Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu memiliki kebutuhan dasar dalam hidupnya,
begitu juga dengan manusia. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus tercukupi bagi
makhluk hidup untuk melangsungkan hidupnya sebagai tujuan untuk bertahan
hidup. Kebutuhan manusia wajib di penuhi dan harus ada, namun tak selamanya
yang kita inginkan itu adalah kebutuhan namun hanya berupa nafsu dan keegoisan
diri kita dan hanya sebagai kepuasan diri kita atas apa yang kita dapatkan dan di
peroleh. Setiap orang memiliki kebutuhan hidupnya sendiri dan berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan dan budayanya masing-masing.
Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan.
Bagi pasien yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu
atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan
dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial. Kebutuhan
fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang terbesar
meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu
perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti perkembangan kemampuan
pasien dalam melaksanakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
a. Bagaimanakah hakekat manusia?
b. Bagaimanakah manusia sebagai suatu sistem?
c. Bagaimanakah manusia sebagai makhluk adaptif?
d. Bagaimanakah manusia sebagai makhluk holistik?
e. Apa saja kebutuhan dasar menurut Maslow dan Virginia Henderson?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk memahami hakekat manusia?
b. Untuk memahami manusia sebagai suatu sistem?
c. Untuk memahami manusia sebagai makhluk adaptif?
d. Untuk memahami manusia sebagai makhluk holistic?
1

e. Untuk memahami kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dan Virginia


Henderson?
1.4 Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan dan informasi tentang konsep manusia dan kebutuhan dasar manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Makhluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati.

6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan


ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi

oleh

lingkungan

turutama

lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan


martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2.2 Manusia Sebagai Suatu Sistem
Sistem terdiri atas unsur-unsur (komponen, elemen, dan subsistem),
batasan, dan tujuan. Manusia sebagai sistem terdiri atas berbagai subsistem yang
saling berhubungan secara terintegrasi untuk membentuk satu kesatuan sistem
(sistem total). Manusia sebagai sistem meliputi komponen biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual.
Manusia sebagai sistem terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Manusia sebagai sistem adaptif
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu ketika
berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi
integritas maupun keutuhannya. Lingkungan yang dimaksud adalah
keseluruhan kondisi sekitar yang memengaruhi perkembangan organisme
atau kelompok organisme. Menurut Roy (1976), perilaku adaptif
merupakan perilaku individu secara utuh dalam beradaptasi dan
menanggapi rangsang lingkungan.
2. Manusia sebagai sistem personal, interpersonal, dan sosial.
Menurut King (1976), ada tiga dinamika sistem interaksi dalam
konsep manusia, yaitu :
a. Sistem personal (individu)
Pada sistem ini, perawat harus paham tenang konsep diri, persepsi,
serta pertumbuhan dan perkembangan.
b. Sistem interpersonal (kelompok)
Pada sistem ini, perawat harus mengerti tentan konsep interaksi sosial
serta memahami apa peranan perawat dalam sistem tersebut. Selain itu
perawat juga harus mampu berkomunikasi secara efektif.
c. Sistem sosial (masyarakat)
Dalam sistem sosial, perawat harus mengerti tenan konsep
pengorganisasian kekuatan, otoritas atau tindakan mandiri yang apat
perawat lakukan dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Selain

itu, perawat juga diharapkan mampu mengambil keputusan dengan


cepat dan tepat (Wahit, 2005).
2.3 Manusia sebagai makhluk adaptif
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu
dalam berespon terhadap perubahan lingkungan, yang dapat memengaruhi
integritas dan keutuhannya (baik secara fisiologis maupun psikologis) serta
menghasilkan prilaku yang adaptif. Hasil dari perilaku adaptif ini dapat berupa
respons yang bertujuan untuk mempertahankan keadaan yang seimbang. Di
samping itu, respons adaptif juga merupakan suatu totalitas respons yang dimiliki
manusia sebagai makshluk holistik.
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista
Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi
seperti diuraikan di bawah ini. Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk
memudahkan adaptasi yaitu :
a. Respon takut { mekanisme bertarung }
b. Respon inflamasi
c. Respon stress
d. Respon sensori
Adaptasi sendiri sering dikaitkan dengan upaya pertahanan diri terhadap
stres. Saat mengalami stres, tubuh akan berespons agar dapat berfungsi dengan
baik di alam lingkungan yang berubah. Ini disebut sebagai proses adaptasi.
Menurut Roy (1976), perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh
dalam beradaptasi dan mengatasi rangsangan lingkungan.
Proses adaptasi (penyesuaian diri) ini kerap ditandai dengan sejumlah
perilaku yang menujnjukan bahwa individu mempunyai tanggapan yang tajam
atas realitas, sadar akan peristiwa yang terjadi dan perasaannya sendiri, dapat
menguasai perilakunya, menikmati hubungan yang baik dengan orang lain, dan
sebagainya. Adaptasi juga merupakan suatu bentuk pertahanan yang diperoleh
sejak lahir atau yang didapat dengan proses belajar yang digunakan untuk
mengatasi stres. Upaya ini dilakukan dengan membatasi tempat terjadinya stres
serta

mengurangi

atau

menetralisir

pengaruh

yang

ditimbulkan.

Pada

pelaksanaannya proses adaptasi memerlukan waktu, tenaga serta sumber yang


cukup.

Selye (1976) mengembangkan konsep tentang adaptasi yang digunakan


unuk mengatasi stres yang muncul. Konsep tersebut meliputi adaptasi fisiologis
dan adaptasi psikologis.
a. Adaptasi fisiologis
Adaptasi ini merupakan suatu bentuk penyesuaian tubuh secara
alamiah atau fisiologis untuk mempertahankan keseimbangannya dari
berbagai faktor pengganggu. Tubuh mempunyai mekanisme pertahanan
alamiah yang bekerja secara teratur agar dapat beradaptasi dengan
berbagai faktor internal dan eksternal. Adaptasi fisiologis ini meliputi :
1. Local Adaptation Syndrome (LAS)
Merupakan bentuk penyesuaian tubuh secara lokal. Bentuk
penyesuaian ini dapat dilihat pada reaksi radang. Manifestasi radanng
pada lokasi infeksi menunjukan perubahan fisiologis yang disertai
gejala-gejala yang khas, seperti merah, bengkak, nyeri, panas dan
keterbatasan anggota gerak (fungtion laesa). Jika penyebab ketegangan
atau stres terlalu besar, tubuh akan bereaksi secara umum (GAS).
2. General Adaptation Syndrome (GAS)
Dikatakan umum karena benuk penyesuaian ini menimbulkan
pengaruh yang umum pada bagian tubuh. Adaptasi ini terjadi jika
individu mengalami stres dalam waktu yang lama. Kondisi ini ditandai
dengan pelepasan hormon adaptif di dalam tubuh manusia. Saat
seseorang mengalami stres, sebuah pesan akan dikirimkan oleh tubuh
ke hipotalamus. Selanjutnya sistem saraf otonom dan endokrin akan
terangsang dan mengakibatkan perubahan fisiologis yang ditandai oleh
gejala tertentu.
b. Adaptasi psikologis
Adaptasi ini merupakan suatu bentuk penyesuaian secara
psikologis terhadap stresor dengan membangun mekanisme perahanan diri
agar dapat bertahan atau melindungi diri dari berbagai serangan atau halhal yang tidak menyenangkan. Stres psikologis dapa menimbulkan
kecemasan, perasaan tidak aman, ketidaknyamanan, frustasi, perasaan
terancam dan konflik. Kondisi tersebut diekspresikan dalam bentuk
kemarahan, kekhawatiran, sikap emosional, gerakan mondar-mandir dan
sebagainya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dapat digunakan dua
bentuk pendekatan, yaitu :

1. Orientasi tugas
Merupakan suatu strategi pemecahan masalah atau problem
solving strategies dengan cara-cara yang konstruktif dan berorientasi
pada kenyataaan. Upaya tersebut dapat mengurangi stres secara efektif
dalam waktu yan lama. Selain itu, langkah tersebut juga dapat
dilakukan dengan meningkatkan keyakinan diri dan kemampuan unuk
menghadapi serta memecahkan masalah yang akan dating.
2. Orientasi ego
Metode ini dikenal dengan istilah mekanisme pertahanan diri atau
defence mechanism. Mekanisme ini berfungsi hanya untuk melindungi
atau mempertahankan diri dari berbagai serangan atau hal-hal yang
tidak menyenangkan. Sifanya sementara dan masalah yang dihadapi
masih tetap ada.
2.4 Manusia Sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik memliki makna bahwa manusia adalah
makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis,
sosial dan spiritual. Teori holistk menjelaskan bahwa semua organisme hidup
saling berinteraksi. Adanya gangguan pada salah satu bagian akan memengaruhi
bagian yang lain. Saat mempelajari salah satu bagian manusia, perawat harus
mempertimbangkan keterkaitan bagian tersebut dengan bagian yang lain. Selain
itu, perawat juga harus mempertimbangkan interaksi individu dengan lingkungan
eksternalnya. Manusia terdiri atas :
1. Unsur biologis
Manusia merupakan suatu susunan sistem organ tubuh, mempunyai
kebutuhan untuk dapat mempertahankan hidupnya serta manusia tidak
terlepas dari hukum alam yaitu: lahir, berkembang dan meninggal
2. Unsur psikologis
Manusia mempunyai sruktur keperibadian, tingkah laku manusia
merupakan manifestasi dari kejiwaan, manusia mempunyai daya pikir
dan kecerdasan serta manusia mempunyai kebutuhan psikologis agar
pribadinya dapat berkembang.
3. Unsur sosial
Manusia perlu hidup bersama orang lain dan bekerjasama untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntuan hidupnya. Di dalam sistem sosial,
pandangan individu, kelompok dan masyarakat dipengaruhi oleh

kebudayaan. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan


beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Dalam sistem sosial, manusia
dituntu untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang
berlaku di masyarakat.
4. Unsur spiritual
Manusia mempunyai keyakinan atau mengakui adanya Tuhan Yang
Maha Esa, manusia memiliki pandangan hidup serta manusia
mempunyai semangat hidup yang sejalan dengan keyakinan yang
dianutnya.
2.5 Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow dan Virginia Henderson
A. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
Manusia mempunyai kebuthan tertentu yang harus dipenuhi secara
memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis.
Adapun kebutuhan merupakan suau hal yang sangat penting, bermanfaat atau
diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri. Banyak ahli
filsafat, psikologis dan fisiologis menguraikan kebutuhan manusia dan
membahasnya dari berbagai segi. Orang pertam yang menguraikan kebutuhan
manusia adalah adalah Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow seorang
psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia
yang lebh dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow
(Wolf, Lu Verne, dkk, 1984). Hierarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan
dasar, yakni:
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki
Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang
belum terpenuhi akan lebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya
dibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang
kekerangan makanan, keselamatan dan cinta biasanya akan berusaha
memenuhi kebutuha akan makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan
cinta. Kebutuha fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia
untuk berahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan
fisiologis, yaitu:
a. Kebutuhan oksigen dan perukaran gas
b. Kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Kebutuhan makanan

d.
e.
f.
g.
h.

Kebutuhan eliminasi urine dan alvi


Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh
Kebutuhan seksual
Kebutuhan seksual tidak diperlukan untuk menjaga kelangsungan

hidup seseorang, tetapi penting untuk mempertahankan keangsungan umat


manusia.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah
aman dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan
ini meliputi:
a. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan
dan infeksi
b. Bebas dari rasa takut dan kecemasan
c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan
3.

asing
Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki dan Dimliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi
a. Memberi dan menerima kasih sayang
b. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
c. Kehangatan
d. Persahabaan
e. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta
lingkungan sosial
4. Kebutuhan Harga Diri (Self-Esteem Needs)
Kebutuhan ini meliputi:
a. Perasaan tidak bergantung pada orang lain
b. Kompeten
c. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi:
a. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri)
b. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
c. Tidak emosional
d. Mempunyai dedikasi yang tinggi
e. Kreatif
f. Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya
Konsep hierarki diatas menjelaskan bahwa manusia senantiasa berubah

dan kebutuhannya terus berkembang. Jika seseorang merasakan kepuasan, ia


akan menikmati kesejahteraan dan bebas untuk berkembang menuju potensi yang
lebi besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu akan
8

timbul suatu kondisi patologis. Karenanaya, dengan memahami konsep kebutuhan


dasar manusia Maslow, dapat disimpulkan bahwa untuk beralih ke tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahnya harus terpenuhi
terlebih dahulu. Artinya terdapat suatu jenjang kebutuhan yang lebih penting
yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lainnya dipenuhi. Sebagai contoh,
jika kebutuhan fisiologis seseorang seperti makan, cairan, istirahat dan sebagainya
belum terpenuhi, maka tidak mungkin baginya unuk memenuhi kebutuhan harga
diri atau aktualisasi diri dengan mengesampingkan kebutuhan yang pertama
(Stevens, P.J.M, dkk, 2000)
B. Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Virginia Henderson
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar
semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut
ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955
bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan
untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri
atas 14 komponen yaitu :
1. Bernapas secara normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
8.

pakaian dan mengubah lingkungan.


Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi

integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.

11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.


12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah :
1. Hakekat manusia adalah sebagai makhluk yang memiliki tenaga yang
dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
2. Manusia sebagai suatu sistem terdiri atas manusia sebagai sistem adaptif,
dan manusia sebagai sistem personal, interpersonal, serta sosial.
3. Manusia sebagai makhluk adaptif selalu melakukan adaptasi atau
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitarnya untuk mengatasi stres. Selye (1976) mengembangkan konsep
tentang adaptasi yang digunakan unuk mengatasi stres yang muncul.
Konsep tersebut meliputi adaptasi fisiologis dan adaptasi psikologis.
4. Manusia sebagai makhluk holistik memliki makna bahwa manusia adalah
makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis,
psikologis, sosial dan spiritual
5. Menurut Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi lima
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman,
kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimliki, kebutuhan harga diri serta
kebutuhan aktualisasi diri. Sedangkan menurut Virginia Henderson

10

kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi 14 namun keempat belas


kebutuhan dasar manusia tersebut dapat di klarifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan
spiritual.

3.2 Saran
Mempelajari tentang konsep manusia dan kebutuhan dasar manusia sangat
penting bagi seorang perawat untuk diterapkan dalam praktik keperawatan.
Sebagai seorang perawat yang professional kita harus mengetahui kebutuhan
dasar dari pasien agar kita sebagai perawat dapat melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien dengan baik. Kita juga harus bisa memprioritaskan kebutuhan mana
yang harus dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan-kebutuhan dasar yang
lainnya.

11

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal., Chayatin, Nurul (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
I Putu Juniartha Semara Putra (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Menurut
Virginia Henderson. http://semaraputraadjoezt.blogspot.com/2012/04/kebutuhandasar-manusia-menurut.html (diakses pada tanggal 03 September 2014 pukul
14.00 WITA)
Didik Saputra (2012). Konsep Dasar manusia. http://masanday.blogspot.com/
(diakses pada tanggal 03 September 2014 pukul 15.24 WITA)
Ivan Rismawan (2013). Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson
(diakses pada tanggal 03 September 2014 pukul 17.00)

12

13

Anda mungkin juga menyukai