Tujuan:
1.Utk menentukan regimen pengobatan,
prognosis dan komplikasi
2.Utk perencanaan operasional
3.Utk identifikasi pasien yg kemungkinan
besar akan menderita cacat
Jenis-jenis klassifikasi:
A. Klassifikasi Madrid (1953)
1. Indeterminate (I)
2. Tuberkuloid (T)
3. Borderline (B)
4. Lepromatose (L)
Basil
SIS
TT BT BB BL LL
TTs LLs
Up Grading
Down grading
Gejala-gejala Reaksi kusta type 1 :
• Dapat dilihat : - pada perobahan lesi kulit
- neuritis (nyeri tekan pd
syaraf )
- ggn fungsi syaraf tepi
- ggn konstitusi (keadaan
umum)
• Dapat dibedakan atas reaksi type kusta 1
yg ringan dan yg berat.
• Perjalanan reaksi : 6-12 minggu atau lebih.
BEDA REAKSI RINGAN DAN REAKSI BERAT PADA
REAKSI KUSTA TYPE 1
Gejala Reaksi Ringan Reaksi Berat
1. Lesi kulit -tambah aktif, -Lesi membengkak
menebal, merah, sampai ada yg pecah
teraba panas dan nyeri merah, teraba panas
tekan dan nyeri tekan
-makula yg menebal -Ada lesi kulit baru,
dpt sampai tangan & kaki
membentuk plak membengkak, sendi-
sendi sakit
2. Saraf tepi -Ada neuritis (nyeri
-tdk ada neuritis (tdk tekan dan ggn fungsi
ada nyeritekan dan saraf)
ggn fungsi)
3. Keadaan umum -Kadang-kadang ada
-tdk ada demam demam
REAKSI KUSTA TYPE 2
• Nama lain : Eritema Nodosum Leprosum
• Merupakan reaksi humoral yaitu Reaksi
Hypersensitivitas Type III (Imune
complex reaction):
-Antigen yang berasal dari produk kuman
yang telah mati bereaksi dgn antibodi
di tubuh membentuk imun complex
antigen antibodi.
Kompleks antigen antibody ini akan
mengaktivasi komplemen sehingga terjadi
“Eritema nodosum leprosum”.
• Gejala-gejala dapat dilihat:
- perubahan lesi kulit
- neuritis (nyeri tekan pd syaraf )
- gangguan fungsi saraf
- gangguan konstitusi ( keadaan umum )
- komplikasi pada organ tubuh
• Dapat dibedakan juga atas reaksi
kusta type 2 yang berat dan ringan.
• Perjalanan reaksi :
- berlangsung sampai 3 minggu
- kadang timbul berulang-ulang.
Beda Reaksi Kusta Tipe 2 yg Ringan dan Berat
Gejala Reaksi ringan Reaksi berat
1. Lesi kulit ENL yg nyeri tekan jumlah -ENL nyeri tekan, ada yg
sedikit, biasanya hilang sampai pecah (ulserasi)
sendiri dlm 2-3 hari -Jumlah banyak
-Berlangsung lama
2. Konstitusi Demam tdk ada sampai Demam ringan sampai
demam ringan berat
3. Saraf tepi Tdk ada neuritis (nyeri Neuritis (+) nyeri tekan
tekan & ggn fungsi saraf) & ggn fungsi saraf
4. Organ tubuh Tdk ada ggn Tjd peradangan pd organ
tbh.
Mata iridocytitis
Testisepididymoorchitis
Ginjalnephritis
Sendiarthritis
Kel. Limf lymphadenitis
Ggn pd tulang, hidung &
tenggorokan
PENGOBATAN REAKSI KUSTA
Bila reaksi tak ditangani dengan
cepat dan tepat maka dapat timbul
kecacatan berupa kelumpuhan yang
permanen, seperti terjadi:
claw hand , drop foot , claw toes , dan
kontraktur.
• Prinsip penanganan reaksi kusta :
1.Penanganan neuritis
mencegah kecacatan / kontraktur dll.
2.Tindakan agar tidak terjadi
kebutaan bila mengenai mata.
3.Membunuh kuman penyebab.
4.Mengatasi rasa nyeri yg timbul.
• Untuk mengatasi hal-hal tersebut
diatas dilakukan pengobatan
“Prinsip pengobatan Reaksi Kusta “ :
1.Immobilisasi / istirahat
2.Pemberian analgesik dan sedatif
3.Pemberian obat-obat anti reaksi
4.MDT diteruskan dengan dosis
yang tidak diubah
• Reaksi ringan
1. Istirahat di rumah, berobat jalan
2. Pemberian analgetik dan obat-obat
penenang bila perlu
3. Dapat diberikan Chloroquine 150 mg
3x1 selama 3-5 hari
4. MDT (obat kusta) diteruskan dengan
dosis yg tidak diubah
• Reaksi berat
1.Immobilisasi, rawat inap di RS
2.Pemberian analgesik dan sedatif
3.MDT (obat kusta) diteruskan
dengan dosis tidak diubah.
4.Pemberian obat-obat anti reaksi.
5.Pemberian obat-obat
kortikosteroid (mis: Prednison).
• Obat-obat anti reaksi :
1. Aspirin 600-1200 mg setiap 4 jam
(4 – 6x/hari )
2. Klorokuin 3 x 150 mg/hari
3. Antimon - stibophen (8,5 mg antimon
per ml )
- diberikan 2-3 ml secara
selang-seling.
- dosis total tidak melebihi 30 ml
- jarang dipakai ok toksik
4.Thalidomide :
- jarang dipakai,terutama pd
wanita (teratogenik )
- dosis 400 mg/hari kmd
diturunkan sampai mencapai 50
mg/hari
• Pemberian Kortikosteroid :
- dimulai dengan dosis tinggi atau sedang.
- gunakan Prednison atau Prednisolon.
- gunakan sebagai dosis tunggal pada pagi
hari lebih baik walaupun dapat juga di
berikan dosis berbagi.
- dosis diturunkan perlahan-lahan
(tapering off) setelah terjadi respon
maksimal.
SKEMA PEMBERIAN PREDNISON
* 2 minggu I : 40 mg / hari
* 2 minggu II : 30 mg / hari
* 2 minggu III: 20 mg / hari
* 2 minggu IV : 15 mg / hari
* 2 minggu V : 10 mg / hari
* 2 minggu VI : 5 mg / hari
Diberikan pagi hari sesudah makan.