Anda di halaman 1dari 9

RESUME KONSEP KEBUTUHAN MEMILIKI DAN

DIMILIKI SERTA SPIRITUAL

NAMA: DIANA SAFITRI


PRODI : D3 KEPERAWATAN
NIM: 20200114401009

A. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and


Belonging Needs).
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relative dipenuhi, maka
timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love
needs). Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap
orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya “akar”
dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah
keluarga, sebuah kampong, suatu marga, dan lain-lain. Setiap orang yang
tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang
yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya oengangguran yang
tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang
yang bersangkutan. Kebutuhan ini meliputi sebagai berikut
1) Memberi dan menerima kasih sayang;
2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain;
3) Kehangatan;
4) Persahabatan; dan
5) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta
lingkungan sosial.
• Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi
seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan di mana seseorang.
Berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau
hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan makin menekan
seseorang sedemikian rupa, sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin
untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan
memiliki.

1. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki Biasanya meningkat setelah terpenuhi


kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi Bila individu merasa
aman dan selamat mereka mempunyai wkt dan energi untuk mencari
cinta dan rasa memiliki
2. Pemahaman tentang cinta

a. Cinta adalah dukungan. Artinya dalam keluarga harus saling


mendukung hal hal yang positif walupun kadang antar angota
keluarga saling bentrok pendapat. Bagi perawat ; konsep ini
memberikan makna bagi perawat bahwa klien yang dirawat
membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya. Dukungan
yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui intervensi
keperawatan, misalnya dengan memberikan motivasi untuk
membangkitkan semangat hidup klien. Dukungan yang dibutuhkan
klien bukan hanya dari perawat. tetapi juga dukungan dari keluarga.
Bentuk dukungan keluargalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan klien. Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap
dukungan keluarga ini, maka perawat dapat menjalankan perannya
sebagai fasilitator yang memfasilitasi klien dengan keluarganya.
b. Cinta adalah ketulusan Artinya dalam satu anggota keluarga kita
harus tulus dalam saling tolong menolong ataupun kalau memberikan
bantuan pada anggota keluarga lain. Bagi perawat ; Konsep ini
memberikan landasan bagi perawat bahwa perawat harus tulus dan
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang
tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Semua klien dilayani
oleh perawat dengan baik.
c. Cinta adalah perhatian Artinya dalam keluarga seharusnya kita saling
perhatian contohnya perhatian orang tua ke pada anak. Bagi Perawat :
Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan yaitu care. Artinya,
keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan
kepedulian yang tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan
diberikan asuhan keperawatan dengan penuh perhatian. Bentuk
perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien di antaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper (penolong)

 Kebutuhan mencintai dan dimiliki Memberikan dan menerima cinta dan


kasih sayang Membutuhkan teman hidup dan bergaul Membutuhkan hub
interpersonal dan kasih sayang Membutuhkan peran yg memuaskan
Membutuhkan perlakuan yang halus Membutuhkan kebersamaan
Membutuhkan

B. Kebutuhan Spritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau


mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1989). Maka dapat disimpulkan
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup,
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan dan kebutuhan
untuk memberikan dan mendapatkan maaf. Adapun adaptasi spiritual adalah
proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan
pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang
dianutnya (Asmadi, 2008: 258).
Kebutuhan spiritual
Individu sebagai makhluk spiritual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk


ciptaan lainnya.
2. Memiliki rohani/jiwa yang sempurna (akal, pikiran, perasaan dan
kemauan).
3. Individu diciptakan sebagai khalifah (penguasa dan pengatur kehidupan)
dimuka bumi.
4. Terdiri atas unsur bio-psiko-sosial yang utuh (Ali H.Z, 2002: 43).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual antara lain :

 Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan


kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memeliki cara
meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.
 Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam
memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan
emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
 Ras/suku. Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda,
sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai
dengan keyakinan yang dimiliki.
 Agama yang dianut. Keyakina pada agama tertentu yang dimiliki oleh
seseorang dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
 Kegiatan keagamaan.Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu
mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan selalu mendekatkan
diri kepada Penciptanya (Asmadi, 2008: 254-257).

1.      Spiritual

Berasal dari bahasa latin spiritus, yang berrti bernafas atau angin. Ini berarti
segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang
(McEwan, 2005).
Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan
Maha Pencipta (Achir Yani, 2000).
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung
pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide
tentang kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004 cit  Potter Perry, 2009)
Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek sebagai berikut:
a.       Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui
b.      Menemukan arti dan tujuan hidup
c.       Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri.
2.      Kepercayaan (faith)
Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau komitmen terhadap sesuatu
atau seseorang (Achir Yani, 2000)
3.      Agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan terorganisasi (Achir Yani,
2000)

2.      Karakteristik

1.      Hubungan dengan diri sendiri


Kekuatan dalam dan self relience
a.       Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya)
b.      Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada kehidupan/ masa depan, ketenangan
pikiran, harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)
2.      Hubungan dengan alam
Harmoni
a.       Mengetahui tentang alam,iklim, margasatwa
b.      Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki, bertanam), mengabdikan dan
melindungi alam
3.      Hubungan dengan orang lain
Harmoni/ Suportif
a.       Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik
b.      Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit
c.       Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi, melayat)
Tidak harmonis
a.       Konflik dengan orang lain
b.      Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi
4.      Hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau tidak agamis
a.       Sembahyang/ berdoa/ meditasi
b.      Perlengkapan keagamaan
a.       Bersatu dengan alam

Konsep terkini dalam kesehatan spiritual.

1.      Spiritualitas
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:
Energi, transendensi diri, keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial,
keyakinan dan nilai, kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.
a.       Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan
diri mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara
kesehatan.
b.       Transedensi diri (self transedence) adalah kepercayaan yang merupakan
dorongan dari luar yang lebih besar dari individu.
c.       Spiritualitas memberikan pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan
diri sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang
tidak terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter &
Perry, 2009)
d.      Spiritual memberikan kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan.
Kepercayaan selalu identik dengan agama sekalipun ada kepercayaan tanpa
agama.
e.       Spritualitas melibatkan realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).
f.       Keyakinan dan nilai menjadi dasar spiritualitas. Nilai membantu individu
menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai
keindahan dan harga pemikiran, obysk dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza,
2005
g.      Spiritual memberikan individu kemampuan untuk menemukan pengertian
kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif  yang dibutuhkan saat membuat
keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).
h.      Spiritual memberikan kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal
maupun menjelang  ajal (Potter & Perry, 2009).
Ada individu yang  tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya
bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati
bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik,
Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka
dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka
karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi jalan hidup mereka.
2.      Dimensi Spiritual ( Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner,
1993 ):
a.       Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar
b.      Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan
c.       Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi
kematian
3.      Konsep kesejahteraan spiritual ( spiritual well-being)  (Gray,2006; Smith,
2006):
a.       Dimensi vertikal
Hubungan positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi
b.      Dimensi horisontal
Hubungan positif individu dengan orang lain

4.      Hubungan antara spiritual – kesehatan dan sakit

1.      Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi


tingkat kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:

a.       menuntun kebiasaan sehari-hari


praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama
yang menetapkan diet makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
b.      sumber dukungan
pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. 
sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan  sakitnya
khususnya jika penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang
lama.
c.       sumber konflik
Pada suatu situasi bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan. Misalnya: ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari
Tuhan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SPIRITUAL

1.      Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif


Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu
yang berbeda pula (Mcsherry dan ross, 2002)
Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah
1.      Alifiasi nilai
a.       Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau
tidak
b.      Jenis partisipasi dalam kegiatan agama
2.      Keyakinan agama dan spiritual
a.       Praktik kesehatan : diet,  mencari dan menerima ritual atau upacara agama
b.      Strategi koping
Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:
a.       Tujusn dan arti hidup
b.      Tujuan dan arti kematian
c.       Kesehatan dan arti pemeliharaan
d.      Hubungan dengan  Tuhan, diri sendiri dan orang lain

2.      Diagnosa

1.      Distress spiritual
2.      Koping inefektif
3.      Ansietas
4.      Disfungsi seksual
5.      Harga diri rendah
6.      Keputusasaan
 3.      Perencanaan

1.      Distress spiritual b.d anxietas


Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari 
seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis
NOC :
a.       Menunjukkan harapan
b.      Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual:
-          Berarti adlam hidup
-          Pandangan tentang spiritual
-          Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
-          Berdoa atau beribadah
-          Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
-          Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan
kenyataan
c.       Klien tenang
 NIC :
-          Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
-          Tentukan konsep ketuhanan klien
-          Kaji sumber-sumber harapan dan  kekuatan pasisien
-          Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
-          Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
-          Kolaborasi dengan  pastoral
2.      Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor,
pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan
menggunakan sumber yang tersedia
NOC:
-          Koping efektif
-          Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif
-          Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku
kompulsif
-          Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan
informasi
NIC :
-          Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya
-          Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal
-          Peningkatan koping:
ènilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri
ènilai dampak situasi kehidupan terhadap peran
èevaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
èAnjurkan klien menggunakan tehnik relakssi
èBerikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
-          Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian
pelayanan kesehatan

4.      Pelaksanaan

Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan


 5.      Evaluasi
Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum  tujuan
tercapai apabila klien ( Achir Yani, 1999)
1.      Mampu beristirahat dengan tenang
2.      Menyatakan penerimaan keputusan moral
3.      Mengekspresikan rasa damai
4.      Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
5.      Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas
6.      Menunjukkan prilaku lebih positif
7.      Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya.

DAFTAR PUSTAKA:

repository.tinjauan pustaka.poltekes-tjk.ac.id.21;45.
Andalasari,niken.konsep kebutuhan mencintai dan
dimilili.docplayer.info.20:44
chaerana,rizki.2014.kebutuhan spiritual.blogspot.c0m.21:45

Anda mungkin juga menyukai