PRIMARY CARE
Disusun
Oleh : Kelompok 1
EMYLYA 2020-01-14401-012
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang dengan
pembahasan tentang “Lima Strategi Pendekatan Promosi Kesehatan- Primary Care” ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Komunikasi yang diberikan Dosen kepada kami. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Strategi Pendekatan Promosi Kesehatan- Primary Care bagi para
pembaca dan kami sebagai penulis makalah ini.
Tidak lupa juga Saya mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan Makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan cukup baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun, agar makalah ini bisa
berguna dan dapat di terima dengan baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
PENDAHULUAN .............................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................
2.1 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
3.1 TUJUAN.................................................................................................................
BAB II ................................................................................................................................
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
PENDAHULUAN
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam
konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di
berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung program
kesehatan yang kita inginkan.
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang- undang,
peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal
maupun informal.
Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang
issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat
yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan kepada
para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara
informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin
dalam bentuk dana atau fasilitaslain.
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para
pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor,
yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier).
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu
atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan- kebijakan publik yang
mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-
kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan
sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan public. Misalnya,
ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan
untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan kata lain,
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
3. Instruksi individual
a. Dalam tatanan pasien, disebut konseling
b. Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran sangat
besar
c. Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan
berdasarkan kebutuhan individual
d. Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran
4. Simulasi
a. Simulasi adalah metode ekperiental di mana model situasi nyata digunakan
untuk merangsang atau membantu proses pembelajaran
b. Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut
c. Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role playing), model
komputerisasi
d. Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap
5. Modifikasi Perilaku
a. Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian melalui
rangsangan dan konsekuensi
b. Teori : rangsangan (antecedent) perilaku spesifik konsekuensi
(positif/negatif)
Contoh rangsangan : iklan televisi
Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian
Contoh konsekuensi negatif : sanksi.
6. Pengembangan Masyarakat
a. Proses yang berorientasi kepada metode pengorganisasian masyarakat yang
menekankan pada pengembangan kemampuan, keterampilan dan pemahaman
pada masyarakat tertentu
b. Strategi ini berdasarkan kemandirian, kesepakatan bersama dalam
pemecahan masalah.
c. Penyuluh bertindak sebagai fasilitator
d. Evaluasi strategi ini lebih sulit dibandingkan strategi lain karena efeknya
terjadi dalam waktu yang lama.
Pameran kesehatan
Buletin kesehatan
Penyuluhan kesehatan
Seminar
Kursus
Pelatihan
Diskusi kelompok
Kondisi ini juga menyebabkan masyarakat desa memiliki tingkat kematian dan
kecacatan yang lebih tinggi dibanding masyarakat kota. Beberapa contoh faktor
penentu sosial yang menjadi hambatan masyarakat desa dalam mengakses pelayanan
kesehatan antara lain: Tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Hal ini berdampak
terhadap kemampuan keikutsertaan masyarakat desa dalam program Jaminan
Kesehatan Nasional sebab belum semua masyarakat kurang mampu dapat disertakan
dalam Penerima Bantuan Iuran. Tingkat literasi kesehatan yang rendah dan persepsi
kesehatan yang kurang baik Kesenjangan bahasa dan tingkat pendidikan Terbatasnya
pilihan transportasi umum yang terjangkau dan andal sehingga menyulitkan akses ke
pusat pelayanan kesehatan Kepadatan populasi yang lebih rendah untuk cakupan
program dalam skala ekonomi Ketersediaan sumber daya kesehatan yang terbatas
untuk mendukung program promkes Kurangnya akses ke makanan sehat dan pilihan
aktivitas fisik.
Memberdayakan komunitas
Terdapat berbagai teori, strategi, dan model yang dapat digunakan untuk program
promkes dan pencegahan penyakit masyarakat desa. Komunitas dapat menggunakan
teori, strategi, dan model ini untuk mengembangkan atau mengimplementasikan program
yang dapat menguatkan atau memotivasi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencapai
derajat kesehatan setinggi-tingginya. Teori dan strategi dapat diterapkan dalam
perencanaan program. Teori dan strategi digunakan untuk memastikan integrasi program
promkes dan pencegahan penyakit akan meningkatkan kesehatan populasi. Sementara
model memberikan kerangka acuan untuk mengorganisir aktivitas promkes dan
pencegahan penyakit.
Terdapat beberapa teori dan model yang mendukung pelaksanaan promkes dan
pencegahan penyakit. Teori dan model ini digunakan dalam perencanaan program untuk
memberikan pemahaman dan menjelaskan perilaku sehat. Teori dan model ini juga
menjadi panduan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan
intervensi promkes dan pencegahan penyakit.
Ketika mengidentifikasi teori dan model untuk digunakan sebagai panduan dalam
program promkes dan pencegahan penyakit, maka penting mempertimbangkan berbagai
faktor seperti:
Beberapa teori dan model terkait dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
antara lain:
1. Ecological Models
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara
efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi
promosi kesehatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan
secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial
(Social support), dan Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment). Di dalam piagam
Ottawa dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir,
yaitu Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy), Lingkungan yang
mendukung (Supportive Environment), Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient
Health Service), Keterampilan Individu (Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat
(Community Action). Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat
lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pemilihan srategi promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah, Media Massa,
Instruksi individual, Simulasi,Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat.
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya
adalah agar srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan
tidak salah sasaran.
3.2 SARAN
https://whitecoathunter.com/promosi-kesehatan/
https://bktm-makassar.org/wtp-
admin/assets/datas/publications/MAKALAH_STRATEGI_PROMOSI_KESEHATAN.pdf
https://www.ejournal.unair.ac.id/PROMKES/article/viewFile/7690/4546#:~:text=Berdasarka
n%20Ottawa%20Charter%201986%20terdapat,Skill)%20serta%20Gerakan%20masyarakat
%20(Community