Anda di halaman 1dari 7

Catatan :

Prolaps uteri adalah turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis yang
disebabkan oleh melemahnya otot-otot dasar panggul, terutama otot-otot levator
ani,ligamentum-ligamentum dan fasia yang menyokong uterus, sehingga uterus turun
kedalam vagina dan mungkin keluar dari vagina. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
yang merupakan akibat dari penekanan dan ketidaknyamanan dari prolaps uteri tersebut.

Definisi dan Klasifikasi


Prolaps organ pelvis adalah perpindahan ke bawah atau keluar salah satu organ pelvis dari
lokasi normalnya. Perpindahan ini biasanya dibagi menjadi derajat 0 sampai 3 (atau 0 sampai
4). Derajat 3 atau 4 merupakan prolaps total atau procidentia. Berbagai istilah digunakan
untuk menggambarkan prolaps organ genital antara lain:1
- Sistokel adalah penurunan kandung kemih
- Sistouretrokel adalah sistokel yang mengikutsertakan uretra sebagai bagian dari
kompleks organ yang prolaps
- Prolaps uteri adalah penurunan uterus dan serviks melalui kanalis vaginalis
menuju introitus vagina
- Rektokel adalah protrusi rektum menuju lumen vagina posterior
- Enterokel adalah herniasi usus halus menuju lumen vagina

PROGNOSIS :
 Prognosis pada kasus prolaps uteri baik pada pasien usia muda, dalam kondisi kesehatan
optimal (tidak disertai penyakit lainnya), dan Indeks Masa Tubuh ( IMT ) dalam batas
normal. Prognosis buruk pada pasien usia tua, kondisi kesehatan buruk, mempunyai
gangguan sistem respirasi (asma, PPOK), serta IMT diatas batas normal. Rekurensi prolaps
uteri setelah tindakan operasi sebanyak 16%.

Pertanyaan
1. Faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan prolaps uteri? Dan pada kasus
ini ada faktor apa saja yg menyebabkan pasien ini mengalami hal tersebut?
Faktor risiko :
- Trauma obstetrik (meningkat dengan multiparitas, ukuran janin lahir per vaginam)
akibat peregangan dan kelemahan jaringan penyokong pelvis
- Kelemahan kongenital dari jaringan penyokong pelvis (berhubungan dengan spina
bifida pada neonatus)
- Penurunan kadar estrogen (contohnya menopause) berakibat hilangnya elastisitas
struktur pelvis di samping akibat kurangnya hormon
estrogen(hipoestrogenism) yang dihasilkan oleh ovarium serta karena faktor umur me
nyebabkanotot-otot dasar panggul seperti diafragma pelvis, diafragma urogenital dan
ligamentum sertafasia akan mengalami atrofi dan melemah, serta terjadi atrofi vagina.
Keadaan ini akanmenyebabkan otot-otot dan fascia tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik sebagaialat penyokong organ sehingga menyebabkan
terjadinya prolapsus genitalia.
-
- Peningkatan tekanan intraabdominal, contohnya obesitas, penyakit paru kronik, asma
- Varian anatomi tertentu seperti wanita dengan diameter transversal pintu atas panggul
yang lebar atau pintu atas panggul dengan orientasi vertikal yang kurang, serta uterus
yang retrograde.

Faktor risiko pada pasien adalah : Multipara  sudah 7 kali melahirkan secara
pervaginam, sudah menopause, sering mengangkat benda benda berat, dan pada
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien ini juga obesitas.

2. Bagaimana diagnosis pada pasien ini dapat ditegak kan?


Jawab :
Diagnosis prolaps uteri dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang sebagai penguat diagnosis. Pada anamnesa penderita, did
apatkan adanya benjolan yang keluar dari jalan lahir. Pada kasus prolaps uteri,
keluhanyang biasanya terjadi adalah rasa berat pada atau rasa tertekan pada pelvis,
pada saat duduk atau berjalan meraskan ada benjolan seperti ada bola atau atau massa
yang kadang-kadang keluar dari vagina pada pasien ini benjolan makin keluar
ketika mengejan, nyeri pada pelvis, abdomen, atau pinggang dan nyeri pada
saat berhubungan pada pasien ini mengeluhkan nyeri pada daerah tersebut. 
Selain itu pada anamnesis didapatkan bahwa pasien ini memiliki beberapa
faktor risiko terjadinya prolaps uteri seperti, multipara, usia lanjut, menopause,
dan kebiasaan mengangkat barang barang berat yg mengarahkan diagnosis

Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan bahwa IMT pasien termasuk ke obes 1
yang merupakan salah satu faktor risiko, dan dari px. ginekologi tampak uterus
telah keluar sampai ke introtusvagina, sehingga pasien di diagnosis dengan
prolapse uterus grade II menurut pengklasifikasian berdasarkan Friedman and
little, dimana organ yang prolapse sudah keluar dari himen.

Anda mungkin juga menyukai