Pendahuluan
5. Ekstremitas
Sianosis tidak ada, udem tidak ada, ikterik tidak ada.
Pemeriksaan penunjang
Medikamentosa
1. IVFD RL 20 gtt/i
2. Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
3. Invitec tab 3x1
4. Rencana Kuretase menunggu hasil lab β-HCG dan T3-
T4
Follow up
16 Desember 2017
S : Nyeri perut (+) dan terasa kram pada perut bawah
perdarahan (+), mual muntah (+)
O : Sens: Compos Mentis, TD : 110/80 mmHgTemp: 37,0oC,
HR: 78x/I, RR : 20x/I
Anemis (-). Ikterik (-). Edema (-). Sianosis (-).
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax
Inspeksi : Simetris kanan = kiri, gerakan dada tertinggal
(-), Iktus kordis (-), retraksi (-), pelebaran sela iga (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan dada (-),
tidak teraba massa dan tidak teraba iktus kordis
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru
hepar dalam batas normal, batas jantung
dalam batas normal
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.
STATUS GINEKOLOGI
Abdomen :
• Inspeksi :Abdomen tampak mengalami pembesaran,
tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi
(-),
• Palpasi :Teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
umbilikus, ballotement (-), tidak teraba bagian janin
Hasil Lab :
TSHs µIU/mL 0.477 0.350 – 4.940
Medikamentosa
- Tindakan : Dilatasi Kuretase
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
- Tranfusi Whole Blood 500cc jika kehilangan banyak
darah
Laporan kuretase mola hidatidosa
• Ibu dibaringkan dengan posisi litotomi dibawah TIVA
anastesi, dilakukan vulva vaginal toilet. Dilakukan
pemasangan sim speculum dan tenakulum. Dilakukan
evaluasi jaringan mola dengan abortus tang, dilanjutkan
suction kuretase kemudian kuretase tajam secara
sistematis sampai benar-benar bersih. Diperoleh jaringan
mola dan darah sebanyak ±650cc.
Post Kuretase: Keadaan umum ibu post kuretase baik,
perdarahan minimal dan ibu mulai sadar. Jaringan hasil
kuretase dilakukan pemeriksaan PA
Terapi :
• Infus RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
• Bledstop 3x1
• B.com C 1x1
Diagnosa: Post Kuretase a/i Mola Hidatidosa
Follow up
17 Desember 2017
S : Ibu merasa lebih baik, perdarahan aktif (-)
O : Sens: Compos Mentis, TD : 110/80 mmHg,Temp:
37,0oC, HR : 78x/I, RR : 20x/I
Anemis (-). Ikterik (-). Edema (-). Sianosis (-)
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax :
Inspeksi : Simetris kanan = kiri, gerakan dada
tertinggal (-), iktus kordis (-), retraksi (-), pelebaran sela
iga (-)
• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan dada
(-), tidak teraba massa dan tidak teraba iktus kordis
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru
hepar dalam batas normal, batas jantung dalam
batas normal
• Auskultasi: Suara pernafasan vesikuler.
STATUS GINEKOLOGI
Abdomen :
Inspeksi : perut terlihat cembung
Palpasi : TFU 2 jari di atas simpisis pubis
Extremitas : Dalam Batas Normal
A : Post Kuretase a/i Mola Hidatidosa
Patogenesis
Kehamilan Ganda
Hidramnion
Abortus
Prognosis
• Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut
menjadi keganasan trofoblastik gestasional, akan tetapi
walaupun demikian tetap dilakukan pengawasan lanjut
yang ketat, karena hampir 20% dari pasien mola
hidatidosa berkembang menjadi tumor trofoblastik
gestasional.
Prognosis
• Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi
mola invasive, dimana akan masuk kedalam dinding
uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan perdarahan dan
komplikasi yang lain yang mana pada akhirnya akan
memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus mola
dapat berkembang menjadi korio karsinoma, suatu bentuk
keganasan yang cepat menyebar dan membesar.
Komplikasi
• Perdarahan yang hebat sampai syok
• Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan
anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan atau keganasan.
DAFTAR PUSTAKA
• Norma, N & Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
• Lurain JR. Gestational trophoblastic disease 1: epidemiology, pathology, clinical
presentation and diagnosis of gestational trophoblastic disease and management of
hydatidiform mole. American Journal of Obstetric & Gynecology. 2010;203:531-9.
• Martaadisoebrata D. Mola hidatidosa. In: Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit
Trofoblas Gestasional. Jakarta: EGC, 2005; p. 7-41.
• Damongilala S, Tendean HMM, Loho M. Profil Mola Hidatidosa Di BLU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 2015;3:683- 6.
• John T. 2014. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of
Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diakses dari
http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri
Williams Volume 1 (23rd ed). Jakarta: EGC, 2013; p.271-6.
• Rauf S, Riu DS, Sunarno I. Gangguan Bersangkutan Dengan Konsepsi. In: Anwar
M, Baziad A, Prabowo RP, suntingan. Ilmu Kandungan (3rd ed). Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011; p. 208-13.
DAFTAR PUSTAKA
• Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KG,
Cunningham FG. Gestational Trophoblastic Disease. In: Loeb M, Davis K,
editors. William Gynecology. New York: McGrawHill, 2008; p. 755-69. 9.
Vassilakos P. Pathology of
• Vassilakos P. Pathology of Molar Pregnancy. 2015 July 11 [cited 2015 ep
25]. Available from: http://www.gfmer.ch/Books/Reprodu ctive_health
/Mole.html
• Berkowitz RS, Goldstein DP. Gestational Trophoblastic Disease. In: Berek
JS,editors. Berek & Novak’s Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2007; p. 1581- 603.
• Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam:
Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta
• Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. “Mola Hidatidosa”. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo: Jakarta
• .Medical Advisor Guidelines. Hydatidiform mole. 1991-2015 [cited 2017 Des
28]. Available from: http://www.mdguidelines.com/hydati diform-mole
•
TERIMA KASIH