Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT MEMBRAN

Inge Khonsak 10922032

Stephani Putri Aulia 10922013

Zulfa Qonita Susiana Putri 10922017

Lisa ‘yiha 10922037

Eril Elfaza

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya pada kita
semua, shalawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan kita nabi besar Muhammad
saw.

Penulis mengucapkan syukur kepada tuhan semesta alam Allah SWT, nabi Muhammad saw
dan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing selama proses ajar praktikum
dan arahannya, hingga menyukseskan praktikum hingga pembuatan laporan ini selesai.

Terlepas dari segala rasa syukur puji yang penulis panjatkan dan rasa terima kasih penulis,
penulis memohon maaf bila dalam laporan praktikum ini masih memiliki banyak kekurangan.
Dan semoga laporan ini akan bermanfaat kedepannya sebagai pembelajaran atau hanya sekedar
memenuhi pengumpulan tugas.

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4


1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 4
1.2. TUJUAN ..................................................................................................................................... 4
1.3. MANFAAT PRAKTIKUM ....................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 5
2.1 DASAR TEORI ..................................................................................................................... 5
2.1.1 Larutan Isotonis ....................................................................................................................... 5
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................................................... 6
3.1 ALAT DAN BAHAN .................................................................................................................. 6
Tabel 3.2 Konsentrasi NaCl ............................................................................................................. 6
Tabel 3.3 Hemolisis sel Darah Merah ............................................................................................. 6
Tabel 1.2.1 Pengaruh Pelarut Organik terhadap Membran Sel Darah Merah (DEMO) .......... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 8
4.1 HASIL .......................................................................................................................................... 8
4.2 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 8

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya hampir semua sel dilapisi oleh membran plasma, yaitu sawar (barrier)
lipid tipis dan lentur guna memisahkan isi dalam sel dari luarnya. Agar tetap berlangsung
hidupnya dan tetap beraktivitas, tiap sel masing-masing menukar bahan melewati membran
dengan lingkungan cair internal di sekeliling sel, yang homeostasisnya terjaga. Lapisan luar
selektif ini juga terdapat protein spesifik, beberapa di antaranya memungkinkan bahan-bahan
untuk lewat secara selektif juga. Protein membran lain juga merupakan reseptor tempat
interaksinya zat kimia perantara spesifik di bagian dalam lingkungan sel. Demi kelangsungan
hidupnya, tiap sel mesti menjaga komposisi kandungannya secara rinci dan akurat bagi sel
tersebut meskipun komposisi cairan ekstrasel (CES) yang mengelilinginya berubah secara
ekstrim. Nah, membran plasma inilah yang mempertahankan perbedaan komposisi cairan di
dalam dan di luar sel. Lapisan lipid dan protein yang tipis membentuk batas luar setiap sel dan
membungkus kandungan intrasel. Selain bekerja sebagai sawar yang menahan molekul-
molekul yang dibutuhkan tetap di dalam sel, membran plasma membantu menentukan
komposisi sel dengan jalan secara selektif mengizinkan bahan-bahan tertentu keluar dari sel
kelingkungan atau sebaliknya.
Membran plasma juga mengatur masuk-keluarnya molekul nutrien serta produk sekretorik dan
produk sampah. Lebih daripada itu, membran plasma mempertahankan perbedaan konsentrasi
ion di dalam dan di luar sel, yang penting bagi aktivitas listrik membran. Membran plasma
juga berperan serta dalam penggabungan sel untuk menyusun jaringan dan organ. Akhirnya,
membran plasma memegang peranan kunci dalam memampukan sel untuk menanggapi sinyal
dari zat kimia perantara di lingkungan sel kemampuan ini penting dalam komunikasi antar sel.
Apapun jenis selnya, fungsi dan sifat membran ini penting bagi kelangsungan hidup sel,
kemampuan sel melakukan aktivitas homeostatik khusus, dan kemampuan sel
mengkoordinasikan fungsi maupun sifat sel tersebut. (1)

1.2. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengaruh larutan hipertonik dan hipotonik


terhadap membran sel darah merah.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep bahwa sel darah merah dapat mengalami lisis
dalam pelarut organik.

4
1.3. MANFAAT PRAKTIKUM

1. Mengetahui pengaruh larutan hipertonik dan hipotonik terhadap membran sel darah
merah.
2. Mengetahui konsep bahwa sel darah merah dapat mengalami lisis dalam pelarut
organik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DASAR TEORI
2.1.1 Larutan Isotonis
Tonisitas mengacu pada akibat konsentrasi solut taktembus-membran sebuah larutan
terhadap volume sel. Tonisitas dari suatu larutan adalah akibat yang timbul oleh larutan saat
larutan tersebut mengelilingi sel, mau ukuran sel tetap, membengkak, atau pun menciut. Nah,
tonisitas sebuah larutan tidak punya satuan dan mencerminkan konsentrasi solut taktembus-
membran dalam larutan tersebut relatif terhadap konsentrasi solut sejenis dalam sel. Sementara
yang kita tau, osmolaritas sebuah larutan adalah ukuran konsentrasi total solut yang dapat atau
pun tidak dapat menembus membran, dinyatakan dalam satuan osmol perliter. Salah satu cara
untuk menjelaskan contoh dari tonisitas ini adalah dengan memasukkan sel darah merah ke
sejumlah larutan dengan konsentrasi solut beragam. Normalnya, plasma tempat sel darah
merah memiliki aktivitas osmotik yang sama dengan cairan dalam sel, sehingga volume sel
dipertahankan tetap.
Larutan isotonik (iso berarti "setara") memiliki konsentrasi salut tak tembus membran
sama dengan konsentrasi sel-sel normal tubuh. Ketika sel "terendam" dalam sebuah larutan
isotonik, tidak ada air yang keluar masuk sel dengan cara osmosis, sehingga volume sel tetap.
Atas alasan ini, CES lazimnya dipertahankan isotonik sehingga tidak terjadi difusi neto air
keluar masuk sel-sel tubuh. Jika sel darah merah dimasukkan ke sebuah larutan encer atau
hipotonik (hypo berarti "di bawah"), larutan dengan konsentrasi solut taktembus-membran di
bawah norma (dan, konsekuensinya, konsentrasi air lebih tinggi), air akan masuk ke sel dengan
cara osmosis. Pertambahan neto air ke dalam sel menyebabkan sel membengkak, dapat jadi
hingga pecah atau melisis. Sebaliknya, jika sel darah merah dimasukkan ke larutan pekat atau
hipertonik (hyper berarti "di atas"), larutan dengan konsentrasi solut yang tidak dapat
menembus di atas normal (dan, konsekuensinya, konsentrasi air lebih rendah), sel alam menciut
karena kehilangan air lewat osmosis.
Ketika volume sel darah merah menyusut, luas permukaannya tidak serta merta
berkurang, sehingga bentuknya mirip landak atau bertonjol-tonjol. Karena volume sel berubah
sewaktu sel dikelilingi cairan yang tidak isotonik, konsentrasi solut taktembus-membran di
CES harus cepat dikembalikan ke nilai normalnya seandainya CES menjadi hipotonik
(misalnya, karena terlalu banyak minum) atau hiper-tonik (misalnya, kehilangan terlalu banyak
air akibat diare berat). Dengan alasan yang sama, cairan yang diinjeksikan secara intravena
harus isotonik untuk mencegah perpindahan air yang tidak diinginkan ke dalam atau ke luar
sel. Sebagai contoh, salin isotonik (larutan NaCl 0,9%) digunakan sebagai media untuk
memberikan obat secara intravena atau untuk mengembangkan volume plasma tanpa

5
memengaruhi sel. (Kadang-kadang, cairan hipotonik atau hipertonik diinjeksikan sebagai
bagian terapi untuk mengoreksi ketidak seimbangan osmotik.) (1)

BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Suspensi darah
2. NaCl 2%
3. Kloroform
4. Eter
5. Aseton
6. Toluen
7. Etanol

Tabel 3.2 Konsentrasi NaCl


Tabung Aquades (ml) NaCl 2% (ml) % NaCl
1 10 0 0
2 9 1 0.2
3 8 2 0.4
4 7,5 2,5 0.5
5 7 3 0.6
6 6,5 3,5 0.7
7 6 4 0.8
8 5,5 4,5 0.9
9 5 5 1
10 4,5 5,5 1.1

Tabel 3.3 Hemolisis sel Darah Merah


No. Tabung Konsentrasi NaCl Hasil Pengamatan
1 1 0 Hipotonik
2 2 0.2 Hipotonik
3 3 0.4 Hipotonik

6
4 4 0.5 Hipotonik
5 5 0.6 Hipotonik
6 6 0.7 Hipotonik
7 7 0.8 Hipotonik
8 8 0.9 Isotonik
9 9 1 Hipertonik
10 10 1.1 Hipertonik

Tabel 1.2.1 Pengaruh Pelarut Organik terhadap Membran Sel Darah


Merah
(DEMO)
Tabung
Pelarut organik
1 2 3 4 5 6
Kontrol 10 10 10 10 10 10
NaCl 0,9%) mL mL mL mL mL mL
2
Kloroform - - - - -
tetes
2
Eter - - - - -
tetes
2
Aseton - - - - -
tetes
2
Toluen - - - - -
tetes
2
Alkohol - - - - -
tetes
Eritrosit 2 2 2 2 2 2
(suspensi) tetes tetes tetes tetes tetes tetes

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL

4.2 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang sudah dijalani, di dapatkan bahwa perbedaan konsentrasi
larutan jika terdapat sel darah akan mempengaruhi sel tersebut entah itu akan mengekerut atau
mengembung atau juga bisa isotonis atau tidak berubah karena konsentrasi antara CES dan CIS
seimbang. Dilihat dari penampakan luarnya, tabung 2 memiliki persebaraan warna merah
hampir merata yang menandakan sel mengalami keadaan hipotonik, tabung 8 keadaan sel tidak
berubah yakni terpisah jelas dengan larutan, lalu yang terakhir tabung 10 mengalami
hipertonik.

8
DAFTAR PUSAKA
1. Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed.pdf.

Anda mungkin juga menyukai