Anda di halaman 1dari 19

1

MAKALAH
KEPERAWATAN DASAR
“KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI”

Disusun oleh : Kelompok 10


Anggota : - Nursuciati
- Putri fajriati
- Radhiatul umsonia

POLTEKKES KEMENKES MATARAM


PRODI D-III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AJARAN 2022/2023
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah


SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul ‘Kebutuhan perawatan diri” dapat
selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah semester 3 dari bapak ibu dosen pada bidang studi
mata kuliah keperawatan dasar. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang bagaimana cara kerja pembuangan sisa-
sisa metabolisme didalam tubuh manusia.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen selaku dosen pengajar mata kuliah keperawatan
dasar. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh
karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini.

Bima.16 agustus 2022

Kelompok 10
3
4
5
6

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan
kesehatan.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan
terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan
dengan kebersihan diri yang buruk. Hal-hal yang muncul bila pasien
kurang menjaga kebersihan dirinya diantaranya adalah badan gatal-
gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit kulit.
Pada rambut terdapat ketombe/kutu, penampilan tidak rapi dan bau
badan tidak sedap, serta kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi
sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan, dan bila telinga
tidak dibersihkan maka akan dapat menimbulkan gangguan
pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat
menimbulkan infeksi pada telinga. Pada gigi dan mulut akan
menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi, dan bau mulut.
(Andarmoyo, 2012).
Penurunan fungsi tubuh pada pasien atau ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi personal hygiene dapat mempengaruhi dan
mengakibatkan perubahan kecil yang terjadi dalam kemampuan pasien
yaitu: perubahan fisik, perubahan mental dan psikososial, sehingga
mempunyai dampak atau sebab untuk meningkatkan kepercayaan pada
pasien. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
adalah: Dampak fisik: Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku, Dampak
Psikososial: Masalah social yang berhubungan dengan Personal
7

Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai


dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia secara individu,
pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik
secara fisik, biologi, mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut
usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan kemunduran peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan didalam
mencukupi kebutuhan hidupnya khususnya kebutuhan kebersihan diri,
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain (Nugroho dalam Widyaningsih, 2013).

Adapun keluarga dalam hal ini sangat diperlukan yaitu dalam


menjaga kesehatan keluarganya terutama dalam memenuhi kebutuhan
personal hygiene yang kurang karena keluarga cenderung menjadi
seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor
dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarganya. Dari
sinilah ada kaitan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
keluarganya bahwa melakukan perawatan personal hygiene dengan
benar merupakan hal yang sangat penting dalam membantu anggota
keluarga termasuk pasien untuk mencapai suatu keadaan yang sehat.
Salah satu hal yang penting yang akan membawa pengaruh bagi
kesehatan dan psikis pasien adalah kebersihan. Dalam kehidupan
sehari-hari, kebersihan itu harus diperhatikan.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan
kebiasaan. Salah satu hal diantaranya adalah persepsi seseorang
terhadap kesehatan itu sendiri. Jika seseorang sakit biasanya masalah
kesehatan kurang diperhatikan, hal itu terjadi karena mereka
8

menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele. Padahal jika


hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum (Wartonah & Tarwoto, 2006). Meskipun demikian, pasien
haruslah tetap menjaga kesehatan. Untuk terus menerus meningkatkan
kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup yang
sehat. Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat
menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kesehatan seseorang.
Hal itu termasuk menjaga kebersihan tubuh (Ismayadi, 2004). Jadi,
berdasarkan permasalahan kesehatan yang telah dibahaskan diatas,
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan usia lanjut,
personal hygiene merupakan salah satu faktor dasar karena individu
yang mempunyai personal hygiene yang baik mempunyai risiko yang
lebih rendah untuk mendapat penyakit (Setiabudhi, 2002).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan (Sharma, 2007). Perawatan
fisik diri sendiri mencakup perawatan kulit badan, kuku, rambut, mata,
gigi, mulut, telinga,dan hidung (Setiabudhi ,2002). Lanjut usia
terutamanya harus didorong untuk melaksanakan rutinitas personal
hygiene sebanyak mungkin karena upaya ini lebih menguntungkan
karena lebih hemat biaya, tenaga, dan waktu dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kesehatan. Peningkatan personal hygiene dan
perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan
merupakan perlindungan khusus yang dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan (Dainur,1995).
Sehingga hal-hal yang bisa dilakukan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien adalah keluarga berperan
membantu dan memberi motifasi kepada para pasien agar pasien yang
tidak mampu melakukan personal hygiene mampu melakukannya.
Dengan adanya motivasi dan bantuan dari keluarganya yaitu mengajak
9

pasien untuk aktif dalam merawat dirinya. Cara lain yang bisa
dilakukan keluarga dalam merawat pasien untuk memenuhi personal
hygiene adalah membantu menyiapkan air untuk mandi, membantu
sibin bagi pasien yang tidak mampu melakukannya, membantu dalam
mencuci rambut, membantu ganti pakaian pada pasien yang sudah tidak
bisa melakukan personal hygiene sendiri, keluarga sebagai orang
terdekat dalam merawat atau memberikan perawatan diri pada pasien
tersebut agar pasien terhindar dari suatu penyakit. Semakin banyak
jumlah pasien diperkirakan permasalahan kesehatan yang dihadapi juga
akan semakin banyak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
bagaimana peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene pada pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian personal hygiene?
2. Apa saja jenis personal hygiene?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari personal hygiene
2. Mengetahui jenis personal hygiene
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi personal
hygiene
1
0

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Potter & Perry, 2005).
Istilah personal hygiene berasal dari bahasa Yunani,
personal artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga
serta merawat tubuh agar tubuh selalu sehat dan bersih
serta mampu meningkatkan derajat kesehatan pada tubuh
sehingga masalah kesehatan serta dampak negatif dari fisik
maupun sosial dapat teratasi dengan baik.

Personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan,


memelihara kesehatan diri, memperbaiki personal hygiene,
mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan
menciptakan keindahan. Personal hygiene diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti
pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin.
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara
1
1

fisik maupun psikologis. Tujuan personal hygiene adalah


untuk mempertahankan kebersihan dan dapat melatih hidup
sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi
terhadap kesehatan dan kebersihan serta menciptakan
penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
(Uliyah dan Hidayat, 2008)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal


hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain; budaya, nilai
sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.
Sedangkan menurut Perry dan Potter (2005), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
personal hygiene, yaitu sebagai berikut:
 Citra tubuh. Penampilan umum pasien dapat
menggambarkan pentingnya hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep
subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah.
Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat
berubah akibat adanya pembedahan atau
penyakit fisik maka harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene. 
 Praktik sosial. Kelompok-kelompok sosial
wadah seseorang pasien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
1
2

Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak


mendapatkan praktik hygiene dari orang tua
mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau
air mengalir hanya merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
 Status sosio ekonomi. Sumber daya ekonomi
seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah
dapat menyediakan bahan-bahan yang penting
seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan
kosmestik (alat-alat yang membantu dalam
memelihara hygiene dalam lingkungan
rumah). 
 Pengetahuan. Pengetahuan tentang
pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene.
Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidak cukup, harus termotivasi untuk
memelihara perawatan diri.
 Kebudayaan. Kepercayaan kebudayaan
pasien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene. Orang dari latar
kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek
perawatan diri yang berbeda. 
 Pilihan pribadi. Kebebasan individu untuk
memilih waktu untuk perawatan diri, memilih
1
3

produk yang ingin digunakan, dan memilih


bagaimana cara melakukan hygiene. 
 Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu
kemampuan untuk merawat diri berkurang
sehingga perlu bantuan untuk melakukan
perawatan diri.

Menurut Green (1980), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku


kesehatan (personal hygiene), yaitu:

1. Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan,


sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya atau norma yang diyakini
seseorang.
2. Faktor pendukung. Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi
perilaku seseorang. Faktor pendukung di sini adalah ketersediaan
sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat- alat kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
3. Faktor pendorong atau penguat. Faktor yang menentukan
apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain
yang berpengaruh (tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas
kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi
pendorong seseorang untuk berperilaku.

C. Jenis – jenis personal hygiene


Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry
(2006), jenis-jenis personal hygiene antara lain adalah
1
4

sebagai berikut:

a. Kebersihan kuku, kaki dan tangan 


Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait
makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan E. coli.
Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan
tangan. Mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sebelum
makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan
kamar mandi, memegang hewan, sebelum dan setelah
memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek


penting dalam mempertahankan perawatan diri karena
berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Dengan demikian kuku seharusnya terlihat sehat dan
bersih. Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-
kurangnya 1x dalam seminggu atau saat terlihat panjang.
Dalam memotong kuku dianjurkan untuk menggunakan
pemotong kuku.

Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki


dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki yang
lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai
dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku. Selain itu
yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki
adalah dengan mencuci kaki. Mencuci kaki dapat dilakukan
Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan
1
5

sebelum pergi tidur.

b. Kebersihan rambut 

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat


membuat terpelihara dengan subur dan indah sehingga
akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek.
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status
kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok,
sebagai akibat gizi kurang.

Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan


keramas. Keramas minimal dilakukan dua kali dalam
seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika
seseorang melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak
keringat, seperti selesai berolahraga dan bekerja. Keramas
dengan menggunakan sampo atau bahan pembersih rambut
lainnya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi
juga untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut
sehingga rambut subur dan berkilau.

c. Kebersihan gigi dan mulut 


1
6

Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus


dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan
bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi
dari plak, bakteri dan mengurangi ketidak-nyamanan yang
dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan


selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Menyikat gigi
merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi
dan mulut. Menggosok gigi secara benar dan teratur,
sedikitnya di lakukan 4 kali sehari yaitu setiap selesai
makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi menggunakan
sikat gigi sendiri. Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut
secara rutin kurang lebih 6 bulan sekali ke puskesmas atau
ke dokter gigi.

d. Kebersihan mata 

Mata merupakan organ yang sangat penting bagi


kehidupan manusia karena sebagian besar aktivitas
manusia selalu menggunakan mata. Secara normal tidak
ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena
secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak
mata dan bulu mata yang mencegah masuknya partikel
asing kedalam mata. Dalam menjaga kesehatan dan
kebersihan mata dapat dilakukan dengan cara mengusap
1
7

kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut


mata bagian luar mata mengunakan kain yang lembut dan
bersih serta selalu melindungi mata dari kemasukan debu
dan kotoran.

e. Kebersihan telinga 

Telinga berfungsi sebagai pendengaran. Sangat penting


bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan telinga,
karena apabila telinga terdapat serumen ataupun kotoran
yang menumpuk dan tidak dibersihkan, maka akan
mengganggu fungsi pendengaran. Dalam menjaga
kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x
dalam seminggu. Pada saat membersihkan harus dilakukan
dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti
peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga.

f. Kebersihan hidung 

Hidung berfungsi sebagai indra pembau dan


sebagai jalan nafas. Lubang hidung terdapat bulu-bulu
hidung dan lendir yang berfungsi untuk menyaring
kotoran yang masuk bersama udara yang dihirup.
Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan
dengan menggunakan kapas, sapu tangan atau tisu yang
1
8

bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara


lembut.

g. Kebersihan kulit 

Kulit merupakan salah satu bagian penting


dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari kuman dan
trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat
(cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Dalam
menjaga perawatan kulit dapat dilakukan dengan
melakukan mandi, karena dengan mandi setiap hari
dapat menghilangkan kotoran, bau badan, keringat dan
membuat rasa nyaman. Mandi sebaiknya dilakukan
secara rutin minimal 2 kali sehari dan selalu
menggunakan sabun.

Mengganti pakaian secara teratur merupakan salah satu


cara menjaga kebersihan kulit. Dalam mengganti
pakaian, minimal dilakukan 1x dalam sehari. Seseorang
perlu mengganti pakaian lebih sering apabila dalam
beraktivitas banyak berkeringat.
1
9

BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai