BLOK 19
1
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
Pemeriksaan fisik & penunjang perlu dilakukan untuk membangun diagnosis
suatu penyakit. Beberapa pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan
fisik, pemeriksaan fungsi syaraf, pemeriksaan dermatologi manual, pemeriksaan
degan sinar Wood, pemeriksaan laboratorik sederhana.
Pada modul ini akan dibahas mengenai pemeriksaan dermatologi manual dan
pemeriksaan laboratorik sederhana.
TUJUAN:
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan pemeriksaan dermatologi manual dan
laboratorik sederhana.
LEARNING OBJECTIVE:
Setelah melakukan skill lab mahasiswa mampu :
1. melakukan pemeriksaan dermatologi manual
2. melakukan pemeriksaan laboratorik sederhana
2
(Gambar 1). Bila ada darah/eritrosit di dermis atau clotting dalam pembuluh
darah maka darah tidak dapat bergerak, hal tersebut menandakan suatu
purpura atau ekimosis (Gambar 2).
Gambar 2. Lesi ekimosis tidak memucat pada penekanan dengan gelas objek
3
2. TES NIKOLSKY
Nikolsky merupakan pemisahan lapisan luar epidermis yang cepat dari
lapisan basal dengan mengelupasnya kulit akibat trauma minor, seperti
tekanan geser atau gosokan yang kuat pada daerah terkena. Proses patologis
yang mendasari yaitu hilangnya kohesi keratinosit epidermis.
Tujuan : untuk membuktikan adanya proses akantolisis (hilangnya kohesi
antara sel keratinosit epidermis)
Nikolsky positif bila epidermis terlepas dari dermis akibat tekanan ke
lateral menggunakan jari kemudian akan meninggalkan daerah erosi.
Nikolsky dapat terjadi pada Pemfigus, Staphylococcal scalded skin
syndrome (SSSS), Steven johnson syndrome (SJS), Necrolysis epidermal
toxic (NET).
Tes Nikolsky terdiri dari Nikolsky I dan Nikolsky II (Asboe Hansen).
Nikolsky I dilakukan dengan menggesekkan lesi ke arah lateral maka akan
terjadi penegelupasan kulit dan Nikolsky II (Asboe Hansen) dilakukan
penekanan di atap bula maka akan terjadi pelebaran bula ke segala arah.
4
Gambar 4. Penekanan di atas bula, bula melebar ke segala arah
3. Test Auspitz
Test Auspitz dilakukan untuk mengetahui/menilai titik-titik perdarahan
(pinpoint bleeding) pada permukaan kulit yang disebabkan oleh proses
papilomatosis.
Alat yang diperlukan:
- Gelas objek
- Pinset
- Pisau bisturi
5
A B
4. Test Koebner
Test Koebner dilakukan untuk mencetuskan trauma pada psoriasis. Test
Koebner juga dapat positif pada penyakit lain selain psoriasis, misalnya pada
vitiligo dan liken planus.
Alat yang diperlukan:
- Gelas objek
6
1. Tentukan terlebih dahulu kulit yang normal dan kulit yang mengandung
lesi.
2. Lakukan goresan pada kulit yang normal.
3. Ditunggu hasilnya 7-14 hari kemudian.
4. Tampak lesi baru pada daerah yang digores yang sama dengan lesi
sebelumnya.
7
- Mikroskop
- Alkohol 70%
- Gentian violet 2%
- Lugol 1%
- Alkohol 95%
- Fuchsin Indi 0,35%
- Minyak imersi
- Safranin
1. Lesi purulen/ulkus/krusta
- Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCI fisiologis
sebanyak tiga kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat yang
mengering. Bila lesi dilapisi krusta, diangkat lebih dahulu kemudian
spesimen diambil dari dasar krusta.
- Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari pembungkus kemudian
usapkan bagian kapas pada luka/dasar ulkus tanpa menyentuh bagian tepi.
Lakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan dua kapas lidi.
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat dimasukkan
ke dalam tabung media transport.
- Patahkan tangkai lidi yang berada di luar tabung.
- Tutup tabung dengan erat.
- Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung.
2. Lesi pustule/abses
- Lakukan tindakan desinfeksi dengan povidon iodine 10% di atas lesi.
Bersihkan sisa povidon iodine dengan kapas alkohol 70%.
- Tusukkan jarum dan hisap dengan semprit steril cairan eksudat atau pus.
- Cabut jarum, dan tutup bekas tusukan dengan kasa steril.
- Teteskan cairan aspirasi eksudat/pus pada lidi kapas steril.
8
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat dimasukkan
ke dalam tabung media transport.
- Sisa eksudat/pus dapat dimasukkan dalam wadah steril.
9
dimana mikroorganisme atau sel bersifat Gram negatif akan mengikat
zat warna ini yaitu warna merah.
6. Setelah didiamkan selama 10 detik, cuci dengan air mengalir.
7. Letakkan preparat kering, periksa di bawah mikroskop dengan
minyak emersi dengan pembesaran 1000 kali.
8. Hasil: di bawah mikroskop yang akan terlihat
Gram positif: violet/biru: Stafilococcus, Streptococcus, Candida,
basil fusiformis
Gram negatif: merah: N. Gonorrhoeae, Haemophilus ducreyi, sel
PMN, sel epitel, clue cells, Campylobacter.
Pemeriksaan mikroskopik langsung tidak dapat menbedakan antara
Staphylococcus aureus atau spesies Staphylococcus yang lain, untuk itu
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan identifikasi
Staphylococcus.
A B
Pemeriksaan biakan
10
Media yang digunakan untuk pertumbuhan S. aureus adalah agar darah.
Media yang telah diberi spesimen diinkubasi pada suhu 37 0C, dalam waktu 18
jam koloni spesifik sudah dapat tumbuh namun belum dapat menghasilkan
pigmen dan hemolisis. S. aureus mengfermentasi mannitol. Kontaminasi dengan
bakteri lain dapat dihindari dengan menggunakan media mengandung NaCI
7,5%; karena gram dapat menghambat perkembangan mikroorganisme lain
kecuali S. aureus. Mannitol salt agar digunakan dalam penapisan nasal carriers
S. aureus.
Cara melakukan pemeriksaan biakan:
- Lidi kapas mengandung spesimen digulung di bagian permukaan media
biakan untuk memastikan pertumbuhan koloni isolat.
- Media biakan segera diinkubasi dalam inkubator dengan temperatur 370C
selama 24 - 48 jam.
- Pemeriksa koloni yang tumbuh. Koloni S. aureus berwarna abu-abu sampai
kuning emas, berbentuk bulat, halus, konveks dan berkilau.
2. Pemeriksaan KOH
KOH larutan penjernih. Melarutkan : protein, lipid dan melisis epitel.
Jamur tidak lisis karena terdapat chitine dan glikoprotein dinding sel.
Kecepatan penjernihan tergantung jenis spesimen antara 10 menit s/d
jam. Kuku membutuhkan waktu lama jam s/d semalaman. Rambut dan
kulit beberapa menit.
Penjernihan preparat dipercepat pemanasan, tetapi jangan mendidih
11
3. Tutup dengan kaca penutup
4. Panaskan dengan melewatkan di api bunsen beberapa kali, jangan
mendidih (2-4 kali)
5. Tekan kaca penutup agar sediaan yang lisis tipis dan rata
6. Periksa di mikroskop dengan pembesaran 100 kali konfirmasi
dengan 400 kali
Hasil pemeriksaan
- Elemen jamur tampak seperti garis dan indeks bias berbeda dari
sekitarnya. Dipisahkan sekat dan dijumpai butir-butir seperti rantai
(artrospora)
- KOH positif memastikan diagnosis klinis akibat jamur
- KOH negatif tidak menyingkirkan diagnosis jamur
- Pitiriasis versikolor elemen jamur berupa spora bulat dinding tebal,
berkelompok dengan miselium kasar dan terputus-putus (pendek-pendek)
gambaran seperti Spaghetti and meatballs
- Kandidosis sel ragi berbentuk lonjong atau bulat, blastospora (sel ragi
bertunas) dan pseudohifa
-Dermatofita Hifa bersepta, bercabang, dan artrospora (m.canis, m.audonii,
m.violaceum); Hifa bersepta granular (T.schoenleinii, T.concetricum);
beberapa cabang hifa bersepta (T.rubrum)
-Rambut jamur disekeliling batang rambut (ektotrik) berupa spora kecil
atau besar seperti rantai; jamur di dalam batang rambut (endotrik) berupa
12
spora ukuran sedang; jamur sekeliling dan dalam batang rambut; Hifa dan
ruang kosong diantara artrospora (T.schoenleinii)
-Non dermatofita
Hifa panjang bercabang, bersepta, miselinium
Pseudofilamen dan sel ragi di dasar kuku kandida
Pengambilan Spesimen
1. Kulit
- tepi lesi tempat terbanyak jamur hidup
- Diambil dengan kerokan dari tengah ke arah tepi sampai melalui batas lesi
dengan pisau skalpel tumpul steril atau tepi kaca objek.
- Bila skuama tipis atau halus dengan selotip ditekan ke lesi lepas
direkatkan ke kaca objek
- Kandidosis dan pit.vesikolor kerokan semua bagian lesi
2. Rambut
- Terbaik di basal akar rambut dengan pencabutan sampai akar bila
rambut rapuh (ex : tinea kapitis tipe black dot) : kerokan dengan skalpel
tumpul, tapi harus beserta tunggul rambut, isi sumbatan folikel dan skuama
- Lampu wood bisa membantu menentukan tempat pengambilan spesimen
terutama ektotriks dan favus
- Rambut terinfeksi warna suram, patah dan mudah dicabut.
- Jumlah rambut yang diambil 10-12 lembar.
3. Kuku
tergantung klinis onikomikosis
a. Subungual distal
dasar kuku karena jamur menginvasi terutama dasar kuku
mengandung hifa hidup paling banyak dan sedikit kontaminan
13
-kuku dipotong sependek mungkin specimen diambil sedekat mungkin
dengan kutikula dengan kuret atau scalpel
-potongan kuku harus dihancurkan dengan nail micronizer atau dikerok
di bawahnya
b. Subungual proximal
- invasi kutikula sebelum masuk dasar kuku. Lempeng kuku atas masih
baik.
- Specimen diambil di lapisan tengah lempeng dan dasar kuku
- Lempeng kuku dikupas, dilubangi bagian proximal dengan scalpel 15
atau bor listrik lempeng terbuka dikerok
c. Superfisialis
- infeksi permukaan kuku specimen dari kerokan permukaan kuku
dengan scalpel 15 atau kuret tajam
d. Kandida
- diambil dari bawah lipatan kuku proximal dan lateral
- Onikolisis dasar kuku terinfeksi dikerok
- Debris tidak banyak diambil dari permukaan bawah lempeng kuku
4. Mukosa
- mucosa mulutdan vagina kerokan skalpel tumpul atau spatula lebih baik
dari swab. Tetapi swab lebih mudah.
- Swab harus lembab jika kering jamur ragi mati
14
Gambar 8. Gambaran Candida pada KOH, tampak pseudomiselia.
15
Gambar 9. Gambaran spaghetti and meatball dari Malassezia
16
Cara pengambilan spesimen:
Alat dan bahan:
1. blade scalpel no 15
2. alkohol 70%
Prosedur pengambilan spesimen:
1. Desifeksi kulit dengan alkohol 70% (Gbr. 10)
2. tekan cuping telinga dengan jari telunjuk dan ibu jari, sampai pucat
(Gbr.11)
3. sayat dengan blade sclapel (Gbr.12)
4. Putar blade scalpel 90 derajat (Gbr. 13)
5. Kumpulkan bubur jaringan (Gbr. 14)
6. Jika ada darah, prosedur diulangi lagi
17
Gambar 12. Sayat dgn blade Gambar.13. Putar Blade
18
Prosedur membuat sediaan:
1. Bersihkan objek gelas, beri label
2. Sterilkan ose, dinginkan
3. Ambil 1 ose sputum yang kental (hijau kuning) letakkan diatas objek
gelas, ratakan.
4. Sediaan biarkan kering pada suhu kamar.
5. Setelah kering fiksasi denga melewatkkan diatas nyala api sebanyak 3
kali, sediaan siap untuk diwarnai.
Hasil:
Bakteri tahan asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan yang
tidak tahan asam akan berwarna biru.
19
Gambar 15.Bakteri tahan asam
20