• Infeksi Dermatofit
Indeks Morfologi
keberhasilan terapi
Tzanck Smear / Giemsa
Indikasi:
Penunjang diagnosis kelainan kulit berupa vesikel maupun bula (infeksi
virus, autoimun)
1. Pilihlah bulla atau vesikel yang utuh. Bila tidak dijumpai bulla atau vesikel
yang utuh, gunakan daerah erosi yang bersih atau membuat lesi baru dengan
menggosok-gosok epidermis;
2. Dengan scalpel /gunting kecil berujung runcing, angkat dinding bulla atau
vesikel;
3. Hisap air/serum yang terdapat didalamnya dengan hapusan hasil kerokan
diatas gelas obyek
4. Kerok dasar erosi bulla atau vesikel dengan menggunakan scalpel;
5. Buat hapusan sediaan pada gelas objek
6. Fiksasi spesimen pemanasan dengan lampu Bunsen selama 10 detik;
7. Teteskan larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin blue pada gelas objek,
diamkan 20-30 menit, kemudian bilas dengan air mengalir;
8. Biarkan sediaan mengering;
9. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan pembesaran 100 kali
sampai 400 kali.
Hasil Pemeriksaan
Multinucleated giant Acantholytic cell
cell Sel epidermis berbentuk bulat, dengan
Jauh lebih besar dari pengecatan warna gelap dan sitoplasma
sel epidermis dan dibagian tepi yang tampak padat. Biasanya
berinti banyak soliter, inti gelap dibagian tepi dan intinya relatif
berukuran besar dibandingkan sitoplasma
Pemeriksaan Ektoparasit (kerokan kulit)
Indikasi:
Pemeriksaan ektoparasit dilakukan sebagai penunjang diagnosis
kelainan kulit dengan kemungkinan karena infestasi parasit (Skabies)
1. Pilihlah lesi berupa burrow/track, vesikel atau papul yang utuh tanpa
ekskoriasi. Papul dengan keradangan hebat/bernanah atau ekskoriasi tidak
dijumpai parasit. Kutu/parasit scabies pada umumnya banyak dijumpai
didaerah akral, maka pilihlah lesi yang terdapat di tangan, jari, pergelangan
tangan, kaki dan penis;
2. Teteskan setetes minyak immersi pada daerah lesi atau di scalpel yang
ditujukan agar sampel tetap menempel pada scalpel;
3. Keroklah seluruh lesi dengan scalpel sampai timbul bintik perdarahan;
4. Alternatif lain dengan cara membuka burrow dengan jarum dan
membukanya. Cari dengan kaca pembesar kutunya yang berupa bintik
hitam di akhir burrow;
5. Letakkan dan/atau buat hapusan spesimen diatas gelas obyek;
6. Letakkan gelas penutup dan periksa dibawah mikroskop dengan
pembesaran obyektif 10 kali.
Hasil Pemeriksaan
Ulkus durum
Pemeriksaan Serological Syphilis
VDRL
1. Kualitatif
• Jika terbentk flokulasi berarti reaktif
• Jika tidak terbentuk flokulasi berarti non rekatif
2. Kuantitatif
• Perhatikan flokulasi terjadi
• Pada pengenceran tertinggi terjadi flokulasi menandakan titer reaktif ( 1:4, 1:8, dst)
TPHA
Tes treponemaa yang dianjurkan karena tehnis dan pembacaan hasil mudah,
cukup spesifik dan sensisitif menjadi reaktif cukup dini
Sebaiknya dilakukan secara kwantitatif yakni dengan pengenceran antara
1/80-1/1024
THANK YOU