Anda di halaman 1dari 26

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SEDERHANA PADA KULIT & IMS


Oleh :
dr. Prima Sanjiwani Saraswati Sudarsa, M.Biomed, Sp.KK
Khoirul Adi Nur Alfisyahri
Jihan Prani Wibowo
Muhammad Arif Zaffri
Gabriella Natasha
Pemeriksaan laboratorium
Infeksi jamur  Potassium hydroxide (KOH)

Infeksi bakteri  Gram Staining

Infeksi lepra  Ziehl Nelson

Infeksi virus, bullous disease  Tzanck cytology

Infeksi skabies  Scrap test/ burrow ink test

Infeksi syphilis  Pemeriksaan Dark Field


Microscopy & Serology
Pemeriksaan KOH
Indikasi:
Diagnosis infeksi dermatofitosis (tinea) dan non
dermatofitosis

Alat & Bahan


1.Lampu periksa
2.Gelas obyek dan penutup
3.Scalpel no.13-15 atau selotip plastik
4.Larutan KOH 10-20 %
5.Larutan alkohol
6.Lampu Bunsen
Pemeriksaan KOH Tahap-tahap Pemeriksaan
Interpretasi Hasil pemeriksaan

• Infeksi Dermatofit

• Infeksi Kandida • Infeksi Pitiriasis versikolor


Pemeriksaan Gram
Indikasi:
infeksi bakteri gram positif dan negatif pada kelainan
kulit (pioderma) dan infeksi menular seksual
(Gonore).

Alat & Bahan


1. Lampu periksa
2. Gelas obyek dan penutup
3. Lidi kapas steril
4. Larutan Kristal violet (gram A
5. Larutan Lugol (gram B)
6. Larutan alcohol (gram C)
7. Larutan counter stain Safranin (gram D)
8. Lampu Bunsen
Pemeriksaan Gram Tahap-tahap Pemeriksaan
1. Bersikan lesi dengan NaCL 0.9%\
2. Pengambilan sediaan dengan lidi kapas
steril yg disapukan pada dasar luka
3. Oleskan pada obyek gelas secara satu
arah
4. Fiksasi sediaan dengan pemanasan
dengan lampu Bunsen

5. Teteskan larutan Kristal violet (gram A)


selama 1 menit
• Dibilas dengan air mengalir

• Tuang larutan lugol dan diamkan


selma 1 menit  bilas dengan
air mengalir
• Dekolorisasi dengan tetesan alcohol
sampai luntur bilas dengan air

• Teteskan Larutan counter stain Safranin


(gram D) selama 30 detik  bilas dg air
mengalir

• Keringkan preparat dan periksa di bawah


mikroskop pembesaran 100 x samapi
400 kali.
Interpretasi Hasil pemeriksaan

Diplokokus Gram Negatif Stapilokokus Gram Positif

Streptokokus Gram Positif


Ziehl Nielson
Indikasi:
• Membedakan bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam.
• Biasanya digunakan pada penyakit kusta Mycobacterium leprae

Alat & Bahan


1. Lampu periksa
2. Gelas obyek dan penutup
3. Scalpel no11
4. Sraung tangan
5. Lampu Bunsen
6. Larutan alcohol
7. Larutan ziehl Nielsen carbolfuchin
8. Larutan methylene blue
Ziehl Nielson Tahap-tahap Pemeriksaan
Cuci tangan dan
gunakan sarung
tangan

Ambil slide baru,


beri identitas
pasien di bagian
bawahnya.
Ziehl Nielson Tahap-tahap Pemeriksaan
1. Pemeriksaan mengambil di cuping telinga kanan dan kiri, 2 lesi kulit
yang aktif
2. Jepit lesi dengan jari sampai pucat
3. Buatlah insisi dengan scalpel memanjang lebih kurang 5 mm dengan
dalam 3 mm
4. Kerok luka dibagian dasar dan tepinya, agar didapat eksudat dan
sedikit jaringan
5. Buat hapusan diatas gelas obyek
6. Teteskan larutan carolfuchin pada slide biarkan selama 20 menit atau
panaskan diatas api selama 5 menit.
7. Teteskan larutan alcohol 2-5 detik, kemudian cuci dengan air
8. Teteskan larutan methelene blue selama 2 menit , kemudian cuci
dengan air, biarkan kering
9. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 100-400 kali.
Hasil Pewarnaan
Mycobacterium leprae  basil tahan asam berbentu batang dengan susunan
berkelompok /globus atau tersebar
Interpretasi
Indeks Bakteriologi
0 0 basil pada 100 lapangan
+1 0 – 10 basil pada 100 lpaangan
+2 0 – 10 basil pada 10 lapangan
+3 Rata – rata 1 – 10 basil tiap lapangan
+4 Rata – rata 0 – 100 basil tiap lapangan
+5 Rata – rata 100 – 1000 basil tiap lapangan
+6 Rata – rata >1000 basil tiap lapangan

Indeks Morfologi 
keberhasilan terapi
Tzanck Smear / Giemsa
Indikasi:
Penunjang diagnosis kelainan kulit berupa vesikel maupun bula (infeksi
virus, autoimun)

Alat & Bahan


1. Lampu periksa
2. Gelas obyek dan penutup
3. Gunting kecil berujung runcing
4. Scalpel no. 13-15
5. Kassa steril
6. Larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin
blue
Tzanck Smear / Giemsa Tahap-tahap Pemeriksaan

1. Pilihlah bulla atau vesikel yang utuh. Bila tidak dijumpai bulla atau vesikel
yang utuh, gunakan daerah erosi yang bersih atau membuat lesi baru dengan
menggosok-gosok epidermis;
2. Dengan scalpel /gunting kecil berujung runcing, angkat dinding bulla atau
vesikel;
3. Hisap air/serum yang terdapat didalamnya dengan hapusan hasil kerokan
diatas gelas obyek
4. Kerok dasar erosi bulla atau vesikel dengan menggunakan scalpel;
5. Buat hapusan sediaan pada gelas objek
6. Fiksasi spesimen pemanasan dengan lampu Bunsen selama 10 detik;
7. Teteskan larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin blue pada gelas objek,
diamkan 20-30 menit, kemudian bilas dengan air mengalir;
8. Biarkan sediaan mengering;
9. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan pembesaran 100 kali
sampai 400 kali.
Hasil Pemeriksaan
Multinucleated giant Acantholytic cell
cell Sel epidermis berbentuk bulat, dengan
Jauh lebih besar dari pengecatan warna gelap dan sitoplasma
sel epidermis dan dibagian tepi yang tampak padat. Biasanya
berinti banyak soliter, inti gelap dibagian tepi dan intinya relatif
berukuran besar dibandingkan sitoplasma
Pemeriksaan Ektoparasit (kerokan kulit)
Indikasi:
Pemeriksaan ektoparasit dilakukan sebagai penunjang diagnosis
kelainan kulit dengan kemungkinan karena infestasi parasit (Skabies)

Alat & Bahan


1.Lampu periksa
2. Gelas obyek dan penutup
3. Gunting kecil berujung runcing
4. Scalpel no. 13-15
5. Pinset
6. Kaca pembesar (loupe)
7. Minyak immerse
Ektoparasit Tahap-tahap Pemeriksaan

1. Pilihlah lesi  berupa burrow/track, vesikel atau papul yang utuh tanpa
ekskoriasi. Papul dengan keradangan hebat/bernanah atau ekskoriasi tidak
dijumpai parasit. Kutu/parasit scabies pada umumnya banyak dijumpai
didaerah akral, maka pilihlah lesi yang terdapat di tangan, jari, pergelangan
tangan, kaki dan penis;
2. Teteskan setetes minyak immersi pada daerah lesi atau di scalpel yang
ditujukan agar sampel tetap menempel pada scalpel;
3. Keroklah seluruh lesi dengan scalpel sampai timbul bintik perdarahan;
4. Alternatif lain dengan cara membuka burrow dengan jarum dan
membukanya. Cari dengan kaca pembesar kutunya yang berupa bintik
hitam di akhir burrow;
5. Letakkan dan/atau buat hapusan spesimen diatas gelas obyek;
6. Letakkan gelas penutup dan periksa dibawah mikroskop dengan
pembesaran obyektif 10 kali.
Hasil Pemeriksaan

SARCOPTES SCAIBEI MITE


Pemeriksaan Lapangan Gelap (Dark Field Microscopy)
Indikasi:
Penunjang infeksi treponema pallidum (sifilis stadium Ipada ulkus durum
dan sifilis II pada kondiloma lata)

Alat & Bahan


1. Lampu periksa
2.Gelas obyek dan penutup
3. Larutan Na Cl 0,9%
4. Ose / lidi kapas steril, kain kasa
5. Mikroskop lapangan gelap
Tahap-tahap Pemeriksaan
Dark Field Microscopy
1. Ulkus dibersihkan dengan kain kasa yang
dibasahi dengan Nacl 0.9%
2. Ulkus ditekan diantara ibu jari dan telunjuk
sampai keluar cairan serum
3. Serum diambil dengan ose dan digoreskan Treponema Palidum bentuk spiral
pada kaca obyek searah selanjutnya
ditutup.
4. Dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop
lapangam gelap

Ulkus durum
Pemeriksaan Serological Syphilis
VDRL

1. Kualitatif
• Jika terbentk flokulasi berarti reaktif
• Jika tidak terbentuk flokulasi berarti non rekatif
2. Kuantitatif
• Perhatikan flokulasi terjadi
• Pada pengenceran tertinggi terjadi flokulasi menandakan titer reaktif ( 1:4, 1:8, dst)

TPHA
 Tes treponemaa yang dianjurkan karena tehnis dan pembacaan hasil mudah,
cukup spesifik dan sensisitif menjadi reaktif cukup dini
 Sebaiknya dilakukan secara kwantitatif yakni dengan pengenceran antara
1/80-1/1024
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai