Anda di halaman 1dari 44

MOLA HIDATIDOSA

Pendahuluan

Mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit penting di


Indonesia. Hal tersebut terjadi karena prevalensi mola
hidatidosa yang cukup tinggi yaitu sekitar 10-20% dapat
berkembang menjadi tumor trofoblas gestasional.
Data administrasi pasien
 Nama : Ny. T
 No register : 21.77.10
 Usia : 37 tahun
Data Demografis
Alamat : Kampung Sei Dadap
Agama : Islam
Suku : Batak
Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : Perempuan
Data Biologik
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 50 kg
Data Klinis
Anamnesis terfokus diagnosis
Pasien datang ke Rumah Sakit Sri Pamela Tebing
Tinggi Pasien mengaku terdapat nyeri perut, mual dan
muntah. Pasien juga mengaku pusing dan lemas. Pasien
sudah melakukan tes kehamilan 3 bulan yang lalu dan
hasilnya positif (+). Saat ini pasien sedang hamil anak ke 2
G2P0A1 HPHT :10-08-2017 TTP : 18-05-2018.
Sebelumnya Os sudah melakukan USG di RS Kisaran
didapati hasil janin tidak berkembang. os mengaku badan
terasa lemas, perdarahan pervaginam sedikit-sedikit
seperti bercak BAK (+) normal, BAB (+) normal.
Pemeriksaan jasmani
Tanda vital
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Heartrate : 88 x / menit
• Respiratory rate : 20 x / menit
• Temperatur : 36,3 ˚C
Status Generalisata
1. Kepala
Bentuk : normocephali.
Mata : sklera ikterik (-/-), anemis (-/-)
T/H/M : tonsil T1/T1 , hiperemis (-), faring hiperemis (-)
 
2. Thoraks
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GINEKOLOGI
 Abdomen :
• Inspeksi : Abdomen tampak mengalami pembesaran,
tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
• Palpasi :Teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
umbilikus, ballotement (-), tidak teraba bagian janin
 Inspekulo : Tampak darah di introitus vagina dibersihkan
kesan tidak menetes
 VT : Cervik tertutup

5. Ekstremitas
Sianosis tidak ada, udem tidak ada, ikterik tidak ada.
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium 15 Desember 2017

Pemeriksaan Unit Hasil Normal


HB gr % 10,7 12.0-16.0
Trombosit ribu/mm3 358.000 150-450
Eritrosit juta/mm3 3,41 3.8 – 5.8
Leukosit 10º/mm3 9.400 4000-10.000
Ht % 31,4 35.0 – 50.0
MCV µm3 92 82-95
MCH Pg 31 27-31
MCHC gram/dL 34.0 1. –35.0
GDS mg/dL 97 <200
Ureum mg/dL 11 20 - 40
Kretinin mg/dL 0.68 2,4 - 5,7
CT menit 11,32 6-14
BT menit 3.41 2.00-6.00
• Ultrasonografi (USG) Abdomen : gambaran honey
comb intra uteri
Diagnosis
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang diagnosis kasus ini adalah:
Mola Hidatidosa
Strategi penanganan masalah
Konsul : dr. Firman Alamsyah, Sp.OG
• Diet : Nuchter
• Dilakukan pemasangan laminaria

Medikamentosa
1. IVFD RL 20 gtt/i
2. Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
3. Invitec tab 3x1
4. Rencana Kuretase menunggu hasil lab β-HCG dan T3-
T4
Follow up
16 Desember 2017
S : Nyeri perut (+) dan terasa kram pada perut bawah
perdarahan (+), mual muntah (+)
O : Sens: Compos Mentis, TD : 110/80 mmHgTemp: 37,0oC,
HR: 78x/I, RR : 20x/I
Anemis (-). Ikterik (-). Edema (-). Sianosis (-).
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax
Inspeksi : Simetris kanan = kiri, gerakan dada tertinggal
(-), Iktus kordis (-), retraksi (-), pelebaran sela iga (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan dada (-),
tidak teraba massa dan tidak teraba iktus kordis
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru
hepar dalam batas normal, batas jantung
dalam batas normal
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler.

STATUS GINEKOLOGI
Abdomen :
• Inspeksi :Abdomen tampak mengalami pembesaran,
tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi
(-),
• Palpasi :Teraba tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
umbilikus, ballotement (-), tidak teraba bagian janin
Hasil Lab :
TSHs µIU/mL 0.477 0.350 – 4.940

T3 (Total) µg/mL 1.08 0.58 – 4.940

T4(Total) µg/mL 10.01 4.87 – 11.72

β-HCG mIU/mL 175,868.3 <5

• Pemeriksaan β HCG: kehamilan 1-10 minggu 175868 mIU/ml non pregnant


<5 normalnya 202 – 225000
A : Mola Hidatidosa

P : Konsul : dr. Firman Alamsyah, Sp.OG


Diet : Nuchter

Medikamentosa
- Tindakan : Dilatasi Kuretase
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
- Tranfusi Whole Blood 500cc jika kehilangan banyak
darah
Laporan kuretase mola hidatidosa
• Ibu dibaringkan dengan posisi litotomi dibawah TIVA
anastesi, dilakukan vulva vaginal toilet. Dilakukan
pemasangan sim speculum dan tenakulum. Dilakukan
evaluasi jaringan mola dengan abortus tang, dilanjutkan
suction kuretase kemudian kuretase tajam secara
sistematis sampai benar-benar bersih. Diperoleh jaringan
mola dan darah sebanyak ±650cc.
Post Kuretase: Keadaan umum ibu post kuretase baik,
perdarahan minimal dan ibu mulai sadar. Jaringan hasil
kuretase dilakukan pemeriksaan PA

Terapi :
• Infus RL 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
• Bledstop 3x1
• B.com C 1x1
 
Diagnosa: Post Kuretase a/i Mola Hidatidosa
Follow up
17 Desember 2017
S : Ibu merasa lebih baik, perdarahan aktif (-)
O : Sens: Compos Mentis, TD : 110/80 mmHg,Temp:
37,0oC, HR : 78x/I, RR : 20x/I
Anemis (-). Ikterik (-). Edema (-). Sianosis (-)
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax :
Inspeksi : Simetris kanan = kiri, gerakan dada
tertinggal (-), iktus kordis (-), retraksi (-), pelebaran sela
iga (-)
• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan dada
(-), tidak teraba massa dan tidak teraba iktus kordis
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru
hepar dalam batas normal, batas jantung dalam
batas normal
• Auskultasi: Suara pernafasan vesikuler.

STATUS GINEKOLOGI
Abdomen :
Inspeksi : perut terlihat cembung
Palpasi : TFU 2 jari di atas simpisis pubis
Extremitas : Dalam Batas Normal
A : Post Kuretase a/i Mola Hidatidosa

P : Konsul : dr. Firman Alamsyah, Sp.OG


Medikamentosa
• Cefadroxil tab 3x1
• Bledstop tab 3x1
• Becom-C tab 1x1
Hasil pemeriksaan Histopatologi
• Makroskopis
• Sediaan jaringan vol=500cc. Warna cokelat lunak
• Mikroskopis
• Sediaan jaringan tampak struktur jonjot chorialis tanpa
pembuluh darah yang minimal dengan proliferasi
trofoblast dan kelompok sel-sel intermediate trofoblast,
bentuk bulat dan oval, inti bulat,kromatin halus sitoplasma
eosinofilik. Stroma longar td jaringan ikat fibrous dengan
sebukan sedang sel radang limfosit,pembuluh darah
dalam batas normal.
• Tidak dijumpai tanda-tanda keganasan.
• Kesimpulan : MOLA HIDATIDOSA
MOLA HIDATIDOSA
• Definisi
• Mola hidatidosa atau Penyakit Trofoblastik Gestasional
(PTG) merupakan penyakit yang berasal dari kelainan
pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan
disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan
hidopik.
Epidemiologi
• Hasil Studi epidemiologi yang dilakukan di Amerika Utara,
Australia, Selandia Baru, dan Eropa telah menunjukkan
kejadian mola hidatidosa berkisar 0,57-1,1 per 1000
kehamilan, sedangkan penelitian di Asia Tenggara dan
Jepang setinggi 2,0 per 1000 kehamilan.
• Mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit penting di
Indonesia. Hal tersebut terjadi karena prevalensi mola
hidatidosa yang cukup tinggi yaitu sekitar 10-20% dapat
berkembang menjadi tumor trofoblas gestasional.
Insidensi mola hidatidosa di Indonesia umumnya diambil
berdasarkan data rumah sakit (hospital based).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado :
• Tahun 2002 : kasus mola hidatidosa 1:123 kehamilan
• Tahun 2003 : kasus mola hidatidosa 1:245 kehamilan
• Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di tempat yang
sama pada tahun 2012–2013 diperoleh sebanyak 39
kasus mola hidatidosa yang didistribusi berdasarkan
kelompok umur, paritas, pendidikan, dan kadar
hemoglobin penderita.
Etiologi & faktor resiko
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti,
namun faktor penyebabnya yang kini telah diakui adalah :
 Faktor ovum : ovum yangn memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
 Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun)
beresiko 50% terkena penyakit ini.
 Imunoselektif dari sel trofoblast
 Keadaan sosioekonomi yang rendah
 Paritas tinggi
 Defisiensi vitamin A
 Kekurangan protein
 Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
KLASIFIKASI MOLA

1. Mola Komplit 2. Mola Partial


Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa. A. Sumber kromosom dari mola lengkap.

Patogenesis

Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa.


Sumber kromosom dari mola lengkap.
Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa.
Sumber kromosom dari mola sebagian yang triploid.
(Hacker).
Patogenesis
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan
patogenesis dari penyakit trofoblas:
• Teori missed abortion.
Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia
kehamilan 3-5 minggu (missed abortion). Hal ini lah yang
menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga
terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari
villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
• Teori neoplasma
• Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada
penyakit trofoblas, yang abnormal adalah sel-sel trofoblas
dimana fungsinya juga menjadi abnormal. Hal ini
menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan yang
berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan
gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan
peredaran darah dan kematian mudigah.
Gejala Klinis
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola
hidatidosa. Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke
14 - 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan
biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti
1. Adanya perdarahan dan bercak berwarna merah darah
beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian
dalam.
2. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10%
pasien masuk RS
3. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan (lebih besar)
4. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas,
gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan,
tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab
5. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan
pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah,
proteinuria (terdapat protein pada air seni)
Penegakan diagnosis
a. Anamnesis
- Perdarahan pervaginam, paling sering biasanya terjadi
pada usia kehamilan 6-16 minggu.
- Terdapat gejala hamil muda yang sering lebih nyata dari
kehamilan biasa (hiperemesis gravidarum)
- Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan
(tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti.
- Perdarahan bisa sedikit atau banyak, tidak teratur,
berwarna merah kecoklatan
b. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: muka dan kadang-kadang badan terlihat
pucat kekuning kuningan, yang disebut muka mola
(mola face). Selain itu, kalau gelembung mola keluar,
dapat terlihat jelas.
• Palpasi: uterus membesar ridak sesuai dengan usia
kehamilannya, teraba lembek. Tidak teraba bagian
janin dan ballotement, juga gerakan janin. Adanya
fenomena harmonika, darah dan gelembung mola
keluar, fundus uteri turun, lalu naik lagi karena
terkumpulnya darah baru.
•Auskultasi: tidak terdengar bunyi denyut jantung janin,
terdengar bising dan bunyi khas.
3. Pemeriksaan Dalam Untuk mengetahui apakah terdapat
perdarahan atau jaringan pada kanalis servikalis dan
vagina.
4. Pemeriksaan Penunjang
- Uji biologik dan uji imunologik (Galli Mainini dan
Planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi).
- Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa.
- Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola
hidatidosa atau kehamilan kembar.
5. Uji Sonde:
Sonde dimasukkan ke dalam kanalis servikalis secara
pelan dan hati-hati, kemudian sonde diputar. Jika tidak
ada tahanan, kemungkinan mola.
6. Foto Rontgen Abdomen Tidak terlihat adanya tulang-
tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan).
7. Ultrasonografi Pada mola akan terlihat bayangan badai
salju dan tidak terlihat janin.
 
Penatalaksanaan
Diagnosa Banding

Kehamilan Ganda

Hidramnion

Abortus
Prognosis
• Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut
menjadi keganasan trofoblastik gestasional, akan tetapi
walaupun demikian tetap dilakukan pengawasan lanjut
yang ketat, karena hampir 20% dari pasien mola
hidatidosa berkembang menjadi tumor trofoblastik
gestasional.
Prognosis
• Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi
mola invasive, dimana akan masuk kedalam dinding
uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan perdarahan dan
komplikasi yang lain yang mana pada akhirnya akan
memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus mola
dapat berkembang menjadi korio karsinoma, suatu bentuk
keganasan yang cepat menyebar dan membesar.
Komplikasi
• Perdarahan yang hebat sampai syok
• Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan
anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan atau keganasan.
DAFTAR PUSTAKA
• Norma, N & Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
• Lurain JR. Gestational trophoblastic disease 1: epidemiology, pathology, clinical
presentation and diagnosis of gestational trophoblastic disease and management of
hydatidiform mole. American Journal of Obstetric & Gynecology. 2010;203:531-9.
• Martaadisoebrata D. Mola hidatidosa. In: Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit
Trofoblas Gestasional. Jakarta: EGC, 2005; p. 7-41.
• Damongilala S, Tendean HMM, Loho M. Profil Mola Hidatidosa Di BLU RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 2015;3:683- 6.
• John T. 2014. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of
Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diakses dari
http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri
Williams Volume 1 (23rd ed). Jakarta: EGC, 2013; p.271-6.
• Rauf S, Riu DS, Sunarno I. Gangguan Bersangkutan Dengan Konsepsi. In: Anwar
M, Baziad A, Prabowo RP, suntingan. Ilmu Kandungan (3rd ed). Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011; p. 208-13.
DAFTAR PUSTAKA
• Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KG,
Cunningham FG. Gestational Trophoblastic Disease. In: Loeb M, Davis K,
editors. William Gynecology. New York: McGrawHill, 2008; p. 755-69. 9.
Vassilakos P. Pathology of
• Vassilakos P. Pathology of Molar Pregnancy. 2015 July 11 [cited 2015 ep
25]. Available from: http://www.gfmer.ch/Books/Reprodu ctive_health
/Mole.html
• Berkowitz RS, Goldstein DP. Gestational Trophoblastic Disease. In: Berek
JS,editors. Berek & Novak’s Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2007; p. 1581- 603.
• Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam:
Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta
• Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. “Mola Hidatidosa”. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo: Jakarta
• .Medical Advisor Guidelines. Hydatidiform mole. 1991-2015 [cited 2017 Des
28]. Available from: http://www.mdguidelines.com/hydati diform-mole

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai