Anda di halaman 1dari 30

PERDARAHAN SUBARACHNOID

& HEMATOMA INTRASEREBRAL


PERDARAHAN SUBARACHNOID
Subarachnoid Hemorrhage (SAH)

SAH → ekstravasasi darah ke dalam ruang subarakhnoid


(antara selaput pia mater dan selaput arakhnoid).

Perdarahan subarachnoid dapat terjadi akibat trauma atau


cedera kepala ataupun tanpa diakibatkan trauma (terjadi
secara spontan).

Istilah SAH lebih sering digunakan pada keadaan perdarahan


non traumatik (atau spontan), yang umumnya terjadi pada
keadaan ruptur aneurisma serebral atau malformasi
arteriovenosa.
Epidemiologi

- SAH menduduki 7-15% dari seluruh gangguan peredaran darah otak


- 62% SAH timbul pertama kali pada usi 40-60 tahun
- Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering
menyerang usia 25-50 tahun
- SAH jarang terjadi akibat cedera kepala
- Pada malformasi arteriovenosa, laki-laki lebih banyak daripada wanita.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dimodifikasi

- Usia (terbanyak pada usia 40-60 tahun) - Hipertensi


- Jenis kelamin (wanita>pria) - Kebiasaan merokok
- Riwayat aneurisma sebelumnya. Riwayat - Konsumsi alkohol
keluarga pada kerabat tingkat - Diabetes melitus
pertama (meningkatkan risiko 3-4 kali - Penggunaan obat simpatomimetik
lipat)
- Penyakit genetik (autosomal dominant
polycystic kidney diasease, type IV Ehlers-
Danlos syndrome)
Etiologi

Trauma kepala → robeknya pembuluh darah yang


melintas di ruang subaraknoid karena teregang saat
fase akselerasi dan deselerasi

Non trauma (spontan) → pecahnya aneurisma (85%),


vascular malformation

Perdarahan akibat tumor


Etiologi
Etiologi
Patofisiologi
Mekanisme patofisiologi SAH melibatkan proses early
brain injury (EBI) dan delayed cerebral ischemia (DCI)
termasuk vasospasme serebral
Tanda dan gejala

- Nyeri kepala hebat, mendadak,


meningismus
- Mual, muntah, fotopobia
- Gejala neurologis akut fokal maupun global
(ada bangkitan, perubahan memory atau
perubahan kemampuan konsentrasi)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

- Kaku kuduk (+) - CT Scan


- TIK meningkat, papil edema - CT Scan angiography
- Perdarahan retina - LP
- Bisa didapatkan paresis dari Didapatkan adanya
nervus cranial eritrosit meningkat
- Gangguan autonom dan xantokromia
(berkeringan, suhu tubuh
meningkat atau gangguan
pernapasan
- Bradikardi/ Takikardi
- Hipotensi/ Hipertensi.
tatalaksana

- Lihat tingkat keparahan dari


pasien
- Clinical survey: Airway, Breathing,
Circulation
- Jika terdapat TIK meningkat
dapat diberikan agen osmotik
seperti manitol / deuretik loop
(furosemide)
HEMATOMA INTRASEREBRAL
ICH terjadi akibat rupturnya pembuluh darah dalam parenkim otak

peningkatan tekanan intrakranial atau intraserebral

penurunan aliran darah otak dan berujung pada kematian sel


sehingga mengakibatkan defisit neurologi

PRIMER
ICH
SEKUNDER

• 70% kasus ICH terjadi di kapsula interna, 20% terjadi di fosa posterior
(batang otak dan serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar kapsula interna)
ETIOLOGI

■ Hipertensi
■ Amyloid Angiopathy
■ Arteriovenous Malformation
■ Aneurisma intracranial
■ Angioma Cavernosum
■ Venous Angioma
■ Dural venous sinus thrombosis
■ Neoplasma intracranial
■ Coagulopathy
■ Penggunaan kokain dan alkohol
FAKTOR RESIKO

Faktor risiko yang dapat


dimodifikasi: Faktor risiko yang tidak
■ hipertensi
dapat dimodifikasi:
▪ usia
■ stress
▪ jenis kelamin
■ diabetes melitus
■ penyakit jantung
■ merokok
■ konsumsi alkohol.
GEJALA KLINIS

▪ Perubahan tingkat kesadaran (~ 50%)


▪ Mual dan Muntah (~ 40-50%)
▪ Sakit Kepala (~ 40%)
▪ Kejang (~ 6-7%)
▪ Defisit Neurologis Fokal
Diagnosis

1. Anamnesis ( auto anamnesis/ heteroanamnesis)


2. Pemeriksaan fisik
- TTV
- GCS
- ICH SCORE
1. Pemeriksaan penunjang
- CT Scan
- MRI
- Pemeriksaan EKG
ICH score
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai