Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PENGANGKUTAN AIR PADA TUMBUHAN (DIFUSI, IMBIBISI DAN
TRANSPIRASI)

DISUSUN OLEH:
1. Maria Helena (19 502 019)
2. Sintia Djafar (19 502 015)
3. Maiko Polandos (19 502 005)
4. Megawati Weken (19 502 002)
5. Olin Palakuak (19 502 017)

Dosen Mata Kuliah:


Dr. S. P. Gedoan, S.P, M.P
Dr. J. Ngangi, M. S

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2020
DIFUSI MOLEKUL KMnO4 DALAM AIR
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 Juni 2021 (10.00-15.30 WITA)
Tujuan : Untuk mengukur dan memahami kecepatan difusi zat
padat (KMnO4) dalam larutan
I. Pendahuluan
Pada tumbuhan terjadi proses transport dan pertukaran bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk bertahan hidup. Difusi,
osmosis, dan imhibisi merupakan hal yang membantu proses yang
terjadi pada tumbuhan. Difusi sendiri adalah penyebaran, dalam hal ini
penyebaran molekul suatu zat. Penyebaran ini ditimbulkan oleh suatu
gaya yang identik dengan energi kinetis. Jika partikel suatu zat dapat
bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya Tarik, maka dalam jangka
waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang
yang ada. Gerakan difusi terdiri atas Gerakan molekul per molekul
yang lintasannya putus-putus karena tumbukan dengan molekul zat
lainnya, namun pada kahirnya merupakan penyebaran yang homogen
juga akhirnya.
Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya
tarik, maka dalam jangkatu ternetu partikel itu akan tersebar merata
dalam runag yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi,
akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat
partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu
terjadi sebaliknya. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua
daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya. Makin besar
kecepatan difusinya. Jika keseimbangan telah tercapai, partikel terus
bergerak sebebas mungkin, tetapi tidak akan terjadi difusi lagi, sebab
zat yang memasuki daerah tertentu dan zat yang meninggalkan
terdapat dalam jumlah yang sama, yaiitu terjadi keseimbangan
dinamis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
1. Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semkain cepat
partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin
tinggi.
2. Ketebalan membran, semakin tebal membran semakin lambat
kecepatan difusinya
3. Luas suatu area, semakin besar luas area semakin cepat kecepatan
difusinya.
4. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semkain lambat
kecepatan difusinya.
5. Seuhu, semakin tinggi suhu, [artikel mendapatkan energi untuk
bergerak dengan lebih cepat sehingga semakin cepat pula
keceparan difusinya

II. Skema Kerja Percobaan


Alat:
1. Cawan Petri
2. Stopwatch
3. Kertas HVS
4. Sendokk plastik
Bahan:
1. Kristal KMnO4
2. Aquades/ air kran

Prosedur kerja:
1. Tuangkan air sebanyak 15 ml ke dalam cawan petri,
2. Lalu letakkan di tempat datar yang dialasi dengan kertas putih.
3. Masukkan kristal kecil KMnO4 ke dalam air di cawan tadi, lalu
ukur diameter sebaran air setelah selang waktu tertentu. Perhatikan
gerak difusi molekul KMn)4 dan ukur penyebaran penyebaran
kristal dengan stopwatch
4. Ulangi kegiatan tsb beberapa kali, lalu hitung rata rata kecepatan
difusinya.
5. Perhatikan apakah kecepatan di selang waktu mula-mula sama
dengan berikutnya sampai percobaan dihentikan
III. Data dan Pengolahan Data
N Diameter Percobaan I (Waktu) Percobaan II (Waktu)
O
1 1 24’’ 16’’
2 2 1’35’’ 46’’
3 3 2’52’’ 1’40’’
4 4 3’34’’ 2’56’’
5 5 4’55’’ 4’21’’

IV. Pembahasan dan Kesimpulan


Difusi adalah proses menyebarnya zat padat, cair, maupun gas dari
konsentrasi zat terlarut tinggi ke posisi dengan konsentrasi zat terlarut
rendah. Difusi terjadi dengan prinsip perbedaan konsentrasi zat,
dimana zat dengan konsentrasi tinggi bergerak menuju tempat dengan
konsentrasi rendah. Kaitannya dengan peristiwa yang terjadi saat
percobaan adalah ketika molekul KMn)4 mulai menyebar rata di titik
awal, larutan aquades telah bercampur dengan sebagian KMnO4 yang
larut dan menyebabkan KMnO4 terkonsetrasi pada daerah titik awal.
Pada daerah ini, konsentrasi KMnO4 belum sepekat titik awal dimana
KMnO4 memiliki konsentrasi paling tinggi, namun perbedaan
konsentrasi KMnO4 mulai menipis sehingga laju perpindahan zat
terdifusi KMnO4 akan sedikit terhambat karena gradien konsentrasi
yang tidak jauh berbeda. Selain itu, tidak ada sentuhan dari luar yang
menyebabkan energi kinetik KMnO4 bertambah dan menjadikannya
bergerak dengan mudah dalam distribuusi molekul dalam pelarut.
Terdispersinya KMnO4 ditandai dengan warna ungu. Warna ungu
yang pada awalnya menempati titik tengah cawan dimana seharusnya
ia diletakkan, namun kelamaan warna ungu pekat tersebut memudar
dan diameter warna ungu menjadi lebar. Hal ini menunjukkan bahwa
molekul KMnO4 telah berdifusi ke larutan disekitarnya.
Pada praktikum dilakukan dengan percobaan difusi menggunakan
aquades/air kran sebanyak 15 ml dan sedikit butir KMnO4 (ujung
sendok teh) sebagai zat dengan konsentrasi tinggi sedangkan air
sebagai zat yang berkonsentrasi rendah. Air dimasukkan ke dalam
cawan petri yang dibawahnya telah diberikan kertas HVS dengan
ukuran diameter tertentu. KMnO4 diteteskan pada air, maka KMnO4
menyebar yang mengakibatkan air tersebut berubah warna menjadi
merah keunguan. Berubahnya warna menjadi merah keunguan
membuktikan terjadi difusi antara KMnO4 dengan air. Dari hasil
pengamatan KMnO4 untuk mencapai diameter yang paling dibutuhkan
waktu 4 menit, sehingga KMnO4 membutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan diameter.
Jadi, difusi terjadi dari zat dengan konsentrasi tinggi (KMnO4) ke zat
dengan konsentrasi rendah (air) yang ditandai dengan adanya
perubahan warna air dari jernih menjadi merah keunguan. Waktu yang
diperlukan untuk difusi semakin lama semakin banyak karena ketika
kesetimbangan diameter hanya bertambah sedikit.
V. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai