Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Berdasarkan jumlah tipe sel
penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan
rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel
sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel.
Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem,
floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi
jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem
dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal
meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh,
dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami
pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni
yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut
hasil fotosintesis.
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi
tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan
dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni
jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan
berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang
biasanya mati.
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok
tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola
penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam
dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar.
Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk
silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula
1
yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada
daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam
jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan
silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur
(korteks).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari jaringan penyokong?
2. Bagaimana pendapat ahli mengenai kolenkim?
3. Bagaimana ciri-ciri dan bentuk jaringan kolenkim?
4. Bagaimana letak dan macam-macam jaringan kolenkim?
5. Apa pengertian jaringan sklerenkim?
6. Bagaimana struktur dan fungsi jaringan sklerenkim?
7. Apa saja macam-macam sel sklerenkim dan bagaimana letak jaringan
sklerenkim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari jaringan penyokong?
2. Untuk mengetahui pendapat ahli mengenai kolenkim?
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan bentuk jaringan kolenkim?
4. Untuk mengetahui letak dan macam-macam jaringan kolenkim?
5. Untuk mengetahui pengertian jaringan sklerenkim?
6. Untuk mengetahui struktur dan fungsi jaringan sklerenkim?
7. Untuk mengetahui macam-macam sel sklerenkim dan bagaimana letak
jaringan sklerenkim?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Penyokong


Jaringan penyokong (penguat) atau sering juga disebut dengan jaringan
mekanik (Mechanical Tissue) adalah jaringan yang memberi kekuatan dan
perlindungan terhadap tumbuhan. Jaringan mekanik memberi manfaat yang
besar bagi tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat. Tumbuh-tumbuhan ini
akan mengalami perkembangan menjadi dewasa, dengan batang dan ranting
yang besar dan pohon yang tinggi. Dengan keadaan dan pertumbuhan
demikian, jaringan penyokong akan dapat memberi kekuatan sehingga akan
ada perimbangan dalam pertumbuhannya, yang berarti tumbuh tumbuhan akan
dapat hidup dengan baik (Sutrian, 2011: 176).
Pada tumbuhan tingkat rendah jaringan mekanik tidak ada, pertumbuhan
atau perkembangan hidupnya hanya mengandalkan sel-sel yang berdinding
tipis. Dalam hal ini tegangan turgor atau tegangan dinding sel memegang
peranan penting. Namun tekanan turgor ini bergantung pada kadar air dalam
sel, apabila kandungan air sel berkurang karena tranpirasi tekanan turgornya
pun menjadi kurang dan dengan demikian maka sel-selnya menjadi lemah
(Sutrian, 2011: 177).
Peristiwa kekurangan air yang menyebabkan tumbuhan layu tidak hanya
terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, tumbuhan tingkat tinggi juga dapat
mengalami hal serupa. Hal ini disebabkan oleh tegangan jaringan yang
mengecil. Namun pengaruh kekurangan kadar air pada tumbuhan tingkat tinggi
dapat diatasi dengan adanya jaringan khusus, yaitu jaringan mekanik (Sutrian,
2011: 177).
Jaringan mekanik ini umumnya terdiri dari sel-sel yang berdinding tebal,
mengandung lignin dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding
selnya. Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini, maka
jaringan tersebut dibagi atas: kolenkim (collenchym) dan sklerenkim
3
(sclerenchym), yang keseluruhannya oleh Harberlandt dan Foster disebut
stereome (Sutrian, 2011: 177-178).

Gambar.1.Jaringan Kolenkim (kiri) dan jaringan Sklerenkim (kanan)


B. Pendapat Ahli Mengenai Kolenkim
Menurut para ahli, ternyata dengan terbentuknya penebalan-penebalan pada
dinding sel kolenkim, cukup memberi kekuatan yang seimbang pada organ-
organ tumbuhan, yang masih muda dan yang masih mengadakan pertumbuhan
dan perkembangan, sehingga tumbuhan dapat ditetapkan tumbuh dengan baik.
Bagi tumbuhan rumput-rumputan dan tumbuhan basah, ternyata jaringan
kolenkim itu merupakan jaringan satu-satunya pemberi kekuatan pada organ-
organnya bagi kelangsungan pertumbuhannya yang baik (Sutrian, 2011: 181).
Menurut Sutrian (2011: 182-183) ada beberapa pendapat para ahli mengenai
jaringan kolenkim, yaitu sebagai berikut:
1. De Bary
Dengan obyek penelitiannya pada tumbuhan Tilia, Acer dan Aesculus, ia
menyatakan bahwa pada tumbuh-tumbuhan tersebut, sel-sel pada jaringan
kolenkimnya akan bertambah besar , yang dalam hal ini dinding selnya
menjadi menipis. Menurut pendapatnya kenyataan ini adalah karena
terjadinya pengurangan kandungan mineral atau dapat pula karena
pembentangan dan pengeringan (“dehydration“) pada dinding selnya. Tidak
jarang pula berlangsungnya pengayuan pada jaringan kolenkim, yang
menurut pendapatnya kemungkinan sangat berkaitan dengan
berlangsungnya penebalan-penebalan sekunder .

4
2. Funk dan Went
Berlangsungnya pengayuan atau penebalan-penebalan zat kayu pada
kolenkim, dapat menjadikan perubahan kolenkim tersebut menjadi
sklerenkim, terutama pada tumbuh-tumbuhan yang organ-organnya sudah
tetap.
3. Kerr dan Bailey
Mereka sangat memperhatikan pembentukan dinding sel-sel kolenkim, yang
dari hasil penelitiannya mengemukakan beberapa pendapat sehubungan
pembentukan dinding sel-sel tersebut, sebagai berikut:
a. Bahwa dinding sel-sel kolenkim itu sebelumnya sel-selnya mencapai
derajat besar dan ukuran yang tetap, akan mengalami penebalan-
penebalan
b. Penebalan-penebalan tersebut kaya akan zat pectin
c. Penebalan-penebalan yang dimaksud itu ternyata dapat mengalami
pengurangan kembali atau lenyap, sehingga cenderung menunjukkan
tidak terjadi perubahan.
4. Venning
Ia telah mengemukakan pendapatnya, bahwa goyangan-goyangan angin
pada tumbuhan yang terjadi secara terus-menerus selama pertumbuhannya,
akan sangat berpengaruh dalam hal berlangsungnya pertambahan derajat
penebalan pada dinding sel-sel kolenkim. Tentang lenyapnya kembali atau
berkurangnya kembali penebalan-penebalan yang telah berlangsung karena
munculnya jaringan phellogen atau karena terjadinya kerusakan pada sel-sel
kolenkim itu. Dan jaringan tersebut akan melangsungkan penyembuhan
kembali atas kerusakan-kerusakan tadi.
Kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penunjang tubuh
tummbuhan yang sedang aktif tumbuh. Jaringan ini ialah jaringan yang
homogen, yakni tersusun dari satu macam sel yaitu sel kolenkim. Sel-selnya
berdinding sel yang tidak berlignin dan sel-selnya masih aktif atau hidup.
Kolenkim (collenchyma) berasal dari bahasa Yunani yaitu “colla” yang artinya
jernih. Nama ini sangat berkaitan dengan sifat-sifat dari selnya yang
5
mempunyai dinding-dinding sel yang jernih, tampak putih mengkilat, apabila
dilihat di bawah mikroskop (Sutrian, 2011: 179).
Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian oleh Conh. Conh menyatakan
bahwa dinding sel kolenkim memiliki sekitar 67% kandungan air, dan pada
temperatur terlalu tinggi dinding selnya itu tidak dapat mengabsorpsi air,
sehingga lamella-lamella selulosa yang terdapat pada dinding sel kolenkim
menjadikan dinding sel tersebut mempunyai indeks bias yang cukup besar
terhadap cahaya dan oleh sebab itulah jaringan kolenkim ini tampak bersih,
jernih, dan mengkilat seperti nakre (dinding sel primer tebal yang terdapat pada
unsur-unsur tapis didalam cangkang mutiara) apabila dilihat di bawah
mikroskop (Sutrian, 2011: 181).

Gambar 2. Jaringan Kolenkim


Menurut para ahli, ternyata bahwa dengan terbentuknya penebalan-
penebalan pada dinding sel kolenkim cukup member kekuatan yang seimbang
pada organ-organ tumbuhan yang masih muda dan yang masih mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan sehingga dapat tumbuh dengan baik. Bagi
tumbuh-tumbuhan rumput-rumputan atau tumbuhan basah jaringan kolenkim
merupakan satu-satunya pemberi kekuatan pada organ-organnya bagi
keberlangsungan pertumbuhannya (Sutrian, 2011: 181).
C. Ciri-ciri dan Bentuk Jaringan Kolenkim
Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip dengan prokambium dan
tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel
isodiametris meristem dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk
agak memanjang dan biasanya berdinding tebal (Mulyani, 2006: 114).
Kolenkim dewasa adalah jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang
yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal
6
yang tidak berlignin. Meskipun demikian kolenkim dewasa lebih mudah rusak
daripada kolenkim muda. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi
keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding
sekunder yang berlignin. Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan
dinding terluar. Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan
penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang
(persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
Sklerifikasi merupakan keadaan dimana sel kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago
sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim
berubah menjadi sklrenkim (Mulyani, 2006: 118).
Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan
lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela,
dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung
lignin. Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal
mengelilingi lapisan pertama. Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela
berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim
tidak tampak. Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah
dinding mengalami sklerifikasi. Lamela tambahan berkembang ke arah
sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit mengecil (Mulyani, 2006: 119).
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Ada yang berbentuk prisma
pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung
meruncing. Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian
kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi. Dalam bagian tanaman yang
sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian
bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih
awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman
yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu (Mulyani, 2006: 115-116).
D. Letak dan Macam-Macam Jaringan Kolenkim

7
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan
buah. Sedangkan pada akar, jaringan kolenkim ini jarang sekali ditemukan. Hal
ini diperkuat oleh Guttenberg dan Van Fleet. Mereka mengemukakan hasil
penelitian bahwa memang benar jaringan kolenkim ini jarang terdapat dalam
akar tumbuhan. Akan tetapi sekiranya akar-akar tumbuhan itu menjulang di
atas tanah ada kalanya jaringan kolenkim ini terdapat pula dalam akar-akar
tumbuhan. Lain pula pendapat Falkenberg (1970), menurut hasil penelitiannya
jaringan kolenkim tidak terdapat pada batang dan daun dari kebanyakan
tumbuhan yang tergolong monocotyledoneae, karena pada organ-organ
tumbuhan tersebut ternyata telah berkembang lebih dahulu jaringan mekanik
dari macam jaringan sklerenkim (Mulyani, 2006: 115).
Yang benar kolenkim itu memang biasanya terdapat pada batang dan daun
yaitu pada bagian perifirnya, tepat dibawah epidermis . Biasanya kolenkim
yang terdapat langsung di bawah epidermis seringkali dinding epidermis
menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim. Tetapi
terkadang terdapat pula satu atau dua lapisan parenkim diantara epidermis dan
kolenkim (Sutrian, 2011: 180).
Sedangkan pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau
tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang. Pada daun,
kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta
terdapat pula sepanjang tepi daun (Mulyani, 2006: 115).
Menurut Mulyani (2006: 116), berdsarkan tipe penebalan dindingnya,
kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel.
Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra,
Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia.
b. Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada
penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat
bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex,
8
Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum
tuberosum dan Atropa belladonna.
c. Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang
berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai
beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea, dan
Asclepias dan pada batang Ambrosia.
d. Kolenkim cincin (anular Kolenkim)
Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe
kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak
melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan
terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel
secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk
sudutnya.
E. Pengertian jaringan sklerenkim
Sklerenkim diambil dari kata Yunani yang merupakan kombinasi dari kata
sclerous yang artinya keras, dan kata enchyma yang berarti “infusion”, yang
arti keseluruhannya dimaksudkan pada kerasnya dinding sel. Jaringan
sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh
tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati
yang seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-
selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat
memanjang. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding
sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan
tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu
(sklereid) (Sumardji, 2009: 57).
Menurut Sutrian (2011: 186), ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu:
1. Selnya mati

9
2. Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel.
Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada
dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal
3. Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun
4. Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras.
5. Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel
dewasa
6. Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2
tipe : serat (fibre) atau sklereid
7. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing
pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
8. Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik
dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
9. Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir
disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).
F. Struktur dan Fungsi jaringan sklerenkim

Gambar 3. jaringan Sklerenkim


Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan
atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi
segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah,
melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan
dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan.
Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati.
Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang

10
terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu fiber
dan sklereid (Sutrian, 2011: 186).
Serat-serat sklerenkim (Fibers) terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ±
2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan
sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu
dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat
ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya
sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat
sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat
terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan. Serat-serat sklerenkim
terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah atau dalam bentuk lingkaran
di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam
xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu
sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan
epidermis (Sutrian, 2011: 186).
Menurut Sumardji (2009: 59), ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu
sebagai berikut:
1. Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) serat ekstraxilari ada yang berlignin dan
ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung
goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian
2. Serat Xilem (Xilari) Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu
karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya
keras dan kaku
Sel-sel batu (Sklereid) terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam
korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang
mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan,
kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai
noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut
saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan
dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau
kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging
11
buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa
yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel batu ini. Sklerenkim ada dua
jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit
kacang atau kulit biji (Sutrian, 2011: 187).
G. Macam-Macam Sel Sklerenkim dan Letak Jaringan Sklerenkim
Menurut Mulyani (2006: 125), sel sklerenkim dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Sklereid
Menurut Mulyani (2006: 128), sklereid terdapat di berbagai tempat dalam
tubuh tumbuhan. Sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara
sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid dapat dibagi empat macam:
1. Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik,
misalnya floem kulit kayu pohon
2. Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit
biji, misalnya pada leguminosae
3. Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang
membesar kadang-kadang sedikit bercabang
4. Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering
terdapat pada daun.
b. Serat

Gambar 4. Serat-Serat Sklerenkim

12
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat paling sering
ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam tubuh,
dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem merupakan bagian
jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, yakni jaringan yang
menghasilkan jaringan pembuluh. Dua macam serat xilem dibedakan
berdasarkan tebal dinding dan noktah adalah serat libriform dan serat trakeid.
Serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di luar xilem, misalnya ditemukan
dalam korteks atau dalam floem sebagai bagian dari floem.
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian
dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks,
perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian
keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian
tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung
kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman
menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan
pengangkut (Sumardji, 2009: 61).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun memaparkan beberapa kesimpulan yang penyusun
dapatkan dalam proses mulai tahap studi literatur dan pembahasan diantaranya,
yaitu:
1. Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai penunjang
tubuh tummbuhan yang sedang aktif tumbuh. Ukuran dan bentuk sel
kolenkim beragam. Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim,
atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing. Jaringan ini ialah
jaringan yang homogen, yakni tersusun dari satu macam sel yaitu sel
kolenkim. Kolenkim dibagi menjadi kolenkim sudut, lamella, lacuna, cincin.
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan
buah. Sedangkan pada akar, jaringan kolenkim ini jarang sekali ditemukan.
2. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong dengan dinding
sekunder yang tebal dan terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah
dewasa Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu dindingnya keras, berlignin, dan
mengandung selulosa. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat
sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid). Sklerenkim berfungsi untuk
menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan
yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik,
melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan
pelindung tumbuhan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di
antara xilem dan floemSaran
B. Saran
Pada makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan, sehingga sangat
diperlukan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini kedepannya. Serta
kami berharap makalah ini dapat membantu dalam proses belajar dan dapat
menambah wawasan pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Sumardji, Damir. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC

Sutrian, Yayan. 2011. Anatomi Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan).Edisi


revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta

www.fp.unud.ac.id./anatomi-dan-morfologi-tanaman/diakses pada tanggal 24


November 2017

15
Pertanyaan:

1. Yeny Aprilia (Kelompok 2)


Bagaimana proses pembentukan serat pada tumbuhan?
Dijawab oleh: Awindi Cahyani
serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm
dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel
yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan
mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini
berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit
yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim
pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya
pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.

Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisah-pisah


atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-
kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat
sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk
yang dihubungkan dengan epidermis

16
2. Eden Margareth Pardosi (Kelompok 4)
Mengapa jaringan sklerenkim memiliki struktur yang lebih kuat dibandingakan
jaringan kolenkim? Sebutkan kedua contohnya!
Dijawab oleh: Yessi Maulida Mardian
Karena pada jaringan sklerenkim terdapat penebalan lignin seperti yg kita
tahu bahwa sifat lignin adalah kaku keras sehingga jaringan sklerenkim lebih
keras dibanding jaringan kolenkim yg terdiri dari selulosa dan hemiselulosa.
Contoh jaringan koenkim dapat dilihat pada epidermis batang, tangkai daun,
tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Pada daun seledri misalnya, jaringan
kolenkim ini memberikan tekstur yang bergelombang pada daun tersebut
sedangkan jaringan sklerenkim memiliki fungsi untuk melindungi bagian-
bagian lunak yang berada dibagian lebih dalam contohnya pada kulit biji jarak,
tempurung kelapa dan kenari.
3. Andika (Kelompok 5)
Jelaskan secara anatomi tentang kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau
tersusun menjadi berkas memanjang sejajar sumbu batang!
Dijawab oleh: Beffi Rahmadi
Karena bentuk jaringan itu erat kaitannya dengan fungsinya, berkaitan
dengan fungsinya untuk menguatkan batang, jaringan kolenkim bentuknya
silinder penuh memanjang dan sejajar dengan sumbu batang hal itu bertujuan
agak semakin memperkokoh batang agar tidak mudah terkena tekanan
sehingga tidak mudah patah yang struktur anatominya dilapisi oleh selulosa
dan hemiselulosa.
4. Sonia Ade Riska (Kelompok 6)
Menurut Kerr dan Bailey, mengapa penebalan dinding mengalami
pengurangan kembali atau lenyap?
Dijawab oleh: Resi Itke Limbongan
Karena setiap sel nanti akan mengalami penurunan bagian dari siklus
kehidupan dan bersifat irreversible atau tidak bisa kembali ke bentuk semula
jadi akan mengalami penurunan dan akan mati lalu digantikan oleh sel yg baru.

17
5. Lia Agustina (Kelompok 1)
Bagaimana bentuk dinding tangensial sel? Berikan contohnya!
Dijawab oleh: Fransiska E.G Sihotang
Sel kolenkim tangensial memiliki dinding sel yang tebal hanya ketika
mereka sejajar dengan permukaan struktur di mana mereka ditemukan atau
penebalan yang terjadi di dinding sel yang sejajar pada permukaan organ
sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papan yang berderet-deret.
Penebalan ini memungkinkan untuk kekuatan yang lebih besar dan dukungan
untuk lapisan luar struktur tanaman, apakah itu sebuah batang atau daun.
Contohnya pada tanaman Sambucus sp. Berikut adalah contoh dinding
tangensial sel:

18

Anda mungkin juga menyukai