Di Susun oleh :
1. Amalya Zukhrufah
2. Anna Syarofatul M
3. Dendi Yuli Priyantoro
4. Nur Aida Perdani
5. Nur Fitriyani
Dosen Pengampu : Anisa Oktiawati M.Kep
Mata Kuliah : Falsafah & teori keperawatan
Kelas : I A / 2016 - 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul ”Teori
Keperawatan Myra Estrin Levine“. tepat pada waktunya.Dalam penulisan makalah ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan
aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai
individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan
pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk
hidup terintegrasi yang saling berinteraksidan beradaptasi terhadap
lingkungannya.Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana
dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran
keperawatan.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine.
2. Untuk memahami konsep utama Teori Levine
3. Untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
4. Untuk mengetahui hubungan Teori Levine dengan proses keperawatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pengakuan kehormatan dari perawat asosiasi Illinois (1977). Dia adalah penerima
pertama penghargaan Elizabeth Russell Belford Award untuk keunggulan mengajar dari
Sigma Theta Tau (1977). Baik edisi pertama dan edisi kedua dari bukunya “Introduction
To Clinical Nursing” menerima buku jurnal Amerika tahun penghargaan keperawatan
dan bukunya tahun 1971 “Renewal for Nursing” di terjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.
Levine terdaftar dalam Who’s Who in American Women (1977-1988) dan Who Who in
America Nursing (1987). Dia terpilih dalam lembaga sesama kedokteran Chicago (1987-
1991). Bab Alpha Lambda dari Sigma Theta Tau diakui Levine untuk kontribusi luar
biasanyauntuk keperawatan pada tahun 1990. Januari 1992, Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University, Chicago. Levine seorang pemimpin yang
aktif di perawat asosiasi Amerika dan perawat asosiasi Illinois. Setelah dia pensiun pada
tahun 1987, dia tetap aktif dalam pengembangan teori dan dorongan pertanyaan dari
penelitian tentang teorinya.
Sebuah pembicaan dinamik, dia seorang presenter/penyaji dalam berbagai
program, workshops, seminar, dan panel dan sebagai penulis yang produktif mengenai
keperawatan dan edukasi/pendidikan. Levine juga menjabat sebagai konsultan untuk
rumah sakit dan sekolah keperawatan. Meskipun dia tidak pernah dimaksudkan untuk
mengembangkan teori, dia memberikan struktur organisasi untuk mengajar keperawatan
Medikal Bedah dan stimulus bagi pengembangan teori. "empat prinsip-prinsip
konservasi keperawatan" adalah pernyataan pertama dari prinsip-prinsip konservasi.
Karya awal lainnya termasuk "adaptasi dan penilaian: alasan untuk intervensi
keperawatan. Untuk kurangnya cinta sendiri dan pengajaran dari keutuhan. Edisi pertama
dari bukunya menggunakan prinsip konservasi “Introduction To Clinical Nursing” yang
dipublikasikan pada tahun 1969. Dia mengenai konsekuensi dari empat prinsip
konservasi di “Holistic Nursing”. Edisi kedua dari Introduction to Clinical Nursing
dipublikasikan pada tahun 1973. Sejak itu, Levine telah menghadirkan teori prinsip-
prinsip konservasi di konferensi perawat, beberapa di antaranya telah direkam, dan di
konferensi perguruan tinggi Allentown Santo Fransiskus de Sales bulan April 1984.
Pada tahun 1989, perubahan substansial dan klarifikasi tentang teorinya
diterbitkan dalam bab "empat prinsip konservasi: dua puluh tahun kemudian" di buku
Riehl Conceptual Models for Nursing Practice. Levine menguraikan tentang bagaimana
redundansi ciri ketersediaan respon adaptif ketika stabilitas terancam. Proses adaptasi
membuat ekonomi tubuh untuk menjaga stabilitas individu. Hasil adaptasi adalah
konservasi.
3
Pada tahun 1991, ia secara eksplisit terkait kesehatan untuk proses konservasi
untuk memperjelas bahwa model konservasi memandang kesehatan sebagai salah satu
komponen yang penting. konservasi, melalui pengobatan, berfokus pada integritas dan
reklamasi kesatuan semua orang.
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret tahun 1996 pada usia 75. Dia
meninggalkan warisan sebagai seorang pendidik, ulama, administrator, mahasiswa, istri,
ibu, teman, dan perawat. Sebelum kematiannya, dia memiliki kesempatan untuk
meyakinkan rekan-rekannya bahwa spiritualitas merupakan bagian implisit dari
kepribadian dan penting untuk pemeliharaan integritas pribadi.
4
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal
dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil
dan sebagian tidak berhasil. Penekanan pada proses adaptasi ini adalah mengenai
tingkatan bukan pada proses berhasil atau gagal, jadi tidak mengenal proses
maladaptasi.
Levine (1991) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik adaptasi, yaitu: historis,
spesificity, dan redundancy.
a. Historisitas (Historicity)
Historisitas mengacu pada gagasan bahwa respon adaptif sebagian manusia
didasarkan pada genetik dan sejarah masa lalu. Setiap manusia terdiri dari
kombinasi genetic dan sejarah, dan respon adaptif merupakan hasil dari keduanya.
b. Kekhususan (Specifity)
Kekhususan mengacu pada fakta bahwa setiap sistem yang membentuk
manusia memiliki jalur stimulus respon yang unik. Tanggapan yang distimulasi
oleh stress spesifik dan berorientasi tugas. Tanggapan yang dipicu dalam beberapa
jalur cenderung akan disinkronisasi.
c. Redundansi (Redundancy)
Redundansi menggambarkan pengertian bahwa jika suatu system atau jalur
tidak dapat memastikan adaptasi, maka jalur lain mungkin dapat mengambil alih
dan menyelesaikan pekerjaan. Ini mungkin berguna bila respon korektif (misalnya,
penggunaan suntikan alergi selama periode waktu yang panjang untuk mengurangi
keparahan alergi secara bertahap dari system kekebalan tubuh). Namun, redundansi
dapat merugikan, seperti ketika tanggapan yang sebelumnya gagal membangun
kembali (misalnya, ketika kondisi autoimun menyebabkan system kekebalan
manusia itu sendiri menyerang jaringan yang sebelumnya sehat). Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk
menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi
historis dan spesificity. pada kenyataannya, pola adaptasi dapat disembunyikan
dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang
terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy
memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang
membuat individu sulit mempertahankan hidup. Levine (1991) menduga “adanya
5
kemungkinan bahwa penuaan itu sendiri merupakan konsekuensi dari gagalnya
redundansi proses fisiologis dan psikologis.
a. Lingkungan
Dalam menjalani proses adaptasi individu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan baik internal maupun eksternal. Levine memandang setiap
individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun
eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan
aspek fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi,
opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan
menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional
terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun
mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme.
Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan
dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan
pengalaman.
b. Respon organism
Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan disebut sebagai
respon Organismik. Respon tersebut terdiri dari 4 tingkatan, yaitu :( Menurut
Levine (1973))
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang
diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap
ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-
tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi
untuk rasa aman dan sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi
Merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari lingkungan yang
tidak bersahabat, merupakan cara untuk penyembuhan diri. Respon individu
adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk menghapus
atau mencegah iritasi patogen yang merugikan.untuk hal ini sangat dibutuhkan
kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan
yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi
untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi,
6
dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu
berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi,
informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara
utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini
sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat
individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari
dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.
c. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan
rencana keperawatan.
7
2. Konservasi Integritas Struktural
Mengacu untuk memelihara atau memulihkan struktur tubuh mencegah
kerusakan fisik dan mempromosikan penyembuhan.
Aplikasi langsung ke pasien : perawat membantu pasien dalam latihan ROM (Range
Of Motion) untuk melemaskan sendi agar tidak kaku dan memelihara kebersihan
pribadi pasien.
3. Konservasi integritas pribadi
Seorang perawat harus dapat menghargai diri pasien. Hal ini bisa terlihat
ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena
adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
Aplikasi langsung ke pasien : perawat memanggil pasien dengan namanya,
menghormatinya, bersikap jujur dan menjaga kerahasiaan pasien.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas, sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan
terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan
interpersonal.
Aplikasi langsung ke pasien : perawat membantu pasien untuk mempertahankan
tempatnya dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat.
8
permasalahan kesehatan klien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam
menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan
suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian
menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman
pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan
integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi,
istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain,
pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh,
emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu
pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan,
nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan
klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau
masyarakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara
menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri
klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan
pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain
juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses
perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine
tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan
akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan
mencapai kondisi sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu
tujuan.
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis,
kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum,
konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan
perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam
perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase
perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari
perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data
9
dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi
perawatan yaitu tentang pengobatan atau support. Bagaimana teori Levine berfokus
pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan
datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu
memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi,
lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan
yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
B. SARAN
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep
keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan
pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita
sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan
pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah
pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di
dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya
dengan gigih dan rajin.
11
DAFTAR PUSTAKA
12