Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP METODE KEPERAWATAN CALLISTA ROY

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan
Dosen: Dr.Ns. Ady Purwoto,M.Kep.,M.H.Kes

Disusun oleh kelompok 4:


1. Putri Herlyana Efendi 22050
2. Putri Hidayatul Latifah 22051
3. R. Nenden Tanjoeng Nagara 22053
4. Ramona Pallensia Kayadu 22054
5. Ricky Wahyudi 22057
6. Rikel Kahla Julianti 22058
7. Rizka Puji Lestari 22060
Kelas: 1B-Karyawan

Program Studi: DIII- Keperawatan


Akademi Keperawatan Berkala Widya Husada
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya kepada kita
sehingga kita dapat menyelesaika makalah ini dengan tanpa ada halangan suatu apapun. Tak lupa pula
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungna kita semua Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaat nya di dunia dan akhirat kelak. Kami membuat
makalah ini untuk memenuhi tugas mata Konsep Dasar Keperawatan.

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sedikit
banyaknya pasti ada kekurangan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baiknya makalah ini. Kami
sebagai penyusun makalah ini berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun
makalah ini dan bagi pembacanya.

Bekasi, 07 Oktober 2022

Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...i
BAB I …………………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………….......1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………......2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………2
BAB II ………………………………………………………………………………….3
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….3
2.1 Profil Callista Roy ………………………………………………………………….3
2.2 Konsep Teori ……………………………………………………………………….4
2.3 Paradigma Keperawatan …………………………………………………………....8
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy ……………………………………12
BAB III ………………………………………………………………………………..13
PENUTUP …………………………………………………………………………….13
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………...13
3.2 Saran ……………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi atau
kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk
dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian
dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari olistic
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dalam memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat
perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan
kerangka kerja dalam riset keperawatan.

Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
bidang keperawatan salah satunya adalah mode model adaptasi Callista Roy. Dalam teorinya
menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan yaitu manusia,
lingkungan kesehatan dan keperawatan. Model adaptasi callista Roy menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan
perilaku secara adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk olistic yang memiliki
sistem adaptif yang selalu beradaptasi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, kami dapat merumuskan masalah dari makalah ini, saitu
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Model dan Teori Callista Roy?
2. Bagaimana Aplikasi Model Teori Callista Roy?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penusunan makalah ini, sebagai berikut :


1. Mengetahui profil Callista Roy
2. Memahami Konsep Teori Callista Roy
3. Memahami Paradigma Keperawatan
4. Memahami Aplikasi Model Adaptasi Callista Roy dengan pendekatan proses
keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Callista Roy


Suster Callista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di los angeles California. Roy menerima Bachelor
of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Mary’s College dan Megister Saint in
Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.
Roy melalui pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia
lulus dari university of California los angeles. Dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan titik
konsep adaptasi mempengaruhi dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan
titik dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari helsen
1964 seorang ahli fisiologis psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya.
Headline mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai
tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu titik derajat dan adaptasi dibentuk oleh
dorongan 3 jenis stimulus yaitu vokal stimuli, konseptual stimuli dan residual stimuli.
Roy mengombinasikan teori adaptasi healson dengan definisi dan pandangan terhadap
manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi
nilai humanisme dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H Maslow untuk
menggali keyakinan dan nilai dari manusia. menurut Roy humanisme dalam keperawatan
adalah keyakinan, terhadap kemampuan kopling manusia dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Sebagai model yang berkembang Rai menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain
dari ahli-ahli lain ini area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic
(1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai
suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan praktek Keperawatan dan penelitian. Tahun
1970 model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda
keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat itu lebih dari 1500 staf pengajar dan
mahasiswa mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring dan memperluas model.
Penggunaan model praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan
penyaringan model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survei penelitian pada tahun 1976
sampai 1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi titik
perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan, dan nilai
kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu
dalam keselarasan dari tubuh manusia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dan
kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

3
2.2 Konsep Teori

A. Pengertian
Model keperawatan adaptasi Roy adalah model keperawatan yang bertujuan
membantu seseorang unutk beradaptasi terhadap peubahan kebutuhan fisiologis, konsep
diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat sakit (Marriner-Tomery,
1994). Teori adaptasi Callista Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif karena
menurut Roy, manusia adalah holistic yang memiliki sistem adaptif yang selalu
beradaptasi.
B. Konsep Mayor Kerangka Konseptual Model Adaptasi Roy
Konsep mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi Roy adalah :
o Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input,
kontrol, proses, output dan umpan balik

o Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus vokal
konseptual Dan residual dengan standar individu sehingga manusia dapat
berespon adaptif sendiri

o problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak ada kuat terhadap
penurunan atau peningkatan kebutuhan

o Stimulus vokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara


langsung mengharuskan manusia berefon adaptif. Stimulus vokal adalah
presipitasi perubahan tingkah laku

o Stimulus konseptual adalah sebuah stimulus lain yang menyertai dan


memberikan kontribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan
atau dirangsang oleh stimulus fokal

o Stimulus residual adalah seluruh faktor yang mungkin memberikan


kontribusi terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat
divalidasi

o Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon


otomatik melalui ncural, cemical, dan proses endokrin

o Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui


proses yang kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan
belajar

4
o Model efektor adaptif adalah kognitor yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri

o respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia dalam


mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
reproduksi

o Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan


bagaimana proses adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan
elektrolit, aktivitas dan istirahat, eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan
pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses endokrin

o Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu
dalam satu waktu berbentuk persepsi, partisipasi, terhadap reaksi yang
lain dan tingkah laku langsung titik termasuk pandangan terhadap fisiknya.
kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri atau harapan
diri, moral dan etika pribadi

o Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan


dengan tugasnya di lingkungan sosial

o Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting


dan sebagai support sistem titik di dalam model ini termasuk bagaimana
cara memelihara integritas fisik dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar
C. Asumsi dasar model adaptasi Roy
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-
perubahan biopsikososial
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi titik pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua
rangsangan baik positif maupun negatif
4.Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lain jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai
kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif
5. Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia

5
D. Komponen sistem dalam model adaptasi Roy
Sistem adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan
untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.
Sistem dalam model adaptasi Roy sebagai berikut (Roy, 1991)
> Input
Roy mengidentifikasikan bahwa input sebagai stimulus merupakan kesatuan
informasi bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, di mana
dibagi dalam tiga tingkatan yaitu 1. stimulus fokal , adalah stimulus yang langsung
berhadapan dengan seseorang efeknya segera misalnya infeksi.2. konseptual adalah semua
simulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi
situasi dengan dan dapat diobservasi, diukur dan secara subjektif dilaporkan. Rangsangan ini
muncul secara bersamaan di mana dapat menimbulkan respon negatif bagi stimulus vokal
seperti anemia isolasi sosial 3. sistem residual adalah ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayaan, sikap, sifat
individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk
toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak
> Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah untuk mekanisme coping yang
digunakan titik mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan
subsistem
1. Sistem regulator mempunyai komponen-komponen yaitu input proses dan output.
2. Subsistem kognator sistem mulus untuk subsistem kognitor dapat eksternal maupun
internal. Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
operator subsistem. Koordinator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam
memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan
dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat titik belajar
berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement dan insight. Penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau
analisa.
> Output
Output dari satu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau secara
subjektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar perilaku ini merupakan
umpan balik untuk sistem. Roe mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif
atau respon yang tidak mal adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas
seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu
melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi
dan keunggulan titik sedangkan respon yang adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan
ini.

6
E. Sistem adaptasi memiliki 4 mode adaptasi diantaranya :
1) Fungsi fisiologis, meliputi oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat,
integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit fungsi neurologis dan fungsi endokrin
2) Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola
interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain
3) Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana
peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain
4) Interdependen merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat
individu maupun kelompok

7
2.3 Paradigma Keperawatan
Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan adalah :
 MANUSIA
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai
sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang
mempunyai input, kontrol, output, dan proses umpan balik proses kontrol adalah
mekanisme koping yang dimensikan dengan cara adaptasi
Lebih spesifik manusia didefinisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan
aktivitas kognitor dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam 4 cara
adaptasi yaitu :
1) fungsi fisiologis
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Rohing
mengidentifikasikan 9 kebutuhan dasar fungsiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas yang dibagi menjadi dua bagian yaitu
a. Model fungsi fisiologis dengan tingkat dasar diantaranya
 Oksigenasi: kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi
pertukaran gas dan transpor gas (vairo, 1984 dalam Roy 1991)
 Nutrisi mulai dari proses imnesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan
yang injury (servinsky, 1984 dalam Roy 1991)
 Eliminasi yaitu ekskresi hasil metabolisme dan intestinal dan ginjal (servinsky,
1984 dalam Roy 1991)
 Aktivitas dan istirahat: kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat
yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki
dan memberikan semua komponen-komponen tubuh (Cho 1984 dalam Roy
1991)
 Proteksi atau perlindungan: sebagai dasar defense semua termasuk proses
imunitas dan struktur integumen di mana hal ini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi komat trauma dan perubahan suhu (Suho 1984 dalam Roy
1991)
b. Model fungsi fisiologis dengan proses kompleks diantaranya
 Perasaan : penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungan. Sensasinya di penting
dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan (Driscoll, 1984, dalam Roy 1991)
 Cairan dan elektrolit: keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya
termasuk air, elektrolit, asam basa dan seluler ekstrasel dan fungsi sistemik.
Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan
keseimbangan elektrolit (parly, 1984, dalam Roy 1991)

8
 Fungsi saraf atau neurologis: hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator kopling mekanisme seseorang. Mereka
mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan
tubuh kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas
organ-organ tubuh ( Robertson, 1984, dalam Roy 1991)
 Fungsi endokrin: aksi endokrin adalah pengeluaran hormon sesuai dengan
fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh titik
aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stres dan
merupakan dari regulator coping mekanisme (Howard dan Valentine dalam
Roy 1991)
2) Konsep Diri
Konsep diri berhubungan dengan psikososial engan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari aspek ini berhubungan dengan
integritas psikis (aktivitas, mental dan ekspresi perasaan). Konsep ini menurut Roy
terdiri dari dua komponen yaitu :
- The physical self : bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan
dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. (merasa kehilangan)
- The personal self : berkaitan dengan konsistensi diri, ifeal diri, moral etik
(cemas)

3) Fungsi Peran
Mengenal pola-pola interaksi social seseorang dalam hubungannya dengan orang lain,
yang dicerminkan dalam pola primer, sekinder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana
seseorang dapat mmerankan dirinya di masyarakat sesuai kedudukannya.
1) Mode Interdependensi
Fokusnya terletak pada interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/kasih
sayang, perhatian dan saling menghargai. Ini merupakan keseimbangan anatar
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.

9
 KONSEP SEHAT

Sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan.Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa
kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan
kemungkkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat,
sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat.
Defenisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada
kondisi sehat sejahtera. Dalam model keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep
adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang efektif dan mengizinkan manusia
berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan mempertinggi kesehatan.
Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan
kesehatan. Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya
menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses
koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi
holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas.

Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua
proses, yaitu:
1) Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam lingkungan
internal dan eksternal yang membutuhkan sebuah respon. Perubahan-
perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-
factor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi
yang biasanya disebut stress.
2) Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi
yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan respon-respon.
Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium
manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang dari stimulus dapat disepakati
dengan suksesnya manusia sebagai system adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengaruh pada
tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian
disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk pada tingkatan adaptasi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap
rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat
individual dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam mengartikan dan
mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya dan lain-
lain.
10
 KONSEP LINGKUNGAN
Mendefenisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dari perilaku seseorang
dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang
diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal
adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan
emosional, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari
dalam tubuh individu. Manifestasi yang tampak akan tercermin dri perilaku individu sebagai
suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat
dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan
sekitar.

 KEPERAWATAN
Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek. Sebagai
ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklarifikasikan dan menghubungkan proses yang
secara positif berpegaruh pada status kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan,
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan pada orang-orang.
Lebih spesifik dia mendefenisikan keperawatan sebagai ilmu dan praktek dari peningkatan
adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagi tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara
positif.
Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang
berkaitan degan kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih spesifik
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu
keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan
aktivitas keperawatan,
Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang
berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus internal dan
eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak biasa atau koping
mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa menjadi koping yang tidak
efektif, manusia memerlukan sesorang perawat. Ini tidak harus, bagaimanapun
diinterprestasikan untuk memberi arti bahwa aktivitas keperawatan tidak hanya diberikan
ketika manusia itu sakit. Pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk
mempertahankan keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.

11
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy
Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehinggadapat
mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para
perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat ataumemiliki kelebihan dalam
penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model
konseptualnya adalah terletak pada teori praktekdan model adaptasi yang dikemukakan oleh
Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi
fisiologis, konsep diri, modefungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga
bisa mengkajistressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan
residual,sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhankeperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal
yangmenyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagaiupaya
individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan dari model adaptasiRoy ini adalah
terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien
dan bagaimana pemecahan masalah pasien denganmenggunakan proses keperawatan dan
tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien.
Sehingga seorang perawat yang tidakmempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor
bagi para pasiennya.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep-konsepnya tentang person (Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti
individu,keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistemadaptasi
holistik. Roy memandang person secara menyeluruh atau holistik yangmerupakan suatu
kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi denganlingkungannya. Antara sistem
dan lingkungan terjadi pertukaran informasi bahandan energi. Interaksi yang konstan antara
orang dan lingkungannya akanmenyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu
beradaptasi )dan proses kontribusi perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.

3.2 Saran
Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau
sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untukmemanipulasi stimuli fokal, kontextual
maupun residual stimuli dengan melakukananalisa sehingga stimuli berada pada daerah
adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi
perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/36218578/
MODEL_KONSEP_DAN_TEORI_KEPERAWATAN_SISTER_CALLISTA_ROY
- https://www.scribd.com/document/488789128/Makalah-Konsep-Model-dan-Teori-
Callista-Roy

14

Anda mungkin juga menyukai