Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

INDERA PENGLIHATAN
MODUL PENGINDERAAN

KELOMPOK C4

1. Edsel Eugenius M.H. I1011171024


2. Aldi Aufar Augusta I1011171048
3. Adni Nur Rahmadhanty I1011171050
4. Dhaifina Putri Windini I1011171051
5. Annisa I1011171061
6. Ling Ling I1011171069
7. Deo Gratias Efrem I1011171073

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
1. FISIOLOGI PENGLIHATAN
a. Tujuan: Memahami dasar-dasar refraksi dan kelainan serta tindakan
koreksinya melalui model fungsional mata.
b. Pembahasan:
1) Mengapa disediakan 3 posisi retina?

Disediakan 3 posisi retina dimaksudkan untuk mengkondisikan


keadaan retina pada tiap-tiap keadaan refraksi mata, yaitu ketika
mata emetrop tanpa akomodasi, mata miopia dan mata
hipermotropia. Pada mata normal (emetropia), sumber cahaya jauh
difokuskan di retina tanpa akomodasi, sementara dengan
akomodasi kekuatan lensa ditingkatkan untuk membawa sumber
cahaya dekat ke fokus. Pada keadan miopia, bola mata terlalu
panjang atau lensa terlalu kuat, maka sumber cahaya dekat dibawa
ke fokus di retina tanpa akomodasi (meskipun akomodasi dalam
keadaan normal digunakan untuk melihat benda dekat), sementara
sumber cahaya jauh terfokus di depan retina dan tampak kabur.
Pada hipermetropia, bola mata terlalu pendek atau lensa terlalu
lemah. Benda jauh difokuskan di retina hanya dengan akomodasi,
sedangkan benda dekat terfokus di belakang retina bahkan dengan
akomodasi dan, karenanya, tampak kabur.1

2) Bagaimana cara membedakan lensa sferis negatif dengan lensa


sferis positif?

Ketika melihat langsung, penampakan dari lensa sferis negatif dan


lensa sferis positif sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, kedua lensa
tersebut dapat dibedakan dengan melihat sifat bayangan yang
terjadi. Permukaan cembung menyebabkan konvergensi berkas
sinar, membawa berkas-berkas tersebut lebih dekat satu sama lain.
Karena konvergensi penting untuk membawa suatu bayangan ke
titik fokus, maka permukaan refraktif mata berbentuk konveks.
Permukaan konkaf membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa
konkaf bermanfaat untuk mengoreksi kesalahan refraktif tenentu
mata, misalnya berpenglihatan dekat.1

3) Cara apakah yang lebih baik untuk menentukan jenis dan kekuatan
lensa?

Cara yang lebih baik adalah dengan menggunakan lensometer.


Lensometer adalah instrument yang dirancang untuk mengukur
kekuatan lensa baik bulat maupun silinder, axis lensa silinder,
prism diopter, sudut basal prisma, kekuatan lensa kontak.

4) Sebutkan sifat bayangan yang terbentuk!

Sifat bayangan yang terbentuk pada saat praktikum adalah nyata,


terbalik dan diperkecil. Gambar difokuskan ke retina secara
terbalik atas dan bawah. Selain itu juga mengalami pembalikan
antara kanan dan kiri dikarenakan cahaya dari sisi kanan objek
menyerang sisi kiri retina dan sebaliknya. Alasan dunia tidak
terlihat terbalik karena otak pada awal kehidupan otak belajar
mengkoordinasikan penglihatan gambar dengan orientasi objek
sehingga otak terlatih untuk menganggap gambar terbalik sebagai
yang normal.2

5) Sebutkan analogi keadaan ini dengan mata sebenarnya

Analogi keadaan ini dengan kondisi mata emetrop tanpa


akomodasi. Sehingga sifat bayangan yang terbentuk sama yaitu
nyata, terbalik, dan diperkecil. Ada 3 hal yang perlu diperiksa
untuk memahami bagaimana terbentuknya gambar yang jelas di
retina, yaitu proses refraksi atau pembelokan cahaya oleh kornea
dan lensa, akomodasi dengan merubah bentuk lensa, dan kontriksi
pupil. Permukaan kornea yang melengkung merupakan struktur
pertama yang dilewati oleh sinar sewaktu sinar tersebut masuk
mata, berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata
karena perbedaan dalam densitas pada pertemuan udara-kornea
jauh lebih besar daripada perbedaan dalam densitas antara lensa
dan cairan di sekitarnya.1 Kemampuan menyesuaikan kekuatan
lensa dikenal sebagai akomodasi. Lensa mata mengatur
penyesuaian terhadap jarak benda dengan jalan mengatur cembung
dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di retina. Proses itu
disebut berakomodasi. Apabila jarak benda sangat dekat, lensa
akan mencembung. Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa
mata akan memipih.Selanjutnya setelah melalui pengaturan jumlah
cahaya yang masuk oleh pupil dan pemokusan oleh lensa, cahaya
dapat jatuh tepat di retina dengan penangkapan gambar terbalik dan
selanjutnya otak mempresepsikan sebagai gambar normal.1

6) Mengapa bayangan menjadi kabur ?

Karena bayangan terbentuk dibelakang retina sehingga bayangan


terlihat kabur, kelainan ini disebut hipermetropia. Hipermetropia
adalah kelainan refraksi apabila berkas sinar yang berjalan sejajar
masuk kedalam mata dalam keadaan istirahat tanpa adanya
akomodasi, dibiaskan membentuk bayangan dibelakang retina.
Hipermetropia sering terjadi pada usia dewasa dan berjalan lurus
dengan bertambahnya usia.3

7) Lensa apa yang saudara gunakan untuk koreksi?

Menggunakan lensa sferis positif +1 D. Hipermetropia dapat


dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak dan bedah refraktif.
Diberikan lensa sferis positif atau lensa plus terkuat yang
menghasilkan tajam penglihatan terbaik.4

8) Mengapa bayangan menjadi kabur ?

Karena bayangan terbentuk didepan retina sehingga bayangan


terlihat kabur, kelainan ini disebut miopia. Miopia adalah kelainan
refraksi apabila berkas sinar yang berjalan sejajar masuk kedalam
mata dalam keadaan istirahat tanpa adanya akomodasi, dibiaskan
membentuk bayangan didepan retina. Saat ini miopia sering terjadi
pada usia remaja bahkan anak dan balita sehingga tidak berjalan
lurus dengan bertambahnya usia.3

9) Lensa apa yang saudara gunakan untuk koreksi?

Menggunakan lensa sferis negatif -0,5 D. Hipermetropia dapat


dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak dan bedah refraktif.
Diberikan lensa sferis negatif atau lensa negatif terkecil yang
menghasilkan penglihatan terbaik.4

10) Apa contoh keadaan yang sesuai dengan kondisi mata afakia?

Keadaan mata hipermetropia yang tinggi. Afakia adalah suatu


keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata
tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Karena pasien memerlukan
pemakaian lensa yang tebal, maka akan memberikan keluhan pada
mata tersebut sebagai berikut: 3

a) Benda yang dilihat menjadi lebih besar 25% dibanding normal

b) Terdapat efek prisma lensa tebal, sehingga benda terlihat seperti


melengkung

c) Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak


atau fenomena jack in the box, dimana bagian yang jelas terlihat
hanya pada bagian sentral, sedang penglihatan tepi kabur.

11) Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengoreksi mata


afakia?

Pasien bisa dikoreksi dengan cara tindakan pembedahan ,lensa


kontak,dan kacamata. Mata dengan afakia diberikan kacamata
sebagai berikut:4

a) Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya

b) Jarak lensa dengan mata cocok untuk pemakaian lensa afakia


c) Bagian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan

d) Kacamata tidak terlalu berat.

2. REFRAKSI
a. Tujuan
 Tujuan Instruksional Umum:
Memahami dasar-dasar refraksi dan kelainan serta tindakan
koreksinya pada manusia.
 Tujuan Khusus :
1. Menjelaskan hubungan diskriminasi dua titik dengan sudut
penglihatan minimal.
2. Menjelaskan dasar pembuatan optotipi Snellen
3. Menjelaskan pengertian visus dan refraksi pada manusia
4. Menjelaskan dasar-dasar penetapan visus seseorang dengan
menggunakan optotipi Snellen.
5. Mendemonstrasikan pelbagai kelainan refraksi serta prinsip
tindak koreksinya pada manusia
b. Hasil
Mata Kanan : 20/30
Mata Kiri : 20/40

c. Pembahasan
13. Mengapa jarak pemeriksaan harus 6 meter?
Pemeriksaan refraksi dilakukan pada jarak 6 meter (30 kaki) karena
pada jarak ini, mata dapat memfokuskan cahaya tanpa melakukan
akomodasi. Jika cahaya dating dari jarak yang kurang dari 6 meter,
maka mata harus melakukan akumodasi untuk mefokuskan
bayangan yang jatuh di retina. Sehingga jarak 6 meter ditetapkan
sebagai standar jarak untuk pemeriksaan refraksi menggunakan
optotipi Snellen.5
14. Apabila pada pemeriksaan tersebut orang percobaan hanya mampu
membaca lancar tanpa kesalahan sampai pada baris huruf yang
ditandai dengan angka 30 Ft (9,14 m), berapakah visus mata kanan
OP?
Visus mata kanan pasien adalah 20/30, artinya pasien bisa melihat
huruf dengan jelas pada jarak 20 kaki, sedangkan mata normal
seharusnya bisa melihat huruf tersebut pada jarak 30 kaki.

15. Apakah dasar pembuatan optotipi Snellen?


Optotip Snellen dibuat berdasarkan kemampuan refraksi mata untuk
memfokuskan cahaya dari jarak tertentu. Perhitungan visus
dilakukan dalam bentuk perbandingan jarak penglihatan antara mata
pasien dan mata normal. Penglihatan normal memiliki visus 20/20,
artinya mata pasien dapat melihat dengan jelas huruf pada jarak 20
kaki dan mata normal pun dapat melihat huruf dari jarak 20 kaki.
Misalnya mata pasien hanya dapat melihat huruf pada snellen di
skala 20/30, artinya pasien bias melihat huruf dari jarak 20 kaki,
sedangkan mata normal seharusnya dapat melihat huruf dari jarak
30 kaki.5

3. REFRAKSI DAN KOREKSINYA


Pembahasan:
16. A. Dapatkah visus seseorang lebih dari 6/6?
Visus seseorang dapat lebih besar dari 6/6. Hal ini menunjukkan
ketajaman penglihatannya melebihi normal, yang berarti sudut
penglihatan minimalnya lebih kecil dari 1 menit.6
B. Mengapa mata hipermetrop dapat mempunyai visus 6/6?
Pada hiperopia, bola mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah.
Benda jauh difokuskan di retina hanya dengan akomodasi,
sedangkan benda dekat terfokus di belakang retina bahkan dengan
akomodasi dan, karenanya, tampak kabur. Karena itu, orang dengan
hiperopia memiliki penglihatan jauh lebih baik daripada penglihatan
dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks1
17. Bila sekarang visusnya menjadi lebih kecil apa kesimpulan
saudara?
Bila seandainya setelah ditambahkan lensa sferis +0.25 D visusnya
menjadi lebih kecil, maka mata kanan OP termasuk emetrop.6

18. Bila visusnya ternyata tetap 6/6, bahkan OP merasa melihat lebih
jelas, apa kesimpulan saudara?
Bila visusnya ternyata tetap 6/6, bahkan OP merasa melihat lebih
jelas, maka mata kanan OP hipermetrop6

19. Jika visus mata kanan OP tanpa lensa lebih kecil dari 6/6, kelainan
refraksi apa yang mungkin dijumpai selain myopia?
Bila visus mata kanan OP tanpa lebih kecil dari 6/6, maka kelainan
refraksi yang mungkin terjadi selain myopia adalah hipermetrop
berat.2

20. Bila pada orang tua diperoleh visus tanpa lensa lebih kecil dari 6/6,
maka kelainan refraksi apa yang mungkin dijumpai pada orang
tersebut
Bila pada orang tua diperoleh visus tanpa lensa lebih kecil dari 6/6,
maka kelainan refraksi yang paling mungkin dijumpai adalah daya
akomodasi yang berkurang (presbiopi) atau miopi.2

21. Apakah pada orang tua dapat diperoleh visus 6/6? Bagaimana
keterangannya?
Pada orang tua mungkin saja diperoleh visus 6/6, bila daya bias
susunan optiknya (kornea, humor aqueous, lensa dan humor vitreus)
masih berfungsi secara normal tanpa mengalami penurunan fungsi
akibat penuaan.2
4. DIPLOPIA
a. Tujuan:
Memahami mekanisme timbulnya diplopia.
b. Pembahasan:
23. Bagaimana mekanisme terjadinya penglihatan rangkap pada
percobaan diplopia?
Saat pandangan kedua mata tidak menyatu dengan tepat keadaan ini
dapat terjadi karena informasi binokular terintegrasi secara tidak
tepat sewaktu pemrosesan visual. Akibatnya adalah penglihatan
ganda atau diplopia yaitu suatu kondisi ketika kedua mata secara
bersamaan tidak melihat benda yang sama.1

5. REFLEKS PUPIL
a. Tujuan:
Memahami dasar-dasar refleks pupil langsung dan tak langsung
b. Tujuan khusus:
1. Mendemostrasikan refleks pupil langsung dan tak langsung
2. Menjelaskan dasar-dasar refleks pupil langsung dan tak langsung

c. Hasil:

Langsung Terjadi miosis pada mata kanan yang


disenter.
Tidak langsung Terjadi miosis pada mata kiri yang
tidak disenter.

d. Pembahasan:

24. Peristiwa apa yang saudara lihat disini dan bagaimana


mekanismenya?
Terjadi miosis pada mata kanan op. Cahaya terang lalu masuk ke
retina setelah itu diteruskan dan dirangsang ke saraf parasimpatis
yang menyebabkan kontraksi di sekitar iris lalu mata terjadi miosis
menyebabkan cahaya berkurang dan bisa masuk ke mata.7
25. Peristiwa apa yang saudara lihat disini dan bagaimana
mekanismenya
Terjadi miosis pada mata kiri op. Cahaya terang lalu masuk ke retina
setelah itu diteruskan dan dirangsang ke saraf parasimpatis yang
menyebabkan kontraksi di sekitar iris lalu mata terjadi miosis
menyebabkan cahaya berkurang dan bisa masuk ke mata.
Mengecilnya pupil mata karena menyesuaikan dengan intensitas
cahaya yang masuk. Refleks pupil mata yang satu akan diikuti oleh
reaksi pupil mata yang lain, hal ini disebut refleks konsensuil.7

6. REAKSI MELIHAT DEKAT


a. Tujuan
Memahami peristiwa yang terjadi waktu melihat jauh maupun dekat
b. Tujuan khusus:
1. Mendemostrasikan 3 peristiwa yang terjadi pada waktu mata
berubah dari melihat jauh ke dekat
2. Menjelaskan 3 peristiwa yang terjadi pada waktu mata berubah dari
melihat jauh ke dekat
c. Hasil:

Perlakuan Reaksi
Jari didekatkan ke mata OP Mata terlihat berkovergensi, pupil
terlihat berkontriksi
Jari dijauhkan dari mata OP Mata terlihat berdivergensi , pupil
terlihat berdilatasi

d. Pembahasan:
26. Perubahan apa yang saudara lihat pada pupil
Saat jari didekatkan ke mata yang terjadi pada pupil mata mengalami
konstriksi dan mata yang terlihat berkonvergensi, saat jari dijauhkan
dari mata op, pupil terlihat dilatasi dan mengalami divergensi.8

27. Peristiwa apa saja yang terjadi pada peristiwa melihat dekat?
Terangkan mekanismenya
Ketika mata melihat benda yang mendekat maka mata akan
menerima stimulus berupa cahaya yang akan menstimulasi retina
dan stimulus tersebut akan di teruskan ke nervus dan traktus optikus
ke corpora quadrigemina superior pada otak bagian tengah,
selanjutnya di transmisi berjalan sepanjang saraf parasimpatis
danmencapai otot iris yang menyebabkan mengecilnya pupil. Kedua
mata yang terlihat berkovergensi karena kedua mata berusaha
memfokuskan kepada objek yang mendekat ke mata.8

7. PEMERIKSAAN BINTIK BUTA


a. Tujuan:
Memahami letak bintik buta terhadap fovea sentralis di retina
b. Pembahasan:

28. Di mana letak proyeksi bintik buta terhadap gambar palang kecil
dan mengapa demikian?
Letak proyeksi bintik buta terhadap gambar palang kecil berada pada
daerah lateral dari mata kanan. Jarak dari palang ketitik tengah
proyeksi bintik buta (titik tengah antara titik dimana benda pertama
kali menghilang dan kemudian terlihat kembali) mata kanan adalah
6,2 cm dengan lebar daerah proyeksi 2,2 cm. Hal ini dikarenakan
pada saat benda semakin digerakkan kearah lateral, maka benda
tersebut akan terlihat dan melalui jaras serabut nervus optikus di
bagian nasal retina. Titik dimana benda pertama kali menghilang
menandakan jaras penglihatan benda tepat jatuh pada daerah bintik
buta. Titik dimana benda terlihat kembali menandakan jaras
penglihatan benda sudah melewati daerah bintik buta dan kembali
jatuh pada retina yang memiliki fotoreseptor. Jarak antara keduanya
menggambarkan lebar bintik buta pada mata OP.1

29. Di mana letak bintik buta terhadap fovea sentralis di retina?


Bintik buta terletak lebih ke daerah nasalis terhadap fovea sentralis.2

8. BUTA WARNA
a. Tujuan:
Memahami buta warna organik dan fungsional.
b. Hasil:
OP tidak mengalami buta warna = Normal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
12 8 5 29 74 7 45 2 X 16 ✓ 35 96 ✓

Keterangan :

X = tidak ada angka.

✓ = OP dapat menunjuk garis.

9. PERSEPSI KEDALAMAN
a. Hasil:

Percobaan ke-
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kedua mata terbuka 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Mata kiri tertutup 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Mata kanan tertutup 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

Tiap-tiap mata melihat suatu benda dari titik pandang yang sedikit
berbeda meskipun banyak terjadi tumpang-tindih. Daerah tumpang-
tindih yang terlihat oleh kedua mata pada saat yang sama dikenal sebagai
lapang pandang binokular. Korteks penglihatan primer tersusun menjadi
kolom-kolom fungsional yang memproses informasi dari suatu bagian
kecil retina. Kolom-kolom independen yang bergantian didedikasikan
untuk informasi tentang titik yang sama di lapang pandang dari mata kiri
dan mata kanan. Otak menggunakan perbedaan kecil dalam informasi
yang diterima dari kedua mata untuk memperkirakan jarak dan
memungkinkan seseorang mempersepsikan benda tiga dimensi dalam
kedalaman ruang.1

7. Bandingkan hasil dari ketiga percobaan tersebut dengan menjawab


pertanyaan berikut:

a. Seberapa akurat OP mampu menyentuh ujung pensil antara ketika


kedua mata terbuka, dan salah satu mata tertutup?

OP mampu menyentuh ujung pensil dengan akurat saat kedua mata


terbuka dan salah satu mata tertutup. Hal ini menunjukkan persepsi
kedalaman mata OP masih berfungsi dengan baik.

b. Apakah OP merasakan perbedaan akurasi dalam melaksanakan


perintah (menyentuh ujung pensil) dengan hanya mata kanan yang
terbuka dibandingkan dengan hanya mata kiri yang terbuka?
OP tidak merasakan perbedaan akurasi dalam menyentuh ujung pensil
dengan hanya mata kanan yang terbuka maupun hanya mata kiri yang
terbuka. Hal ini dikarenakan mata memiliki korteks penglihatan primer
yang tersusun menjadi kolom-kolom fungsional, masing-masing
memproses informasi dari suatu bagian kecil retina. Kolom-kolom
independen yang bergantian didedikasikan untuk informasi tentang titik
yang sama di lapang pandang mata kanan dan mata kiri.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:


EGC; 2011, p. 216-208.
2. Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 12th ed.
Asia: John Wiley &Sons; 2009, p.613.g
3. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata, edisi 5. Jakarta:Badan Penerbit
FKUI;2015. p. 1-296.
4. Basak SK. Essentials of ophthalmology, 6th edition. New Delhi:Jaypee
Brothers Medical Publishers;2016. p. 427-447.
5. Patton KT, Thibodeau GA. Anthony’s Textbook of Anatomy & Physiology
- E-Book. Elsevier Health Sciences; 2014. 1258 hlm.
6. Riordan-Eva P. Whitcher JP. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum.
Edisi 17. Jakarta: EGC. 2009; 382-96.
7. Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: EGC;
2007.
8. Barret, Kim E et all. Ganong’s Review of Medical Physiology 23th ed.
USA: McGraw Hill; 2010.

Anda mungkin juga menyukai