Anda di halaman 1dari 4

10 AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

“INFRASTRUKTUR YANG KUAT UNTUK PROMOSI KESEHATAN”

MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAJAR : IBU FATMAWATI MOHAMMAD, S.Kep, Ns, MPH

OLEH :

KELOMPOK 10

MERVIANTI IBRAHIM (751440119076)

NOVITA ANGRAENI (751440119080)

RIFKI ADEMULYA POU (751440119086)

KELAS : II C

D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2020/2021
A. PENGERTIAN INFRASTRUKTUR

Menurut Setyaningrum (dalam Sagita : 2013), infrastruktur adalah bagian dari kapital
stock dari suatu negara, yaitu biaya tetap sosial yang langsung mendukung produksi. Stone
(dalam Kodoatie : 2005) mendefinisikan infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang
dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan
dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,transportasi dan pelayanan-
pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.

Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan system ekonomi
sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur
memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat.Oleh
karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil kebijakan
(Kodoatie:2005).Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang
kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu ruang.

Infrastuktur kesehatan merupakan salah satu faktor kunci dari tercapainya pembangunan
kesehatan di Indonesia.World Health Organization(WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental dansosial, dan bukan sekedar bebas penyakit dan
kelemahan fisik.

B. MEMBANGUN INFRASTRUKTUR YANG KUAT

Untuk membangun infrastruktur kesehatan, harus dicari mekanisme pembiayaan baru


baik lokal, nasional maupun global, Intensive dan rangsangan harus diciptakan untuk
memengaruhi tindakan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, Institusi pendidikan, dan
sektor swasta untuk memaksimalkan mobilisasi sumber daya promosi kesehatan.

Berbagai tatanan kesehatan merupakan dasar kelembagaan untuk mengembangkan


infrastruktur yang diperlukan dalam promosi kesehatan. Tantangan-tantangan baru di bidang
kesehatan menunjukkan bahwa jaringan kerja yang baru perlu diciptakan untuk mencapai
lintas sektor. Jaringan kerja tersebut harus membentuk kerja sama baik diluar ataupun dalam
Negara, dan mempermudah pertukaran informasi tentang strategi yang efektif untuk setiap
tatanan.

Pelatihan dan praktik kepemimpinan lokal harus di dorong untuk menunjang kegiatan
promosi kesehatan. Dokumentasi berbagai pengalaman promosi kesehatan dari berbagai
penelitian dan laporan kegiatan, harus di tingkatkan untuk memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Semua Negara harus mengembangkan promosi kesehatan yang
disesuaikan dengan lingkungan politik, hukum, pendidikan, sosial dan ekonomi.
C. PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI MASA PANDEMI
COVID-19

Penyiapan Transportasi Untuk Rujukan Ke RS Rujukan

A. Menghubungi RS rujukan untuk memberikan informasi pasien dalam pengawasan yang


akan dirujuk.

B. Petugas yang akan melakukan rujukan harus secara rutin menerapkan kebersihan tangan
dan mengenakan masker dan sarung tangan medis ketika membawa pasien ke ambulans.

 Jika merujuk pasien dalam pengawasan COVID-19 maka petugas menerapkan


kewaspadaan kontak, droplet dan airborne.
 APD harus diganti setiap menangani pasien yang berbeda dan dibuang dengan benar
dalam wadah dengan penutup sesuai dengan peraturan nasional tentang limbah
infeksius.
 Pengemudi ambulans harus terpisah dari kasus (jaga jarak minimal satu meter). Tidak
diperlukan APD jika jarak dapat dipertahankan. Bila pengemudi juga harus membantu
memindahkan pasien ke ambulans, maka pengemudi harus menggunakan APD yang
sesuai lampiran 16)
 Pengemudi dan perawat pendamping rujukan harus sering membersihkan tangan
dengan alkohol dan sabun.
 Ambulans atau kendaraan angkut harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan perhatian
khusus pada area yang bersentuhan dengan pasien dalam pengawasan. Pembersihan
menggunakan desinfektan yang mengandung 0,5% natrium hipoklorit (yaitu setara
dengan 5000 ppm) dengan perbandingan 1 bagian disinfektan untuk 9 bagian air.

Wabah corona memaksa semua negara untuk merevisi perencanaan pembangunan


mereka. Target disesuaikan secara realistis, asumsi diubah sesuai keadaan sekarang, dan
prioritas program jangka pendek dialihkan sebagian besar untuk mengatasi epidemic Covid-
19. Sementara kebijakan pembangunan padat modal seperti infrastruktur dilakukan
moratorium dan akan dikaji untuk dilaksanakan kembali setelah periode tanggap darurat
Covid-19 dinyatakan berakhir. Dampak sosial dan ekonomi yang melanda Indonesia akibat
pandemi ini memaksa semua level pemerintahan baik pusat dan daerah untuk melakukan
koreksi terhadap rencana pembangunan yang telah ditetapkan, Terutama yang telah
dituangkan dalam dokumen perencanaan dan anggaran mengingat pada saat menyusun sama
sekali tidak memperhitungkan pandemi. Penyesuaian yang tepat dan kebijakan yang terukur
dalam menangani wabah corona akan menjadi titik awal untuk pemulihan.

Perencanaan pembangunan pasca covid-19 merupakan tantangan berat bagi seluruh


negara di dunia. Kehidupan normal baru masyarakat dimana sampai saat ini belum ada obat
paten untuk menyembuhkan covid-19 dan juga vaksin untuk mencegahnya menjadikan
bahwa hal yang pasti kalau masyarakat dunia akan hidup bersama covid, atau dalam istilah
lugas Panji Hadisoemarto adalah hidup dalam ancaman covid-19 setiap saat.

Indonesia harus dapat menyusun skenario sendiri dengan asumsi bahwa obat paten dan
vaksin baru akan lama ditemukan, dan yang pasti tidak akan terjadi dalam jangka pendek.
Bagaimana menggerakkan ekonomi ketika kehidupan normal baru memerlukan perubahan
budaya yang sangat drastis akan perilaku masyarakat. Pemerintah memberikanpan duan
bagaimana kehidupan normal baru yang harus dilakukan masyarakat dalam 7 norma, yaitu:
(1) Cuci tangan; (2) Hindari menyentuh wajah Menghindari menyentuh area wajah; (3)
Menerapkan etika batuk dan bersin saat batuk atau bersin karena tubuh akan mengeluarkan
virus dari dalam tubuh; (4) Gunakan masker saat keluar rumah atau berinteraksi dengan
orang lain; (5) Jaga jarak sosial Agar terhindar dari paparan virus; (6) Isolasi mandiri. Ini
dilakukan bagi yang merasa tidak sehat,seperti memiliki beberapa gejala sakit, yakni demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan atau sesak napas; dan (7) Menjaga kesehatan dengan
memastikan kesehatan fisik, berjemur sinar matahari pagi, mengonsumsi makanan bergizi,
dan melakukan olahraga ringan.

SUMBER :

 https://id.scribd.com/document/401279430/Area-tindakan-promosi-kesehatan-
docx
 Covid-19,New Normal dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia The Indonesian
Journal of Development Planning Volume IV No. 2 –Juni 2020
 https://www.jogloabang.com/komunitas/pencegahan-pengendalian-infeksi-covid-
19?amp

Anda mungkin juga menyukai