Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PENELITIAN

“OSMOSIS PADA KENTANG”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matpel Biologi

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. ANYA NADYA FUADI (04)
2. CECARINA NOVA P. (07)
3. HERNIQHA WILLDANA(17)
4. KHANSA ADONIA T. T. (21)
5. SYAQILA TAUFIQUL T.(30)

XI-E1
SMA NEGERI 1 SRENGAT
Tahun Pelajaran 2023/2024
Jl. Raya Bagelenan, Krajan, Bagelenan, Kec. Srengat, Kab. Blitar, Jawa
Timur 66152
Telp. (0342) 551096
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
dilimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga bisa membuat proposal ini dengan
baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam tak lupa kami sampaikan hanya bagi
tokoh dan teladan kita nabi agung Nabi Muhammad SAW karena beliau mampu
membimbing umat mulai dari zaman jahiliyah sampai dengan zaman Islamiyah.
Adapun maksud dan tujuan kami membuat proposal ini adalah untuk
memenuhi tugas Biologi yang bertemakan tentang osmosis.
Dalam proses pembuatan proposal ini kami menemui berbagai hambatan,
tapi karena bimbingan dari guru pembimbing, kami dapat menyelesaikan tugas ini
tepat waktu walaupun masih kurang sempurna.
Manusia tempatnya kekurangan dan kesempurnaan hanya milik Allah
semata, oleh karena itu kami menerima dengan baik semua kritikan dan saran dari
pembaca, agar kami bisa menyempurnakan proposal ini.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi usaha kami dan juga bagi para
pembaca.

Srengat, 28 Agustus 2023

Penyusun

Kelompok 1
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................ii


Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I: Pendahuluan...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................1
1.4 Manfaat............................................................................................2
1.5 Hipotesis..........................................................................................2
1.6 Manfaat............................................................................................2
1.7 Defisini Operasional........................................................................2
BAB II: Kajian Teori........................................................................................2
BAB III: Metode Penelitian.............................................................................5
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................5
3.2 Cara Kerja........................................................................................5
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................5
3.4 Variabel............................................................................................6
3.5 Jenis Data.........................................................................................6
3.6 Metode Pengumpulan Data..............................................................7
BAB IV: HASIL dan ANALISIS DATA
4.1 Hasil Pengamatan.............................................................................8
4.2 Analisis Data..................................................................................10
BAB V: PENUTUP
5.1 Lampiran........................................................................................11
5.2 Kesimpulan....................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apa yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang
berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan
tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang
dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah
dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan
kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei turgor dan mengalami plasmolisis
(lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah
dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami
krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari
lingkunganya dan mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang
merupakan metabolisme dari selsel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut
mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkunganya. Hal ini
dijelaskan jika kita ingat akan amoeba yang hidup di dalam kolam, tetapi bila kita
ingat akan sel-sel organisme darat multiseluler, seperti pohon atau manusia, hal
ini tidak dapat terlihat dengan jelas. Meskipun demikian tiap sel hidup dari
oganisme ini dikelilingi oleh suatu cairan, sebagai contoh sel-sel badan kita
terdapat di dalam cairan interstisium yang berasal dari darah.
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua
molekul dapat melalui membran sel.
Membran plasma bersifat selektif permeabel (semi permeabel) yang artinya
membrane plasma dapatdilaluiolehmolekulatau ion tertentu.
Perpindahanmolekulatau ion
melewatimembranadaduamacamyaitutransporpasifdan transport aktif. Salah
satucontohdaritransporpasif yaitu Osmosis.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Dua faktor penting yang
mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.
Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin mengadakan penelitian mengenai
Pengaruh Massa dan Tekstur Kentang terhadap Air dan Larutan Garam.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh larutan air dan kadar air garam terhadap osmosis kentang?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengamati terjadinya osmosis pada kentang.
1.4 Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh larutan air dan kadar air garam terhadap osmosis
kentang
H1 : Ada pengaruh larutan air dan kadar air garam terhadap osmosis kentang
1.5 Manfaat
BBEELUMMMMM
1.6 Definisi Operasional
Gelas A : Media kentang dengan air
Gelas B : Media kentang dengan larutan garam 5%
Gelas C : Media kentang dengan larutan garam 15%
Gelas D : Media kentang dengan larutan garam 30%.
BAB II
KAJIAN TEORI

Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui
membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif,
yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada
sifat zat terlarut itu sendiri.Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi
karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke
dalam dan ke luar sel.
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput
atau membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung
jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Dalam percobaan
ini, materi terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia
yang ada pada kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakkan dalam mangkuk air
tawar akan mempunyai kadar air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang
masuk ke dalam irisan melalui membran sel. Air yang masuk ini membuat irisan-
irisan kentang tadi menjadi kaku. Kadar garam dalam tiap irisan kentang lebih kecil
jumlahnya dibandingkan dengan kadar yang ada dalam mangkuk air garam. Irisan-
irisan yang ada dalam mangkuk air garam menjadi lembek, karena kehilangan
sebagian dari air yang semula dikandung dalam sel-selnya. Air yang berasal dari
dalam tiap irisan kentang keluar melalui membran-membran sel dan masuk ke dalam
mangkuk air garam.Irisan-irisan tadi akan terisi sebagian dan menjadi lembek.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent”
(biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi
melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini
menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip
atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah
konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak
atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya
tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif
permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan
yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam
sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa
melalui membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut
adalah difusi. Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus
terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak
ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari
cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida. Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi
ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula
pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air
dari cerek yang berdifusi dalam udara
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),d ifusi melalui
saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel
formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul
yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel
permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan
K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga
sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO 2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul
dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara
itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa
garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi
difasilitasi.
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran
plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein
transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan
terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion
memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul
glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke
dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot
jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan
glukosa untuk diubah menjadi energy. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak
kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat
kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat
kecepatan difusinya.
 Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
 Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi.
Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke
dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak
memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang
memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam
perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat
melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam
difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
Plasmolisis
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah.Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu.Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis.Dampak plasmolisis yang
meneyebabkan tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan
membran.Akhirnya cytorrhysis – runtuhnya seluruh dinding sel – dapat terjadi.Tidak
ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara
berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan
disebut krenasi. Sel tumbuhan dalam kondisi lingkungan berbeda.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali
menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen
warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas. Bila sel tumbuhan dimasukkan
kedalam cairan hipotonik,turgor sel akan meningkat..Bila berada dalam keadaan
isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka sebagian
sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak.Keadaan ini dapat dipakai
untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada larutan yang
ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa banyak sel
yang terplasmolisis.
Proses sama pada sel hewan disebut krenasi.Cairan di dalam sel hewan keluar
karena peristiwa difusi.Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang
terjadi di alam.Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel
pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki
pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
Transpor Pasif
Tranpor Pasif yaitu transportasi lintas membran tidak membutuhkan energi
karena hanya menuruni gradien konsentrasi.
Transportasi pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi dan
osmosis. Difusi yaitu transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
larutan konsentrasi rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu proses difusi dengan
bantuan protein pembawa untuk memindahkan zat dari satu sisi membran ke
membran lain. Sedangkan osmosis yaitu proses perpindahan air dari daerah yang
berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik)
melalui membran semipermiabel.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas beker 4 buah
2. Pisau 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Kertas pengering 4 buah
5. Pencapit 1 buah

Bahan
1. Kentang 1 buah
2. Air 30 ml
3. Air garam 5% 30 ml
4. Air garam 15% 30 ml
5. Air garam 20% 30 ml
3.2 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di butuhkan
2. Mengupas kentang hingga bersih dan memotong kentang bentuk dadu
3. Menandai kentang dengan kode 1 2 3 4
4. Menimbang kentang 1 per 1
5. Mencatat berat kentang awal
6. Menyiapkan gelas beker yang berisi air, air garam 5%, air garam 15%, air
garam 30%
7. Memasukkan kentang ke dalam larutan air yang sudah disiapkan
8. Merendam kentang selama 15%
9. Mengambil kentang lalu dikeringkan menggunakan kertas pengering
10. Menimbang kembali kentang yang sudah kering, lalu mencatat.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 22 Agustus 2023
Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 1 Srengat.
3.4 Variabel
Variabel bebas : air biasa, air larutan garam 5%, air larutan garam 15%, dan
air larutan garam 20%.
Variabel terikat : tekstur kentang setelah dimasukkan kedalam air.
Variabel control : volume air 30 ml setiap 4 gelas, jumlah kentang 1 potong
per gelas dengan panjang 2 cm, waktu perendaman 15 menit.
3.5 Jenis Data
Jenis data : kuantitatif
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan eksperimen/percobaan.

BAB IV
HASIL dan ANALISIS DATA
4.1 Hasil Pengamatan
Setelah dicatat dan diamati berikut hasil pengamatan.

NO Konsentrasi Berat Berat Selisi Keterangan Tekstur


larutan awal (gr) akhir h
(gr)

1 0% 3,2 3,27 0,07 Bertambah Keras

2 5% 3,1 2,8 0,3 Berkurang Sedikit


lembek
3 15% 3,1 2,6 0,5 Berkurang Lembek

4 30% 3,3 2,9 0,4 Berkurang Sangat


lembek
4.2 Analisis Data

Berdasarkan pada tabel diatas ada pengaruh larutan air dan kadar air
garam terhadap osmosis kentang, sehingga masuk pada H1. Tekstur kentang
saat dimasukkan gelas A dengan larutan air menjadi keras dan beratnya
bertambah 0,07 gr, sedangkan saat dimasukkan kedalam gelas kimia B yaitu
air garam 5%, berat kentang mengalami penurunan yaitu menjadi 0,3 gr,
Kemudian setelah di masukkan ke dalam gelas kimia C yaitu larutan garam
15%, berat kentang mengalami penurunan yaitu menjadi 2,6 gr, Kemudian
setelah di masukkan ke dalam gelas kimia D yaitu larutan garam 30%, berat
kentang mengalami penurunan yaitu menjadi 2,9 gr ,Saat kentang direndam
dalam larutan garam akan terjadi perpindahan air secara osmosis dari sel-sel
kentang keluar menuju ke larutan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel
kentang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis. SaatKentang
direndam dalam air biasa mengalami difusi dimana kandungan air yang ada
di luar kentang lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan
berat kentang bertambah (hipotonis).

BAB V
PENUTUP
5.1 Lampiran
FOTO FOTO HP ANYA!!!!!!!!
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasi lpraktikum, dapat disimpulkan bahwa:
1. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air)
dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah
melalui membran diferensial permeabel.
2. Larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi akan naik. Hal ini
berarti bahwa pada osmosis terjadi dari konsentrasi yang lebih rendah
kekonsentrasi yang lebih tinggi.
3. Zat pelarut (air) akan berpindah dari hipotonik ke hipertonik hingga
isotonis yang mengakibatkan plasmolysis
4. Potensial air pada sel dipengaruhi oleh larutan. Ketika larutan hipotonis
maka molekul air di lingkungan akan masuk ke dalam sel sehingga
menambah berat sel. Ketika larutan hipertonis maka molekul air di dalam
sel akan keluar dan mengurangi berat sel.
5. Kentang yang direndam dalam larutan gula mengalami osmosis dimana
kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga air cenderung keluar
yang menyebabkan berat kentang berkurang (hipertonis).
6. Kentang yang direndam dalam air biasa mengalami difusi dimana
kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar sehingga air
cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah (hipotonis).
7. Difusi dan Osmosis merupakan bagian dari proses trasnpor pasif yang
tidak memerlukan energi dalam prosesnya.
8. Permeabilitas dan semi permeabilitas merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh membran sel dalam dalam menyaring partikel-partikel yang
akan melalui membran sel. Keduanya dibedakan oleh kemampuan yang
dimiliki masing-masing akibat kondisi yang kurang menguntungkan
Demikian karya ilmiah yang kami buat. Puji syukur kami ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Terimakasih sekali lagi kami ucapkan kepada
guru pembimbing kami yang telah membimbing kami dalam pembuatan
karya ilmiah ini. Atas segala kekeliruan dalam perangkaian kata dan kata kata
yang kami tulis, kami mohon maaf. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Saran dan Kritik kami nantikan.
Daftar Pustaka
https://kumparan.com/berita-terkini/percobaan-osmosis-pada-kentang-dalam-
praktikum-biologi-1yab02CL5j7
https://thescienceofdarma.wordpress.com/2016/10/08/110/

Anda mungkin juga menyukai