Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“OSMOSIS PADA SELAI”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu :

1. Liska Berlian, M.Si

2. Annisa Novianti, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Maulana Rifqi A (2281170039)


Dilla Maharani Putri (2281170010)
Eka Khoirunnisa (2281170011)
Nanda Amelia (2281170037)
Annisa fauziyah (2281170032)
Shafira Meilani R. T. C (2281170035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

201

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam
semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah “Difusi pada Tumbuhan Segar dan Layu” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk
tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan. Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menanti kritik dan saran dalam upaya evaluasi diri.

Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan


penyusunan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis, dan pembaca.

Serang, 13 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
3. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Osmosis ........................................................................................................................ 3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Osmosis ....................................................... 3
C. Macam-macam Sifat Membran ..................................................................................... 4
D. Jenis-jenis Osmosis ....................................................................................................... 4
E. Mekanisme Osmosis ..................................................................................................... 4
F. Osmosis Yang Terjadi Dalam Sel .......................................................................... 13
G. Transpor Membran Sel ............................................................................................ 15
H. Proses Osmosis Pada Selai ...................................................................................... 18
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hierarki
biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat
melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor
yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas
senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal
ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi
yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiseluler mencakup beberapa hal, antara lain
transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem
sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong dari
organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada
sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient)
konsentrasi.
Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat yang
diperlukan tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2 dan CO2
dari udara diambil melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah diambil melalui
ujung akar dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan zat-zat
dapat dilakukan oleh permukaan tubuhnya. Kemampuan tumbuhan mengambil zat-
zat dari lingkungan dilakukan dengan cara difusi, osmosis dan transpor aktif. Pada
makalah kali ini akan dibahas mengenai osmosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan osmosis?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi osmosis?
3. Apa saja sifat-sifat membran semipermeabel?
4. Apa saja jenis jenis osmosis?
5. Bagaimana mekanisme osmosis?
6. Bagaimana osmosis yang terjadi di dalam sel?
7. Bagaimana Transpor Membran Sel
8. Bagaimana proses osmosis pada pembuatan selai?

1
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari osmosis
2. Untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis
3. Untuk mempelajari sifat-sifat membran semipermeabel
4. Untuk mempelajari jenis-jenis osmosis
5. Untuk mempelajari mekanisme osmosis
6. Untuk mempelajari osmosis yang terjadi di dalam sel
7. Untuk mempelajari transport membrane sel
8. Untuk mempelajari proses osmosis pada pembuatan selai

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,
jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan
dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat
terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan
masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan
turgor (Keenan, et al,. 1984).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau hipertonik,
maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Osmosis :


1. Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa osmosis akan
semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotic yang berfungsi
untuk memecah zat pelarut bergerak melalui selaput semipermeable.
2. Tebal membran: semakin tebal suatu selaput akan memperhambat saat osmosis.
Karena bisa menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membran
tersebut.
3. Luas permukaan
4. Jarak zat pelarut dan zat terlarut

3
5. Suhu

C. Macam-Macam Sifat Membran


Membran sel adalah lapisan pelindung luar dari semua sel hewan. Ini terdiri dari
dua lapisan yang terdiri dari protein dan lipida. Membran sel yang dikenal sebagai
membran semipermeabel karena hanya memungkinkan zat tertentu bergerak masuk
dan keluar dari sel. Setiap sel dikelilingi oleh selaput sel yang menyediakan struktur
dan mengendalikan berlalunya bahan. Membrane sel terdiri dua lapisan yang terdiri
atas protein dan lipida. (Path, 2013). Macam-macam membrane sel dibagi menjadi
tiga antara lain :
1. Membran Permiabel, merupakan membrane yang dapat dilalui oleh zat apapun
2. Membrane semiperiabel, membrane sel dikenal semiperiabel karena hanya
memungkinkan zat tertentu bergerak masuk dan keluar dari sel.
3. Membrane impermiabel, merupakan membrane yang tidak dapat dilalui oleh zat
apapun. (wiley & son, 2015)

D. Jenis-Jenis Osmosis
Osmosis juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diantaranya sebagai berukut :
1. Endosmosis.
Merupakan suatu peristiwa osmosis yang terjadi akibat adanya perpindahan dari
luar sel kedalam sel.
2. Ekosmosis,
Merupakan suatu peristiwa osmosis yang terjadi akibat zat pelarut keluar dari sel
karena sel tersebut berada ditempat Hipertonik.

E. Mekanisme Osmosis
Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi
ke daerah yang potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semi
permeabel. Potensial osmotik suatu larutan selalu negatif yang ekivalen dengan nilai
tekanan osmotiknya yang sebenarnya. Plasmolisis adalah peritiwa melepasnya
plasmalemma atau mebran plasma dari dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air
sel) bila sel berada dilingkungan larutan yang hipertonis.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,
4
jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan
dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat
terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan
masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan
tekanan turgor (Keenan, et al,. 1984).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau hipertonik,
maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.

Gambar 1. Proses Osmosis


Pada gambar diatas, air akan berpindah dari B (larutan yang konsentrasi airnya
tinggi) menuju A (larutan yang konsentrasi airnya rendah) melalui membran semi
permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama untuk
dua larutan antara A dan B, walaupun hasil akhirnya nanti volume antara A dan B
berbeda.
5
Keadaan di atas terjadi juga pada peristiwa osmosis pada penyerapan air tanah ke
dalam sel akar. Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka
molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Jika sel dimasukkan
ke dalam larutan isotonis, bentuk sel tetap karena keadaan seimbang. Akan tetapi,
jika sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonis (konsentrasi larutan lebih tinggi

daripada cairan sel), air dalam plasma sel akan berosmosis keluar sehingga sel
mengerut/menyusut. Protoplasma yang kekurangan air menenyusut volumenya
mengakibatkan membran sel terlepas dari dinding sel, sehingga terjadi plasmolisis.
Osmosis adalah proses alami dimana air mengalir melalui selaput semipermeabel
dari larutan dengan konsentrasi rendah padatan terlarut (Wiley & Sons, 2015).
Peristiwa terjadinya Osmosis dapat diuraikan sebagai berikut:
Sel terbagi menjadi 2 kompartemen yang dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Air bergerak dengan osmosis dari larutan konsentrasi rendah
dalam satu kompartemen melalui membran semipermeabel ke dalam larutan
dengan konsentrasi tinggi di kompartemen lainnya. Pada akhirnya tercapai
keadaan seimbang

6
Konsentrasi ekuilibrium atau seimbang. Perbedaan tinggi sesuai
dengan tekanan osmotik dari larutan. Sedangkan Tekanan Turgor
adalah tekanan yang mendorong membran sel terhadap dinding sel.
Tekanan turgor selalu lebih rendah dari tekanan osmosis. Pada proses
osmosis, aliran air melintas dinding sel (untuk selanjutnya dianggap
sebagai membran semi permeabel) di tentukan oleh beda tekanan
sistem dan beda konsentrasi solut yang dinyatakan sebagai beda
tekanan osmosis. Bila tidak ada beda tekanan hidrostatik, aliran air
melintas membran sepenuhnya tergantung beda tekanan osmotiknya
(Wirawan, 2006).

Sebaliknya, jika sel berada dalam larutan hipotonis (konsentrasi


larutan lebih rendah daripada cairan sel), air dari luar akan masuk ke
dalam sel sehingga sel membengkak. Pada larutan hipertonik, sebagian
besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga
hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak
molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga
lebih banyak molekul air yang melewati membran (Kustiyah, 2007).

F. Osmosis Yang Terjadi Dalam Sel


1. Sel hewan
 Lisis
Lisis artinya hancurnya sel karena robeknya membran plasma. Peristiwa
ini terjadi karena proses osmosis. Sel yang mempunyai sitoplasma pekat
bila berada dalam kondisi hipotonik akan kemasukan air hingga tekanan
osmosis dalam sel akan menjadi tinggi. Keadaan demikian akan
memecah sel tersebut.

 Krenasi
Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di
sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik,

13
karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal
dari bahasa Latin crenatus. Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik,
(sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan
larutan di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan
air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya.
Sebagai akibatnya, sel mengecil. Proses sama yang terjadi pada
tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil karena
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.

2. Pada sel tumbuhan


 Plasmolisis
Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel
tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan
garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang
sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis
hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang
yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat. di matikan dengan
jelas.
Sesudah plasmolysis Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam
terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan
juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang
sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,

14
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya
cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Ada beberapa
mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara
berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis
dapat dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama
pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena
peristiwa difusi.
 Turgid/Deplasmolisis
Turgid/Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu
menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel.
Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik,
sel tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat.
Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya
deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan
melekat kembali pada dinding sel.
G. Transpor Membran Sel
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme
multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan
lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat
penting bagi metabolisme sel. Transpor zat melalui membran dibedakan
atas 2 (dua), yaitu transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif)
dan transpor yang tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor
aktif meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun
transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan
hidupnya. Zat-zat tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan,
misalnya mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen. Tumbuhan tingkat
tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui daun (Sumadi
dan Marianti, 2007).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah
melalui rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel

15
tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan
karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel. Untuk melaksanakan
fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air. Tumbuhan
juga memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air,
karbon dioksida, dan oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor
aktif
Transportasi antar membran satu fungsi membran sel adalah sebagai
lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati
membrane sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol), karena membran bersifat
semipermibale. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme
khusus agar dapat masuk ke dalam sel. Banyaknya molekul yang masuk
kedalam sel melalui membran sel membentuk suatu aktivitas sel yang
dinamakan transpor antar membran..
1. Transpor Aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya,
konsentrasi mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau
potensial air di luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air di
dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap
berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini
menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi,
terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan
energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah
molekul pembawa energi di dalam sel (Campbell, 2010).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel.

16
Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses
ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL-.
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang
menggunakan energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan
molekul melalui membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan
memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif
dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan
listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion
klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa
natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan,
mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein
integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs
pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion
Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral.
Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada
membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi
membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs
pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian
dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral.
Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar
menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam
sel.
2. Transpor Pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di
antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi
rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan
menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah
atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat dua proses
fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi
dan osmosis (Alkatiri, 1996).

17
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan
menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung
dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini
akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis
merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi
membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang
berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju
larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang
potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik atau
lebih pekat dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada
dalam vakoula akan merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma
mengkerut dan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut dengan
plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti semula apabila
lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan
protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis. Difusi terfasilitasi
juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut
berpindah menurut gradien konsentrasinya.

H. Proses osmosis pada selai


Industri makanan ringan baik skala rumah tangga maupun pabrik
sering memanfaatkan tekanan osmosis pada pengawetan selai dan jeli.
Gula dalam jumlah yang banykan ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa
mengakibatkan botulisme. Bila sel bakteri berada dalam larutan gula
hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak
keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut
krenasi, menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi.
Winarno (2008) yang menyatakan bahwa gula bersifat menyerap air
dimana bahan yang ditambahkan gula akan mengalami tekanan osmosis
yaitu tekanan molekul molekul gula pada dinding sel (extra sel) buah

18
sampai larutan gula masuk kedalamnya, akibatnya air yang berada dalam
sel buah keluar.
Semakin tinggi konsentrasi gula yang ditambahkan, maka kadar air
selai semakin rendah. Menurut Siregar dkk., (2015), gula memiliki sifat
osmosis (menyerap air) sehingga kadar air dalam selai semakin menurun
seiring bertambahnya konsentrasi gula. Gula bersifat osmosis sehingga
dapat menarik air dari dalam bahan sehingga kadar air bahan menjadi
rendah dan tidak tersedia untuk digunakan mikroorganisme.
 Cara Membuat Selai Nanas

Bahan-Bahan

1. 1kg buah nanas

2. 500gr gula pasir

3. ½ sdt vanili bubuk

4. ¼ sdt garam

 Langkah Kerja

1. Parut nanas hingga halus

2. Masak nanas dalam wadah hingga mendidih

3. Masukkan gula dan garam, aduk rata hingga melelh dan mengental.
Masak terus hingga selai surut airnya atau hingga padat sambil
terus diaduk

4. Makin kering nanas, makin sedikit kandungan airnya, maka


semakin tahan lama selai nanas yang kamu buat

5. Selai nanas sudah jadi.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat


pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju
larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau
membran selektif permeabel atau semi permeabel.

Gula bersifat menyerap air dimana bahan yang ditambahkan gula akan
mengalami tekanan osmosis yaitu tekanan molekul molekul gula pada
dinding sel (extra sel) buah sampai larutan gula masuk kedalamnya,
akibatnya air yang berada dalam sel buah keluar.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui


proses pembuatan osmosis pada selai. kami menyadari bahwa makalah
ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaa. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan. Guna perbaikan makalah
berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua. Aamiin.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Surabaya : Airlangga University


Press

Blansing dan Jumlah Gula Terhadap Mutu Manisan Basah Sawi Pahit.
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol.3, No 02. Program Studi
Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.

Campbell, N.A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Keenan, Donald, dan Jesse. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta.

Kustiyah, 2007, Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model
Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1,
Hal: 24-37.

Path. 2013. Osmosis & Difusi Learning Guide. United States Of America:
New Path Learning .

Siregar, Erin Alawiyah., Herla Rusmarilin., Lasma Nora Limbong.


2015. Pengaruh Lama Winarno, F. G.. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Gmedia pustaka utama. Jakarta

Sumadi dan Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu

Wiley, John., And Sons, Inc. Hoboken. 2015. Revers Osmosis. United States
Of America: Scrivener Publishing.

Wirawan, Sang Kompiang. 2006. Studi Transfer Masa pada Proses


Dehidrasi Osmosis Kentang (Solanum tuberosum, L). Forum Teknik. Vol
30 (2): 99 – 105.

21

Anda mungkin juga menyukai