Anda di halaman 1dari 14

VERUKA VULGARIS

PENDAHULUAN
Veruka vulgaris atau kutil atau common warts
adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa
yang disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV)
Dapat muncul di mana saja pada kulit, tetapi
seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan
Mayoritas pasien dengan veruka vulgaris
berusia antara anak sampai dengan dewasa
muda insidensi sebanyak 10%
ETIOLOGI
Virus penyebabnya tergolong dalam virus
papiloma (grup papova)
HVP merupakan virus DNA yang terdiri lebih dari
100 tipe
HPV dibedakan menjadi tipe kutaneus (non
genital) seperti HPV-1, HPV-2, HPV-3, HPV-4, dan
tipe genital seperti HPV-6, HPV-11, HPV-16, HPV-
18
Walaupun bersifat jinak, tetapi beberapa tipe
HPV dapat bertransformasi menjadi neoplasma
PATOGENESIS
Disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lokasi
lesi, jumlah dari virus yang menginfeksi, frekuensi
kontak dan status imun seseorang
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus ke
dalam epidermis yang viabel yaitu melalui defek
pada epitelium
Meskipun reseptor seluler untuk HPV belum
diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat, yang
dikode oleh proteoglikan dan berikatan dengan
partikel HPV dengan afinitas tinggi, dibutuhkan
sebagai jalan masuknya
Untuk mendapat infeksi yang persisten, mungkin
penting untuk memasuki sel basal epidermis yang juga
sel puncak (sel stem) atau diubah oleh virus
Dipercayai bahwa single copy atau sebagian besar
sedikit copy genom virus dipertahankan sebagai suatu
plasmid ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang
terinfeksi. Ketika sel-sel ini membelah, genom virus
juga bereplikasi dan berpartisi menjadi tiap sel progeni,
kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi
saat mereka bermigrasi ke atas untuk membentuk
lapisan yang berdiferensiasi
replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel dan yang terdiri dari
keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok diferensiasi akhir dan
menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-enzim dan kofaktor yang
penting untuk replikasi DNA virus

Gambar 1. Mekanisme keratinosit dalam mengeluarkan sitokin sekunder setelah


distimulasi oleh IFN- dan TNF-5
GAMBARAN KLINIS
Tempat predileksinya terutama di ekstremitas
bagian ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku
atau lainnya pada situs trauma
Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian
membesar, dan menjadi bentuk verrucous
kemudian dengan diameter beberapa milimeter
sampai sentimeter
Berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya
lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk
plakat, permukaan kasar (verukosa)
Jenis veruka vulgaris yang memiliki karakteristik
klinis diagnostik nama sesuai dengan fitur klinis:
Plantar wart
Myrmecia
Pigmented wart
Punctate wart
Filiform wart
HISTOPATOLOGI
Epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis
Rete ridges
Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit
besar dengan nukleus piknosis eksentrik
dikelilingi oleh halo perinukleus (sel koilositotik
atau koilosit) merupakan karakteristik dari
papilloma yang dikaitkan dengan HPV
Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou (Pap) menggambarkan
tanda terjadinya infeksi HPV

Gambar 6. Gambaran histopatologi veruka vulgaris.


Diagnosis Banding
1. Moloscum kontagiosum.
Terlihat lesi solid dan tersebar berupa papul
berdiameter 1-2 mm. Pada bagian tengahnya
terdapat daerah umbilikasi disebut dele berisi
badan moluskum.

2. Karsinoma sel skuamosa.


Memiliki ciri adanya vegetasi yang seperti
kembang kol, mudah berdarah, dan berbau.
PENATALAKSANAAN
Terapi pada veruka vulgaris disesuaikan dengan lokasi
tubuh yang terkena, usia pasien, status imun pasien,
derajat ketidaknyamanan baik secara fisik maupun
emosional dan jika ada terapi sebelumnya
Elektrokauterisasi ini efektivitasnya tinggi dalam
menghancurkan jaringan yang terinfeksi HPV, serta
kontraindikasi untuk pasien dengan cardiac
pacemakers
Teknik ini diawali dengan anestesi lokal. Rasa sakit
setelah operasi dapat diatasi dengan narkotik analgesik
dan analgesik topikal pada beberapa pasien sangat
bermanfaat seperti lidocaine jelly
Penatalaksanaan lainnya
Krioterapi merupakan pilihan utama untuk hampir semua veruka
vulgaris. Veruka seharusnya dibekukan secara adekuat dimana
dalam waktu 1-2 hari
Asam salisilat 12-26% Efek keratolitik asam salisilat mampu
membantu mengurangi ketebalan veruka dan menstimulasi respon
inflamasi
Glutaraldehid merupakan agen virusidal yang terdiri dari 10%
glutaraldehid dalam etanol cair atau dalam formulasi bentuk gel
Bleomisin yang digunakan memiliki konsentrasi 1 unit/ml yang
diinjeksikan di dekat bagian bawah veruka hingga terlihat memucat
Simetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan
mampu meresolusi veruka vulgaris
Pengobatan dengan dinitrochlorobenzene (DNCB) dilaporkan
mampu meresolusi veruka pada 85% kasus
Laser karbondioksida dapat digunakan untuk pengobatan beberapa
variasi dari veruka baik pada kulit maupun mukosa
PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Funtionam : Bonam
Ad Sanationum : Dubia(bersifat residif/berulang)

Anda mungkin juga menyukai