Pada keadaan normal respon konstriksi pupil pada refleks cahaya lebih besar
dari refleks dekat. Pemeriksaan pupil dengan membandingkan respon pupil pada
refleks cahaya dengan respon pupil pada refleks dekat dapat mengetahui kelainan
disosiasi refleks cahaya dan refleks dekat pupil. Keadaan ini ditandai dengan pupil
lebih konstriksi pada refleks dekat dibandingkan dengan pada refleks cahaya. Pada
kelainan ini didapatkan pupil tidak berespon pada refleks cahaya tetapi dapat
berakomodasi. Hal ini dapat disebabkan oleh lesi di midbrain.
Swing test
4. Pasien diminta melihat kearah sumber cahaya yang diletakkan di depan pasien.
6. Kondisi normal jika pantulan cahaya ada di tengah-tengah pupil kedua mata.
7. Jika pantulan cahaya satu mata lebih kearah luar kemungkinan ESOTROPI dan jika
kearah dalam kemungkinan exotropi.
2. Sinarkan senter kearah pupil dengan membentuk sudut 45’dari bayangan iris.
5. Pada katarak matur, shadow test – (artinya bayangan iris pada lensa terlihat kecil
dan letaknya dekat terhadap pupil).
5. Jelaskan apa itu vitreus: definisi, konsistensi, fungsi dan bagaimana vitreus
normal.
Peran utama vitreous humor adalah mempertahankan bentuk mata yang bulat.
Ukuran dan bentuk vitreous humor juga memastikannya tetap menempel di retina,
yaitu lapisan di bagian belakang mata yang sensitif terhadap cahaya.
Vitreous humor juga merupakan bagian dari mata yang dapat membantu
penglihatan yang jelas. Karena vitreous humor bening, cahaya mampu menembus dan
mencapai hingga ke retina. Di pusat retina adalah makula, daerah berpigmen yang
bertanggung jawab untuk penglihatan warna beresolusi tinggi. Ketika cahaya bergerak
melalui vitreous humor ke retina dan makula, ia kemudian diterjemahkan menjadi
informasi visual dan ditransmisikan oleh saraf kranialis 2, saraf optikus, ke otak.
6. Jelakan definisi papil optic normal dan papil optic tidak normal.
Papil optic normal: warna pink atau kuning-orange, cup – disc ratio 0.3mm (1/3),
berbentuk bulat
Papil optic tidak normal: warna pink atau kuning-orange, cup-disc ratio meningkat
lebih dari 0.3mm
Makula adalah daerah kecil yang berbentuk bulat, terletak di bagian belakang
retina dengan jarak sejauh 3,5 mm dari temporal dan 0,5 mm lebih inferior terhadap
diskus.Makula akan terlihat dengan mudah karena bebas dari pembuluh darah retina. Di
pusat makula terdapat daerah lekukan yang disebut fovea. Fovea adalah daerah yang
terdiri dari sel-sel konus. Sel konus adalah sel berbentuk kerucut yang diperlukan untuk
kemampuan melihat yang lebih rinci dan untuk menerima persepsi warna.
Makula terlihat jika dilihat dari pupil, seperti pada fotografi oftalmoskopi atau
retinal. Makula didefinisikan secara histologis dalam memiliki dua atau lebih lapisan sel
ganglion. Umbo adalah pusat foveola yang merupakan pusat fovea.
Fovea terletak di dekat pusat makula. Ini adalah leukan kecil yang mengandung
konsentrasi sel kerucut terbesar. Retina mengandung dua jenis sel fotosensitif iaitu sel
batang dan sel kerucut.
Makula berwarna kuning dan warna kuning berasal dari kandungan lutein dan
zeaxanthin, yaitu karotenoid xantofil kuning, yang berasal dari makanan. Zeaxanthin
mendominasi di makula, sedangkan lutein mendominasi di tempat lain di retina. Ada
beberapa bukti bahwa karotenoid-karotenoid ini melindungi daerah berpigmen dari
degenerasi makula.
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang
melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior
hampir sejauh korpus siliare dan berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata.
Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di
bagian retina yang letaknyasesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea yang
berdiameter 1 sampai 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah
macula lutea terdapat bercak mengkilat yangmerupakan reflex fovea. Kira-kira 3 mm
kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan,
disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan ekskavasi
faali.Arteri retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil
saraf optic. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.
Retina yang normal mempunyai ketebalan sekitar 1 mm dan terdiri dari atas 10 lapisan :
1. Membran limitans interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca
2. Lapisan serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik.
Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3. Lapisan sel ganglion, merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua.
4. Lapisan pleksiformis dalam, merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel
amakrin dengan sel ganglion.
5. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller.
Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
6. Lapisan pleksiformis luar, merupakan lapisan aseluler dan tempat sinaps sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
7. Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis inti sel batang dan sel kerucut.
8. Membran limitans eksterna, merupakan membran ilusi.
Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor), merupakan lapisan terluar retina, t
erdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut
Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia,
merah pada hiperemia. Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri
oftalmika arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan
memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang
mendapat nutrisidari koroid.
b. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan
kulit pada tepi palpebra dan dengan epitel kornea di limbus.
c. Sklera dan Episklera
Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar, yang hampir
seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta berbatasa
dengan kornea di anterior dan duramater nervus optikus di posterior. Permukaan lua
sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis jaringan elastik halus yang disebut
episklera. Episklera mengandung banyak pembuluh darah untuk memperdarahi sklera.
d. Kornea
Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding
dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea dewasa ratarata tebalnya 550 μm di
pusatnya (terdapat variasi menurut ras), diameter horizontalnya sekitar 11,75 mm dan
vertikalnya 10,6 mm. Dari anterior ke posterior, kornea memiliki lima lapisan yang
berbeda yaitu lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma, membran Descemet, dan
lapisan endotel. Stroma menyusun sekitar 90% ketebalan kornea. Transparansi korneq
disebabkan oleh strukturnya yang seragam, avaskular, dan deturgensinya.
Endotelium janin mulai terlihat bersamaan dengan epitelium tetapi berasal dari
krista neural. Lapisan ektoderm neural dan mesoderm tidak terlibat dala pembentukan
kornea. Pada usia bayi dua tahun, diameter kornea sudah sama dengan kornea usi
dewasa, akan tetapi dengan kurvatura yang lebih datar. Kornea merupakan bagian
mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di bagian depan. Pembiasan sinar
terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dari 50 dioptri pembiasaan sinar masuk
kornea.
e. Traktus Uvealis
Traktus uvealis terdiri atas iris, korpus siliaris, dan koroid. Bagian ini merupakan
lapisan avaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Struktur ini ikut
memperdarahi retina.
2) Korpus Siliaris
Korpus siliaris berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke
depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdir
atas zona anterior yang berombak (pars plicata), dan zona posterior yang datar (pars
plana). Prosesus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagi
pembentuk humor akuos. Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,
sirkular, dan radial. Fungsi serat-serat ini adalah untuk mengubah tegangan pada
kapsul lensa sehingga lens dapat memiliki berbagai fokus baik untuk objek berjarak
dekat atau jauh.
3) Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Koroid
tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid yaitu besar, sedang, dan kecil
Kumpulan pembuluh darah ini berguna untuk memperdarahi bagian luas retina yang
menyokongnya.
4) Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa
tergantung pada zonula zinii di belakang iris. Zonula menghubungkannya dengan
korpus siliaris. Humor akuos terletak di depan lensa, dan di posteriornya terdapat
humor vitreus. Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sedangkan 35%-nya
tersusun atas protein. Lensa tidak memiliki serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf.
Lensa mata mampu membiaskan cahaya karena memiliki indeks bias sekitar
1,4 di tengah dan 1,36 di bagian tepinya, berbeda dengan indeks bias humor akuos
dan korpus vitreus yang mengelilinginya. Dalam keadaan tanpa akomodasi, lensa
memiliki kontribusi sekitar 15-20 dioptri, sedangkan udara dan permukaan kornea
memilki kekuatan refraksi kurang lebih 43 dioptri.
5) Humor Akuos
Humor akuos diproduksi oleh korpus siliaris. Setelah memasuki bilik mata
belakang, humor akuos melalui pupil akan masuk ke bilik mata depan, kemudian ke
perifer menuju sudut bilik mata depan.
6) Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semi-transparan
yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retin
mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di
tengah retin terdapat makula lutea dengan diameter 5,5-6 mm.
7) Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avascular yang membentuk
dua per tiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa,
retina, dan diskus optikus. Vitreus terdiri dari 99% air dan 1%-nya berupa kolagen
dan asam hialuronat.