Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


MINI PROJECT

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS PONCO DENGAN
SOSIALISASI INOVASI PROGRAM “LIWAT MAS” (PERSALINAN
WAJIB TENG PUSKESMAS)

Oleh :
dr. Wiwin Ida Nur Sri Wahyuni

Pendamping :
dr. Vivi Anggraini

PUSKESMAS PONCO
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TUBAN
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS PONCO DENGAN
SOSIALISASI INOVASI PROGRAM “LIWAT MAS” (PERSALINAN
WAJIB TENG PUSKESMAS)

Diajukan sebagai syarat memenuhi Program Internsip


di Puskesmas Ponco Kabupaten Tuban

Telah disetujui dan disahkan,


Pendamping Puskesmas Ponco

dr. VIVI ANGGRAINI


NIP. 19810307 201101 2 008

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ponco

dr. VIVI ANGGRAINI


NIP. 19810307 201101 2 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini project dengan topik
“Upaya Peningkatan Cakupan Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Ponco Dengan Sosialisasi Inovasi Program “Liwat Mas”
(Persalinan Wajib Teng Puskesmas)”
Penyusunan mini project ini guna melengkapi persyaratan Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Ponco, Kecamatan Parengan, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur dan telah berhasil diselesaikan karena dukungan
banyak pihak. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. dr. Vivi Anggraini sebagai Kepala UPTD Puskesmas Ponco sekaligus
pembimbing mini project di Puskesmas Ponco yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan mini project ini.
2. Sejawat dokter internsip yang telah bekerjasama dalam proses
penyelesaian mini project ini.
3. Staff dan karyawan Puskesmas Ponco.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan mini project ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.

Tuban, Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Definisi Persalinan.................................................................. 3
2.2 Cakupan Persalinan................................................................ 3
2.3 Penolong Persalinan................................................................ 5
2.4 Undang-Undang Persalinan.................................................... 6
2.5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan................................................ 7
BAB 3. METODE MINI PROJECT............................................................. 9
3.1 Kegiatan Pokok......................................................................... 9
3.2 Rincian Kegiatan...................................................................... 9
3.3 Populasi Mini Project............................................................... 9
3.4 Subyek Mini Project................................................................. 10
3.5 Jadwal Kegiatan........................................................................ 10
BAB 4. PEMBAHASAN................................................................................. 11
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. World
Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000
kelahiran hidup, 99% kematian ibu terjadi di negara berkembang mencapai 239/100.000
kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi dibandingkan negara maju. Kematian ibu di
Indonesia sebesar 126 setiap 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, tertinggi di
Negara-negara ASEAN (WHO, 2019).
Salah satu upaya untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi
baru lahir adalah dengan memastikan kelahiran bayi dibantu oleh tenaga kesehatan
terlatih, terakreditasi seperti bidan, dokter atau perawat, yang telah dididik dan dilatih
untuk menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola kehamilan normal
(tanpa komplikasi), dan masa nifas, serta mampu melakukan identifikasi, manajemen dan
rujukan komplikasi pada Ibu dan bayi baru lahir (WHO,2017).
Persalinan di fasilitas kesehatan (PF) merupakan upaya mendorong ibu bersalin
untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Dengan melakukan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan, diharapkan setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan sesuai standar, serta
mendapatkan penanganan yang adekuat jika terjadi kegawatdaruratan, sehingga dapat
mencegah kematian ibu dan bayi. Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan merupakan
indicator Renstra sebagai pengembangan pada tahun 2017 dari indikator persalinan oleh
tenaga kesehatan, sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu bersalin
(Kemenkes, 2020).
Cakupan pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan
Riskesdas 2007- 2020, menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, cakupan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan
menunjukan angka sebesar 41,6%, tahun 2010 sebesar 56,8%, pada tahun 2013 sebesar
70,4% dan pada tahun 2018 sebesar 79,3%. Meskipun secara nasional trend cakupan PF
menunjukkan kecenderungan yang meningkat, masih terdapat kesenjangan capaian antar
wilayah di Indonesia (Kemenkes, 2020).
Cakupan persalinan di Puskesmas Ponco sudah memenuhi target capaian namun
pada bulan Juni 2021 tercatat sebanyak 4 ibu hamil yang melakukan persalinan di diluar
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Puskemas Ponco menargetkan
terlaksananya seluruh persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai khusus
nya Puskemas Ponco, sehingga keselamatan ibu dan bayi baru lahir terjamin dan system
1
rujukan berjalan secara maksimal. Upaya peningkatan cakupan persalinan di fasilitas
pelayanan primer memang sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, namun
sepertinya belum inovatif dan mengenai target sasaran yang mengakibatkan peningkatan
cakupan persalinan belum signifikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin memberikan edukasi
secara holistik mengenai pentingnya persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan sosialisasi di berbagai wilayah cakupan puskesmas Ponco dengan program
inovasi “LIWAT MAS” yang bermakna persalian wajib teng puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah


Dari data yang ada, maka masalah dalam Mini Project ini yaitu bagaimana
Meningkatkan cakupan persalinan di faskes pelayanan kesehatan (Puskesmas)
Ponco?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Jangka Pendek
Meningkatkan cakupan persalinan di faskes pelayanan kesehatan Puskesmas
Ponco
2. Tujuan Jangka Panjang
- Menurunkan angka kematian ibu (AKI) di wilayah Puskesmas Ponco
- Meningkatkan angka kunjungan persalinan di Puskesmas Ponco

1.4 Manfaat
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ponco
tentang definisi persalinan, Pentingya persalinan di faskes pelayanan kesehatan,
pencegahan kematian ibu dan bayi.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan dan peran keluarga untuk mencegah terjadinya
kematian ibu dan anak
3. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal dokter
internship di bidang promotif dan preventif kesehatan masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Persalinan


Persalinan adalah proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan atau berupaya
mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih, dapat
hidup diluar kandungan, melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Prawirohardjo, 2014).

2.2 Cakupan Persalinan

Cakupan pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan


Riskesdas 2007- 2018, menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, cakupan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan
menunjukan angka sebesar 41,6%, tahun 2010 sebesar 56,8%, pada tahun 2013 sebesar
70,4% dan pada tahun 2018 sebesar 79,3%. Meskipun secara nasional trend cakupan PF
menunjukkan kecenderungan yang meningkat, masih terdapat kesenjangan capaian antar
wilayah di Indonesia (Kemenkes,2020).

Berdasarkan data rutin, cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dari


tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 terus melampaui target, walaupun pada tahun
2019 menurun dibandingkan tahun 2018. Demikin juga pada tahun 2020 menunjukkan
penurunan. Kecenderungan cakupan indikator Persalinan di Fasilitas Pelayanan
3
Kesehatan dapat dilihat dalam grafik berikut. Pada tahun 2020, dilaporkan sebanyak
4.046.521 ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar dari 4.984.432 sasaran ibu bersalin,
sehingga cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 81,18%.

Meskipun secara nasional indikator pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan


kesehatan belum mencapai target, tetapi ada 13 provinsi yang mampu mencapai target.
Dari 21 provinsi yang belum mencapai target, terdapat 6 provinsi diantaranya memiliki
cakupan di bawah 40%, yaitu Papua, Maluku, Riau, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan
Papua Barat. Dengan target indikator kinerja pada tahun 2020 sebesar 87% dan cakupan
indikator 81,18%. Sebanyak 4.046.521 ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan

4
persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar dari
4.984.432 sasaran ibu bersalin) maka capaian kinerja indiaktor pelayanan persalinan di
fasilitas kesehatan tahun 2020 adalah 93,31%.

Tidak tercapainya target Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan


pada tahun 2020 sebagai dampak pandemi COVID 19 yang sangat berdampak
terganggunya pelayanan di berbagai bidang, termasuk pelayanan kesehatan. Pandemi
COVID 19 menyebabkan pelayanan kesehatan dikerahkan untuk fokus menangani
dampak ini, di samping banyak tenaga kesehatan terpapar virus COVID 19
mengakibatkan ditutupnya beberapa fasilitas kesehatan. Pembatasan kegiatan masyarakat
di beberapa wilayah (PSBB) juga berdampak semakin terhambatnya kontak masyarakat,
khususnya ibu bersalin pada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Adanya kebijakan
untuk melakukan skrining status COVID 19 pada H-7 sebelum perkiraan persalinan juga
semakin menambah kekhawatiran/keengganan masyarakat untuk kontak/berkunjung ke
fasilitas kesehatan. Kondisi tersebut di atas berdampak pada menurunnya Persentase
persalinan di fasilitas Kesehatan (Kemenkes,2020).

2.3 Penolong Persalinan

Berdasarkan Permenkes RI No. 97 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan


sebelum hamil, masa hamil, persalinan, sesudah melahirkan, penyelenggaraan
pelayanan kontrasepsi serta pelayanan seksual. Jenis tenaga penolong persalinan yang
memberikan pertolongan persalinan kepada ibu meliputi tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan, yaitu:
a. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan adalah tenaga professional di bidang kesehatan yang
telah menyelesaikan atau menempuh studi di bidang kesehatan dan mendapat
legalisasi atau Surat Izin Praktek (SIP) dari menteri kesehatan. Tenega kesehatan

5
yang menolong persalinan. meliputi dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan dan perawat yang dilatih kebidanan.

b. Tenaga non kesehatan


Pengertian dari tenaga non kesehatan (non nakes) adalah seseorang atau
setiap badan yang memberikan pelayanan kesehatan bukan berdasarkan
pendidikan formal, tetapi berdasarkan pengalaman dan keberanian semata.

2.4 Undang-Undang Persalinan

Berdasarkan Permenkes no 97 th 2014 Pasal 14:

1) Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada ibu bersalin
dalam bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi:

a. Membuat keputusan klinik;

b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi;

c. Pencegahan infeksi;

d. Pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan; dan

e. Rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

3) Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan standar
Asuhan Persalinan Normal (APN).

Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai


pasal 1 merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan
mengurangi angka kematian ibu. Di samping adanya pengecualian pada kondisi
tertentu dapat dilakukan di luar Fasyankes seperti apabila fasilitas kesehatan tidak
dapat dijangkau oleh masyarakat.
Selain itu, pada Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan adanya 5 aspek
dasar dalam persalinan yang merupakan bagian dari standar Asuhan Persalinan
Normal (APN), yakni, membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan rujukan pada

6
kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan
di Fasyankes.

2.5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. Fasilitas Pelayanan Kesehatan didirikan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif.

Persalinan di fasilitas kesehatan (PF) merupakan upaya mendorong ibu


bersalin untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Dengan melakukan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan, diharapkan setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan sesuai
standar, serta mendapatkan penanganan yang adekuat jika terjadi kegawatdaruratan,
sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi. Cakupan persalinan di fasilitas
kesehatan merupakan indicator Renstra sebagai pengembangan pada tahun 2017 dari
indikator persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagai upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan ibu bersalin.
Definisi operasional persalinan di fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh penolong
persalinan oleh tim minimal 2 (dua) orang terdiri dari dokter dan bidan, atau,
2 orang bidan, atau bidan dan perawat.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar adalah Puskesmas, jejaring dan
jaringannya serta Rumah Sakit sesuai standar persalinan antara lain :
1) Standar persalinan normal mengacu pada Asuhan Persalinan Normal
(APN)
2) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan.

7
c. Pada Kurun waktu tertentu adalah kurun waktu pelaporan (1 bulan, 3 bulan, 1
tahun)
Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan dihitung berdasarkan Jumlah ibu
bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi jumlah sasaran ibu bersalin yang ada di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu, dikali 100%.
Laporan riskesdas 2017, persentase tempat ibu melahirkan menurut tempat
persalinan berdasarkan karakteristik tempat tinggal dan status ekonomi. Di pedesaan
umumnya persalinan dilakukan di rumah/lainnya, sedangkan di perkotaan melahirkan
di fasilitas kesehatan lebih banyak. Semakin tinggi status ekonomi lebih memilih
tempat persalinan di fasilitas kesehatan, sebaliknya untuk persalinan di rumah makin
rendah status ekonomi, persentase persalinan di rumah makin besar (Meknes,2013).

8
BAB III
METODE MINI PROJECT

3.1 Kegiatan Pokok

Pendataan ibu hamil


Penyuluhan materi kepada
di wilayah kerja
ibu hamil di wilayah kerja Evaluasi
Puskesmas Ponco
Puskemas Ponco
bulan Juni 2021

3.2 Rincian Kegiatan


Mini project yang dilakukan yaitu pengelolaan masalah kesehatan
pada masyarakat dengan cara yang komprehensif dan holistik. Hal tersebut
dilakukan dengan penyuluhan materi kepada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Ponco.

3.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Ponco bulan Juni 2021

9
3.4 Subyek Mini Project
Subyek mini project adalah Ibu hamil yang datang diacara
sosialisasi.

3.5 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Juni-Juli 2021


Jun Jun Jul
Mingg Minggu Minggu I
u II III
1. Pendataan ibu hamil di
wilayah kerja
Puskesmas Ponco bulan
Juni 2021

2. Pemberian materi ibu


hamil diwilayah kerja
puskesmas Ponco
3. Evaluasi Cakupan
Persalinan Bulan Juni

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Angka kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia.


Upaya untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi baru lahir
dengan memastikan kelahiran bayi dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih. Dengan
melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, diharapkan setiap ibu
bersalin mendapatkan pelayanan sesuai standar, serta mendapatkan penanganan
yang adekuat jika terjadi kegawatdaruratan, sehingga dapat mencegah kematian
ibu dan bayi.
Cakupan persalinan di Puskesmas Ponco sudah memenuhi target capaian
namun pada bulan Juni 2021 tercatat sebanyak 4 ibu hamil yang melakukan
persalinan di diluar fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Puskemas Ponco
menargetkan terlaksananya seluruh persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang memadai khusus nya Puskemas Ponco, sehingga keselamatan ibu dan bayi
baru lahir terjamin dan system rujukan berjalan secara maksimal.
Upaya peningkatan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan primer
memang sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, namun sepertinya
belum inovatif dan mengenai target sasaran yang mengakibatkan peningkatan
cakupan persalinan belum signifikan. Memberikan edukasi secara holistik
mengenai pentingnya persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan sosialisasi di berbagai wilayah cakupan puskesmas Ponco dengan
program inovasi “LIWAT MAS” yang bermakna persalian wajib teng puskesmas.

11
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

- Masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya


persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas.
- Pada beberapa masyarakat yang tidak mempunyai BPJS mengalami
kesulitan ketika akan bersalin di fasilitas pelyanan kesehatan Puskesmas
karena terkendala biaya.

5.2 Saran
Pelaksana kegiatan menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
kegiatan ini, salah satunya cakupan populasi yang minimal. Diharapkan kegiatan
ini dapat dilanjutkan, diperluas cakupannya di desa-desa lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2020. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun


2020. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Hasil Utama Riskesdas 2019.Jakarta: Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Tingkat Lanjut Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

World Health Organization. 2019.World Health Statistics.

World Health Organization . 2017. Maternal Mortality

Peraturan Perundang-undang:
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Reproduksi .

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai