Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

MINI PROJECT

Disusun Sebagai Mini Project Program Internship Dokter Indonesia

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR PADA


WARGA PENGUNJUNG PUSKESMAS KUTAWALUYA

oleh

dr. Dzikri Aulia Rahman

Pembimbing:

dr. Nita Septiantika

UPTD PUSKESMAS DTP KUTAWALUYA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARAWANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena berkat
rahmatNya dapat menyelesaikan mini project ini dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas sebagai Dokter Internsip pada Puskesmas Kutawaluya.
Saya menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan mini project ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:

1. dr. Hasan Hariri selaku Kepala UPTD Puskesmas DTP Kutawaluya dan
juga selaku pimpinan wahana Internsip UPTD Puskesmas DTP
Kutawaluya.
2. dr. Nita Septiantika selaku Dokter Pendamping UPTD Puskesmas DTP
Kutawaluya
3. Seluruh Staf, dan Karyawan baik itu Dokter, Perawat, dan Bidan yang
membantu dalam Penelitian ini.
4. Rekan-rekan sesama Dokter Internsip yang ikut andil dalam penyelesaian
penelitian ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga program mini project ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Karawang, Januari 2024

dr. Dzikri Aulia Rahman


ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Pernyataan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
1.4. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Pengetahuan..........................................................................3
2.1.1. Pengertian Pengetahuan................................................................3
2.1.2. Tingkat Pengetahuan....................................................................3
2.1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.........................4
2.1.4. Kriteria Penilaian Pengetahuan....................................................6
2.2. Konsep Dasar Imunisasi..............................................................................6
2.3. Jenis Imunisasi............................................................................................7
2.4. Tujuan Imunisasi..........................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian..........................................................................................12
3.2. Variabel Penelitian........................................................................................12
3.3. Definisi Operasional.....................................................................................12
3.4. Populasi Dan Sample....................................................................................13
3.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian.......................................................................13
3.6. Kerangka Kerja.............................................................................................13
3.7. pengumpulan Data........................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Komunitas Umum..............................................................................15
4.2. Data Geografis..............................................................................................15
4.3. Data Demografik..........................................................................................16

iii
4.4. Sumber Daya Kesehatan Yang Ada.............................................................16
4.5. Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Ada.......................................................17
BAB IV HASIL PELAKSANAAN MINI PROJECT
1.1. Data Umum...................................................................................................18
1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...............................18
1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.......................18
1.1.3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan.........................19
1.1.4. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak.....................19
1.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan............20
1.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga................................................20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...................................................................................................22
6.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
LAMPIRAN.................................................................................................................26

iv
BAB I

PENDAHULU

AN

1.1. Latar Belakang

Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri, pertusis
tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi pada bayi. Pemberian
imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terdapat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 1987).

Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang ditujukan
ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan penyuluhan tentang pentingnya
imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke Posyandu. Adapun faktor- faktor
yang mempengaruhi hal tersebut yakni faktor pendidikan (pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh
bidan dan perawat setempat.

Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan sakit
berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya. Salah satu upaya agar anak-
anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberi imunisasi.

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti dengan
menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka
sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta
kematian setiap tahunnya di Indonesia.(Depkes RI/2009 ).

Keberhasilan imunisasi ini tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik di posyandu
maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama dalam terlaksananya program
imunisasi dasar. Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan keterlibatan anak dalam imunisasi dasar.

v
1.2. Rumusan Masalah

Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Teupah barat.

1.3. Tujuan

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Teupah barat.

1.4. Manfaat Penelitian

a.)Manfaat teoritis

Dapat memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.

b). Manfaat praktis

Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi
dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.

c).Manfaat bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah (KTI) .

d).Manfaat bagi puskesmas

vi
Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penyuluhan maupun
pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi dasar selanjutnya.

vii
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan pengindraan obyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga
(Notoadmojo, 2005).

Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku
akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo : 1997).

Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke
dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective) dan c)
psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003 : 121).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas, pengetahuan yang
dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

A).Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh suatu sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.

B).Memahami (Comprehension)

viii
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, menyebarkan contoh,
menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut.

C).Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.

D).Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.

E).Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

F).Evaluasi (evaluation)

Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu penilaian terhadap


sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

ix
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya


pengetahuan yaitu :

A).Kecerdasan

Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya,
cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih
mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf
intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

B).Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat
positif serta memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek
yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan dapat berupa
pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek sangat
ditentukan oleh tingkat pendidikannya.

C).Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health Organitation),
menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan
karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana
seseorang dapat mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

D).Informasi

x
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap
sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik
dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini
nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya
adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan
sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan
penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu.

Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik yang terdapat
pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, radio, video,
slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2003 : 63).

E).Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi obyek sikap,
sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa
yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin A, 2002 ).

2.1.4. Kriteria Penilaian Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :

SP
P  SM x 100 %

Keterangan :

P = Nilai pencapaian (%)

SP = Skor yang didapat

SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab benar

Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor, sedangkan jawaban
pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan pada kriteria :

xi
A).Pengetahuan baik = 76 – 100%

B).Pengetahuan cukup = 56 – 75 %

C).Pengetahuan kurang = 40 – 55 %

D).Pengetahuan tidak baik = < 40%

(Arikunto, 1998).

2.2.Konsep Dasar Imunisasi

2.2.1.Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit
tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992 : 48).

2.2.2. Kekebalan pada Tubuh

2.2.2.1. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap
penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan aktif dibagi dalam 2
kategori :

A).Kekebalan aktif alamiah

Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah mengalami atau
sembuh dari suatu penyakit.

B).Kekebalan aktif buatan

Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).

2.2.2.2. Kekebalan Pasif

xii
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak membuat zat anti
bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat pendek, sehingga proses
cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif dibagi dalam dua jenis :

A).Kekebalan pasif alamiah

Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.

B).Kekebalan pasif buatan

Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.

2.2.3. Tujuan Pemberian Imunisasi

a).Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu

b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan Imunisasi Depkes,
1992).

2.2.4. Jenis-jenis Imunisasi

2.2.4.1. Vaksin BCG

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus Calmette Guerin) yang masih
hidup (A.H. Markum, 1997 : 15).

Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur 12
bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi yang diberikan pada usia di atas 2 bulan harus
dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah anak sudah terjangkit penyakit
TBC atau tidak. Apabila hasilnya positif (+) tidak perlu diberikan imunisasi.

Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia demam setelah
imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang diperoleh tindakan mutlak 100%.
Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal akan timbul selama 1 minggu, seperti
pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan
garis tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7
mm. Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau
menunjukkan uji mantoux positif.

xiii
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas (inertio
musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan) dengan dosis 0,05 cc.

2.2.4.2. Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)

Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang
bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus (A.H. Markum, 2002).

Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan oleh kuman
corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif. Pada dasarnya semua komplikasi difteria,
beratnya penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari luasnya kelainan lokal angka kematian difteria
masih sangat tinggi dan kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar yang
mengalami kematian.

Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh
bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang bersifat toxin-medicated dan toksin
yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar
tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan
pneumonia.

Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh oksitosin produksi
kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan bersifat anaerobik, gram positif yang
mampu menghasilkan spora dengan berbentuk drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak
juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain :
laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi hiperpireksi
yang juga merupakan tanda tetanus berat.

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan dengan selang waktu
antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya diberkan setelah umur 11/2 – 2 tahun.
Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan diulang lagi pada umur 10 tahun.

Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat
suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu : vaksin dipteri 80 – 95%,
pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%.

xiv
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang,
yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.

Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-anak yang
menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak batuk yang diduga
mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan
(defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya
ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak.

Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.

2.2.4.3. Vaksin Poliomyelitis

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis. Vaksin


polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dilemahkan (vaksin
salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).

Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4 minggu,
pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.

Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang akan
diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping bila ada mungkin
berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh
diberikan pada anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan dengan
cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu.

2.2.4.4. Vaksin Campak

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif.
Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.

Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya tidak terdapat
reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi di
bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat
suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang memperoleh yaitu 96 – 99%.

xv
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10 –
12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis atau ensepalopati dalam
waktu 30 hari setelah imunisasi.

Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam derajat berat,
difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat kejang. Di suntikkan 1/3 bagian
lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

2.2.4.5. Vaksin hepatitis B

Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitisB.

Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan, sedangkan suntikan ke
III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar.

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin
disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan. Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar
antara 94 – 96%.

Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti, berbagai
suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat pemberian vaksin
hepatitis B yang berasal dari plasma.

Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B
dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan janin. Bahkan akan
memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama
beberapa bulan terakhir lahir.

Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha antrolateral dengan
dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg, anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac
II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.

xvi
2.2.5. Jadwal Pemberian Imunisasi

2.3.Tujuan Program Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus,
batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan tuberkulose (Notoadmojo, 1997).

xvii
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan
pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil.

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang berbentuk penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo
2005)

3.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering kali di katakan
variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti
(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
lengkap pada bayi.

3.3. Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kriteria Alat ukur Skala

Pengetahuan Segala sesuatu yang dipahami, Baik: 76-100% Kuesioner Ordinal


mengenai dimengerti oleh ibu tentang
Cukup : 56-75%
imunisasi imunisasi dasar.
dasar. Kurang : 40-55%

xviii
Tidak baik : ≤40%

(Arikunto,2006)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1. Populasi

Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006)

Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek yang di amati
dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-12
bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 17 orang.

3.4.2. Sampel

Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi
(Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang.

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue

Waktu penelitian di lakukan pada 6-10 Juli 2015, pukul 08.00-12.00 WIB.

3.6. Kerangka Kerja

Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian.

Populasi

Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Dusun Gunung Amal, xx
Sampel

Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Dusun Gunung


Amal,

Teknik Sampling

Consecutive Sampling

Pengumpulan data

Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi


sampel

Kesimpulan

Bagan 1.Kerangka kerja tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Teupah
Bara
t, Kabupaten Simeulue.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

 Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh.
 Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
 Ibu yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

 Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner


xxi
 Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data

3.7. Pengumpulan Data

xxii
3.7.1. Proses Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuesioner oleh
peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusif. Sebelum
melakukan pengumpulan data, penelitian meminta surat persetujuan penelitian baik dari institusi
pendidikan, institusi puskesmas dan institusi desa, kemudian peneliti meminta inform consent (surat
persetujuan) kepada responden untuk dijadikan sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti
memberikan kuisioner dan mengobservasi buku register imunisasi.

3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan adalah kuisioner
tertutup dengan jumlah 10 pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal memilih pilihan yang telah
disediakan.

BAB IV

PROFIL LOKASI MINI PROJECT

4.1 Profil Komunitas Umum

Nama nama desa yang ada di teupah barat


1. Angkeo
2. Awe Kecil
3. Awe Seubal
4. Bunon
5. Inor
6. La'ayon
7. Lantik
8. Leubang
9. Leubang Hulu
10. Maudil
11. Naibos
12. Nancala
13. Pulau Teupah

xxiii
14. Salur
15. Salur Lasengalu
16. Salur Latun
17. Silengas
18. Sital

4.2 Data Geografis

Kabupaten Simeulue adalah merupakan gugusan kepulauan yang terdiri dari 41 pulau besar dan
kecil. Kepulauan ini terletak di Samudra Indonesia, 105 mil laut (194,46km) dari
Meulaboh, Aceh. Jika diukur dari Tapak Tuan, jarak Simeulue 85 mil laut (157,42 km).
Pulau Simeulue merupakan pulau terbesar dari 41 pulau di kawasan itu. Luas Pulau ini hingga 100,2 km
dan lebarnya 8 sampai dengan 28 km. Luas Pulau Simeulue mencapai 199.502
Ha. Saat ini Kabupaten Simeulue memiliki 10 Kecamatan dengan jumlah Penduduk ± 80.000 juta
jiwa. Untuk mencapai Simeulue, dapat ditempuh melalui jalur udara menggunakan
pesawat terbang jenis Wings dan Susi Air dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dan biaya tiket seharga Rp
600.000 – Rp 1.000.000. Jarak tempuh alternatif dapat menggunakan jalur darat dan laut ditempuh
dengan menggunakan kapal feri, melewati Labuhan Haji dengan jarak tempuh sekitar 12 jam
dari Medan, melewati Singkil dengan jarak tempuh 8 jam dari Medan dan kemudian dilanjutkan dengan
penyeberangan laut menggunakan kapal Feri PT. ASDP menuju Simeulue. Namun sekarang sudah
tersedia kapal cepat dari labuhan haji ke sinabang dengan waktu tempu3,5 jam. Kehidupan masyarakat di
Kabupaten Simeulue sebagian besar adalah Nelayan dan Petani.

4.3 Data Demografik

Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Simeulue yaitu 2.310 KM², terletak antara 02°
02’ 03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ – 96° 42’ 45’’ Bujur Timur. Merupakan
daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2
km dan lebar antara 8 – 28 km. Dengan luas wilayah daratan pulau besar dan pulau-pulau kecil
adalah 212.512 ha.

Batasan wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah barat : berbatasan dengan Samudera Hindia


Sebelah utara : berbatasan dengan Samudera Hindia

xxiv
Selebah timur : berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah selatan : berbatasan dengan Samudera Hindia

Cakupan wilayah Kabupaten Simeulue, memiliki 138 jumlah desa yang meliputi 10
(sepuluh) kecamatan yang terdiri dari : Simeulue Timur, Simeulue Cut, Simeulue Tengah,
Simeulue Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, Teupah Barat, Salang, Alafan dan Teluk
Dalam. Data Jumlah Penduduk Kabupaten Simeulue sebanyak 88.963 jiwa (Sumber Disdukcapil
data tahun 2012).

4.4 Sumber Daya Kesehatan Yang Ada

Pembangunan Perdesaan Sehat merupakan suatu kebijakan bagi pelaksanaan Program


Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam kerangka Pencapaian Sasaran Prioritas
Nasional 3 Kesehatan pada tahun 2014 dan MDGs pada tahun 2015 di Daerah Tertinggal,
Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik (Prioritas Nasional 10). Kebijakan Pembangunan Perdesaan
Sehat diharapkan akan menjadi acuan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya Percepatan
Pembangunan Kualitas Kesehatan Berbasis Perdesaan. Hal tersebut sesuai dengan kewenangan
serta tugas pokok dan fungsi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) beserta 13
(tiga belas) Kementerian dan Lembaga pemegang amanah Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010
tentang RPJMN 2010-2014 dalam pembangunan Prioritas Nasional 10 berdasarkan Undang-
Undang No 39 Tahun 2008, Tentang Kementerian Negara.
Kebijakan Pembangunan Perdesaan Sehat diarahkan pada penajaman pilihan prioritas
intervensi pembangunan bagi penjaminan ketersediaan dan berfungsinya lima faktor dasar
kualitas kesehatan yaitu: Dokter Puskesmas bagi setiap puskesmas; Bidan Desa bagi setiap desa;
Air Bersih dan Sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta Gizi seimbang bagi ibu hamil, menyusui
dan Balita di seluruh perdesaan di daerah tertinggal. Lima fokus intervensi Pembangunan
Perdesaan Sehat tersebut selanjutnya disebut dengan “Lima Pilar Perdesaan Sehat“. Upaya
mewujudkan Lima Pilar Perdesaan Sehat dilaksanakan melalui kegiatan percepatan
pembangunan sumber daya kesehatan terutama infrastruktur dan kapasitas lembaga kesehatan
daerah tertinggal berbasis perdesaan. Sumber daya pembangunan yang dibutuhkan diharapkan
dari komitmen dan rencana aksi “keberpihakan” seluruh pemangku kepentingan pembangunan
Prioritas Nasional 10 dalam pencapaian misi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk
peningkatan efektifitas pelaksanaan komitmen dan rencana aksi “keberpihakan” seluruh

xxv
pemangku kepentingan pembangunan Perdesaan Sehat tersebut dibentuk “Instrumen Fasilitasi
Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perdesaan Sehat” yang selanjutnya disebut dengan
“Perdesaan Sehat”.
4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Ada

Di teupah barat juga tersedia pustu atau puskesmas pembantu tiap desa dengan harapan bisa
menolong pasien yang memiliki jarak tempuh yang jauh dan lama ke puskesmas. Tujuan lain diharapkan
bisa memberikan pertolongan segera pada pasien yang membutuhkan

xxvi
BAB V

HASIL PELAKSANAAN MINI PROJECT

5.1 Data Umum

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel : Distribusi responden berdasarkan umur ibu di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat,
Kabupaten Simeulue.

No Umur Frekuensi Prosentase

1 < 20 tahun 0 0%

2 20-35 tahun 12 70,5 %

3 >35 tahun 5 29,5 %

Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun
( 70,5 % ) , sebagian kecil responden berumur > 35 tahun ( 29,5 % ) dan tidak terdapat responden yang
berumur <20 tahun.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat,
Kabupaten Simeulue.

xxvii
No Pendidikan Frekuensi Prosentase

1 Dasar (SD,SMP) 5 29,5%

Menengah (SMA,
2 8 47 %
Sederajat)

Tinggi (Diploma,
3 4 23,5 %
Sarjana)

Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah
(47%), dan sebagian lainnya berpendidikan dasar (29,5%) dan tinggi (23,5%)

5.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel :Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten
Simeulue.

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1 Tidak Bekerja/IRT 0 0%

2 Petani/Buruh 2 11,7 %

3 Wiraswasta /Swasta 10 58,8 %

4 PNS 5 29,5 %

Jumlah 17 100 %

xxviii
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai petani/buruh (11,7%),
sebagian lainnya bekerja sebagai PNS (29,5%) dan wiraswasta/swasta (58,8%).

5.1.4. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak

Tabel : Distribusi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak di wilayah kerja Puskesmas Teupah
Barat, Kabupaten Simeulue.

No Jumlah anak Jumlah Ibu Prosentase

1 1 5 29,5 %

2 2 7 41,1 %

3 3 1 5,9%

4 4 1 5,9%

5 5 3 17,6 %

Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah anak 2
(41,1%), sebagian responden lainnya memiliki jumlah anak 1 (29,5%), jumlah anak 5 (17,6%), jumlah
anak 3 (5,9%), dan jumlah anak 4 (5,9%).

5.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan

xxix
Tabel :Distribusi responden yang memperoleh penyuluhan mengenai imunisasi sebelumnya di wilayah
kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

No Memperoleh Informasi Frekuensi Prosentase

1 Ya 17 100 %

2 Tidak - 0%

Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden telah memperoleh penyuluhan
mengenai imunisasi sebelumnya( 100 % ).

5.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga

Tabel : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat,
Kabupaten Simeulue.

No Dukungan Keluarga Frekuensi Prosentase

1 Ya 0 0%

2 Tidak 17 100 %

Jumlah 17 100 %

xxx
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden mendapat tidak dukungan
keluarga untuk dilakukan imunisasi (100%)

5.2 Data Khusus

Tabel : Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

No Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase


tentang Imunisasi

1 Kurang 0 0%

2 Cukup 17 100 %

3 Baik 0 0%

Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup mengenai imunisasi dasar (100%)

xxxi
xxxii
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar, didapatkan
hasil bahwa seluruh responden (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai imunisasi dasar.

6.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

Diharapkan untuk memperluas wawasan tentang imunisasi agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik dan
lebih bermanfaat.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memperkaya data mengenai program imunisasi dasar untuk
kemajuan program kesehatan selanjutnya.

5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kinerja dan promosi kesehatan mengenai
imunisasi dasar.

5.2.4 Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program-program kesehatan sehingga
dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat sekitarnya.

xxxiii
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

2. Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi

3. Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga

4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Pertemuan Kepala
Puskesmas Kota Surabaya. htm

5. Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC

6. Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

7. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

8. Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta

9. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

10. Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga

11. Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta

xxxiv
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internship Simeulue, Andi

Nama :

Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di wilayah kerja
Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu memberikan
jawaban yang sejujur-jujurnya.

Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan terima kasih.

Dairi, 23 Juli 2015

Penulis

xxxv
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Nama :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak keberatan
untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai
Imunisasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.

Andi, 23 Juli 2015

xxxvi
KUESIONER

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar

di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat, Kabupaten Simeulue.

Nama :

Nomor :

Petunjuk pengisian

Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di sebelah jawaban
yang anda pilih.

I. Karakteristik responden

1) Usia

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun

2) Pendidikan

a. Dasar (SD, SMP)

b. Menengah (SMA atau sederajat)

c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)

3) Pekerjaan

a. Tidak Bekerja atau IRT

b. Petani atau Buruh

xxxvii
c. Wiraswasta / swasta

d. PNS

4) Berapakan jumlah anak ibu?

5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

II. Pertanyaan Variabel Pengetahuan

1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut….

a. Imunisasi

b. Imun

c. Posyandu

2) Tujuan dari imunisasi adalah……….

a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang

b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang

c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang

3) Penyakit apa yang bisa dicegah dengan imunisasi?

a. Diare

b. Demam Berdarah

xxxviii
c. Campak

4) Apa manfaat imunisasi?

a. Supaya anak tidak terjangkit penyakit infeksi

b. Agar anak tidak rewel

c. Agar nafsu makan anak bertambah

5) Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi adalah….

a. Diteteskan ke telinga

b. Disuntikkan ke paha

c. Diteteskan ke mata

6) Kapan seharusnya anak anda pertama kali diberikan imunisasi?

a. Usia sekolah

b. Usia 1 tahun

c. Sejak Lahir

7) Kapan imunisasi pada anak anda harus ditunda?

a. Anak sedang demam tinggi

b. Anak banyak makan

c. Anak masih mengkonsumsi ASI

8) Bagaimana cara kerja imunisasi?

a. Meningkatkan daya tahan tubuh

b. Meningkatkan nafsu makan

c. Menyembuhkan penyakit

9) Apakah yang diberikan saat imunisasi?

xxxix
a. Kuman yang dilemahkan

b. Vitamin

c. Obat

10) Imunisasi apakah yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?

a. BCG

b. Polio

c. DPT

xl

Anda mungkin juga menyukai