ABSTRAK
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. &
Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St.
Luois, MI : Elsevier Mosby.). Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis
perspektif. Perspektif klien mengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan
kemampuan perawat dalam memberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan
terhadap pelayanan kesehatan. Adapun nilai-nilai dalam konsep caring (Watson) diantaranya
konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Konsep tentang manusia
meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu.
Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk
meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan. Lingkungan
mencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap
lingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan
caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal melakukan
caring, ada tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak
(keterikatan dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu sendiri
amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang kesehatan
terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan
orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu
layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan
apakah layanan perawatan bermutu apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual, teknikal,
dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui
bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara
totalitas terhadap kliennya.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut Watson.
2. Memahami persepsi klien tentang caring.
3. Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.
4. Memahami perbedaan caring dan curing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A.
& Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St.
Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan
dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis
perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
Banyak ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai
berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com).
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik
dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et
all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang
lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya.
Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial
yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara
dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut
menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai
kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan
dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat dipengaruhi
dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan
melalui pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri.
b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope
Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan
kesembuhan dan kesejahteraan klien.
Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik
dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini
tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
1. Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak untuk care.
Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care”.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai
kontrak kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat
keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan
memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu
merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat
memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide utama. Oleh
karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena dia
seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat
harus care terhadap klien.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring.
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring dengan
sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring
tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi
keperawatan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik,
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan
sistem humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-
Hope, pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-
lain. Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan
saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat
ditunjukan oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:
1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2. Menyebut klien dengan namanya
3. Menggunakan sentuhan
4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
6. Dan lain-lain
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan
antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya.
Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan
mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan
di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan
penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita
melakukan tindakanyang mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus
melakukan semua itu dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice.
6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan. Salemba
Medika : Jakarta
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/
Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of America
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-
jean-watson
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work. Philadelphia: Mosby.
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING
%20PERAWAT.doc (17 November 2011).
Gustinerz.com | “Inti Dari Keperawatan adalah Caring” inilah kalimat yang sering kita dengar dari nara
sumber diseminar-seminar keperawatan atau dari dosen saat kita mengukuti kuliah. Pertanyaannya apakah kita
sudah mengaplikasikan perilaku caring dalam keseharian kita bekerja (khususnya saat memberikan asuhan
keperawatan) atau apakah kita sudah mengenal seperti apa caring perawat dan bagaimana penerapanya pada
pelayanan keperawatan?.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien/manusia/person merupakan pusat/sentral asuhan
keperawatan dan “CARE” sebagai dasar/landasan dalam praktik/asuhan keperawatan (Nursalam, 2014).
Keunggulan perawat adalah Perilaku Caringnya dan ini sudah dikenal sejak diakuinya profesi perawat di dunia
bahwa salah satu yang harus dimiliki seorang perawat adalah “Mother Insting” atau jiwa keibuan yang
memiliki kepedulian seperti seorang ibu yang merawat anaknya (tidak perlu saya gambarkan lagi tentang jiwa
keibuan ini, lihatlah ibu anda saat merawat anda dan harapanya perawat saat merawat klien/pasien jiwanya
seperti seorang ibu yang merawat anaknya). Caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan dengan
profesi lain dan mendominasi serta mempersatukan dan menjiwai tindakan keperawatan.
Teori caring pertama kali dikemukakan oleh Jean Watson yang dikenal dengan 10 Faktor Karatif Caring yang
merupakan salah satu jenis teori filosofi keperawatan, kemudian dikembangkan lagi oleh Swanson (1993)
dengan teorinya Model Structure of Caring (Swanson Caring Theory) yang terdiri dari Maintaining belief
(mempertahankan keyakinan pada kejadian atau transisi dan melihatnya dengan penuh hikmahh), Knowing
(berusaha keras untuk memahami makna atas kejadian pada kehidupan orang lain), Being with (menunjukkan
perasaan kepada orang lain), Doing for (bekerja/melakukan sesuatu untuk orang lain seperti untuk diri snediri),
enabling (memfasilitasi orang lain pada kondisi transisi) yang masuk dalam jenis teori keperawatan Middle
Range, dan pada akhirnya di modifikasi oleh Carolina dikenal dengan Carolina Care Model dimana ia
membuat suatu model caring yang dapat diaplikasikan pada pelayanan keperawatan ia memperkenalkan
Multilevel rounding, words and way that work, relationship/service component, dan partnerships with support
service.
FacebookWhatsAppLineTwitterGoogle+
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur Alhamdulillah yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah
Yang Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap kritik dan
saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita
sekalian, Amin.
Bagu, januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara Umum........................................................ 2
2.2 Perbedaan Caring dan Curing............................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan.. 7
2.4 Pengertian Transcultural Nursing........................................................ 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 18
3.2 Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang
Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan bahkan
kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak
hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga
kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga
kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,
yaitu meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang Kehidupan, agar kami
mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik keperawatan,
dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan
sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini
perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi
yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap
pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan
prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap
perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada
klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of
Caring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian
dan curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya,
konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:
1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan
tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring
yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼ nya
adalahcuring.
4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing.
Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di
dalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku
manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka
yang sakit.
5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu
klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan
tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem
penyakit dan penanganannya.
6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan
dengancaring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring
dalam spiritual, dan perawatan keluarga.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),
kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat
membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan
langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang
ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien.
Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).
Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri,
dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab
hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari
cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien
sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien
merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering
bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk
aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan
perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat
membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada prilaku
individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat
dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan kondisi
klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan dan
budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu , penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan
hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik
kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan masing –
masing orang menurut umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan
keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga
saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari
dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari
dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal –
hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur terhadap
pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative baru ; ia
berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan
hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa transcultural nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai –
nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring
practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya ( kultur ) ,
baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan . Lininger
berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan
teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang
banyak dan berbagai kultur.
Seseorang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita penyakit
kronis seperti diabetes, penyakit jantung atau asma. Penyebab depresi itu sendiri kompleks,
terkait dengan lingkungan interaksi seseorang maupun kepribadiaannya sendiri. Beberapa faktor
penyebab umum adalah:
• Faktor herediter • Trauma Berbagai jenis
• Isolasi atau kesepian • Pengangguran depresi memerlukan
• konflik Keluarga • Kesulitan penyelesaian cara yang berbeda
dalam jenis
• Stres • Nyeri
pengobatannya. Untuk
depresi ringan, dapat
dianjurkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dalam kasus depresi parah, dianjurkan
untuk mengkonsumsi obat dan psikoterapi. Salah satu pendekatan yang muncul menjadi lebih
umum untuk segala bentuk depresi adalah manajemen diri. Manajemen diri mengacu pada
strategi orang menggunakan untuk berurusan dengan kondisi mereka. Dimana seseorang
melibatkan tindakan, sikap atau tujuan dalam mengambil atau membuat keputusan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Pengobatan terhadap penyakit kronik yang telah dilakukan di masyarakat saat ini amat
beragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pengobatan tradisional juga merupakan sub unsur
kebudayaan masyarakat sederhana yang telah dijadikan sebagai salah satu cara pengobatan.
Pengobatan inilah yang juga menjadi aplikasi dari transkultural dalam mengobati suatu penyakit
kronik. Pengobatan tradisional ini dilakukan berdasarkan budaya yang telah diwariskan turun-
temurun. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat negeri Pangean lebih memilih menggunakan ramuan dukun untuk
menyembuhkan penyakit TBC, yaitu daun waru yang diremas dan airnya dimasak sebanyak
setengah gelas.
2. Masyarakat di Papua percaya bahwa penyakit malaria dapat disembuhkan dengan cara minta
ampun kepada penguasa hutan lalu memetik daun untuk dibuat ramuan untuk diminum dan
dioleskan ke seluruh tubuh.
3. Masyarakat Jawa memakan pisang emas bersamaan dengan kutu kepala (Jawa:tuma) tiga kali
sehari untuk pengobatan penyakit kuning.
Pengobatan tradisional yang sering dipakai berupa pemanfaatan bahan-bahan herbal. Herba
sambiloto menjadi sebuah contoh yang khasiatnya dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati
penyakit-penyakit kronik, seperti hepatitis, radang paru (pneumonia), radang saluran nafas
(bronchitis), radang ginjal (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu,
kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus). Daun lidah budaya dan tanaman pare
juga dijadikan sebagai pengobatan herbal. Tumbuhan tersebut berkhasiat menyebuhkan diabetes
melitus.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun masih ada negara yang meyakini bahwa
pengobatan medis bukan satu-satunya cara mengobati penyakit kronik. Misalnya, di Afrika,
penduduk Afrika masih memiliki keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit. Mereka
menganggap bahwa obat-obatan tradisional sudah cukup untuk mengganti produk yag akan
dibeli, bahkan mereka menggunakan dukun sebagai penyembuh tradisional. Hal seperti ini juga
terjadi di Amerika, Eropa, dan Asia.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk
mencari bantuan perawatan kesehatan. Selanjutnya, definisi nyeri menurut keperawatan adalah
apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada
kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri adalah bahwa
semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui. Keberadaan nyeri adalah
berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada.
Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri baik yang dilakukan oleh pasien berdasarkan
apa yang dipercaya olehnya atau yang dilakukan oleh perawat setelah melakukan pengkajian
tentang latar belakang budaya pasien adalah sebagai berikut:
a. Dengan membatasi gerak dan istirahat. Seorang pasien yang mengalami nyeri diharuskan untuk
tidak banyak bergerak karena jika banyak bergerak dapat memperparah dan menyebabkan nyeri
berlangsung lama. Menurut pandangan umat Islam, seseorang yang menderita nyeri untuk
mengurangi tau meredakannya dengan posisi istirahat atau tidur yang benar yaitu badan lurus
dan dimiringkan ke sebelah kanan. Hal ini menurut sunah rasul. Dengan posisi tersebut
diharapkan dapat meredakan nyeri karena peredaran darah yang lancer akibat jantung yang tidak
tertindih badan sehingga dapat bekerja maksimal.
b. Mengkonsumsi obat-obatan tradisional. Beberapa orang mempercayai bahwa ada beberapa
obat tradisional yang dapat meredakan nyeri bahkan lebih manjur dari obat yang diberikan oleh
dokter. Misalnya, obat urut dan tulang ‘Dapol Siburuk’ dari burung siburuk yang digunakan oleh
masyarakat Batak.
c. Dengan dipijat atau semacamnya. Kebanyakan orang mempercayai dengan dipijat atau
semacamnya dapat meredakan nyeri dengan waktu yang singkat. Namun, harus diperhatikan
bahwa apabila salah memijat akan menyebabkan bertambah nyeri atau hal-hal lain yang
merugikan penderita. Dalam budaya Jawa ada yang disebut dukun pijat yang sering didatangi
orang banyak apabila mengalami keluhan nyeri misalnya kaki terkilir.
Dalam menerapkan transkultural pada gangguan nyeri harus tetap mempertahankan baik
buruknya bagi si pasien. Semua aplikasi transkultural sebaiknya dikonsultasikan kepada pihak
medis agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan dalam
menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter berupa pemberian
obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga kondisi kesehatan
pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi kesehatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan unsur caring
dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen
membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun sejak perawat
dalam masa pendidikan. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna
memberikan pemahaman yang mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar
bersikap caring dalam setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-praktek.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat. Jean Watson, seorang professeor
keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai caring. Tulisan ini akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai caring menurut Watson.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan
praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien.
Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda.Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi
klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya
dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan
klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan
kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
Sikap caring menurut Watson harus tercermin dalam sepuluh faktor kuratif, yaitu pembentukan
sistem nilai humanisme dan altruistik, memberikan kepercayaan dan harapan dengan memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik, menumbuhkan rasa sensitif terhadap diri dan orang
lain, mengembangkan hubungan saling percaya, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif
dan negatif klien, penggunaaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan,
peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, menciptakan lingkungan mental, sosial cultural
dan spiritual yang mendukung, memberi bimbingan dan memuaskan kebutuhan manusiawi dan
mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar petumbuahn diri dan kematangan jiwa
klien dapat dicapai.
Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan
akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan
demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam
profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring
menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual
dalam asuhan keperawatan.
Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian konsep caring oleh masyarakat.
b. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien.
Menurut watson:
Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda.Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi
klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya
dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan
klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan
kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya
dalam praktik keperawatan.
Sikap caring menurut Watson harus tercermin dalam sepuluh faktor kuratif, yaitu pembentukan
sistem nilai humanisme dan altruistik, memberikan kepercayaan dan harapan dengan memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik, menumbuhkan rasa sensitif terhadap diri dan orang
lain, mengembangkan hubungan saling percaya, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif
dan negatif klien, penggunaaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan,
peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, menciptakan lingkungan mental, sosial cultural
dan spiritual yang mendukung, memberi bimbingan dan memuaskan kebutuhan manusiawi dan
mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar petumbuahn diri dan kematangan jiwa
klien dapat dicapai.
Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson
menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya
dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring
menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual
dalam asuhan keperawatan
B. Paradigma Keperawatan
1) Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992) Manusia selalu berusaha
untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan
mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara terus menerus mengahadapi perubahan
lingkungan dan selalu berusaha beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan
Dimensi manusia sebagai satu kesatuan utuh antara aspek fisik, intelektual, emosional, social-kultural,
spiritual dan lingkungan ( Dikutip dari Taylor C. dkk. Fundamental of Nursing, 1989)
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai
sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social
dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu:
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan
maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai
pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan
mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga
sebagian akan ditentkan oleh kondisi keluarganya.
diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
2) Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson).
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif
(Paplau). Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
Keturunan
Perilaku
Pelayanan kesehatan
Lingkungan
Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada
dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah yaitu
kematian dan kondisi normal berada di tengah.
Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima pelayanan kesehatan dapat
membentuk kerjasama untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan
pelayanan kesehatan.
Klien merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam komunitas bertanggung jawab untuk
kesehatan sendiri dan harus didorong serta dididik untuk berperan dalam pelayanan kesehatan.
D. Prinsip dasar dalam praktek caring kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif dengan
tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
6. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit,
penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang
ada.
E. Peran
perawat konsep caring komunitas dalam asuhan keperawatan
Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain,
saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah
pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)
Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerjasama yang
melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas merupakan
suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan
pembiayaan yang murah, lebih ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai
pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan
masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari
masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit melalui:
1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok dalam
masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama
(partnership).
2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat secara komprehensive.
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas.
2. Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja
sama lintas program dan lintas sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Potter, P.A.& Perry, A.G. (1997). Fundamental of nursing: concepts, process & practice. 4th ed. St. Louis:
Mosby. (terj.hlm.158-159, 814-820)
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyusun makalah “ Caring Manajemen Keperawatan ” Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimana mendatang. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang mmebutuhkan.
Jakarta, November 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………… 1
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………… 1
A. Kesimpulan……………………………………………………………………. 16
B. Saran…………………………………………………………………………... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Florence nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan meninggal dunia pada
tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usiannya yang ke-90 tahun. Florence
nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada, namanya diambil dari kota tempat ia lahir.
Semasa kecilnya ia tinggal di lea hurst sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya yang
brenama William nightingale yang merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan
ibunya adalah keturunan ningrat dan terpandang.
Florence nightingale memiliki seorang saudara perempuan yang bernama parthenope. Pada masa
remajanya Florence nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga akhirnya pada usianya
yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawat orang-orang yang sakit,
Florence nightingale menghidupkan konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru
keperawatan. Kemudian, Florence nightingale dikenal dengan nama “bidadari berlampu (the lady
with the lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang
krimea.
Florence nightingale adalah perawat pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal sebagai wanita
yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan
penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori Florence nightingale lebih
mengemukakan tentang lingkungan. Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran
dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan
keperawatan.pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras daan parthenope
hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri,seorang tuan tanah.pada masa itu wanita
ningrat,kaya,dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenag-senang saja dan
malas,sementara florance lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
membutuhkan.perawat pada masa itu perawat dianggap pekerjaan hina karena
a. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin ) Yng
mwngikuti kemana tentara pergi.
b. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka,sehingga
dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan bnayak pasien memperlakukan
wanita tidak berpendidikan yang berada dirumah sakit dengan tidak senonoh perawat inggris
pada masa itu lebih banyak laki-laki dripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
c. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.nama harum florance melejit saat
pecah perang krim antara inggris,peranci,dan turki melawan rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu
banyak sekali tentara inggris yang terluka dan dibiarkan terlantar dirumah sakit darurat dimedan
perang karena tak cukupnya tenaga perawat ditempat itu.florance dengan tulus dan berani
membawa 38 orang perawat kerumah sakit itu.selama 21 bulan
B. Tujuan Masalah
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu tugas Caring Manajemen Keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
c. Rubenfild (1999):
caring yaitu memberikan asuhan, tanggung jawab, dan ikhlas. Crips dan Taylor (2001): caring
merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seorang berpikir, merasakan dan
berperilaku, dalam hubungannya dengan orang lain.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara uum
adalah suatu cermin perhatian,perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan
dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
lebih baik dilakukan wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan
perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan
perkembangan keperawatan.
c. Sistem pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan besar dalam teori
keperawatan dahulu pendidikan keperawatan beliau mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan
yang terarah sesuai dengan kebutuhan RS sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang
dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
d. ilmu Perkembangan keperawatan
Perkembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan
dasar ilmu menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan
cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring merupakan fenomena yang berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan,
bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam suatu keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan. Ada beberapa yang mempengarauhi teori keperawatan yaitu, filosopi
Nightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu keperawan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur untuk
menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku-buku
kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba medika.
Http://Indonesiannursing.com/2008/07/30/konsep-model-florence nightingale.