
klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat
aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan
dengan durasi dan intensitas stressor yang diterima. Indikator
fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya pengkajian
tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua
sistem.Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering
disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa
stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa
lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama,
tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang
meningkat, pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, dan
metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan angka kematian.
Sekarang penyebab utama kematian adalah penyakit yang
mencakup stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress
1. Kenaikan tekanan darah
2. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
3. Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
4. Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
5. Postur tubuh yang tidak tegap
6. Keletihan
7. Sakit kepala
8. Gangguan lambung
9. Suara yang bernada tinggi
10. Mual,muntah dan diare.
11. Perubahan nafsu makan
12. Perubahan berat badan
13. Perubahan frekwensi berkemih
14. Dilatasi pupil
15. Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur

ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung
dengan mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi
kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian
individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak
faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan
ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang
terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping
yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan
yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang
di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini
adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen
terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan
sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams,
1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
o Ansietas
o Depresi
o Kepenatan
o Peningkatan penggunaan bahan kimia
o Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
o Kelelahan mental
o Perasaan tidak adekuat
o Kehilangan harga diri
o Peningkatan kepekaan
o Kehilangan motivasi.
o Ledakan emosional dan menangis.
o Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
o Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
o Mudah lupa dan pikiran buntu
o Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
o Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
o Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
o Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
o Letargi
o Kehilangan minat
o Rentan terhadap kecelakaan.

ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan
untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap
perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.Bayi atau
anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh
dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu
mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar
respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa
kecukupan. Mereka mulai mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan
dan penguasaan keterampilan dapat membantu mereka mencapai
tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan berteman dan
saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan
oleh ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan
hubungan berteman.Remaja biasanya mengembangkan rasa
identitas yang kuat tetapi pada waktu yang bersamaan perlu
diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung
sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem
pendukung sosial sering menunjukkan peningkatan masalah
psikososial (Dubos, 1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa
remaja ke tanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang
antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stresor mencakup
konflik antara harapan dan realitas.
MEKANISME PEMBELAAN EGO
Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya
mendapat perlindungan, melainkan lama kelamaan akan mendapat
ancaman/bencana. Oleh karena mekanisme ini Tidak realistik
Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas
pemutarbalikan realitas).
Mekanisme Pembelaan EGO
1.IDENTIFIKASI
Ingin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah
satu ciri atau segi tertentu dari figure itu ditransfer pada dirinya.
Dengan demikian ia merasa harga dirinya bertambah tinggi.
Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya
menirukan artis idolanya yang ia kagumi.
2. INTROJEKSI
Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-
nilai, norma-norma dari luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak
lagi terganggu oleh ancaman dari luar. Contoh : Rasa benci atau
kecewa terhadap kematian orang yang dicintai dialihkan dengan
cara menyalahkan diri sendiri.
3. PROJEKSI
Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan
orang lain atas kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan
diri sendiri, keinginan keinginan, impuls-impuls sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik
menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayunya
4. REPRESI
Penyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif,
konflik) sehingga menjadi nirsadar dilupakan/tidak dapat diingat
lagi). Represi membantu individu mengontrol impuls-impuls
berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan
5. REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku
yang bersifat primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi,
ketika seorang adiknya dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak
adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit
6. REACTION FORMATION
Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan, perasaan yang sebenarnya. Mudah
dikenal karena sifatnya ekstrim dan sukar diterima.
Misalnya :
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
7. UNDOING
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-
olah menghapus suatu kesalahan.
Misalnya :
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya
akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang
8. DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang
sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau
keadaan lain.
Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan
sepulangnya ke rumah marah-marah pada adik-adiknya
9. SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara
yang dapat diterima oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id
yang sukar disalurkan oleh karena mengganggu individu atau
masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah bentuknya
sehingga tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus
mendapatkan pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang
bermanfaat
10. ACTING OUT
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya :
Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar
11. DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang
tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya,
menghindarkan diri dari pembicaraan mengenai pacar, perkawinan
atau kebahagiaan
12. KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau
kelebihannya.
Misalnya :
Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang
negatif, berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya
13. RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut
alasan yang seolah-olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga
dirinya.
Misalnya :
Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika
ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.
14. FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek
tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran, dsb) sehingga
perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau
seseorang yang tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan
bantuan dari orang tuanya dan orang lain.
15. SIMBOLISASI
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol
pengganti suatu keadaan atau hal yang sebenarnya
Misalnya :
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk
menghilangkan kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri,
ternyata ia pernah melakukan masturbasi sehingga perasaan
berdosa/cemas dan merasa kotor
16. DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari
kesadaran /identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih
kepribadian pada diri seorang individu.
Misalnya :
Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena
mengamuk ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian
tersebut (ia lupa sama sekali)
17. KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-
gejala jasmani.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya
tiba-tiba merasa sakit sehingga tidak masuk kuliah.

Anda mungkin juga menyukai