Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

“ JEJARING PELAYANAN TB PADA ANAK”

Di susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Penatalaksanaan TB Paru Pada Anak & Ibu
Hamil”
Dosen Pengampu: Hafni Van Gobel, S. Kep, Ns, M. Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:

ALDI BAKARI 751440119067


ESTEVANIA DARNA PUTRI NENTO 751440119071
NUR AIN RAUF 751440119081
RIFKY POU 751440119086
RENALDI MOHA 751440119088
SRI EWIN RAHMAN 751440119092
WINDARTY NIATI 751440119096

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Jejaring Pelayanan TB
pada Anak”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Jejaring Pelayanan TB Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan.

Gorontalo, 18 September 2020

Penyusun
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
Bab 2 Pembahasan.....................................................................................................................2
A. Konsep Jejaring..............................................................................................................2
1) Pengertian Jejaring.............................................................................................2
2) Tujuan Jejaring...................................................................................................2
3) Jenis Jejaring......................................................................................................2
a) Jejaring Internal.....................................................................................2
b) Jejaring Eksternal...................................................................................2
B. Langkah – langkah membangun Jejaring.......................................................................2
a) Jejaring internal P2TB.......................................................................................2
b) Jejaring Eksternal P2TB....................................................................................3
C. Peran & Mekanisme Penerapan Jejaring P2TB.............................................................3
a) Dinas kesehatan kab/kota..................................................................................3
b) RS & B/BBKPM SERTA BP4.........................................................................4
c) PUSKESMAS (PS, PRM, PPM)......................................................................4
d) DOKTER PRAKTIK SWASTA (DPS)...........................................................5
e) Klinik ( lapas/rutan, asuransi, LSM tempat kerja, dll)......................................5
f) Peran dan mekanisme Apotek...........................................................................5.

Bab 3 Penutup...........................................................................................................................7

A. Kesimpulan....................................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................................7

Daftar Pustaka...........................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Pengendalian TB dalam strategi nasional diarahkan menuju akses
universal terhadaplayanan TB yang berkualitas, yang dapat dicapai dengan
melibatkan secaraaktif seluruh fasilitaskesehatan. Public Private Mix (bauran layanan
pemerintah-swasta), adalah pelibatan semua fasilitaskesehatan dalam bentuk jejaring
layanan pasien TB yang berkesinambungan dengan pendekatan yang komperhensif.
Hasil Riskesdas 2010, Balitbangkes (2011) menyatakan bahwa penduduk yang
menjawab diagnosis dilakukan di puskesmas sebesar 36,2 %, RS pemerintah sebesar
33,9%, Balai Pengobatan/Klinik/Praktik Dokter sebesar 18,9%, serta RS swasta
sebesar 11%.Namun belum semua faskes dapat melaksanakan tatalaksana penemuan
dan pengobatan pasien TB secara tepat sesuai dengan strategi DOTS. Dokter praktik
mandiri (DPM) memiliki potensi yang besar dalam penemuan pasien (case finding)
TB, namun memiliki keterbatasan dalam pemantauan pengobatan pasien (case
holding) karena tidak mempunyai wilayah kerja. Untuk dapat menatalaksana pasien
TB sesuai PNPK , DPS memerlukan jejaring pelayanan TB baik secara internal di
tempat praktik maupun secara eksternal dengan fasilitas kesehatan lainnya.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Konsep dari Jejaring P2TB?
2) Bagaimana Langkah-Langkah Membangun Jejaring P2TB?
3) Apa Peran dan mekanisme Dalam Jejaring P2TB?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa konsep dari jejaring P2TB
2) Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah membangun jejaring P2TB
3) Untuk mengetahui apa peran dan mekanisme dalam jejaring P2TB

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Jejaring P2TB


1) Pengertian Jejaring P2TB
Jejaring adalah hubungan kerja timbal balik yang dibangun baik didalam
maupun diluar faskes dalam Prohram Pengendalian TB.
2) Tujuan Jejaring
Tujuan jejaring adalah agar setiap pasien TB mendapatkan kemudahan akses
pelayanan dengan strategi DOTS yang berkualitas (PNPK)
3) Jenis jejaring P2TB
a) Jejaring Internal adalah jejaring kerja antar semua unit yang terkait
dalam suatu faskes dalam menangani pasien TB. Semakin besar
faskesnya semakin banyak unit yang terlibat dalam jejaring pelayanan
TB di faskes tersebut. Yang dimaksud faskes disini adalah faskess
peayanan primer yaitu Kilinik Pratama sebagaimana dimaksud pada
Permenkes no.9 tahun 2014 ayat (1) huruf a merupakan Klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus.
b) Jejaring Eksternal adalah jejaring kerja yang dibangun antara suatu
faskes dengan faskes lainnya atau institusi yang terkait dalam
pelayanan pasien TB.Jejaring eksternal meliputi jejaring antara DPM
dengan Puskesmas, Rumah Sakit, BKPM, BBKPM, BP4,
Laboratorium, Apotek dan institusi terkait lainnya seperti LSM, IDI
dengan Dinas Kesehatan setempat sebagai koordinator dan
penanggung jawab P2TB.

Jejaring internal bagi DPM adalah jejaring antar unit ditempat praktik
DPM tersebut.Bagi DPM yang berpraktik di Klinik Pratama maka
jejaring internalnya adalah antara DPM tersebut dengan laboratorium
dan apotik yang ada didalam.

B. Langkah-langkah membangun Jejaring


a) Jejaring internal P2TB
1) Melakukan pertemuan dengan pihak manajemen & Tim DOTS dalam
mempersiapkan jejaring internal
2) Kesiapan unit-unit terkait dalam menerapkan strategi DOTS
3) Alur koordinasi & komunikasi antar unit pelayanan langsung terkait
meliputi unit laboratorium, RR, logistik, Farmasi, dll
4) Penunjukan penanggung jawab jejaring kerja dari masing-masing unit
5) Kebijakan dari pihak manajemen untuk mendukung kelancaran pelayanan,
maupun dukungan sarana prasarana guna optimalisasi pelaksanaan
jejaring internal

2
6) Instalasi yang telibat dalam jejaring internal adalah instalasi laboratorium
dan penunjang lainnya, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi
gawat darurat, instalasi farmasi, instalasi rekam medik, PKMRS, instalasi
radiologi dan instalsi gizi.

b) Jejaring Eksternal P2TB


1) Dinkes Kab/Kota mengadakan pertemuan dengan semua Fasyankes
yang melaksanakan strategi DOTS & seluruh pemangku kepetingan
2) Sosialisasi & desiminasi tentang jejaring kerja eksternal TB
3) Kesiapan tiap Fasyankes yang melaksanakan strategi DOTS
4) Alur koordinasi dan komunikasi antar Fasyankes terkait pemeriksaan
laboratorium, pencatatan dan pelaporan dan logistik
5) Penunjukan penanggungjawab jejaring kerja eksternal P2TB dari tiap
Fasyankes
6) Kesepakatan dari setiap fasyankes & organisasi terkait dalam
medukung sarana & prasarana pelaksanaan jejaring kerja eksternal
secara optimal

C. Peran & Mekanisme Penerapan Jejaring P2TB


a) Dinas kesehatan kab/kota
Peran :
 Penanggung jawab & koordinator jejaring eksternal di wilayahnya &
lintas provinsi, kab/kota
 Memfasilitasi pembuatan perjanjian kerjasama dalam pelaksanaan
jejaring eksternal
 Memfasilitasi & berkoordinasi agar jejaring eksternal antara semua
fasyankes, NGO, organisasi profesi & organisasi lain diwilayah
kerjanya dapat berjalan secara optimal
 Mengikut sertakan fasyankes yang sudah di latih strategi DOTS &
organisasi profesi serta LSM terkait dalam tatalaksana pasien TB

Mekanisme :
 Dinkes kab/kota menyediakan & mendistribusikan OAT & non OAT
sesuai dengan permintaan Fasyankes
 Dinkes kab/kota setiap 3 bulan mengambil sediaan untuk uji silang &
mengirimkannya ke RUS-1 (Rujukan Uji Silang tingkat I)
 Fasyankes mengajukan permintaan OAT dengan menggunakan
formulir LPLPO (Laporan Penggunaan & Lembar Permintaan Obat)
 Fansyankes menyerahkan tatalaksana penumuan & pengobatan dalam
bentuk TB.03 UPK dari Fasyankes
 BLK melakukan kegiatan PME (Pemantapan Mutu Eksternal) &
supervisi teknis lab ke fasyankes

3
b) RS & B/BBKPM SERTA BP4
Peran :
 Membentuk tim DOTS yang di SK o/ Direktur RS, B/BKPM/BP4
yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pengendalian TB
 Menjaring, suspek, melakukan pem. Mikroskopis TB & penunjang
lainnya serta melakukan tatalaksana pengendalian TB
 Melakukan pertemuan rutin (minimal 3 bulan sekali) dengan
melibatkan semua Unit Pelayanan Fungsional (UPF)/ Staf Manajemen
Fungsional (SMF) yang berkaitan dengan pelayanan pasien TB
 Memberi penyuluhan baik perorangan maupun ke masyarakat
 Membentuk jejaring internal & mengoptimalkan jejaring tersebut
 Merujuk pasien TB ke Puskesmas yang tidak ada penyulit
 Melakukan RR
 Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai permintaan Fansyankes

Mekanisme :
 Mengirim hasil pem mikroskopis dan pemeriksaan penunjang lainnya
kepada pengirim
 Jejaring dengan BLK dalam QC lab
 Melakukan RR terhadap pasien TB baik yang menggunakan OAT
program maupun OAT non program
 Melaporkan hasil rekapitulasi pasien TB secara rutin (3 bulan sekali)
ke Dinkes Kab/Kota
 Mengusulkan permintaan kebutuhan logistik & non logistik ke Dinkes
setempat

c) PUSKESMAS (PS, PRM, PPM)


Peran :
 Khusus PS membuat fiksasi & mengirimkan ke PRM
 Menindak lanjuti umpan balik & pembinaan dari Dinkes Kab/kota
 Mengambil data pasien TB dari DPS, klinik diwilayah kerjanya secara
rutin 3 bulan sekali
 Melakukan rekapitulasi data TB.01 di puskesmas, DPS/Klinik yang
ada diwilayah kerjanya kedalam buku TB.03 UPK & mengirimkan ke
Dinkes
 Merujuk pasien TB ke Fasyankes lain menggunakan formulir TB. 09
 Melakukan pelacakan pasien TB mangkir yang berdomisili di
wilayahnya berkoordinasi dengan pengelola program TB di
Prov/Kab/Kota
Mekanisme :
 Menerima rujukan pasien dari DPS, Klinik, dll untuk pembuatan
fiksasi

4
4
d) DOKTER PRAKTIK SWASTA (DPS)
Peran :
 Menjaring suspek TB (TB.06), mengirimkan pasien untuk dilakukan
pemeriksaan mikroskopis dahak & melaporkan ke PKM terdekat
 Melakukan tatalaksana pengobatan pasien TB sesuai ISTC & mencatat
pada TB.01 serta melaporkan ke PKM terdekat
 Mengambil logistik OAT & non OAT ke PKM terdekat
 Melakukan rujukan pasien TB yang bermasalah ke Fasyankes rujukan
TB (B/BKM& rumah sakit)
 Merujuk pasien TB ke PKM terdekat dengan tempat tinggalnya
 Menginformasikan pasien yang mangkir & pasien yang dirujuk ke
puskesmas

Mekanisme :
 Membuat kesepakatan dengan Fasyankes terdekat termasuk apotik dan
lab di koordinasi Dinkes Kab/Kota dan IDI cabang

e) Klinik ( lapas/rutan, asuransi, LSM tempat kerja, dll)


Peran :
 Menjaring suspek TB, melakukan fiksasi & mengirimkan ke
Fasyankes mikroskopis terdekat
 Skrining terhadap semua warga binaan baru
 Menempatkan WBP suspek TB terpisah dari WBP lainnya
 Melakukan diagnosa & pengobatan pasien TB

Mekanisme :

 Mengirimkan hasil rekapitulasi pasien TB secara rutin (3 bulan sekali


ke Dinkes kab/kota, kemenhukham)
 Koordinasi dengan Dinkes kab/kota untuk log OAT/non OAT
 Menginformasikan ke pengelola program TB Dinkes kab/kota untuk
WBP yang telah pindah (ke lapas lain, bebas murni, cuti menjelang
bebas) agar dapat menyelesaikan pengobatan TB di tempat lain sampai
tuntas
 Untuk WBP yang pindah, petugas lapas wajib mengisi TB.09,
melampirkan fotokopi TB.01 & menyertakan sisa OAT sesuai dengan
alur pindah antar Fasyankes

f) Peran dan mekanisme Apotek


Peran :
 Menyediakan OAT sesuai pedoman nasional program pengendalian
TB

5
 Melayani resep OAT dari fasyankes & DPS dalam program
pengendalian TB
 Membantu memberikan penyuluhan tentang OAT pada pasien (cara
minum, efek samping dan bahaya pengobatan apabila tidak
menyelesaikan dengan tuntas)
 Monotoring pasien TB dalam pengambilan obat di apoteknya

Mekanisme :
 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan fasyankes dan DPS
difasilitasi oleh Dinkes kab/kota dan IAI (ikatan Apoteker Indonesia)
 Menerima resep dari DPS, Klinik, RS, B/BKPM
 Melakukan komunikasi dengan dokter yang megirimkan resep apabila
ada hal-hal yang meragukan

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jejaring adalah hubungan kerja timbal balik yang dibangun baik didalam
maupun diluar faskes dalam Prohram Pengendalian TB. Tujuan jejaring adalah agar
setiap pasien TB mendapatkan kemudahan akses pelayanan dengan strategi DOTS
yang berkualitas (PNPK). Jejaring di bagi menjadi 2 jenis yaitu jejaring internal dan
jejaring eksternal. Jejaring internal bagi DPM adalah jejaring antar unit ditempat
praktik DPM tersebut.Bagi DPM yang berpraktik di Klinik Pratama maka jejaring
internalnya adalah antara DPM tersebut dengan laboratorium dan apotik yang ada
didalam.

B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TB adalah penyakit yang
dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat
secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri
ke klinik/puskesmas

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/186302063/Jejaring-P2TB

http://www.ljj-kesehatan.kemkes.go.id/pluginfile.php/4609/coursecat/description/MI5-
Jejaring.pdf

Anda mungkin juga menyukai